Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65125 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Sahat Khrisfianus
"ABSTRAK
Suatu tindakan agresi dapat diterima dan dibiarkan oleh individu karena
dipersepsi legitim. Studi ini hendak menguji hipotesis bahwa keterancaman sistem
mempengaruhi persepsi legitimasi suatu tindakan agresi. Menurut system
justification theory, setiap individu berupaya untuk membela dan memberi
pembenaran terhadap sistem di mana ia menjadi bagiannya, khususnya ketika
sistem berada dalam keterancaman (system threat). Melalui metode eksperimen,
keterancaman ini diuji pada dua domain: sistem sosiopolitik dan sistem agama.
Dalam studi 1, keterancaman sistem sosiopolitik pada partisipan
mahasiswa tidak memberi efek yang signifikan terhadap persepsi legitimasi
perilaku agresi. Begitu pula halnya pada studi 2, tidak efek dari keterancaman
sistem agama eterhadap persepsi legitimasi agresi pada partisipan mahasiswa yang
diberi kondisis keterancaman tinggi. Meski tidak didapatkan perbedaan nilai yang
signifikan antara persepsi legitimasi agresi dalam kondisi keterancaman tinggi dan
keterancaman rendah, ada interaksi pada domain agama.
ABSTRACT
An act of aggression is acceptable and tolerated because people perceive it
legitimate. This study test hypothesis that system threat effects on perceived
legitimacy of aggression. According to system justification theory, every
individual seeks to defend and justify their system, especially when the system is
under threat. Through experimental methods, system threat tested on two
domains: socio-political systems and religious systems.
In study 1, high threat exposure on socio-political systems have no
significant effect on the perception of the legitimacy of aggressive behavior.
Similarly, in study 2, no effect of system threat on perceived legitimacy of
aggression to participants who were given high threat condition on their religious
system. Although no significant effect were proven statistically from the two
experiments, we found there were slight interaction between system threat and its
effect on perceived legitimacy of aggression for religion domain."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kalyanamitra (Pusat Komunikasi dan Informasi Perempuan), 2005
364.1 KAL k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Ananda
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan pada remaja laki-laki. Partisipan penelitian ini berjumlah 301 orang yang terdiri dari remaja laki-laki di komunitas umum dan remaja laki-laki di lembaga pemasyarakatan. Pengukuran paparan terhadap kekerasan menggunakan alat ukur KID-Screen for Adolescent Violence Exposure (KID-SAVE) (Flowers et al., 2000) dan pengukuran sikap terhadap kekerasan menggunakan alat ukur Attitudes Towards Violence Scale (ATVS) (Funk et al., 1999).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan pada remaja laki-laki (r = 0.442; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi paparan terhadap kekerasan yang dialami seseorang, maka semakin positif sikapnya terhadap kekerasan. Analisis tambahan menemukan perbedaan paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan yang siginifikan antara partisipan yang berada di komunitas umum dan di lembaga pemasyarakatan.

This research was conducted to find the correlation between exposure to violence and attitude toward violence among adolescent boys. The participants of this research are 301 adolescent boys who lived in general community and correctional institution. Exposure to violence was measured using an adaptation of KID-Screen for Adolescent Violence Exposure (KID-SAVE) scale (Flowers et al., 2000) and attitudes toward violence was measured using an adaptation of Attitudes Towards Violence Scale (ATVS) (Funk et al., 1999).
The results showed that there is a significant correlation between exposure to violence and attitude toward violence (r = 0.448; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher the exposure to violence experienced, the more positive one’s attitude toward violence. Additional analysis also find significant differences in exposure to violence and attitude toward violence between participants who lived in general community and correctional institution.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engelbertus Wendratama
2021: Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media), 2021
e20518158
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Armalita Surti Nurachman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor demografis (usia, pendidikan terakhir ayah, dan pendidikan terakhir ibu), individual (psychlogical distress, self-esteem, serta time perspective untuk dimensi orientasi masa depan dan masa kini), dan lingkungan (paparan terhadap kekerasan) yang secara signifikan mempengaruhi kemunculan perilaku kriminalitas berkekerasan pada remaja laki-laki. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 274 orang yang terdiri dari 88 remaja laki-laki di lembaga pemasyarakatan yang memiliki status tahanan kriminalitas berkekerasan dan 186 remaja laki-laki di komunitas yang bersekolah di sekolah dengan akreditasi B. Masing-masing variabel diukur secara kuantitatif pada seluruh partisipan dan analisis logistic regression digunakan untuk melihat variabel yang secara signifikan memiliki pengaruh terhadap perilaku kriminalitas berkekerasan pada kedua kelompok tersebut. Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel usia, pendidikan terakhir ayah, dan paparan terhadap kekerasan terhadap kemunculan perilaku kriminalitas berkekerasan pada remaja laki-laki di lembaga pemasyarakatan dan komunitas.

