Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 226465 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Delima Citra Dewi Gunawan
"Masalah utama rendahnya pemberian ASI di Indonesia dikarenakan rendahnya pengetahuan dan perilaku ibu serta kurangnya dukungan dari suami dan keluarga. Pendidikan kesehatan dengan pendampingan suami pada ibu hamil diharapkan akan lebih dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku pemberian ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kelas edukasi dengan pendampingan suami terhadap pengetahuan dan praktek pemberian ASI yang diadakan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia Pusat di DKI Jakarta. Penelitian menggunakan quasy experimental dengan rancangan non-randomized control group pretest posttest design. Penelitian dilakukan terhadap ibu hamil yang mengikuti kelas edukasi, terbagi menjadi 33 ibu dengan pendampingan suami sebagai perlakuan dan 33 ibu tanpa pendampingan suami sebagai kontrol. Pengetahuan diukur dengan pretest dan segera setelah kelas edukasi (post test 1) sedangkan praktek diukur satu tahun setelah kelas edukasi (post test 2). Untuk mengetahui hubungan kelas edukasi dengan pengetahuan digunakan Uji McNemar. Untuk melihat hubungan kelas edukasi dengan praktek digunakan uji Chi-square. Analisis Multivariat menggunakan regresi logistik. Kelas edukasi berhubungan secara bermakna dengan pengetahuan baik pada kelompok perlakuan(p=0,006) maupun kontrol(p=0,045) Hubungan juga bermakna pada kelas edukasi dengan praktek pemberian ASI(p=0,000). Hasil dari analisis multivariat menunjukkan bahwa kelas edukasi dengan pendampingan suami merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap praktek pemberian ASI(p=0,000) dengan OR 3,8. Kelas Edukasi dengan pendampingan suami lebih meningkatkan pengetahuan dan praktek pemberian ASI dibandingkan kelas edukasi tanpa pendampingan suami.

The main problem lack of breastfeeding in Indonesia due to lack of knowledge and behavior of the mother as well as a lack of support from her husband and family. Health education, accompanied by husband in pregnant women are expected to be able to increase the knowledge and behavior of breastfeeding. The objective of this study is to determine the effect of education class accompanied by husband on knowledge and practice of breastfeeding in pregnant women organized by AIMI in DKI Jakarta. This study was a quasi experimental research using non-randomized control group pretest-posttest design. Research conducted on pregnant women who take class education, divided into 33 mothers with accompanied by husband as treatments and 33 mothers with no accompanied by husband as a control. Knowledge is measured by pretest and immediately after class education (post-test 1) while practices were measured one year after (post-test 2). To determine the relationship of education class with knowledge used McNemar test. Chi-square test was used to determine relationship betwen education class with practice. Multivariate analysis using logistic regression. Education class was significantly associated with better knowledge of the treatment group (p = 0.006) and controls (p = 0.045) were also significant in relationship education class with breastfeeding practices (p = 0.000). Results of multivariate analysis showed that education class accompanied by husband is the most influential ones on breastfeeding practices (p = 0.000) with OR 3.8. Education class with accompanied by husband further enhance the knowledge and practice of breastfeeding compared with no husband accompanied."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmita A`yuni
"Tingkat menyusui yang rendah berisiko terjadi pada kelompok ibu usia remaja. Penelitian ini bertujuan menggambarkan tingkat pengetahuan tentang laktasi dan intensi menyusui ibu hamil usia remaja dengan menggunakan desain deskriptif sederhana. Penelitian melibatkan 51 ibu hamil usia remaja di Puskesmas Kecamatan Ciampea dan Cibungbulang, Kabupaten Bogor dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah hasil modifikasi dan terjemahan dari Breastfeeding Quessionaire untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang menyusui dan Behavioral Intention Quessionaire untuk mengukur tingkat intensi menyusui.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu hamil usia remaja memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai manfaat menyusui, tingkat pengetahuan yang cukup tentang fisiologi dan manajemen laktasi, serta menunjukkan sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang baik terhadap menyusui. Penelitian ini memberikan pandangan baru terhadap dunia keperawatan bahwa ibu hamil usia remaja memiliki pengetahuan yang cukup tentang laktasi dan intensi yang tinggi untuk menyusui.

