Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224864 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dilla Christina
"ABSTRAK
Derajat kesehatan suatu Negara dilihat dari beberapa indikator kesehatan salah
satunya adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Sebagian besar penyebab utama
kematian ibu di Indonesia (60-80%) adalah akibat komplikasi persalinan
(perdarahan, diikuti oleh eklampsia, infeksi, komplikasi aborsi dan persalinan
lama). Salah satu target Millennium Development Goals (MDGs) adalah
meningkatkan kesehatan ibu yaitu dengan mengurangi angka kematian ibu sampai
tiga perempatnya antara tahun 1990 sampai 2015 Sekitar 80% penduduk
Indonesia tinggal di daerah perdesaan yang pelayanan kebidanan masih banyak
bersifat tradisional dan lebih dari 75% persalinan masih di tolong oleh dukun
bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelayanan antenatal
dengan komplikasi persalinan wilayah perdesaan di Indonesia. Desain penelitian
yang digunakan adalah cross sectional. Responden merupakan ibu yang pernah
hamil dan melahirkan bayi berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007. Prevalensi kejadian komplikasi persalinan wilayah
perdesaan di Indonesia adalah sebesar 43,5% dan prevalensi kualitas antenatal
yang tidak sesuai kriteria adalah 67,5%. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada
hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi persalinan dengan
PR=0,991 (pvalue<0,05). Analisis multivariat yang digunakan adalah cox
regression. Hasil akhir hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi
persalinan setelah dikontrol variabel paritas, komplikasi kehamilan dan penolong
persalinan didapat prevalence ratio (PR) sebesar 0,933 (CI 95% : 0,868-1,003).
Kondisi akses, infrastruktur jalan dan transportasi yang tidak memadai serta biaya
yang tidak murah menyebabkan perlunya penempatan tenaga kesehatan di desa
khususnya bidan di setiap desa dalam upaya mencegah komplikasi persalinan di
perdesaan dengan memberikan asuhan antenatal seoptimal mungkin.

ABSTRACT
One of several health indicator in every country is Maternal Mortality Rate
(MMR). The most several factors of maternal mortality in Indonesia about 60-
80% because of delivery complications (excesive vaginal bleeding followed by
eclampsia, infection, abortus complication and prolonged labour). One of
Millennium Development Goals (MDGs) target is increase the mother?s health
with decrease maternal mortality rate for almost three quarters from years 1990
until 2015. About 80% Indonesia citizen live in rural area with traditional
maternal care and almost 75% delivery still help with traditional attendance. The
purpose of this study to know the relationship between quality of antenatal care
with delivery complication in rural area of Indonesia using Indonesia
Demographic and Health Survey year 2007 data. Design study is cross sectional.
Respondents of this study are mothers that have been pregnant and delivery.
Prevalence of delivery complication in this study are 43,5% and bad quality of
antenatal care prevalence are 67,5%. Bivariate analysis proven there is no
relationship between quality of antenatal care and delivery complications with
Prevalence Ratio (PR) = 0,991 (pvalue<0,05). Multivariate analysis using cox
regression model analysis. The final result relationship between between quality
of antenatal care and delivery complications after controlled by parity, pregnancy
complications and delivery attendance show that prevalence ratio (PR) is 0,933
(CI 95% : 0,868-1,003). It is need policy to located minimal one midwife for one
village to decrease the incidence of delivery complications with utilization of
optimal antenatal care because of the poor access, infrastructure, transportation
and expensive payment to reach health facility in rural area."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Dewi Yusro Maha
"Pendahuluan: Indonesia adalah negara dengan angka kematian ibu kedua tertinggi di Asia Tenggara yang berhubungan secara langsung kejadian komplikasi persalinan. Masa kehamilan ditandai sebagai masa yang paling rentan yang dapat meningkatkan risiko kejadian komplikasi persalinan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menganalisis data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel pada penelitian ini ialah 18.765 wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan anak terakhir baik lahir hidup maupun lahir mati selama 5 tahun terakhir. Analisis multivariat menggunakan uji regresi cox untuk mengetahui besaran risiko pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Hasil: Dari hasil analisis diperoleh bahwa terdapat 21,1% wanita mengalami 3 dari 6 gejala komplikasi persalinan dan kejadian komplikasi persalinan yang paling banyak terjadi pada ibu yang tidak melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal (ANC) secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T sebesar, yakni 28,9%. Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T berisiko 1,19 kali untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan, WUS yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan mendapatkan layanan 7T memiliki besaran risiko yang sama untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan dan WUS yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap berisiko 1,43 kali untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan setelah melakukan kontrol terhadap variabel penolong persalinan, riwayat ibu bersalin dan variabel interaksi.