This study aimed to determine the demographic factors (age, father's education level, and mother's education level), individual factors (psychological distress, self-esteem, and time perspective dimension of orientation to the future and the present), and environment factor (exposure to violence) that significantly affect the emergence violent criminal behavior among male adolescents. Participants in this study amounted to 274 people, consist of 88 male adolescents in incarceration that has the status of violent crimes inmates and 186 male adolescent in the community who attend schools with accreditation B. Each variable measured quantitatively on all participants and logistic regression was used to analyze which variables that had a significant influence on violent criminal behavior among both groups. Results from this study is that there is a significant influence of the variables age, father's education level, and exposure to violence on the emergence violent criminal behavior among male adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Akbar
"Sebagai negara yang menandatangani Deklarasi Umum PBB tentang Hak Asasi Manusia tahun 1948 pemerintah Indonesia berkewajiban mengikuti berbagai mekanisme HAM Internasional. Salah satunya, Indonesia telah menyampaikan laporan dalam Universal Periodic Review 3rd Cycle, dalam laporan tersebut terdapat diskursus yang dibawa oleh pemerintah. Banyak diskursus yang dibawa oleh pemerintah, salah satunya adalah diskursus kekerasan terhadap anak yang berasal dari teks yang biasa disebut sebagai kekerasan diskursif. Berdasarkan konstitutif kriminologi wacana kekerasan dibangun melalui kontrol ideologi dan reproduksi diskursus, praktik diskursif, membangun realitas melalui dominasi legal dan membangun klaim. Proses konstruksi diskursus dianalisis menggunakan metode analisis wacana kritis. Wacana kekerasan yang dibangun merupakan pelanggaran HAM dan state crime, menggunakan pemikiran kriminologi kritis diskursus tersebut dianalisis sebagai sebuah kejahatan. Kekerasan diskursif tersebut dibangun dalam suatu struktur sosial di masyarakat sehingga dapat dilihat sebagai suatu kekerasan struktural.

As a party to the UN Delcaration on Human Rights in 1948 the Indonesian government is obliged to follow international human rights mechanisms. One of them, Indonesia has submitted a report in the Universal Periodic Review 3rd Cycle, in the report there are discourses brought by the government, one of the discourses is discourse of violence against Childrens derived from the text commonly referred as discursive violence. Based on constitutive criminology the discourse of violence is established through the control of the ideology and reproduction of discourse, discursive practice, building reality through legal domination and establishing claims. The discourse construction process is analyzed using critical discourse analysis methods. The violent discourse that is built is a violation of human rights and state crimes, using critical criminological thinking the discourse is analyzed as a crime. Such discursive violence is built in a social structure in society so it can be seen as a structural violence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pangesti Dimas Tri Purnami
"Skripsi ini membahas tentang multiple victimization perempuan korban KDRT yang menjalani proses hukum (pidana dan perceraian). Penelitian dilakukan dengan melihat bagaimana viktimisasi terjadi di tiga ranah kehidupan perempuan, yaitu viktimisasi ranah domestik, ranah hukum, dan ranah sosial masyarakat (pasca keseluruhan proses hukum) dengan menggunakan teori feminis hukum yang menjelaskan bahwa gender berpengaruh terhadap ketidakadilan hukum yang dialami perempuan, dan feminis radikal yang menjelaskan bahwa opresi terhadap perempuan terjadi di hampir keseluruhan hidup perempuan. Dua orang perempuan korban KDRT yang menjalani proses hukum menjadi subjek penelitian yang pengalamannya digunakan untuk melihat bagaimana multiple victimization pada perempuan korban KDRT yang menjalani proses hukum adalah sebuah bentuk opresi terhadap perempuan.
