Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125484 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewy Haryanti Parman
"Gagal Ginjal Terminal dengan adekuasi nutrisi sangat penting bagi kualitas hidup pasien hemodialisis, namun sering tidak dapat terpenuhi akibat beberapa faktor seperti ketidakpatuhan pasien terhadap diet, atau efek dari uremia yang menyebabkan penurunan nafsu makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan adekuasi nutrisi terhadap kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional dengan total sampling, dengan perhitungan rumus jumlah sampel di dapatkan minimal 53 sampel namun untuk lebih meningkatkan tingkat kepercayaan pada penelitian ini maka digunakan total sampling sebanyak 65 responden.
Analisis hasil penelitian yang menggunakan Chi-Square (bivariat) dengan α=0,05, didapatkan hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh, Albumin, Feritin, TIBC, HDL, trigliserida, LDL, kalori, protein, lemak, adekuasi nutrisi dengan kualitas hidup dengan nilai p berkisar antara p=0,0005 ? 0,33, Pada penelitian ini disimpulkan bahwa adekuasi nutrisi dapat memberikan manfaat terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Prieska Precilia
"ABSTRAK
Pasien gagal ginjal terminal dengan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis dapat meningkatkan harapan hidupnya, namun kualitas hidup yang rendah pada pasien tersebut masih banyak ditemui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor risiko pada kualitas hidup terkait kesehatan pasien hemodialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2014. Sebanyak 94 responden yang diteliti menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF dan ditemukan sebesar 51,1% responden memiliki kualitas hidup terkait kesehatan yang buruk. Responden dengan kategori usia muda (75,5%), laki-laki (57,4%), berpendidikan tinggi (80,9%), berstatus tidak bekerja (66,0%), berpenghasilan rendah (61,7%), berstatus gizi baik menurut lingkar otot lengan atas (67,0%),memiliki komorbiditas (75,5%), dan dengan tingkat aktivitas fisik rendah (11,7%). Pendidikan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,024, OR=4,324). Pendapatan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,005, OR= 3,972). Ahli gizi dan staff dapat membantu meningkatkan pengetahuan pasien tentang terapi gizi terkait penyakitnya yang disesuaikan dengan pendapatannya, sehingga pasien dapat mempertahankan status gizinya dan meningkatkan kualitas hidupnya.Pasien gagal ginjal terminal dengan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis dapat meningkatkan harapan hidupnya, namun kualitas hidup yang rendah pada pasien tersebut masih banyak ditemui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor risiko pada kualitas hidup terkait kesehatan pasien hemodialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2014. Sebanyak 94 responden yang diteliti menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF dan ditemukan sebesar 51,1% responden memiliki kualitas hidup terkait kesehatan yang buruk. Responden dengan kategori usia muda (75,5%), laki-laki (57,4%), berpendidikan tinggi (80,9%), berstatus tidak bekerja (66,0%), berpenghasilan rendah (61,7%), berstatus gizi baik menurut lingkar otot lengan atas (67,0%),memiliki komorbiditas (75,5%), dan dengan tingkat aktivitas fisik rendah (11,7%). Pendidikan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,024, OR=4,324). Pendapatan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,005, OR= 3,972). Ahli gizi dan staff dapat membantu meningkatkan pengetahuan pasien tentang terapi gizi terkait penyakitnya yang disesuaikan dengan pendapatannya, sehingga pasien dapat mempertahankan status gizinya dan meningkatkan kualitas hidupnya.

ABSTRACT
ESRD patient with maintenance hemodialysis therapy can increase its life expectancy, but its quality of life is found relatively low in many patients. This research is objected to know the difference proportion of some factors of health related quality of life (HRQOL)in hemodialysis patients. Among 94 samples of hemodialysis patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo were participated in this crossectional study.Using WHOQOL-BREF questionnaire there wasfound 51,1% respondent havelow HRQOL. Respondent within the young age category is 75,5%, proportion of male respondent is 57,4%,higher education category is80,9%, unemployeed respondent is 66%, low income category is 61,7%, low nutrition status based on mid arm muscle circumference 67,0%, having comorbidity is 75,5%, and low activity level is 11,7%. Education has a significant relation with health related quality of life (p= 0,024, OR=4,324). Income has a significant relation with health related quality of life (p= 0,005, OR= 3,972). Dietitian and staff can help the patients toincrease their knowledge on nutrition therapy that fit with their disease condition and income, so that patients be able to maintain their nutritional status and increase their quality of life.