Kesimpulan: Penelitian ini mengimplikasikan ibu yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T dapat meningkatkan risiko mengalami kejadian komplikasi persalinan.

Introduction: Indonesia is the country with the second highest maternal mortality rate in Southeast Asia which is directly related to the incidence of labor complications. Pregnancy is marked as the most vulnerable period which can increase the risk of labor complications.
Objective: This study aims to determine the relationship between antenatal care with the incidence of labor complications.
Method: This study used a cross-sectional design by analyzing data from Indonesian Health Demographic Survey 2017. The sample in this study was 18,765 women aged 15- 49 who gave birth to the last child, both live and stillbirth during the last 5 years. Multivariate analysis using cox regression test to determine the magnitude of the risk of antenatal care with the incidence of childbirth complications.
Results: From the analysis, there were 21.1% of women experiencing 3 of the 6 symptoms of childbirth complications and the most frequent occurrence of labor complications in mothers who did not have complete antenatal care (ANC) visit and did not get 7T services of 28 9%. Fertile Age Women who make a complete ANC visit and do not get 7T services have a risk of 1.19 times to experience the incidence of labor complications, WUS who do not complete the ANC visit and get 7T services have the same magnitude of risk for experiencing the incidence of labor complications and WUS who did not make a complete ANC visit had a risk of 1.43 times to experience the incidence of labor complications after controlling for the birth attendants, maternal history and interaction variable.
Conclusion: This study implies that mothers who did not complete ANC visits and did not receive 7T services could increase the risk of experiencing labor complications.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Esriani
"Pelayanan antenatal (ANC) adalah salah satu program kegiatan Puskesmas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang berupaya memberikan pelayanan yang berkualitas kepada ibu hamil, mendidik serta memotivasi ibu hamil agar dapat merawat dirinya selama hamil, serta berupaya merubah sikap dan perilaku kearah keamanan persalinan.
Berdasarkan basil survei yang dilakukan, maka peneliti mencoba melakukan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2002-2003 tentang Hubungan Kualitas Layanan Antenatal dengan Kejadian Komplikasi Persalinan, yang terdiri dari beberapa variabel yaitu variabel babas utama adalah kualitas layanan antenatal, dan variabel kontrol adalah status reproduksi (umur, paritas, jarak kehamilan), status kesehatan (riwayat obstetri), Perilaku sehat (penolong persalinan, penggunaan KB), tempat persalinan, kualitas pelayanan (penyuluhan) dan komplikasi persalinan yang terdiri dari dua kriteria (partus lama dan perdarahan).
Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional, dengan melakukan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2002-2003. Setelah ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi maka diperoleh sampel minimal meliputi 11674 sampel. Analisis data yang digunakan meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kualitas layanan antenatal berinteraksi dengan jarak kelahiran, dimana pada jarak kelahiran ? 2 tahun hubungan kualitas antenatal dengan komplikasi persalinan (OR F 0,94), sedangkan pada jarak kelahiran < 2 tahun hubungan kualitas layanan antenatal dengan komplikasi persalinan (OR = 1,98) atau dari hasil uji interaksi diperoleh (OR = 2,01, 95%CI 1,11-3,97).
Hasil penelitian masih dipengaruhi cara pengukuran, sehingga untuk memperoleh hasil yang iebih valid disarankan dilakukan penelitian selanjutnya dengan perigukuran yang lebih baik dan desain yang lebih baik.

Antenatal Service (ANC) is one of the Puskesmas activities, which is Mother and Child Health (KIA) that make effort in giving quality service to pregnant mother, educating and also motivating pregnant mother to take care of herself during pregnancy, and also make effort to change attitude and behavior toward give birth safety.
Based on survey conducted, researchers try to do data analysis of Demographic Survey and Health in Indonesia year 2002 - 2003 about Relation of Antenatal Service Quality with Give Birth Complication Cases, which consist of some variables such as main free variable is antenatal service quality, and control variable is reproduction status (age, parity, pregnancy gap), health status (obstetric history), health behavior (give birth assistance, KB use), give birth place, service quality (counseling) and give birth complication that consist of two criteria (delivery length and haemorrahage).
