Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118237 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Loli Jendrianita
"Tesis ini membahas tentang analisis variasi penyebab piutang jamkesda pasien rawat inap di RSUP Fatmawati tahun 2010-2012. Tujuan dari tesis ini adalah untuk menganalisis faktor internal maupun faktor eksternal rumah sakit penyebab piutang jamkesda serta memberikan gambaran mengenai pengelolaan piutang jamkesda pasien rawat inap di RSUP Fatmawati tahun 2010-2012. Penelitian ini menggunakan disain kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil dari penelitian berupa variasi faktor internal penyebab piutang jamkesda yaitu MOU dari perjanjian kerja sama, ketidak lengkapan berkas, waktu klaim, dan selisih biaya riil rumah sakit dengan biaya pola pembayaran. Sedangkan variasi faktor eksternal yaitu dana APBN, kepemilikan kartu jamkesda, surat jaminan, proses verifikasi, dan waktu pembayaran klaim setelah diverifikasi.
This thesis discusses about variation analysis of the causes of Jamkesda receivable for inpatients in RSUP Fatmawati year 2010-2012. The purpose of this thesis is to analyze the internal and external factors of the causes of Jamkesda receivables for the hospital and provides an overview of the management of Jamkesda receivables for inpatients in RSUP Fatmawati year 2010-2012. This study uses a qualitative design with in-depth interviews and document review. Results of this research is a variation of the internal factors that cause Jamkesda receivable are the MOU of cooperation agreements, lack of accessory files, time claims, and the difference between the real cost to the cost of hospital payment patterns. While variations in external factors are APBN funds, ownership of Jamkesda cards, letters of guarantee, verification processes, and timing of claims payments after the verification."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Ismail Rivai
"Krisis ekonomi dan otonomi daerah dapat menyebabkan menurunnya subsidi pemerintah kepada rumah sakit. Disisi lain jumlah dan jenis pelayanan rumah sakit harus ditingkatkan karena demand masyarakat yang makin meningkat oleh sebab terjadinya pergeseran pola penyakit.
Tarif yang berlaku saat ini ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat tahun 1995 dan oleh karena adanya rencana dari RSUD Solok., untuk menjadi rumah sakit swadana, maka perlu ditetapkan tarif rasional, yang dalam penelitian ini dihatasi pada penetapan tarif di instalasi rawat inap menurut kelas rawatan.
Dalam menetapkan tarif rasional di instalasi rawat inap dilakukan penelitian biaya di unit-unit penunjang dan unit-unit produksi, meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeiiharaan. Data berupa data sekunder dikumpulkan dari catatan/laporan kegiatan, pengolahan data dilakukan dengan double distribution method, dan kemudian dilakukan perhitungan yang menghasilkan biaya total dan biaya satuan. Survey kemampuan membayar masyarakat (ATP) dilakukan pada pengunjung rawat inap dengan wawancara berupa kuesioner yang telah disiapkan. Persepsi stakeholders yangterkait dengan penelapan tarif dilakukan dengan wawancara mendalarm. Simulasi tarif dilakukan dengan berpatokan pada biaya satuan, tarif saat ini, ATP, persepsi .stakeholders, dan cost recovery ale. Dengan demikian didapat tarif rasional instalasi rawat inap menurut kelas rawatan, yaitu: Kelas Utama: Penyakit Dalam Rp. 30.000, Kelas 1 Penyakit Dalam Rp. 22.500_- , Kelas I Kebidanan Rp. 27.500, Kelas II Bedah Rp. 20.000.-, Kelas II Anak Rp. 20.000,-, Kelas 11 Penyakit Dalam Rp. 16,000,-; dan Kebidanan Rp. 22.500,-. Kelas ZFI Bedah Rp. 6,000. Anak Rp. 8.000,- , Penyakit Dalam Rp. 4.000.-dan Kebidanan Rp. 6,000, . Rekomendasi dari penelitian ini adalah masih tetap diharapkan subsidi dari pemerintah kepada rumah sakit dan masyarakat tak mampu.