"
2014
S55179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Yulianti
"Latar belakang. CAPD merupakan modalitas dialisis yang berkembang di Indonesia. Status nutrisi dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kesintasan pasien CAPD. Indonesia belum memiliki data mengenai status nutrisi pasien CAPD, serta faktor-faktor yang berkorelasi dengan status nutrisi pada kelompok pasien tersebut.
Tujuan. Mengetahui faktor-faktor yang berkorelasi dengan status nutrisi pada pasien CAPD.
Metode. Penelitian potong lintang dilaksanakan di poliklinik CAPD RSCM dan RS PGI Cikini bulan Desember 2012 sampai Mei 2013. Status nutrisi dinilai dengan Malnutrition Inflammation Score. Inflamasi didapatkan dari pemeriksaan hsCRP. Asidosis metabolik didapatkan dari pemeriksaan HCO3 vena. Asupan energi dan protein harian didapatkan dari analisis food record dengan menggunakan program FP2. Usia dan lama menjalani CAPD didapatkan dari kartu identitas dan rekam medis. Analisis bivariat dilakukan dengan metode Pearson atau Spearman/Kendall. Analisis tidak dilanjutkan ke analisis multivariat karena distribusi status nutrisi sebagai variabel tergantung tidak normal.
Hasil. Dari 44 subjek penelitian, didapatkan 75% subjek penelitian memiliki status nutrisi baik. Rerata usia 48,4+12,6 tahun. Median lama menjalani CAPD adalah 20,5 bulan (2-94 bulan) dan median kadar hsCRP sebesar 2,8 mg/L (0,2-204,2 mg/L). Rerata kadar HCO3 sebesar 25,2+2,3 mEq/L. Rerata asupan energi adalah 37,3+ 9,3 kkal/kg/hari dan rerata asupan protein 1,0+ 0,3 gram/kg/hari. Faktor inflamasi berkorelasi dengan status nutrisi pada pasien CAPD (r=0,433; p=0,003).
Simpulan. Faktor yang berkorelasi dengan status nutrisi pada pasien CAPD adalah inflamasi. Korelasi antara usia, lama menjalani CAPD, asupan energi dan protein serta asidosis metabolik dengan status nutrisi belum dapat dibuktikan pada penelitian ini.

Background. CAPD is a developing dialysis modality in Indonesia. Nutritional status is considered as one of determinant factor in CAPD patients survival. There is no data regarding nutrional status and correlated factors with nutritional status in CAPD patients in Indonesia.
Objectives. To know correlated factors with nutritional status in CAPD patients.
Methods. A cross sectional study was conducted in CAPD clinic at Cipto Mangunkusumo and Cikini Hospital during December 2012 until May 2013. Nutritional status was determined by Malnutrition Inflammation Score, inflammation by hsCRP and metabolic acidosis by vein HCO3. DEI and DPI were determined by food record analysis by using FP2 program. Age and dialysis vintage were based on identity card and medical record. Statistical analysis was performed by using Pearson or Spearman/Kendall methods. Multivariat analysis can't be done in this study because of the distribution abnormality of nutritional status as independent variable.
Results. Out of 44 subjects, the nutritional status of 75% subjects was found good. Mean age was 48.4+12.6 years old. Dialysis vintage median was 20.5 (2-94) months and hsCRP level median was 2.8 (0.2-204.2) mg/L. Mean HCO3 level was 25.2+2.3 mEq/L. Mean DEI was 37.3+9.3 kcal/kg/d and mean DPI was 1.0+0.3g/kg/d. Inflammation is correlated with nutritional status in CAPD patients (r=0.433 ; p=0.003).