Low rate of breastfeeding is risky in group of pregnant adolescents. This study aims to describe the level of knowledge about lactation and breast-feeding intentions of pregnant adolescent mothers by using a simple descriptive study design that involved 51 pregnant adolescent mothers in Puskesmas Ciampea and Cibungbulang, Bogor, taken with total sampling technique. The instrument used was a modified and translation version of Breastfeeding Quessionaire to measure the level of knowledge about breastfeeding and Behavioral Intention Quessionaire to measure the level of intention to breastfeed.
The results showed majority of adolescent mothers have a good level of knowledge about breastfeeding benefits, adequate level of physiology and management of lactation knowledge, and also good attitude, subjective norm, and behavioral control towards breastfeeding. This study provides new insights on the world of nursing that pregnant adolescent mother, which majority were primigravide mother, had sufficient knowledge and higher intention to breastfeed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43382
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Andayani
"Berbagai penelitian yang menganalisis tentang faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif telah banyak dilakukan. Namun, penelitian yang menganalisis tentang pengalaman menyusui sebelumnya bagi ibu multipara (memiliki dua anak atau lebih) masih jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman menyusui sebelumnya terhadap pemberian ASI eksklusif balita berikutnya diantara ibu multipara dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2014. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa dibandingkan dengan variabel kontrol sosial ekonomi dan demografi lainnya, dapat disimpulkan bahwa pengalaman menyusui eksklusif sebelumnya adalah yang paling besar pengaruhnya terhadap perilaku menyusui anak berikutnya pada ibu multipara. Selain pengalaman menyusui, faktor yang pengaruhnya besar terhadap pemberian ASI eksklusif bagi ibu multipara adalah keberadaan orang tua perempuan (nenek), penolong persalinan dan tingkat pendidikan ibu.

Various studies that analyzed the factors influencing the exclusive breastfeeding have a lot investigated. Previous breastfeeding experiences for multiparous mothers (having two or more children), however, have been examined less frequently. This research aims to study the influence of previous breastfeeding experience for a mother?s earlier children on the practice of exclusive breastfeeding for her later children using the 2014 National Socio-Economic Survey (Susenas 2014). Binary logistic regression results show that compared with the socioeconomic and demographic control variables, it can be concluded that the previous exclusive breastfeeding experience is the greatest influence on the next breastfeeding practice. Besides breastfeeding experience, the factors that influence greatly to exclusive breastfeeding are the role of grandmother, birth attendants and mothers' education level."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Fikawati
"Di Indonesia, pencapaian target Air Susu Ibu (ASI) eksklusif 80% terlihat terlalu tinggi karena tren ASI eksklusif justru menurun. Tujuan dari artikel ini adalah mengkaji implementasi dan kebijakan ASI eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Indonesia secara deskriptif berdasarkan studi-studi yang ada. Kebijakan, yaitu Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 237/1997, PP No. 69/1999, Kepmenkes No. 450/2004, dianalisis menggunakan pendekatan konten, konteks, proses dan aktor serta kerangka kerja koalisi advokasi. Hasil kajian implementasi menunjukkan masih rendahnya pemberian ASI eksklusif di Indonesia dan masih kurang optimalnya fasilitasi IMD. Kebijakan ASI eksklusif belum lengkap dan komprehensif, IMD belum masuk secara eksplisit dalam kebijakan. Analisis kerangka kerja koalisi advokasi mengonfirmasi lemahnya aspek sistem eksternal dan subsistem kebijakan dalam penyusunan kebijakan ASI eksklusif. Disarankan agar kebijakan ASI eksklusif yang ada segera diperbarui supaya relevan dari segi konten, konteks, proses dan aktor, harus memasukkan unsur IMD secara eksplisit, dan harus disusun mencakup unsur sanksi dan reward serta monitoring dan evaluasi sebagai upaya penguatan implementasi kebijakan di masyarakat.