Daftar bacaan : 35 (1983 - 2000)

Determining Rational Tariff of Hospital's Ward Installations that Classified by the Class Rate at Rumah Sakit Umum Daerab Solok in 1999/2000Economic crisis and district autonomy influenced government's subsidies to district hospitals. On the other side, public hospitals should improve and develop their services to respons public's demand.
Tariff of RSUD Solok was set up in 1995 (Perda) and due to the plan to become more atonomous the hospital need to determine its Rational Tariff.
In setting up Rational tariff for inpatient care costs for supporting and production units were determined including investment and operational costs, as well as maintenance cost. The secondary data was collected from hospital records, has been and analysed using double distribution method. To describe the ability to pay (ATP), interview to the patiens have been conducted, interviews with stakeholders were also conducted to obtain information on their stakeholders perception of the rational tariff Simulation had been done based on findings of unit cost, perceptions,and the cost recovery rate. Proposed tariffs for inpatient care (RSUD) Solok, are as follow. TIP (Internal Medicine) Rp. 30.000; First Class: Internal Medicine Rp. 22.500,-, Obgyn Rp. 27.500, Second Class: Surgery Rp. 20.000, Pediatric Rp. 20.000, Internal Medicine Rp. 16.000,- and Obgyn Rp. 22300, Third Class: Surgery Rp. 6.000, Pediatric Rp. 8.000, Internal Medicine Rp. 4.000,- and ObgynRp. 6.000, Based on the findings, the government need to continue to provide subsides to public hospitals and the poor.
References: 35 (1983 - 2000)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Rubiani
"Tarif pelayanan persalinan di Puskesmas Cimanggis Kota Depok yang berlaku saat ini adalah Rp. 75.000,0. Tarif ini sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan operasional kamar bersalin di Puskesmas di mana Puskesmas harus melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai tempat pertolongan persalinan yang bermutu dengan tidak hanya selalu bergantung kepada subsidi Pemerintah.
Dengan penyesuaian tarif diharapkan terwujud maksimalisasi pelayanan, karena tarif yang sesuai dengan kemampuan membayar masyarakat akan meningkatkan utilisasi. Penyesuaian tarif dilakukan melalui analisa tarif yang berdasarkan biaya satuan pelayanan persalinan ,tingkat pengembalian biaya, tingkat kemampuan (ability to pay ATP) dan kebijakan tarif dan tarif pesaing yang setara.
Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di unit kamar bersalin Puskesmas Cimanggis Kota Depok, yaitu menganalisa biaya dengan menggunakan data tahun 2000 dan menggunakan metode double distribution. Adapun untuk menilai tingkat kemampuan dan kemauan masyarakat membayar yaitu dengan mengolah data hasil survei terhadap masyarakat Kabupaten Bogor. Kemampuan masyarakat menurut ATP adalah : 92 % masyarakat mampu membayar Rp 72.000,0 ; 72% masyarakat mampu membayar Rp 270.000,0.; 50% masyarakat mampu membayar Rp.504.000,00.
Dari hasil analisa biaya kamar bersalin, didapatkan biaya satuan aktual Rp.585.593,00 dan biaya satuan normative Rp.524.626,00 Tarif pertolongan persalinan yang akan disarankan adalah Rp. 270.000,0. Saran perubahan tarif tersebut disambut baik oleh kepala Dinas Kesehatan Kota Depok serta Kepala Puskesmas Cimanggis, selanjutnya akan diusulkan ke Pemda untuk diproses lebih lanjut.
Daftar Pustaka : 21 (1996 - 2001)

A Case Study of Birth Delivery Rational Price Analysis at Puskesmas Cimanggis, City of Depok, 2002The current price of delivery service at Puskesmas Cimanggis City of Depok is Rp75.000,-. Considering the tasks and functions of Puskesmas as quality delivery service place that does not depend on government's support, the current price is not suitable with operational need of birth delivery room in Puskesmas. It is expected that price adjustment would maximize the service, because the appropriate price that is in line with people's ability to pay would increase utilization.