Research design was cross sectional, with data analysis of Demographic Survey and Health in Indonesia year 2002 - 2003. After criteria of inclusion and exclusion determined then obtained minimal sample include 11674 samples. Data analysis that used is including univariate, bivariate, and multivariate analysis.
Research result shows that relation of antenatal service quality interact with birth gap, where in birth gap? 2 years of antenatal quality relation with give birth complication (OR = 0,94). While in birth gap < 2 years of antenatal service quality with give birth complication (OR = 1.98) or from interaction test result got (OR = 2,01, 95% CI 1,11 - 3,97).
Research result still affected by measuring method, so that to obtain valid result suggested that advanced research done with better measuring and better design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T18984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aryastuti
"Komplikasi persalinan merupakan penyebab langsung kematian maternal yang sebenarnya dapat dicegah melalui perawatan kehamilan yang baik. Peningkatan cakupan pemeriksaan kehamilan yang tidak diikuti dengan menurunnya komplikasi persalinan karena para ibu hamil belum sepenuhnya mendapatkan pelayanan yang sesuai standar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perawatan kehamilan dengan komplikasi persalinan pada ibu di Indonesia. Penelitian ini merupakan studi analitik menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian yaitu semua perempuan usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan anak hidup maupun mati, tercakup dalam rumah tangga yang disurvei di 33 propinsi di Indonesia yang memenuhi kriteria sampel penelitian sebanyak 11.803 responden.
Variabel yang diteliti adalah komplikasi persalinan, perawatan kehamilan, umur ibu saat melahirkan, pendidikan, paritas, jarak kelahiran, penolong persalinan, tempat persalinan, riwayat komplikasi kehamilan, riwayat komplikasi persalinan sebelumnya dan kehamilan kembar. Analisis menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian komplikasi persalinan di Indonesia antara kurun waktu tahun 2007-2012 sebanyak 49,2% dan prevalensi perawatan kehamilan yang buruk tidak sesuai standar sebanyak 91,2%. Ibu dengan perawatan kehamilan yang buruk berisiko 1,3 kali lebih tinggi mengalami komplikasi persalinan dibandingkan dengan ibu dengan perawatan kehamilan baik (OR: 1,3, 95% CI: 1,14-1,49).

The complication that appears during delivery is the direct cause of maternal death which could be prevented through a better antenatal care. Improved antenatal coverage was not followed by decline of delivery complication since mothers/pregnant women has not been fully obtained adequate standard services. The purpose of this study to analyze the relationship between antenatal care with childbirth complications on mothers in Indonesia. This research is an analytical study uses data of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) at year 2012 with cross-sectional design study. The research sample was all women aged 15-49 years who had given birth the child alive or dead, is included in the households surveyed in 33 provinces in Indonesia that meet the criteria of the study sample as many 11.803 respondents.
Variables studied are childbirth complications, antenatal care, maternal age in childbirth, education, parity, preceding birth interval, birth attendence, place of delivery, a history of pregnancy complications, previous history of childbirth complications and multiple pregnancies. Analysis using multiple logistic regression. Results showed the prevalence of childbirth complications on mother's in Indonesia between the period of 2007-2012 as much as 49.2% and the prevalence of poor antenatal care (is not according to standards) as much as 91.2%. Mothers with poor antenatal care were 1,3 times higher risk for complications of childbirth compared with women with good antenatal care (OR: 1.3, 95% CI: 1.1 to 1.4).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Suantari
"Persalinan dengan tenaga kesehatan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di Indonesia sudah mencapai 87,1. Akan tetapi, masih di bawah target Kemenkes 2013 dan terdapat perbedaan cakupan di berbagai provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kunjungan ANC sesuai standar dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.
Desain penelitian adalah cross-sectional. Sampel merupakan sampel pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012, yaitu ibu usia 15-49 tahun berstatus menikah yang melahirkan anak lahir hidup setahun sebelum survei sejumlah 2.986 responden. Data dianalisis dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua ibu memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan 93,9 . Hubungan kunjungan ANC sesuai standar dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan berbeda menurut wilayah tinggal, ibu yang melakukan K4 dan mendapatkan pelayanan 7T lengkap memiliki peluang paling besar untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan K4 dan tidak mendapatkan pelayanan 7T lengkap. Usia, tingkat pendidikan, pengambil keputusan, kuintil indeks kekayaan, paritas, komplikasi, kepemilikan asuransi, dan perencanaan persalinan merupakan confounder.