In Indonesia, the Ministry of Health has set an Exclusive Breast Feeding [EBF] target of 80%, which is considered as unrealistic, especially where the current trend of EBF is showing a decline. The aim of this paper is to review the implementation and the policy of EBF and Early Initiation of breastfeeding (EI) in Indonesia based on existing studies. The policy, as stated in Kepmenkes No. 237/1997, PP No. 69/1999, and Kepmenkes No. 450/2004, was analysed using content, context, process and actor models, and triangulated by an advocacy coalition framework. Review on implementation shows that EBF practice in Indonesia is still very low and midwives have not been facilitating EI optimally. Policies on EBF are not complete and not comprehensive. EI has not been included explicitly and several aspects of policy content should have been updated. The advocacy coalition framework analysis confirms the findings of earlier analysis by emphasizing weaknesses in the external system as well as policy sub-system in the development of EBF policy. It is suggested to update and renew the existing EBF policy as to be more relevant in terms of content, context, process, and actor. An EBF policy should always include an Early Initiation component. The new policy should also include sanction, reward, and monitoring and evaluation to strengthen the implementation of the policy in community."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hanun Isna Mutia
"Air susu ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi. Namun, cakupan air susu ibu eksklusif di Indonesia masih tergolong rendah. Tingkat keyakinan ibu dalam menyusui atau Breastfeeding Self Efficacy dapat digunakan untuk memprediksi keberlanjutan proses menyusui. Dukungan suami diduga berpengaruh terhadap skor Breastfeeding Self Efficacy. Penelitin ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan dukungan suami terhadap skor Breastfeeding Self Efficacy.
Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan metode deskriptif korelatif. Penelitian dilakukan pada 103 responden ibu menyusui di Depok. Penelitian menunjukkan gambaran karakteristik ibu menyusui dan suami serta skor Breastfeeding Self Efficacy. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan skor BSE ibu menyusui di Depok dengan p = 0,275 (p>0,05). Gambaran skor BSE dapat dijadikan acuan untuk program peningkatan cakupan ASI eksklusif.

Breast milk is the best the best nutrition for babies. However, exclusive berastfeeding rate in Indonesia is still low. Breastfeeding self efficacy can be used to predict breastfeeding sustainibility. Husband support can be expected to increase breastfeeding self efficacy score. The goal of this research is to identify whether there is correlation between husband?s support and breastfeeding self-efficacy score of breastfeeding mother.
Design of this research is cross sectional with correlative descriptive method. 103 respondents was involved in this research. This research describe characteristics of breasfeeding mothers and their husband, and Breastfeeding Self Efficacy scores. Result of this research show that there is no significant correlation between husband?s support and Breastfeeding Self Efficacy scores. Overview of Breastfeeding Self Efficacy scores can be used for increasing exclusive breastfeeding rate programme.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S65842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriayu Yulianti Priyono
"Menyusui merupakan proses penuh tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap self efficacy ibu menyusui. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan teknik purposive sampling terhadap 111 ibu post partum 2- 12 bulan yang berdomisili disekitar Jabodetabek. Penelitian menggunakan instrumen pada penelitian sebelumnya (dukungan suami) dan kuesioner baku (self efficacy). Penelitian ini menghasilkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami terhadap self efficacy. Ibu menyusui dengan tingkat self efficacy rendah sebanyak 50,5% sedangkan dukungan suami sudah baik mencapai 66,7%. Peningkatan pemberian edukasi oleh perawat sangat diharapkan untuk meningkatkan pemahaman ibu mengenai ASI dan proses menyusui.