The price adjustment was conducted through price analysis based on the unit cost of birth delivery service, cost recovery rate, ability to pay (ATP), price policy, and competitor's price. This study is a study case that was conducted in Birth Delivery Room Unit at Puskesmas Cimanggis City of Depok by analyzing the cost using double distribution method. The assessment of the ability to pay and the willingness to pay of the people in the District of Bogor was conducted by processing data from the survey result. The ability to pay according to ATP1 was 92% of people were able to pay as much as Rp72.000, 00; 72% of people were able to pay as much as Rp270.000,00 and 50% of people were able to pay as much as Rp504.000,00.
Based on the cost analysis of birth delivery room of this study, the actual unit cost was Rp585.593, 00 and normative unit cost was Rp524.626,00. Nevertheless, the recommended price of birth delivery service is Rp270.000, 00. The recommendation of the price change is accepted by the Head of District Health Office as well as the Head of Puskesmas Cimanggis. Furthermore, the next step would be proposing this pricing to the Local Government.
References: 21 (1996 - 2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Letizia
"Pembiayaan operasional Puskesmas di kota Palembang masih mengalami kendala, dimana dana yang ada belum mencukupi kebutuhan. Salah satu cara untuk mengatasi pembiayaan tersebut, maka dikembangkan Puskesmas unit uji coba swakelola di kota Palembang. Puskesmas Plaju sebagai salah satu unit uji coba swakelola, bila dibandingkan 4 puskesmas unit uji coba yang lain mempunyai pendapatan yang paling kecil, jumlah kunjungan sedikit, yang datang kebanyakan dari kalangan ekonomi kurang mampu. Untuk mengetahui apakah Puskesmas Plaju dapat mandiri di masa yang akan datang, make perlu dilakukan penelitian atau analisis potensi kemandiriannya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder untuk mengetahui pendapatan dan biaya, sumber daya manusia, kebijakan tarif Berta potensi provider. Data primer diperoleh dari indepth interview, observasi dan wawancara dengan pelanggan.
Hasil penelitian menunjukkan CRR (Cost Recovery Rate) Puskesmas Plaju untuk pendapatan fungsional dibagi biaya total tanpa AFC, gaji, alat dan vaksin sudah cukup tinggi (117,0%). Tinggi rendahnya CRR dipengaruhi pendapatan dan biaya. Pendapatan fungsional Puskesmas Plaju tahun 2003 sebesar Rp 116.661.106, yang bersumber dari PT Askes (41,4%), pelayanan dasar PKPS-8BM BIDKES (27,8%), retribusi (21%) dan Jamsostek (9,8%). Biaya yang digunakan adalah untuk biaya operasional (76,6%) dan biaya tetap atau AFC (23,4%). Penggunaan biaya yang terbesar digunakan untuk gaji 35,7%, biaya obat dan vaksin 31,3%, kemudian AFC gedung (18,8%). Sedangkan biaya yang terkecil dikeluarkan adalah biaya untuk pemeliharaan (0,1%). Kebijakan tarif mendapat dukungan dari pengambil keputusan, pola tarif yang baru sudah diusulkan Dinas Kesehatan Kota Palembang ke Walikota Penyesuaian tarif ini sudah sampai pada tahap adopsi kebijakan, tetapi belum sampai pada implementasi kebijakan. Untuk potensi Provider, kebersihan gedung 80% bersih, 20% cukup bersih. Kenyamanan gedung, 60% nyaman, 40% cukup nyaman. Terdapat penambahan jenis pelayanan dari 13 jenis menjadi 19 jenis.
