Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159861 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfan Kartika Putra
"ABSTRAK
Ketiadaan listrik komersial akibat letak geografi yang jauh dari jaringan PLN, maka hampir semua BTS offgrid menggunakan genset diesel sebagai pembangkit listrik utama. Akibatnya, biaya pembangkitan listrik di BTS tersebut sangat tinggi karena mahalnya biaya transportasi BBM ke lokasi. Oleh karena itu, untuk mengefisienkan pemakaian bahan bakar diesel diperlukan suatu model pembangkit listrik yang berbasis energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi alam di sekitar wilayah tersebut. Beberapa model pembangkit listrik diinvestigasi untuk memperoleh pembangkit listrik yang memiliki keandalan tinggi, biaya energi dan emisi yang rendah dengan bantuan perangkat lunak Homer. Dari hasil simulasi, diperoleh bahwa pembangkit listrik offgrid yang optimum untuk BTS Tombolongan-Selayar adalah hibrid antara PV, baterai, dan genset dengan kapasitas masing-masing sebesar 15,54 kWp, 4.100 Ah, dan 16 kW. Tingkat keandalan pembangkit ini adalah seratus persen, dengan biaya pembangkitan listrik sebesar $0,884/kWh, lebih murah 6,6% dari semula. BBM yang dihemat adalah 7.519 liter/tahun, dan emisi gas yang dihasilkan berkurang 89,59%. Selain itu, ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dapat dikurangi terutama pada kondisi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu pengiriman bahan bakar ke lokasi.

ABSTRACT
The lack of commercial electricity due to geographic location is far from the grid, almost all offgrid BTS use diesel generator as the main power plant. Consequently, electricity generation cost is very high in the BTS due to the high cost of fuel transportation to the location. To reduce diesel fuel consumption efficiently, a power plant model of renewable energy based that utilizing natural resources in the surrounding area is needed. Several models to obtain the power plant having high reliability, lower energy costs and emissions through software Homer were investigated. The simulation results show the optimum power plant at BTS offgrid Tombolongan-Selayar is a hybrid between PV, batteries, and generators with capacity 15,54 kWp, 4.100 Ah, and 16 kW respectively. The plant has reliability one hundred percent, the energy cost is $ 0,884 / kWh, 6,6% cheaper than existing. The fuel saving is 7.519 liters/year, and gas emissions reduced by 89,59%. In addition, the dependence on fossil fuels can be minimized, especially in extreme weather conditions that can interfere delivery of the fuel to the location."
2013
T34615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gillfran Samual
"Energi surya semakin dikenal sebagai sumber energi masa depan yang penting karena ketersediaannya yang melimpah dan sifatnya yang terbarukan. Namun, sifat energi surya yang intermiten dapat menyebabkan fluktuasi listrik yang dihasilkan, sehingga sulit menjamin pasokan listrik yang stabil dan andal. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan baterai pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) fotovoltaik dengan algoritma pengendalian Simple Moving Average, yang dapat membantu menghaluskan dan meredakan fluktuasi daya keluaran tenaga surya. Parameter yang dapat disesuaikan pada algoritma Simple Moving Average adalah window size atau lebar waktu rerata aritmetika daya keluaran PLTS fotovoltaik. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh perubahan parameter window size pada algoritma Simple Moving Average terhadap penghalusan daya keluaran PLTS fotovoltaik yang dihasilkan, dan efek teknis pada baterai yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, peningkatan parameter window size akan memperlambat respons PLTS fotovoltaik terhadap perubahan iradiasi, dan meningkatkan tingkat penghalusan dari daya keluaran PLTS fotovoltaik yang intermiten. Selain itu, meningkatnya window size akan mengurangi daya maksimum yang diterima di sisi beban, dan jumlah energi yang digunakan baterai selama proses penghalusan daya akan meningkat, sehingga kapasitas baterai yang dibutuhkan akan semakin besar.