Conclusion. Factors that correlated with nutritional status in CAPD patients is inflammation. Correlation between age, dialysis vintage, DEI, DPI and metabolic acidosis with nutritional status can not be determined yet in this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadarma Widjaja
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Telah banyak dilaporkan tentang malnutrisi dan faktor terjadinya pada pasien hemodialisis. Penyebab yang paling sering adalah asupan makanan terutamaenergi dan protein yang inadekuat. Ada anggapan yang menyatakan bahwa status klinis dan status nutrisi banyak berperon pada asupan tersebut. Penilaian asupan makanan pada pasien hemodialisis biasa dilakukan pada hari antara HD. Telah dilakukan suatu penelitian mengenai penilaian status nutrisi pada 32 responden pasien hemodialisis yang secara klinis stabil, dibagi atas kelompok HD selang 1, 2, dan 3 hari berturut-turut menjadi sebanyak 7, 14 dan 11 responden.
Hasil dan Kesimpulan : Antara ke-3 kelompok, asupan energi dan protein tidak berbeda bermakna dan terhadap nilai kecukupan berbeda bermakna, kecuali asupan energi kelompok HD selang 2 hari. Antara ke-3 kelompok, status nutrisi berdasarkan IMT dan status protein somatik berdasarkan LOLA tidak berbeda berrnakna dan terhadap nilai kecukupan pada IMT tidak berbeda bermakna, tetapi pada LOLA berbeda. Status protein viseral berdasarkan prot. tot., alb. dan trans. tidak berbeda antara ke-3 kelompok, terhadap nilai kecukupan nilai albumin tampak berbeda bermakna pada kelompok HD selang 2 dan 3 hari, sedangkan kelompok yang lain tampak tidak berbeda bermakna. Parameter status klinis kadar krea. dan ure. Masing-masing mempunyai korelasi dengan kemaknaan yang tertinggi (p < 0,001) terhadap asupan energi dan protein.
Hasil ini mernperlihatkan bahwa pasien hemodialisis yang secara klinis stabil menunjukkan pada parameter yang dinilai antara ke-3 kelompok, ada yang berbeda bermakna dan ada yang tidak. Hal ini juga diperoleh terhadap nilai kecukupan masing-masing parameter. Disamping itu didapati parameter krea. dan ure. berturut-turut mempunyai kolerasi yang dominan dengan parameter asupan energi dan protein. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loritta Yemina
"Stroke merupakan abnormal fungsi sistem saraf pusat akibat suplai darah ke otak terhenti. Manifestasi klinis yang menyertai pasien stroke adalah disfagia. Penatalaksanan gangguan proses menelan adalah kegiatan mengunyah agar mengembalikan fungsi motorik volunter yang cedera.
Tujuan umum mengetahui pengaruh kegiatan mengunyah terhadap asupan nutrisi dan lama perbaikan fungsi menelan pada pasien stroke dengan disfagia. Penelitian menggunakan desain Randomized Control Trial dengan rancangan pretest-posttest with control group. Total sampel adalah 30 responden dibagi atas 2 kelompok.
Hasil penelitian dinyatakan ada perbedaan yang signifikan asupan nutrisi dan lama perbaikan fungsi menelan sesudah diberikan kegiatan mengunyah, dengan p value 0,001 (α =0,05). Pemberian kegiatan mengunyah terbukti dapat meningkatkan asupan nutrisi dan mempercepat perbaikan fungsi menelan pada pasien stroke dengan disfagia.

Stroke is an abnormal function of the central nervous system caused by inadekuat blood supply to the brain. Clinical manifestations that often accompanies stroke patients is dysphagia. Swallowing disorder process, the intervention form of chewing activity. Chewing activities aimed to restoring voluntary motor function.
This study aims to determine the effect of chewing activities to nutrition intake and the time of swallow function recovery of stroke patients with dysphagia. This study uses a Randomized Control Trial design. Total sample used by 30 respondents divided in 2 group. Each group consist of 15 respondents.