Untuk sumber daya manusia, jumlah dan jenis tenaga sudah sesuai standar, umur dan masa kerja hampir berimbang. Sedangkan untuk pendidikan dan pelatihan terjadi penurunan pads tahun 2003 (38,5%) dibandingkan tahun 2002 (76,9%). Tingkat kepuasan pelanggan terhadap waktu tunggu yang diteliti yaitu di unit pendaftaran (85,4%), pemeriksaan (92,7%), pemeriksaan penunjang (74,2%) dan apotik (31,3%). Kepuasan pelanggan terhadap keramahan petugas yang diteliti yaitu di pendaftaran (86,5%), pemeriksaan (98,0%), pemeriksaan penunjang (98,4%) dan apotik (97,9%). Sedangkan kepuasan pelanggan terhadap biaya yang diteliti yaitu biaya karcis (96,9%), tindakan medis (93,5%) dan pemeriksaan penunjang (92,0%). Rata-rata ATP3 (Rp 20.391,67) dan WTP (Rp 4.660) pelanggan lebih tinggi dari tarif yang berlaku saat ini (Rp 1.000).
Kondisi yang mendukung potensi kemandirian, selain CRR adalah kebijakan tarif, potensi provider, somber daya manusia (pendidikan, umur dan masa kerj a), persepsi pelanggan terhadap waktu tunggu (di ruang pendaftaran dan pemeriksaan), keramahan petugas (di ruang pendaftaran, pemeriksaan, pemeriksaan penunjang dan apotik) dan biaya (karcis, tindakan medic dan pemeriksaan penunjang) sera ATPIWTP pelanggan. Kondisi yang kurang mendukung adalah sumber daya manusia (pendidikan dan pelatihan) dan persepsi pelanggan (terhadap waktu tunggu di ruang pemeriksaan penunjang dan apotik).
Bila dilihat dan hasil penelitian, maka Puskesmas Plaju mempunyai potensi untuk dapat mandiri di masa yang akan datang. Asalkan kondisi yang kurang mendukung potensi kemandirian segera diatasi.

Analysis of Self-Reliance Potency of the Try Out Unit of Self-management at Plaju Pusks mas, Palembang 2003/2004Operational financing of Puskesmas in the City of Palembang still has constraint where the existing fund falls short requirement. To overcome the problem, the try out unit of self-management Puskesmas had been developed in the City of Palembang. Plaju Puskesmas as one of the try out unit of self-management, when compared to four other Puskesmas try out units whose the smallest revenue, amount of patient was little, and the indigent economic background at most. Therefore the research or independence potency analysis was conducted to assess whether Plaju Puskesmas could earn self-reliance in the future.
The research was a descriptive research with qualitative approach. It used secondary data to assess the revenue and expense, human resource, pricing policy, as well as provider potency. Primary data was obtained from in depth interview, observation and interview with customers.
The Result of research showed that CRR (cost recovery rate) of Plaju Puskesmas have been high enough (117%). The CRR was influenced by the cost and revenue. The functional revenue at Plaju Puskesmas in 2003 was Rp 116.661.106 which supplied from PT Askes (41,4%), the service of PKPS-BBM BIDKES (27,8%), retribution (21%), and Jamsostek (9,8%). The cost of Puskesmas included operational cost (76,6%) and fixed cost or AFC (23,4%). The highest cost was used for salary (35,7%), vaccine and drug (31,3%), and AFC for building (18,8%). While the most little cost was purposed to the maintenance (0,1%). The pricing policy got support from decision maker which the new pricing pattern have been proposed by the Health Office of the City of Palembang to the Mayor. The adjustment of the pricing have come up with the phase of policy adoption, but not yet come up with the policy implementation.