Solar energy is increasingly recognized as an important future energy source due to its abundant availability and renewable nature. However, the intermittent nature of solar energy can cause fluctuations in the electricity produced, making it difficult to guarantee a stable and reliable electricity supply. One solution that can be implemented is to use batteries in a photovoltaic solar power plant system with a Simple Moving Average control algorithm, which can help smooth and reduce fluctuations in solar power output power. The parameter that can be adjusted in the Simple Moving Average algorithm is the window size or the arithmetic average width of the photovoltaic output power over time. This research evaluates the effect of change of window size parameter in the Simple Moving Average algorithm on the resulting smoothed photovoltaic output power, and the technical effects on batteries. Based on the results of evaluation, the increase of window size parameter will slow down the response of photovoltaic output power to changes in irradiation and increase the smoothing quality of the intermittent photovoltaic output power. In addition, increasing the window size will reduce the maximum power received on the load side, and the amount of energy used by the battery during the power smoothing process will increase, resulting in the increase of required battery capacity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Sani
"Listrik dengan sumber energi terbarukan terus mengalami peningkatan. Namun tidak banyak di Indonesia yang memanfaatkan energi tersebut untuk suatu pembangkit listrik yang mandiri dan optimal.Dengan Photovoltaics (PV) sebagai alat yang menyerap dan mengubah energi matahari menjadi energi listrik, maka energi listrik yang dihasilkan dari sumber energi matahari tersebut diperkirakan sangat besar hasilnya. Maka dari itu Sistem Stand Alone Photovoltaic merupakan sebuah solusi untuk pengadaan listrik di tempat yang terisolir aliran listrik ataupun bagi yang ingin memiliki sistem listrik sendiri baik untuk tempat tinggal ataupun tempat usaha.
Profil beban dan langkah mendesain sistem sangat berpengaruh untuk membangun sebuah sistem Stand Alone Photovoltaic yang optimal sesuai kebutuhan, yaitu meliputi ukuran array PV, sistem baterai dan inverter serta efektivitas biayamenjadi sebuah faktor .Maka dari itu perlu suatu metode yang optimal untuk merancang sistem tersebut, dimana energi yang dihasilkan besar namun memiliki biaya awal yang rendah. Maka dari itu dengan membandingkan tiga buah metode perancangan sistem, akan mendapatkan metode yang paling optimal dengan energi yang besar yaitu 20172,8 Wh dan dengan nilai biaya awal yang rendah yaitu Rp 78,400,000 untuk merancang sebuah sitem Stand Alone Photovoltaic, sehingga energi matahari pun dapat dioptimalkan sebagai pembangkit listrik.

Electricity with renewable energy sources continues to increase. But not many in Indonesia who make use of the energy for an independent power plant and optimal. With Photovoltaics (PV) as a tool to absorb and convert solar energy into electrical energy, then the energy is electricity generated from solar energy sources are estimated to be very big results. Therefore Stand Alone Photovoltaic System is a solution for the provision of electricity in place of isolated power or for those who want to have its own electricity system both for the residence or place of business.