This thesis studying about multiple victimization on women who become a victim on domestic violence who through on law process (criminal law and divorce). Research conducted by looking how victimization occurred in three domain of women life, domestic sphere, the legal sphere, and social aspect of the community (after the whole process of law). Using the feminist legal theories that explain about how gender affect the legal injustices experienced by women, and radical feminists where explain that the oppression of women occurs almost the entire life of women. Two women as a victim of domestic violence who undergo the legal process is the subject of research whose experiences are used to analyze this research. Critical approach is used to see how multiple victimization of women victim of domestic violence who through the legal process is a form of oppression of women."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahara Zulfikar
"Penelitian ini berisi tentang perlindungan perempuan korban KDRT pada masa pandemi Covid-19 dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peningkatan angka kasus kekerasan terhadap perempuan khususnya KDRT pada masa pandemi Covid-19. Keterbatasan ruang gerak serta menurunnya perekonomian menimbulkan frustasi bagi sebagian besar masyarakat yang dapat meningkatkan agresivitas. Perempuan sebagai kelompok rentan, memiliki potensi yang tinggi untuk menjadi korban kekerasan. Sehingga, urgensi dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat upaya perlindungan yang dilakukan oleh Komnas Perempuan sebagai Lembaga Nasional Hak Asasi Manusia dalam rangka mencegah dan menanggulangi kekerasan terhadap perempuan serta meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan perempuan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada Mei 2022 hingga Oktober 2022 melalui studi literatur dan wawancara semi terstuktur pada lima informan dari Komnas Perempuan, LBH Apik Jakarta dan Yayasan Pulih. Kelima informan tersebut dipilih menggunakan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria informan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam melakukan upaya perlindungan perempuan korban KDRT pada masa pandemi Covid-19, Komnas Perempuan memberikan rekomendasi kebijakan ke berbagai lembaga pemerintah, melakukan layanan pengaduan dan rujukan serta melakukan Kampanye 16 HAKTP setiap tahunnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya dalam mata kuliah Perundang-undangan Sosial terkait dengan perlindungan sosial dan mata kuliah Kebijakan dan Perencanaan Sosial terkait dengan kebijakan sosial.

This research is about protection of women victims of domestic violence during the Covid-19 pandemic from the Social Welfare Science discipline. This research is motivated by an increase in the number of cases of violence against women, especially domestic violence during the Covid-19 pandemic. Space limitations as well as economic decline cause frustration for the majority of society which can increase aggressiveness. Women as a vulnerable group, have a high potential to become victims of violence. Therefore, the urgency of doing this research is to see the social advocacy efforts made by the National Commission on Violence Against Women as a National Human Rights Institution in order to prevent and cope with violence against women as well as increasing the protection of women in Indonesia. This research is a qualitative research with descriptive research design. Data collection was carried out from May 2022 to October 2022 through literature studies and semi-structured interviews with five informants from the National Commission on Violence Against Women, LBH Apik Jakarta and Yayasan Pulih. The five informants were selected using a purposive sampling technique according to the informant critetia needed in this research. This research showed that in doing protection of women victims of domestic violence during the Covid-19 pandemic, the National Commission on Violence Against Women provide policy recommendations to various government institutions, carry out complaint and referral services as well as doing 16 HAKTP Campaign every year. The results of this research are expected to be able to contribute in Social Welfare Science study program especially in social law course related to social protection and social policy and planning courses related to social policies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Harjati
"Tesis ini berfokus pada hubungan Budaya sekolah (School Culture) dengan bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi di pondok pesantren. School culture yang dibahas meliputi nilai dan norma yang diyakini dan digunakan sebagai landasan
dalam proses pendidikan di pondok pesantren. Tesis ini juga mendeskripsikan relasi kekuasaan antara Kyai, Guru dan Santri. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif studi kasus dengan menjadikan pondok pesantren Miftahul Khaer sebagai objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kultural dan nilai-nilai agama mendominasi seluruh proses pendidikan di pondok pesantren. Nilai-nilai ini berkontribusi dalam memberikan ruang bagi munculnya kekerasan dalam proses pendidikan di pondok pesantren. Nilai-nilai seperti konsep kepatuhan murid terhadap guru memberi ruang bagi guru untuk melakukan kekerasan. Bentuk kekerasan yang terjadi di pondok pesantren adalah kekerasan fisik yang diwujudkan dalam aturan tertulis. Bentuk kekerasan lainnya
adalah kekerasan psikis dalam bentuk intimidasi dan ancaman. Pelaku kekerasan adalah guru dan santri senior, sedangkan yang menjadi korban adalah santri junior. Relasi kekuasaan di pondok pesantren di dominasi oleh pimpinan pondok yang secara penuh mengendalikan kehidupan pesantren. Akhirnya penelitian ini
menyarankan bahwa pondok pesantren perlu mengembangkan model disiplin dengan meninggalkan cara-cara kekerasan yang selama ini digunakan. Selain itu, penelitian ini juga menyarankan pemerintah dan masyarakat agar berperan dengan lebih aktif dalam penyelenggaraan pendidikan di Pondok Pesantren.