For the potency of provider, the hygiene of building showed 80% was clean, 20% was enough clean. The comfort of building showed 60% was comfortable; the rest (40%) was comfortable enough. There was addition of services from 13 become 19 services. For human resource, its amount and capacity had been appropriate to the standard, however age and duration of work span were almost proportional. While for the education and training showed degradation in the year 2003 (38,5%) compared to year 2002 (76,9%). Level satisfaction of customer in every service was showed as follows; waiting time at the admission unit was 85,4%, examination (92,7%), ancillary unit (74,2%), and drug store (31,3%). The customer satisfaction to the sociability of officer at every unit of service resulted as follow; admission (86,5%), examination (98%), ancillary examination (74,2%), and drug store (97,9%). While the satisfaction of customer to the cost that was observed shoed as follow; ticket fee (96,9%), medical examination (93,5%), and ancillary examination (92%). The average of ATP 3 was Rp 20.391,67 and the average of WTP was Rp 4.660 of which higher than the current tariff.
The condition in which supported the self-reliance potency, besides CRR was the tariff policy, potency of provider, human resource (education, age, and duration of work span), perception of customer to the waiting time at admission unit and duration of work span, sociability of officer (at admission unit, examination, ancillary examination, and drug store) and the cost (ticket fee, medical examination, and ancillary examination), and ATP1WTP customer. The condition that was included less supporting; human resource (education and training), and perception of customer to the waiting lime (at ancillary examination and drug store).
From the result of research that mentioned before, Plaju Puskesmas have a potency to be self-reliance Puskesmas in the future. So long as the condition that less supporting of self-reliance potency will be immediately overcome.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani Rahmah
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan kondisi keuangan di Program SEHAT1 RSAB "Harapan Kita" sejak awal berdiri tahun 1994 sampai dengan tahun 2000. Selama ini Program SEHATI belum membuat laporan keuangan dalam bentuk Neraca dan Laporan Laba Rugi. Laporan yang dibuat hanya dalam bentuk laporan pendapatan dan pengeluaran per bulan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisa deskriptif yaitu menggambarkan kondisi yang ada dengan menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara 10 (sepuluh) informan dari pihak manajemen Program SEHATI dan manajemen rumah sakit.
Kerangka konsep penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu pertama analisa laporan keuangan dengan melakukan analisis tren dan analisis ratio keuangan. Kedua analisa utilisasi/demand dari layanan kesehatan yang ada di Program SEHATI. Ketiga kajian manajemen dengan melakukan wawancara kepada pihak manajerial Program SEHATI dan Rumah Sakit. Dari ketiga langkah tersebut diperoleh gambaran tentang kondisi keuangan Program SEHATI.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, Neraca Program SEHATI dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2000 menggambarkan kondisi kinerja keuangan setiap tahunnya. Ratio keuangan secara keseluruhan menggambarkan kondisi berada diatas rata-rata industrinya yang menunjukkan efektifitas Program SEHATI dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki.
Dari data tingkat kunjungan pasien Program SEHATI, menunjukkan tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Sebaliknya untuk jumlah kunjungan pasien baru cenderung menurun.
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap sepuluh informan, menyatakan, semua pihak tidak keberatan dengan kemungkinan dirubahnya Program SEHATI menjadi Unit dengan tetap menjalankan kebijakan-kebijakan yang selama ini sudah diterapkan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalali kondisi keuangan Program SEHATI RSAB "Harapan Kita" sangat baik dan nantinya bisa menjadi profit unit yang sangat menguntungkan bagi rumah sakit. dengan terus meningkatkan cakupan atau luas pelayanan melalui berbagai alternatif peinasaran yang dapat meningkakan jumlah kunjungan pasien.
Daftar bacaan : 25 ( 1981 - 2001)

Financial analysis of Celah Bibir SEHAT1 Program of RSAB "Harapan Kita" Year 1994/2000This research was done with purpose to illustrate the financial condition in the SEHATI program in RSAB "Harapan kita". Since it?s established in 1994 until year 2000. During it's year, the SEHATI Program not yet made report in the form of Balance sheet and Income statement report. The only report made was in form of income and expenses report every month.
Research done by using descriptive analysis methods, which describe existing condition by using qualitative and quantitative data. Qualitative data was acquired by doing interview with 10 (ten) informant from the hospital and SEHATI Program management staff.