Load profile and designed the highly influential system to build a Stand Alone Photovoltaic systems are optimal, which include the size of the PV array, battery and inverter system as well as cost effectiveness is becoming a factor. Therefore need an optimum method to design the system, where energy produced large but has a lower initial cost. Thus by comparing the three methods in the design of the system, will get the most optimal method with great energy that is 20172,8 Wh and the low initial cost of $ 78,400 million to design a system for Stand Alone Photovoltaic Solar energy, which can also be optimized as a power plant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Christianto Alexander Prasetia
"Kebutuhan energi nasional Indonesia semakin meningkat setiap harinya. Seiring potensi yang belum dioptimalkan, energi terbarukan mulai dijadikan solusi, salah satunya energi surya. Sayangnya, panel surya dinilai masih memiliki efisiensi yang terbilang rendah dan sistem yang membutuhkan sumber penyokong atau media penyimpanan seperti baterai. Untuk meningkatkan performa dan mengamankan sistem yang rumit tersebut, juga dibutuhkan algoritma yang dapat mengatur saklar penghubung sistem secara optimal. Dalam desain yang diberikan, performa dan efisiensi sistem panel surya dapat ditingkatkan dengan pengendali surya MPPT. Pengendali tersebut menentukan tegangan referensi panel surya sehingga dapat memberikan keluaran daya maksimum sesuai dengan spesifikasinya. Sistem pengendali MPPT tersebut dioptimasi lagi dengan algoritma PI yang dapat mempercepat waktu tunak sistem. Baterai disusun paralel dengan beban dan dimodelkan sebagai media penyimpanan daya arus searah sekaligus suplai daya untuk beban saat panel surya tidak bekerja. Model kompleks tersebut dilengkapi sistem saklar otomatis dengan algoritma yang dirancang oleh penulis berdasarkan parameter sistem untuk mengamankan dan mengoptimasi kerja sistem. Pada pengujian, PI MPPT panel surya-baterai mengahasilkan keluaran yang sesuai keadaan nyata dengan waktu tunak yang kurang dari 1 detik. Sistem lalu disimulasikan pada dua kondisi acak berbeda, yaitu kondisi A dengan parameter acak yang ditentukan oleh penulis; dan B yaitu kondisi acak dengan basis nilai keadaan nyata sesuai data yang dikutip penulis. Sistem memberikan hasil yang dinilai optimal pada seluruh kondisi dengan algoritma saklar otomatis yang berfungsi menjaga sistem. Pada akhirnya, sistem yang diberikan penulis dapat menjadi acuan awal yang dikembangkan ataupun diaplikasikan pada sistem dengan skala yang lebih besar.

Indonesia electrical power demand is increasing day by day. Getting along with an unimproved potential source, renewable energy is starting to become a solution in need, such as solar energy. However, solar panel is still considered as an alternative with lower efficiency rate and a complex system that needs a backup source and direct current storage which is battery. In order to raise the performa as well as to secure the system with that kind of complexity, an algorithm to manage a joint switch between each system optimally is very much needed. In the design presented, the performance and efficiency given by solar panel system can be elevated by a MPPT Solar Charge Comtroller. The controller will determine the voltage reference maximizing the power output given by the solar panel. MPPT will then be optimized by a PI controller to reduce the settling time of the system. Battery is arranged paralelly with the load and is modelled as a DC power storage and as well as a power source for supplying the lload were the solar panel is not working. This block is equipped with an automatic switching system based on an algorithm created by writer considering all the parameters contained to optimize and secure the work of the system.When its in testing process, PI MPPT solar panel battery deliver a result suitable to a real condition with a below 1 second settling time. After that, the system is tested upon two random conditions, which are A with a random parameter stated by writer and B with a parameter based on a literature cited by writer. Eventually, the system is giving an appropriate result in all conditions with the switching algorithm is working properly. This result proves that the system and algorithm given by writer is eligible to be applied and develop further."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Yosafat Darwin
"Danau Toba merupakan danau yang digunakan sebagai lahan budidaya perikanan. Hasil produksi dari budidaya perikanan tersebut tentunya didukung oleh peralatan-peralatan listrik di keramba. Namun, fasilitas tersebut selama ini dioperasikan oleh genset, yang telah menghabiskan biaya pengoperasian yang cukup mahal sehingga diperlukan energi terbarukan. Sebagai negara tropis, ketersediaan matahari di Indonesia yang berlangsung selama 4 jam setiap hari dapat dimanfaatkan menggunakan photovoltaic. Namun, untuk menggunakan photovoltaic sebagai sumber utama listrik untuk keramba, diperlukan perancangan PV yang optimal untuk kebutuhan penggunaan keramba dan disesuaikan dengan daya yang dikonsumsi oleh keramba, serta penyinaran pada daerah tersebut. Karena sinar matahari yang dapat dipanen hanya pada siang hari, baterai juga diperlukan sebagai sistem penyimpanan energi listrik yang mandiri (Off-Grid). Penelitian ini menggunakan simulasi pada aplikasi PVSyst dan menggunakan data radiasi dari Meteonorm. Aplikasi PVsyst dapat mensimulasikan kinerja sistem Solar PV yang telah ditentukan serta menghitung kemiringan dan arah peletakan PV dari data irradiansi yang telah didapatkan. Dengan metode ini, jumlah modul PV dan baterai yang optimal, yaitu 26 modul PV berkapasitas 250 Wp dan 48 buah baterai berkapasitas 100Ah, akan diperoleh sebagai pembangkit utama energi listrik untuk penggunaan keramba.