Results of this study revealed that there are significant differences intake nutrition and the time of swallow function recovery after chewing activities, with a p value of 0.001 (α = 0,05). Giving chewing activities proven to increase the intake of nutrients and accelerate the improvement of swallowing function of stroke patients with dysphagia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gulshan Fahmi El Bayani
"Penelitian ini merupakan sebuah studi cross sectional yang bertujuan melihat hubungan pendidikan orang tua, pola konsumsi susu saat balita, dan faktor-faktor lain dengan status gizi (TB/U) serta dampak TB/U terhadap prestasi belajar. Penelitian melibatkan 96 anak kelas satu di SDN Kedung Waringin 02 dan 03, data-data diperoleh dari pengukuran tinggi badan secara langsung, pengisian kuesioner oleh ibu, dan nilai rapor dari sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tinggi badan anak laki-laki (115.85cm ± 5.14) lebih rendah dibandingkan anak perempuan (117.45cm ± 5.75). Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pendidikan ibu, pendidikan ayah, dan pola konsumsi susu saat balita dengan TB/U pada anak kelas satu. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara TB/U dengan prestasi belajar, akan tetapi anak dengan tubuh yang pendek (Z-score TB/U < -2SD) cenderung memiliki rata-rata prestasi belajar yang lebih rendah (71.94) daripada anak dengan tubuh yang tidak pendek (Z-score TB/U ≥ -2SD) (76.40). Pendidikan ibu dan ayah, dan pola konsumsi susu saat balita yang baik merupakan faktor-faktor yang dapat mendukung tercapainya status gizi (TB/U) yang baik.

This study was a cross sectional study that examines the relationships of parental education, the pattern of consumption of milk in toddler, and other factors with nutritional status (H/A) and the impact of H/A on learning achievement. The study involved 96 children in first class at SDN Kedung Waringin 02 and 03, the data obtained from direct measurements of height, filling out maternal questionnaires, and school report scores.
The results showed the average height of boys (115.85cm ± 5.14) lower than girls (117.45cm ± 5.75). There are statistically significant relationships between mother's education, father's education, and the toddler pattern of milk consumption with H/A on first-grade children. Found no statistically significant association between H/A with school learning achievement, but children with short stature (Z-score H/A <-2SD) tend to have average lower learning achievement (71.94) than children without short stature (Z-score H/A ≥-2SD) (76.40). Maternal and paternal educations, and patterns of milk consumption in toddler that good are all factors that can support the achievement of good nutritional status (H/A).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Yogy
"TB is still major problem even though number of TB cases had been decline steadily due to discovery and continuing research of TB drugs since 1940 and also increasing of funding and attention to global TB problem. Indonesia is the third country in descending order of TB case numbers. It is considered as the third main cause of death after cardiovascular and respiratory diseases in this country. Several years ago, East Nusa Tenggara province had the highest incidence of sputum smear positive compared with other provinces in Indonesia. TB creates certain burdens in the community, initially in health and nutrition aspect, and then followed by other human aspects including economy and social. It is, therefore, eradicating TB in an effective and efficient way becomes a very emerging issue on TB treatment strategy. Since TB is an immune-related disease, hence, enhancing the immune system might be considered as an important strategy to be considered on TB treatment. Zinc, vitamin A and a new discovered protein, leptin, take a part on that issue. A cross sectional study was conducted with a main objective of investigating the relationship between nutritional and leptin status of new diagnosed pulmonary TB disease with the disease severity in selected districts of East Nusa Tenggara province, Indonesia. This research report is divided into three parts. Part 1 includes comprehensive reviews on the background of the study, literature review, problem statement and rationale, objective, hypotheses, conceptual framework and variable indicator matrix. Part 2 wraps up the manuscript for publication, entitled "Micronutrients and Leptin status Are Associated with the Radiological Features Among New Diagnosed Pulmonary Tuberculosis Patients." It is written and formatted based on author's guideline of the Journal of Nutrition. Part 3 covers the supporting documents including detailed methodology and other result, author's guideline of the journal, questionnaire, ethical approval, informed consent, official permit letter, references and curriculum vitae. It is expected that the results of this study may contribute to the body of knowledge about the severity of TB that reflects the specific profile of nutritional status (body fat, BMI, MUAC and micronutrient status) and plasma leptin. Furthermore, it will serve as reference data for further investigations, better interventions and treatments on active pulmonary TB patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dikha Ayu Kurnia