Research framework concept was consisting of three steps; First, financial report analysis by doing trend and financial ratio analysis. Second, Utilizes or demand analysis of health services in the SEHATI Program. Third, Management analysis by interviewing hospital and SEHATI Program management staff from these three steps acquired illustration of the financial condition of SEHATI Program.
From the research, SEHATI Program balance sheets from year 1994 to 2000 confirm a good financial performance condition. Income statement reports reveal an increasing profit gain every year. Financial ratios, in general, describe an above industry average condition that shows SEHATI Program efficiency in using its resources.
From patient visit-level data in SEHATI Program shows an increasing trend every year. On the contrary, the numbers of new patient visit relatively decreasing. Interview which done to ten informant, said that they don't mind about the possibility of changing SEHATI Program into unit, by applying better system and procedure.
As the conclusion of this research, financial condition of SEHATI Program in the RSAB "Harapan Kita" considered proficient and had the ability to become a profit unit, which giving advantage to the hospitals.
Bibliographies 25 (1981 - 2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Suciati
"ABSTRAK
Pembiayaan kesehatan terus mengalami peningkatan. Beberapa faktor menyebabkan terjadinya peningkatan tersebut. Dampak negatif dari meningkatnya pembiayaan kesehatan adalah menekan kemampuan pemberi dana atau perusahaan untuk menyediakan biaya pelayanan kesehatan bagi karyawan dan keluarga karyawannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan karakteristik peserta dengan angka kunjungan dan biaya penyakit katastropik pada peserta ASO PT. GAMI tahun 2011 ? 2012. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan disain penelitian cross sectional.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa karakteristik peserta yang paling berhubungan dengan angka kunjungan dan biaya penyakit katastropik adalah usia. Klasifikasi benefit as charge dengan limit tahunan mempunyai hubungan yang signifikan dengan biaya penyakit katastropik. Penelitian selanjutnya, bisa lebih menggali variabel periode kepesertaan.

ABSTRACT
Health financing continues to increase. Several factors led to this increase. The negative impact of rising health care financing is pressing lenders or companies ability to provide health care costs for employees and employee families. This study aims to look at how the characteristics of the participants relationship with the number of visits and the cost of catastrophic illness on ASO participants PT. GAMI years 2011-2012. Research is a quantitative approach with a crosssectional study design.
The final conclusion is that the characteristics of the participants are most related to the number of visits and the cost of catastrophic illness is the age. Benefit classification as a charge to annual limit has a significant connection with catastrophic illness costs. For further research could further explore variable period of membership.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwanti
"ABSTRAK
Pengisian rekam medik merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan data rekam medik sangat diperlukan untuk kepentingan manajemen rumah sakit, pasien, dan petugas kesehatan sendiri. Pengelolaan rekam medik yang dilakukan secara seksama dan lebih profesional merupakan salah satu pelayanan yang dapat menunjang pemberian pelayanan medik yang cepat, tepat, dan akurat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dokter spesialis surgical dalam kelengkapan pengisian resume medik pasien rawat inap di RSUP Fatmawati tahun 2014. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan desain penelitiannya adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah total sampel 73 orang dokter spesialis bedah surgical ( THT, mata, bedah, orthopedi, kebidanan ). Analisis menggunakan uji Chi-Square dan regresi logistik berganda.
Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara monitoring, beban kerja, pengetahuan, variabel pelatihan dan kompensasi dengan perilaku dokter spesialis pegisian resume medik di RSUP Fatmawati. Variabel kompensasi merupakan variabel paling dominan memiliki hubungan secara signifikan dengan perilaku dokter spesialis surgical dalam pengisian resume medik di RSUP Fatmawati. Pihak manajemen perlu meningkatkan pengawasan (monitoring) terhadap pengisian resume medis bekerjasama dengan tim komite medik. Kendala-kendala yang ditemukan dalam pengisian resume medis dibahas dan diselesaikan bersama dengan melibatkan seluruh dokter.