Lake Toba is a lake used for aquaculture. The production results from aquaculture are of course supported by electrical equipment in the cages. However, the facility has been operated by a generator so far, which has quite a lot of operating costs, so that renewable energy is needed. As a tropical country, the availability of the sun in Indonesia which lasts for 4 hours every day can be utilized using photovoltaic. Though, to use photovoltaic as the main source of electricity for the cages, it is necessary to design an optimal PV for the needs of using the cage and adjusted to the power consumed by the cage, as well as the irradiation in the area. Because sunlight can be harvested only during the day, batteries are also needed as an independent electrical energy storage system (Off-Grid). This study uses a simulation on the PVSyst application and uses radiation data from Meteonorm. The PVsyst application can simulate the performance of a predetermined Solar PV system and calculate the slope and direction of PV placement from the irradiance data that has been obtained. With this method, the optimal number of PV modules and batteries, which are 26 PV modules with a capacity of 250 Wp and 48 batteries with a capacity of 100Ah, will be obtained as the main generator of electrical energy for the use of cages."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Steven Maheswara
"Dalam upaya mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDG), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah berkembang pesat, menjadikannya sebagai salah satu opsi pertama untuk pengembangan pembangkit listrik menggunakan energy baru terbaharukan (EBT). Namun, dibalik kelebihan PLTS untuk menghasilkan listrik tanpa emisi karbon, PLTS memiliki kelemahan yaitu sifat intermittent akibat pengaruh lingkungan eksternal terhadap daya output PLTS. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah implementasi algoritma penghalusan daya untuk mendapatkan daya output yang stabil. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tiga algoritma penghalusan daya untuk melihat kelebihan dan kelemahan masing-masing algoritma. Algoritma yang dibandingkan adalah Simple Moving Average (SMA), Moving Median (MM), dan Savitzky-Golay (SG). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa SMA efektif dalam mereduksi noise, MM unggul dalam menangani outlier, dan SG menghasilkan daya yang lebih halus sambil mempertahankan tren asli sinyal fotovoltaik. Berdasarkan hasil ini, algoritma penghalusan daya dapat dipilih sesuai kebutuhan aplikasi, seperti reduksi noise sederhana, eliminasi outlier, atau penghalusan daya dengan karakteristik yang dipertahankan. Penelitian ini menunjukan respon baterai terhadap algoritma penghalusan daya yang digunakan.