Breastfeeding is a full challenge process. This research is a descriptive correlation research with purposive sampling technic to 111 2nd-12nd month post partum mother domiciled in Jabodetabek. The instrument used the existing and a standard questionnaires. The study yielded no significant relationship between self efficacy and support of the husband. Breastfeeding mothers who have low levels of self efficacy is 50.5% while the support has been good reached 66,7%. The improvement the delivery of education by nurses is expected to increase understanding of the mother’s breast milk and breastfeeding."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neli Husniawati
"Jejaring sosial merupakan salah satu media informasi yang saat ini sudah digunakan sebagai sarana edukasi ASI.Tujuan penelitian ini untuk menilai pengaruh edukasi ASI melalui jejaring sosial terhadap status ibu postpartum seksio sesarea dalam memberikan ASI eksklusif.
Metode penelitian ini adalah kasus kontrol dengan purposive sampling, jumlah sampel sebanyak 116 orang, 58 kasus dan 58 kontrol. Kuesioner disebarkan secara online melalui twitter Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, dan melakukan kunjungan rumah berdasarkan data yang diperoleh dari RS Pasar Rebo.
Hasil dari uji Chi- Square didapatkan hasil terdapat perbedaan yang bermakna antara perilaku pemberian ASI eksklusif pada kelompok kasus dan kontrol (p= 0,000, OR= 4,213; 1,940-9,150). Edukasi ASI melalui jejaring sosial dapat lebih ditingkatkan untuk pencapaian target ASI eksklusif di Indonesia.

Social networking on the status of exclusive breastfeeding among Caesarean section postpartum mothers in the area of West Jakarta.
This study was a case control study with purposive sampling of 116 mothers, 58 cases and 58 controls. Questionnaires were distributed online via twitter account of Indonesian Breastfeeding Mothers Association and home visits were conducted.
Results of Chi-Square test showed a significant difference between the behavior of exclusive breastfeeding in the case and control groups (p = 0.000, OR = 4.213; 1.940- 9.150). Breastfeeding education through social networks can be further improved to achieve the exclusive breastfeeding target in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifan Fauzie
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, jumlah pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 jiwa, dengan komposisi 64,63% adalah pekerja laki-laki dan sebanyak 35,37% wanita yang bekerja. Permasalahan yang timbul adalah perlakuan yang sama dalam segi kesehatan bagi wanita yang bekerja sedangkan mereka memiliki perbedaan sesuai kodratnya. Diantaranya adalah wanita yang bekerja akan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui bayinya. Kenyataan yang ada saat ini adanya suatu kontradiksi antara keadaan tersebut dengan program pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia seperti yang telah ditetapkan melalui Kepmenkes RI No. 450/MENKFS/IV/2004. Pihak wanita yang bekerja di Indonesia saat ini hanya mendapatkan cuti resmi berdasarkan peraturan pemerintah yaitu 6 rninggu sebelum melahirkan dan 6 minggu setelah melahirkan. Dengan masa cuti itu sulit untuk mencapai cakupan ASI eksklusif seperti yang telah ditargetkan.
Keberhasilan menyusui secara eksklusif pada wanita yang bekerja (ibu pekerja) relatif lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja di luar rumah. Meskipun pada beberapa tahun terakhir didapatkan adanya kecenderungan peningkatan angka caku pan wanita yang menyusui bavinva segera setelah melahirkan, namun angka cakupan ASI eksklusif itu sendiri masih rendah. Faktor cuti melahirkan, dukungan dari pihak keluarga maupun tempat kerja, tingkat pemahaman tentang keunggulan ASI, dan persepsi yang salah tentang menyusui dapat merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya angka cakupan ASI eksklusif pada wanita yang bekerja. Faktor lain adalah pengaruh media rnassa dan lama waktu meninggalkan rumah.
Hingga saat ini belum didapatkan data-data yang pasti mengenai pola menyusui dan cakupan ASI eksklusif pada wanita yang bekerja (ibu pekerja) di Indonesia serta faktor-faktor yang cenderung dapat mempengaruhinya sehingga diperlukan suatu pengkajian lebih lanjut.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa masalah pada pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja, yaitu :
1. Berapa besar proporsi ibu pekerja di beberapa tempat di Jakarta yang menyusui sendiri bayinya ?
2. Faktor-faktor apa yang memiliki kecenderungan untuk dapat mempengaruhi pemberian AS1 eksklusif pada ibu bekerja di Jakarta?
3. Bagaimana pengetahuan ibu pekerja mengenai fisiologi laktasi ?"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmanida Nuzrina
"Walaupun telah direkomendasikan WHO sebagai makanan terbaik untuk bayi, angka tingkat menyusui di Indonesia masih rendah karena banyak para ibu gagal mempertahankan niat mereka untuk menyusui selama periode meyusui. Keputusan untuk menyusui atau tidak, seperti perilaku gizi lain, mungkin berkembang selama seumur hidup dan tertanam dalam berbagai aspek kehidupan. Tetapi pada akhirnya banyak faktor yang mempengaruhi ibu untuk melanjutkan atau menghentikan menyusui selama periode menyusui. Titik kontak kritis menyusui dianggap sebagai waktu-waktu kritis dimana ibu akan mengahadapi tantangan dan pengaruh dari lingkungan yang mungkin akan mempengaruhi keberlanjutan menyusui. Studi kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi intensi dan keberlanjutan menyusui. Pendekatan tindak lanjut selama satu bulan setelah melahirkan digunakan untuk menganalisa pengalaman dan permasalahan sebenarnya pada setiap titik kontak menyusui. Informan dalam studi ini adalah ibu hamil yang tinggal dan/atau bekerja di wilayah Jakarta Barat, dan sedang dalam masa kehamilan setidaknya 36 minggu. Dua orang nenek, dan dua orang petugas kesehatan di interview sebagai informan triangulasi. Pengetahuan, keyakinan, dan dukungan keluarga adalah faktor yang mempengaruhi intensi ibu untuk menyusui. Kendala yang ibu rasakan, kepercayaan, stigma mengenai menyusui, dukungan dan pengaruh dari suami, ibu dan anggota keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi keberlajutan meyusui selama satu bulan setelah melahirkan.