ABSTRACT
Completion of medical records is an activity that is very important to provide good service top patient and medical records management is indispensable for the benefit of hospitals, patients, and health workers themselves. Management of medical records that done carefully and professionally is one of the care that can support the provision of medial services that is fast, precise, and accurate. The purpose of this study was to determine the factors that influence the behavior of the completeness of inpatient discharge summaries in Fatmawati Hospital in 2014. This research is analytic study with quantitative and qualitative approaches. While the sampla of 73 surgical surgeons (ENT, eye, surgery, orthopaedic, obstetrics). Analysis using Chi-square test and multiple logistic regression.
The results of the study there was a significant correlation between monitoring, workload, knowledge, training and compensation variables with the completion behavior of discharge summary by surgeons in Fatmawati Hospital. Variable compensation is the most dominant variable has a significant correlation with the behavior of surgical specialists in medical resume completion. The management needs to improve supervision the completion of medical resume working together with a team of medical committee. Barriers found in medical resume completion discussed and solved together by all the doctor.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fandru Gemi Nastiti Ziliwu
"Penelitian ini membahas kepatuhan dokter dalam pengisian formulir instruksi medis farmakologis di Rawat Inap RSUP Fatmawati tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui tingkat kepatuhan dokter dalam pengisian formulir instruksi medis farmakologis, menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh menggunakan bantuan kuesioner dan melakukan telaah dokumen terhadap formulir instruksi medis pada rekam medis pasien pulang rawat inap dengan menggunakan daftar tilik. Hasil uji statistik chi square didapat nilai alpha p 0.05 artinya tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan dokter dalam mengisi formulir instruksi medis farmakologis.

This research discusses about doctoral compliance on filling Medical Instructions Pharmacological Inpatient Form RSUP Fatmawati 2017. This research aimed to determine the factors that affect the level of doctoral compliance on filling medical instructions pharmacological form used quantitative research method with cross sectional approach. Data obtained using questionnaire support and conducted documents review of Medical Instructions Pharmacological Form on medical record of patient who go home after inpatient by using checklist. Based on the result of statics test chi square obtained alpha value p p 0.05 , it means no significant relationship with doctoral compliance on filling medical instructions form.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grahyta Dhamayanti
"Latar Belakang: Informasi yang tidak efektif disebabkan oleh adanya keterlambatan pengembalian dan ketidaklengkapan pengisian data rekam medis. Kepmenkes Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit menetapkan waktu pengembalian dokumen rekam medis yaitu 1x24 jam dan kelengkapan dokumen rekam medis harus 100%. Di RSUP Fatmawati Jakarta terdapat peningkatan prosentase keterlambatan pengembalian dan ketidaklengkapan dokumen rekam medis rawat inap.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi alur, kebutuhan sistem informasi yang akan dikembangkan, serta merancang sistem informasi monitoring dokumen rekam medis rawat inap di RSUP Fatmawati.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dilakukan secara bertahap sesuai tahapan SDLC, serta menggunakan pendekatan metode prototype.
Hasil: Adanya masalah-masalah pada sistem informasi rumah sakit saat ini yang membuat petugas masih harus melaksanakan pekerjaannya secara manual. Sistem informasi monitoring dokumen rekam medis rawat inap dirancang melalui penyusunan alur sistem, perancangan basis data, tampilan antarmuka (userinterface), SPO, dan manualbook.
Kesimpulan dan Saran: Sistem informasi yang baru dapat mengatasi permasalahan yang terjadi, mempercepat dan mempermudah pekerjaan petugas, serta menghasilkan laporan yang bermutu. Sehingga capaian SPM rumah sakit dan indikator mutu IRMIK meningkat. Sebaiknya ada dukungan penyediaan sarana dan prasarana dari rumah sakit untuk pengembangan sistem informasi monitoring dokumen rekam medis rawat inap, perlu adanya sosialisasi SPO dan manualbook, proses uji coba sistem kepada user, serta sebaiknya dilakukan upaya perawatan basis data secara berkala.