Delivery with skilled birth attendants SBAs can lower maternal mortality rates. By 2013, the utilization of SBAs in Indonesia had reached 87.1 . However, the utilization of SBAs in 2013 was still below the target of the Ministry of Health, and there were gaps in utilization across provinces. The aim of this study was to determine the association of standardized antenatal care ANC with the utilization of SBAs.
The study design was cross sectional. The study sample consisted of respondents N 2,986 to the 2012 Indonesia Demographic and Health Survey IDHS i.e., married women aged 15 ndash 49 years who had a live birth a year prior to the survey. The data were analyzed by logistic regression.
The results showed that almost all women 93.9 utilized SBAs. The association of standardized ANC with the utilization of SBAs differed according to region, with women who attended four ANC visits and received the full complement of ANC services having the greatest opportunity to choose health workers as birth attendants as compared with women who did not attend all ANC visits and did not receive all components of ANC services. Age, education level, joint decision maker, wealth index quintile, parity, pregnancy and delivery related complications, insurance, and birth preparedness were confounders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laeli Nur Maeni
"Masih banyaknya persalinan di rumah merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian maternal di Indonesia. Antenatal care merupakan sarana kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan secara rutin. Melalui antenatal care tenaga kesehatan dapat memotivasi ibu hamil untuk mempersiapkan persalinannya dengan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Komponen antenatal yang lengkap dapat memotivasi ibu hamil untuk kembali memanfaatkan pelayanan tersebut untuk persalinan.
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran antenatal care dapat mempengaruhi ibu untuk memilih melahirkan di fasilitas kesehatan. Penelitian cross-sectional ini menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 dengan mengukur konten-konten ANC yang diterima ibu.
Hasil penelitian menunjukkan ada asosiasi positif antara pemanfaatan antenatal care yang adekuat dengan persalinan di fasilitas kesehatan. Ibu dengan ANC adekuat berpeluang 6,6 kali untuk bersalin di fasilitas kesehatan (OR adjusted = 6,6, 95% CI: 4,8 - 9,1). Sedangkan ibu dengan ANC inadekuat berpeluang 2,8 kali lebih besar untuk bersalin di fasilitas kesehatan dibandingkan ibu yang tidak ANC (OR adjusted = 2,8, 95% CI: 1,9 - 4,0).

The progress in reducing maternal mortality has been slow in Indonesia. Maternal mortality could be reduced if all women had a skilled institutional delivery. Antenatal care (ANC) is the first and regular contact between pregnant woman and health professionals. The adequate antenatal care may play an indirect role by motivating (encouraging) women to have a skilled institutional delivery.
The objective of this study is to investigate the role of antenatal care in motivating women to have a skilled institutional delivery. This cross sectional study measures the adequacy of antenatal care using Indonesian Demographic and Health Survey 2012.