In the pursuit of Sustainable Development Goals (SDG), Solar Power Plants (PLTS) have rapidly developed, becoming one of the primary options for advancing renewable energy power generation. However, despite the advantages of PLTS in producing electricity without carbon emissions, PLTS has a significant drawback: the intermittent nature of power output caused by external environmental influences. One potential solution to this challenge is the implementation of power smoothing algorithms to achieve stable power output. This study aims to compare three power smoothing algorithms to evaluate the strengths and weaknesses of each. The algorithms compared are Simple Moving Average (SMA), Moving Median (MM), and Savitzky-Golay (SG). The evaluation results show that SMA effectively reduces noise, MM excels in handling outliers, and SG produces smoother power output while preserving the original trend of photovoltaic signals. Based on these findings, power smoothing algorithms can be selected according to the specific needs of the application, such as simple noise reduction, outlier elimination, or power smoothing with trend preservation. This study shows how would the battery respond to the smoothing algorithm used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisz Firstian Arya
"Pemanfaatan sistem photovoltaic (PV) sangat penting dalam mencapai Sustainable Development Goal (SDG) nomor 7, yang bertujuan menyediakan energi bersih dan terjangkau untuk semua. Namun, salah satu kendala utama yang dihadapi dalam implementasi PV adalah efisiensi yang masih belum optimal, terutama dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Dalam penelitian ini, digunakan algoritma MPPT Incremental Conductance yang dikombinasikan dengan implementasi two-phase interleaved boost converter untuk meningkatkan efisiensi sistem PV dan mengurangi nilai ripple. Seluruh pengujian dilakukan melalui simulasi pada perangkat lunak Simulink MATLAB, serta menggunakan data aktual iradiasi dan suhu dari beberapa hari di bulan Agustus 2023. Hasil simulasi menunjukkan bahwa algoritma MPPT Incremental Conductance terbukti efektif dalam menemukan titik kerja optimal sistem PV pada kondisi Standard Test Conditions (STC). Implementasi two-phase interleaved boost converter pada sistem PV meningkatkan efisiensi daya keluaran secara signifikan, dengan penurunan persentase error dari 9.05% menjadi 5.85%, serta mengurangi ripple dari 2.31% menjadi 1.22%. Meskipun perubahan pada parameter dinamik tidak signifikan, dengan tracking speed yang hanya berubah sedikit dari 0.55 detik menjadi 0.53 detik, sistem MPPT ini mampu merespon perubahan kondisi lingkungan secara efektif, menjaga titik kerja optimal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi MPPT Incremental Conductance dan two-phase interleaved boost converter efektif meningkatkan performa sistem pada kondisi iradiasi lebih dari 684 W/m2 hingga 1000 W/m2.

The utilization of photovoltaic (PV) systems is crucial in achieving Sustainable Development Goal (SDG) number 7, which aims to provide clean and affordable energy for all. However, one of the main challenges in the implementation of PV systems is the suboptimal efficiency, particularly under varying environmental conditions. In this study, the Incremental Conductance MPPT algorithm was used in combination with the implementation of a two-phase interleaved boost converter to improve the efficiency of the PV system and reduce ripple values. All testing was conducted through simulations in Simulink MATLAB software, using actual irradiation and temperature data from several days in August 2023. The simulation results showed that the Incremental Conductance MPPT algorithm effectively found the optimal operating point of the PV system under Standard Test Conditions (STC). The implementation of the two-phase interleaved boost converter in the PV system significantly increased the output power efficiency, with a reduction in error percentage from 9.05% to 5.85%, and reduced ripple from 2.31% to 1.22%. Although the changes in dynamic parameters were not significant, with tracking speed only slightly changing from 0.55 seconds to 0.53 seconds, this MPPT system was able to respond effectively to environmental condition changes, maintaining the optimal operating point. The results of this study indicate that the combination of the Incremental Conductance MPPT and two-phase interleaved boost converter is effective in improving system performance under irradiation conditions from 684 W/m2 to 1000 W/m2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dikky Hafianto