Background: In the hospital, ineffective information is caused by late referral and incomplete medical records. Decree of the Minister of Health No. 129/2008 of Hospital Minimum Service Standards explained this case. The standard said that medical record documents must be returned in 1x24hours and its completeness must be 100%. Nevertheless, Fatmawati Jakarta Hospital underwent an increase of late returns and incomplete inpatient medical record documents percentages.
Objectives: Aims of this study are determining and identifying flow and needs of the development of an information system. Also, this study aims to design an information system for monitoring inpatient medical record documents.
Methods: This study used a qualitative method, SDLC stages, and a prototype method approach.
Results: There are problems in the current hospital information system. Also, it makes employees still need to do their works manually. Therefore, an inpatient medical record document monitoring information system was designed through some stages. Those are the system flow, database, user interface, OPS, and manualbook formings.
Conclusions and Recommendations: The new information system provides some improvements in the hospital. Those are particularly in achievement and enhancement of quality indicators and standards. This is because it can overcome problems and produce quality reports. Also, it makes employees do their works efficiently. For recommendations, the hospital should support this development by facilities and infrastructure provision. They also need to socialize the operational procedure standard and manualbook. Then, they should do the process of testing the system to users and database maintenance efforts regularly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sentari Shela Hapsari
"ABSTRACT
Proses pengembalian rekam medis pasien rawat jalan di RSUP Fatmawati masih belum optimal, ditunjukan dengan penyelenggaraan yang belum sesuai dengan peraturan, masih ada rekam medis yang terlambat, bahkan tidak kembali dari Instalasi Rawat Jalan IRJ ke Instalasi Rekam Medis dan Pusat Data Informasi IRMPDI pada hari dimana rekam medis digunakan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis proses pengembalian rekam medis pasien rawat jalan dari IRJ ke IRMPDI dengan pendekatan lean six sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research, dengan desain penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian digambarkan dengan value stream mapping yang memperlihatkan lead time proses pengembalian rekam medis pasien rawat jalan selama 183,09 menit dengan value added 41,55 menit 22,7 dan non value added 141,54 menit 77,3, proses paling lama terjadi pada langkah pengembalian rekam medis dari IRJ ke IRMPDI karena menunggu petugas IRMPDI mengambil rekam medis. Waste paling besar yaitu waste waiting sebesar 124,16 menit atau 87,72 dari total seluruh waste yang ditemukan. Berdasarkan analisis fishbone diagram diketahui bahwa akar penyebab masalah paling banyak berasal dari kategori man. Berdasarkan analisis tersebut diberikan usulan berupa pembuatan standarisasi kerja, penghitungan beban kerja, melakukan rapat koordinasi, membagi pekerjaan ke dalam periode waktu tertentu heijunka, dan meningkatkan pengawasan.

ABSTRACT
The process of returning outpatient medical records at RSUP Fatmawati is not optimal enough, indicated by the process is not in accordance with existing regulations, medical records are late, and not returned from Outpatient Installation IRJ to Installation of Medical Record and Information Data Center IRMPDI at the same day when it used. The aim of this research is to get analysis result of outpatient medical records return process from IRJ to IRMPDI using lean six sigma approach. This research is operational research type that use quantity and quality design. The results of this research were described with the value stream mapping that showed lead time of outpatient medical records return process for 183,09 minutes, with value added 41,55 minutes 22,7 and non value added 141,54 minutes 77,3, the longest process occurs on returning of medical record form IRJ to IRMPDI due to the waiting of IRMPDI officers to take medical records. The biggest waste is waiting for amount of 124,16 minutes 87,72 of the total waste. Based on fishbone diagram analysis it is known that the root cause of medical record problem mostly comes from man category. Based on that analysis, an improvement proposal will be given as the following development of work standarization, workload calculation, coordination meeting, devide the work into a certain period of time implementation of heijunka, and improvement of supervision. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>