"ABSTRAK
Undernutrisi dapat terjadi dikarenakan kombinasi hasil dari respon pasien terhadap penyakit kanker kolorektal yang terdiri dari fisiologis tubuh, patofisiologi, perilaku, dan perspektif pengalaman. Identifikasi adanya konflik dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi menjadi hal utama yang perlu diketahui untuk memahami pengalaman yang terjadi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi sehingga tidak terjadi penurunan berat badan yang semakin memburuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman pasien kanker kolorektal yang mengalami undernutrisi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologi dengan jumlah partisipan sebanyak 7 orang pasien kanker kolorektal yang mengalami undernutrisi. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan catatan lapangan. Metode content analysis Colaizzi digunakan untuk mengembangkan tema sehingga memperoleh 10 tema yaitu kanker sebagai ―sesuatu‖ yang menyebabkan penurunan berat badan, makanan kesukaan sebagai penyebab kanker, kecemasan akan adanya gangguan pencernaan, respon patologis terhadap makanan, penundaan pemenuhan rasa lapar, keinginan untuk bunuh diri di luar kondisi penyakitnya, upaya berobat baik medis dan non medis, koping positif untuk makan, dukungan keluarga untuk makan, dan pengharapan untuk kembali normal. Identifikasi adanya hambatan dan dukungan yang terjadi dalam diri pasien kanker kolorektal menjadi pendekatan bagi Perawat untuk memberikan edukasi dan advokasi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
ABSTRACT
Colorectal cancer patients frequently have experienced in severe weight loss associated with cancer that can cause undernutrition. Interrelated patients response on physiological, phatophysiological, behavioral, and patients perspective might contribute to the state of undernutrition. There are conflicts live in patients to fulfill their nutritional requirement. The purpose of this study was to explore the experience of colorectal cancer patients who were undernutrition in fulfilling their nutritional needs. This study applied a qualitative research phenomenology method and involved seven participants with colorectal cancer experienced undernutrition. Data were collected using an in-depth interview and field notes. A Colaizzi?s content analysis method was applied across data. Ten themes emerged from this study were: cancer as a "something" that cause weight loss, food preferences as a cause of cancer, anxiety about the indigestion, food pathological responses, delays fulfillment of hunger, desire to commit suicide outside the condition of the disease, treatment efforts both medical and non-medical, positive coping for a meal, family support, and their hope to have normal condition. Understanding the obstacles and supports live in colorectal cancer patients is necessary for nurses to provide education and advocacy in meeting their nutritional requirement."
2013
T36747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Kurniawati
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dan faktor lainnya dengan nilai z-score BB/U, TB/U dan BB/TB balita usia 6-59 bulan. Data sekunder yang digunakan berasal dari data survei Penilaian Status Gizi (PSG) dan Kadarzi 2012 di Kota Probolinggo. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 337 sampel keluarga. Hubungan antara status Kadarzi dan faktor lainnya dengan nilai z-score BB/U, TB/U dan BB/TB balita dianalisis menggunakan uji T-Test Independen, uji Anova dan uji Korelasi. Uji multivariat yang digunakan adalah uji Regresi Berganda.
Hasil penelitian menyatakan bahwa sebanyak 32,6% keluarga balita di Kota Probolinggo telah berperilaku Kadarzi. Persentase gizi kurang, pendek dan kurus pada balita masih di atas angka nasional. Nilai z-score BB/U, TB/U dan BB/TB balita adalah -1,06±1,34 SD, -1,45±1,94 SD, dan -0,36±1,56 SD. Uji statistik yang dilakukan menemukan hubungan antara konsumsi garam beryodium, pemberian vitamin A, usia balita, pendidikan ayah dan pendidikan ibu dengan nilai z-score BB/U balita (p<0,005).