This thesis focused on the relationship between the School Culture and forms of
violence occured in islamic boarding school. School culture discussed herein comprises values and norms admitted and applied as the underlying bases of the schools education process. This also describes the relationship between the elders, teachers and pupils. This study is a qualitative case study by making the Miftahul Khaer boarding school as its object. The study result showed that both cultural
and religious values dominate the whole education process in the school. Such values contributes providing gaps for violence to occur within the process of education in the school itself. Such values as pupils obedience toward teachers do give the teachers chance to act violent. Violences occured in the school are being physical which realized in expressed rules, while other form of violence are more
psychological by intimidations and threats. Subject of violence are teachers and senions pupils, while their victims are junior pupils. Relations of authority in the Islamic boarding school is dominated by its chairman who, absolutely controls the life of the school. This study suggests that islamic boarding school need to develop a disciplinary model by leaving behind violent manners applied thus far. In addition, this study also suggests that the government and the society to be more involved actively in education of the islamic boarding school.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Taufikurrahman Badruzzaman
"Pada studi terdahulu, ekspresi emosi pelapor ditemukan berperan dalam mempengaruhi persepsi kredibilitas laporan kasus kekerasan seksual. Meskipun ekspresi emosi pelapor tidak berkaitan dengan kejujuran dan kebenaran laporan, laporan yang menunjukkan pelapor dengan ekspresi emosi negatif ditemukan lebih dipersepsikan kredibel dibanding laporan dari pelapor dengan ekspresi emosi netral atau disebut juga sebagai Emotional Victim Effect (EVE). Untuk lebih jauh memahami pengaruh EVE pada persepsi kredibilitas laporan kasus kekerasan seksual, peneliti melakukan penelitian eksperimen dengan melibatkan petugas kepolisian Indonesia (N=140) yang direkrut melalui Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian dan Unit Pengaduan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya. Partisipan polisi mendapatkan video stimulus yang berisikan tayangan seorang perempuan dewasa muda melaporkan kekerasan seksual yang dialaminya. Peneliti melakukan manipulasi variabel ekspresi emosi yang mempresentasikan pelapor dengan ekspresi emosi negatif dan ekspresi emosi netral. Temuan utama menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari ekspresi emosi negatif pelapor terhadap persepsi petugas polisi terkait kredibilitas laporan kekerasan seksual. Namun, temuan eksploratif menunjukkan adanya kehadiran EVE pada dua aspek persepsi kredibilitas laporan dari pelapor dengan ekspresi emosi negatif. Temuan penelitian ini menyarankan adanya peningkatan kapasitas bagi petugas polisi terkait isu korban kekerasan seksual dan juga pengembangan metode dalam investigasi kredibilitas yang lebih objektif dan akurat.

Previous studies shown that the emotional expression of complainant was found to play a role in influencing the credibility of sexual violence allegation report cases. Although complainant's emotional expression is not related to the honesty and veracity of the complainant's statement, reports from complainant with negative emotional expressions were found to be perceived as more credible than reports from complainant with neutral emotional expressions or also known as the Emotional Victim Effect (EVE). To further understand the effect of EVE on perceived credibility of sexual violence case reports, researcher conducted an experimental study involving Indonesian police officers (N=140) who were recruited from Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian and Special Unit for Women and Children Case or Unit Pengaduan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya. Police participants received a stimulus video containing footage of a young adult woman reporting sexual violence she had experienced. Present study manipulated the emotional expression variable which presented the complainant with negative emotional expressions and neutral emotional expressions. The main finding show that there is no significant effect of complainant's negative emotional expressions on police officer perceptions regarding the credibility of the sexual assault report. However, exploratory findings indicate the presence of EVE on two aspects of the perceived credibility of report from complainant with negative emotional expressions. The findings of this study suggest capacity building for police officers regarding the issue of victims of sexual assault and also the development of methods in investigating credibility that are more objective and accurate."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>