Despite WHO breastfeeding recommendation, breastfeeding rate in Indonesia is still low, because many women fail to maintain their intention during breastfeeding period. The decision whether to breastfed or not like any other nutrition behavior may have developed over a lifetime and are embedded in many aspect of life, but many factors that may affect mother?s decision whether to stop or continue breastfeed in nursing period. Critical time point contact of breastfeeding considered as a time when mother facing difficulties and influences that may affect breastfeeding continuation. Qualitative approach was used to explore factors affecting breastfeeding intention and continuation. Follow up approach was used to assess actual experience and problem within each time points of contacts. The informants in this study were pregnant mother who lived and/or worked in West Jakarta Area and in at least 36 weeks of pregnancy. There were two grandmothers, and 2 healthcare providers as informants for triangulation. Knowledge, belief and support were factors behind mothers? intention. Perceived obstacle, common beliefs, stigma regarding breastfeeding, support and influences from husband, mother, family member and relatives were factors influencing breastfeeding continuation within first month postpartum.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyati
"Target cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sebesar 80%, sementara didapat angka cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 15,3%. Self-efficacy menyusui menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat self efficacy untuk menyusui pada ibu postpartum dengan menggunakan disain deskriptif sederhana. Pengambilan data menggunakan instrumen Breastfeeding Self Efficacy Scale Short Form (BSES-SF) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling berjumlah 80 orang di unit perawatan ibu dan anak RS Medistra Jakarta selama satu setengah bulan. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner untuk memperoleh data deskriptif tentang tingkat self efficacy ibu untuk menyusui. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden memiliki tingkat self efficacy yang baik (79%). Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih komprehensif, yaitu dengan menilai tingkat self efficacy ibu postpartum setelah ibu berada di rumah.

The target coverage of exclusive breastfeeding is 80%, while based on the data the coverage of exclusive breastfeeding is 15.3%. Breastfeeding self-efficacy is one of the important factors that affect the implementation of breastfeeding. This study aimed to identify the level of breastfeeding self-efficacy for breastfeeding on postpartum mothers using simple descriptive design. Data were collected using Breastfeeding Self-Efficacy Scale Short Form (BSES-SF) instrument which had been translated into Indonesian. Samples were selected by consecutive sampling technique; total respondents were 80 people in the Mother and Baby Ward, Medistra Hospital Jakarta, for one and a half months. Data were collected by distributing questionnaires to obtain descriptive data about the mothers’ level of self-efficacy of breastfeeding. The results showed that more than half of the respondents had a good level of self-efficacy (79%). This result can be a reference to the next, more comprehensive studies, by assessing the level of postpartum mothers’ self-efficacy after being discharged from the hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S53035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>