Terdapat hubungan signifikan antara pemberian vitamin A dan pengetahuan gizi ibu dengan nilai z-score TB/U balita (p<0,005). Terdapat hubungan antara usia balita dengan nilai z-score BB/TB balita (p<0,005). Uji Regresi Berganda menunjukkan bahwa pendidikan ibu adalah faktor yang paling berhubungan terhadap rata-rata nilai z-score BB/U balita. Konsumsi makanan beraneka ragam adalah faktor yang paling berhubungan terhadap rata-rata nilai z-score BB/TB balita di Kota Probolinggo. Pesan Kadarzi beserta indikatornya masih perlu disosialisasikan untuk mengurangi terjadinya masalah gizi di Kota Probolinggo. Masih perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan serta pengetahuan gizi ibu untuk mengurangi terjadinya masalah gizi di Kota Probolinggo.

This research is aimed to know the relationship between nutritional family awareness, called Kadarzi, and other factors with WAZ, HAZ and WHZ of children 6-59 months. The secondary data was used from survey PSG and Kadarzi 2012 in Probolinggo. This research uses the cross sectional study with 337 samples. The relationship betwees Kadarzi and other factor with WAZ, HAZ and WHZ were analized with Independent T-Test, Annova Test and Correlation Test. Linear Regression Test was used to multivariate analysis.
The result shown that 32,6% family in Probolinggo are Kadarzi. The percentage of underweight, stunting and wasting are above national rates. The mean of WAZ, HAZ and WHZ children are - 1,06±1,34 SD, -1,45±1,94 SD, and -0,36±1,56 SD. The statistical test shows that iodized salt consumption, vitamin A supplementation, children age, father's education and mother's education were associated with the mean of WAZ of children (p<0,005).
There are significantly association between vitamin A supplementation and mother's nutritional knowledge with the mean of HAZ of children (p<0,005). The children age was associated with the mean of WHZ of children (p<0,005). Linier Regression Test shows that mother's education is the most related factor for the mean of WAZ and food diversity consumption is the most related factor for the mean of WHZ of underfive children in Probolinggo. The inform about Kadarzi and its indicators are needed to decrease undernutrition problems in Probolinggo. Besides, up grading mother's education and nutritional knowledge are needed to decrease undernutrition in Probolinggo.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursetya Afini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dari status gizi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi tersebut pada siswi di SMPN 200 Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dan pengambilan sampel secara random berkelompok (cluster sampling). Pengambilan data penelitian dilakukan pada April 2013 dan menggunakan instrumen penelitian berupa timbangan, microtoise, dan kuesioner. Sampel penelitian ini terdiri dari 160 siswi kelas 7 dan 8 dan dianalasis dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 15,6% responden memiliki status gizi kurus. Penelitian ini juga menemukan bahwa status gizi berhubungan secara signifikan dengan citra tubuh (p-value 0.000), frekuensi makan utama (p-value 0.007), dan konsumsi makan pagi (p-value 0.001).
Disarankan adanya program edukasi gizi seperti pelatihan penilaian status gizi dan penyuluhan tentang status gizi agar remaja putri dapat menilai status gizinya secara akurat dan tidak salah dalam mempersepsikan citra tubuhnya.

The aim of this study was to determine the percentage of nutritional status and its correlates among students (adolescent girls) at SMPN 200 Jakarta. This study used cross-sectional design and cluster sampling method. This study was conducted on April 2013 used scale, microtoise and questionnaire. The study sample consisted of 160 students of class 7 and 8 and analyzed using the chi- square test.
The result of this study shows that 15,6% of respondents classiffied as thinness. This study also found that nutritional status has been associated with body image (p-value 0.000), eating frequancy (p-value 0.007), and breakfast behaviour (p-value 0.001).
The researcher suggests the existence of nutrition education programs such as training about nutritional status assessment and counseling about nutritional status so that adolescent girls can assess the nutritional status accurately and not mistaken in perceiving their body image.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>