"Meningkatnya kebutuhan energi dari tahun ke tahun dan terbatasnya energi yang tidak dapat diperbarui menuntut perlunya penelitian dan pengembangan sumber-sumber energi alternatif sebagai pengganti energi konvensional. Pemanfaatan energi surya merupakan salah sate alternatif yang bail sebagai pengganti energi konvensional. Radiasi surya yang berupa energi elektromagnetik dapat diubah langsung menjadi energi Es ft* dalam sel fotovoltadc melalui suatu proses konversi energi (konversi fotovoltaik). Salah satu sistem yang dflcembangkan dalam pemanfaatan teknologi fotovoltaik adalah sistem penerangan rumah secara individual atau lazim dikenal dengan Solar Home System (SHS). Pada tulisan ini akan dibahas sistem SHS di Sukatani Bari segi teknis, ekonomis, Berta dampak social ekonomi dan budaya masyarakataya sebagai bahan pertimbangan _untuk penerapan sistem SHS di desa-desa terpencil lainnya di Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarfina Andini
"Aplikasi panel surya terapung (floating photovoltaic, FPV) pada badan air saat ini menjadi permintaan global. Terlepas dari meningkatnya popularitas industri FPV, studi tentang efek ekologi tutupan badan air menggunakan panel surya terapung – terutama di negara-negara tropis – belum banyak dilakukan. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh FPV terhadap suhu, DO (oksigen terlarut), CD (konduktivitas), TDS (total padatan terlarut), konsentrasi total fosfor, konsentrasi klorofil-a, dan kedalaman secchi disk menggunakan uji independent t-test, serta perubahan kondisi trofik di badan air menggunakan sistem klasifikasi trophic state index (TSI). Penggunaan mesocosm untuk mempelajari efek penutupan oleh FPV sebagai cara untuk mengevaluasi dan menilai proses ekologi di bawah sistem tertutup. Eksperimen mesocosm dilakukan dari tanggal 25 Maret - 15 April 2021 di Danau Mahoni, dengan total sampel air diambil dari masingmasing mesocosm sebanyak 7 sampel. Hasilnya menunjukkan bahwa keberadaan FPV mempengaruhi perubahan rata-rata suhu, DO, konduktivitas, TDS, dan klorofil-a pada sistem mesocosm yang tertutup panel surya terapung (P) dan sistem mesocosm yang tidak tertutup panel surya terapung (NP) (nilai t hitung > nilai t critical, p-value < 0,05); dan FPV tidak mempengaruhi perubahan rata-rata total fosfor dan kejernihan air berdasarkan kedalaman secchi disk secara langsung (nilai t hitung < nilai t critical, p-value > 0,05). Keberadaan FPV mempengaruhi perubahan nilai TSI rata-rata pada sistem mesocosm yang tertutup panel surya terapung (P) dan sistem mesocosm yang tidak tertutup panel surya terapung (NP) (nilai t hitung > nilai t critical, p- value < 0,05). Menurut nilai TSI, meskipun terjadi penurunan nilai TSI, keadaan trofik masih tergolong eutrofik.

The applications of floating photovoltaic (FPV) on water bodies are currently on a global demand. Despite the increasing popularity of floating photovoltaic industry, studies on ecological effects of lake coverage using floating photovoltaic – especially in tropical countries – haven’t been widely conducted. This study evaluates the effect of floating photovoltaic on temperature, DO (dissolved oxygen), CD (conductivity), TDS (total dissolved solids), total phosphorus concentration, chlorophyll-a concentration, and secchi disk depth using an independent t-test, and trophic state changes in water bodies using the trophic state index (TSI) classification. The use of in situ mesocosms to study the effects of floating photovoltaic cover as a way to evaluate and assess the ecological processes under closed system. The mesocosm experiment was conducted from March 25th to April 15th 2021 in Mahoni Lake, in which a total amount of 7 water samples were collected from each mesocosms. Our results show that the floating photovoltaic affects the average temperature, DO, conductivity, TDS, and chlorophyll-a concentration changes (t value > t critical, p-value < 0,05); and the floating photovoltaic does not directly affects the average total phosphorus concentration and water clarity changes (t value < t critical, p-value > 0,05). The floating photovoltaic does affects the average TSI value changes (t value > t critical, p-value < 0.05). According to the TSI value, despite the decrease in TSI value, the trophic state was still classified as eutrophic. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jiwo Sukarno
"Gagasan awal dari proyek ini adalah penjajakan kemungkinan digunakannya teknologi fotovoltaik untuk pompa air clan klorinator kolam renang, yang ditawarkan oleh Allchlor Pty. Ltd., sebuah perusahaan yang berkedudukan di Brisbane, Australia, yang memproduksi klorinator untuk kolam renang. Tujuan proyek yang dilaporkan dalam skripsi ini pada intinya adalah merancang dan menganalisa sistem yang memanfaatkan tenaga surya, khususnya teknologi fotovoltaik untuk proses pemompaan dan klohnasi air pada kolam renang. Dengan demikian, tujuan umum yang hendak dicapai melalui proyek ini adalah untuk memasyarakatkan penggunaan teknologi energi yang terbarukan, khususnya tenaga surya, untuk melayani kebutuhan akan energi sehari-hari. Tujuan-tujuan tersebut berkenaan dengan makin mendesaknya kebutuhan untuk mencari pengganti bahan bakar fosil dikarenakan akibat-akibat buruknya kepada lingkungan dan kekurangan-kekurangan lainnya. Untuk tujuan ini, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penggunaan sistem yang memanfaatkan tenaga surya demi pelestarian lingkungan juga harus ditingkatkan. Pemilihan kolam renang sebagai objek didasarkan pada konsumsi energinya yang tergolong tinggi untuk kebutuhan operasinya.
Perancangan sistem dilakukan berdasarkan kepada landasan yang digunakan di Australia, yaitu Australian Standard 4059.2 tahun 2002 untuk mengkompromisasikan syarat-syarat bagi pembangunan stand-alone power systems. Landasan yang digunakan di Australia ini dipersiapkan oleh sebuah komite yang terdiri dad para ahli dari industri, pemerintah, pengguna dan pihak-pihak lainnya yang berkaitan. Sehingga, penggunaan landasan ini dalam proses perancangan akan mengkompromisasikan pihak-pihak yang disebutkan diatas, termasuk talon pengguna, yang dalam hal ini berarti pemilik kolam renang. Proses analisa akan mengevaluasi pencapaian, kelebihan dan kekurangan dari sistem dilihat dari segi teknis dan juga dari segi ekonominya. Analisa dari segi ekonomi menjadi sangat penting dikerenakan hal ini akan menjadi penentu diterima atau tidaknya sistem ini oleh pemilik kolam renang.
Untuk memasyarakatkan pentingnya pemanfaatan tenaga surya ini, pengembangan sebuah website juga telah dilakukan. Website tersebut mengintegrasikan informasi tentang proyek ini dari dalam, informasi-informasi dari berbagai organisasi dan perusahaan di dunia yang bergerak dibidang pemanfaatan energi terbarukan, serta sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk merancang dan menganalisa sistem tenaga surya yang sesuai dengan kondisi dan situasi kolam renang yang dimiliki pengguna.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan diatas, pada bagian apendik A dan apendik B terdapat contoh pengerjaan perancangan untuk sistem pompa air dan klorinasi yang memanfaatkan tenaga surya dengan teknologi photovoltaic (PV) untuk kolam renang yang bedokasi di kota Brisbane, Australia dengan berdasarkan kepada Australian Standard 4059.2 tahun 2002. Dengan contoh pengerjaan ini, diharapkan pengguna dapat memahami proses perancangan dad sistem yang mengenerasikan energi secara mandiri, terutama yang memanfaatkan tenaga surya dengan teknologi photovoltaic (PV). Pemahaman ini diharapkan dapat memotivasi mereka untuk menggunakan teknologi ini untuk kebutuhan mereka masing-masing. Istilah-istilah dalam Bahasa Inggris yang digunakan dalam skdpsi ini, yang memang pada awalnya ditulis dalam bahasa tersebut, dijelaskan pada apendik D."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S40474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>