This study shows a positive association between adequate ANC and skilled institutional delivery. Women with adequate ANC were significantly more likely to deliver in health facility rather than women with no ANC (OR adjusted = 6,6, 95% CI: 4,8 - 9,1). Meanwhile, women with inadequate ANC were also significantly more likely to deliver in health facility rather than women with no ANC (OR adjusted = 2,8, 95% CI: 1,9 - 4,0).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Rahayu
"Pendahuluan : Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sudah mengalami penurunan dalam lima belas tahun terakhir, namun belum mencapai target Rencana Kerja Pemerintah 2019. Salah satu upaya penurunan AKB adalah pemeriksaan antenatal lengkap, namun keterbatasan sumber daya menyebabkan terjadinya kesenjangan cakupan pemeriksaan antenatal di daerah rural dan urban. Tujuan : Mempelajari pengaruh pemeriksaan antenatal dengan kematian bayi pada daerah rural di Indonesia. Metode : Penelitian menggunakan desain studi cross sectional pada bayi lahir hidup yang dilahirkan oleh wanita usia produktif pada tahun 2007-2012 yang bertempat tinggal di daerah rural. Peneliti menggunakan pemodelan multivariat dengan regresi logistik ganda untuk menentukan pengaruh pemeriksaan antenatal dengan kematian bayi pada daerah rural di Indonesia. Hasil : Pemeriksaan antenatal memberikan proteksi pada kejadian kematian bayi. Ada beda pengaruh pada ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal dan tidak melakukan antenatal terhadap kematian bayi. Ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal berisiko 2,15 kali untuk mengalami kematian bayi. Tidak ada interaksi dan variabel confounder dalam model tersebut. Simpulan & Saran : Pemeriksaan antenatal lengkap pada ibu hamil merupakan upaya penting dalam menurunkan kematian bayi di Indonesia. Dibutuhkan pemaksimalan peran kader dan bidan desa serta pengintegrasian program Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

Background : Infant mortality rate in Indonesia has decreased in the last fifteen years, but the target of the 2019 Government Work Plan has not accomplished yet. One of the efforts to reduce infant mortality rate is antenatal care, but because some limitations, there are disparity of antenatal care coverage between rural and urban area. Objective : To determine the effect of antenatal care on infant mortality in rural areas in Indonesia. Method : The study used cross sectional design and multivariable analysis with logistic regression is used to analyze most recently born infant in five years from women of childbearing age whose live in rural areas. Result : Antenatal care reduce risk on infant mortality. Mothers who did not have adequate antenatal care had the tendency to have infant mortality 2,15 times higher compared to mothers who utilize adequate antenatal care. There are no interaction and confounding found in this model. Conclusion : Adequate antenatal care on pregnant women gives important role in reducing infant mortality in Indonesia. Special efforts such as maximization on community health workers and midwives, and health program integration are needed so that every pregnant women receive adequate antenatal care."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, Monika Sani
"Angka kematian bayi akibat makrosomia meningkat 0,1% menurut Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2017. Sementara itu, komplikasi persalinan ibu meningkat dari 35% pada tahun 2012 menjadi 41% pada tahun 2017. Dengan menggunakan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, penelitian ini menyelidiki hubungan antara pemeriksaan kehamilan (antenatal care) dan variabel kejadian makrosomia dengan faktor pembaur (confounding) yakni Umur Ibu, Pekerjaan Ibu, Lokasi Tempat Tinggal Ibu, Tingkat Pendidikan Ibu, Status Sosial Ekonomi, Tempat Pemeriksaan saat kehamilan, dan Tenaga Pemeriksaan Kehamilan. Penelitian ini memakai metode penelitian kuantitatif observasional analitik melalui teknik cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen memiliki korelasi yang signifikan dengan variabel dependen, yaitu kualitas pemeriksaan kehamilan dengan standar 10T yang dilakukan pada pasien ibu hamil dengan faktor konfounding-nya status pekerjaan ibu, daerah tempat tinggal ibu, dan tempat pemeriksaan kehamilan serta variabel interaksi antara daerah tempat tinggal dengan kuantitas ANC. Hasil analisis menunjukkan ibu yang tidak mendapatkan kualitas pemeriksaan kehamilan yang sesuai standar berisiko 1,304 (95% CI 1,096-1,551) kali memiliki bayi makrosomia dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan kualitas pemeriksaan kehamilan yang sesuai standar. Pada faktor konfounding yang paling berisiko pada kejadian makrosomia adalah daerah tempat tinggal dengan POR=1,692 (95% CI 1,358- 2,109) artinya ibu yang tinggal di desa berisiko 1,692 kali memiliki bayi makrosomia dibandingkan ibu tinggal di kota.

The infant mortality rate due to macrosomia increased by 0.1% according to the 2017 Indonesian Demographic Health Survey Data. Meanwhile, maternal birth complications increased from 35% in 2012 to 41% in 2017. Using data from the Indonesian Demographic and Health Survey, this research investigate the relationship between antenatal care and macrosomia incidence variables with confounding factors, namely maternal age, maternal occupation, maternal residence location, maternal education level, socio-economic status, examination location during pregnancy, and prenatal examination personnel. This research uses quantitative observational analytical research methods using cross-sectional techniques. The results of the study show that the independent variable has a significant correlation with the dependent variable, namely the quality of pregnancy examinations with the 10T standard carried out on pregnant women with the confounding factors being the mother's employment status, the area where the mother lives, and the place of pregnancy examination as well as the interaction variable between regions. residence with ANC quantity. The results of the analysis show that mothers who do not receive quality pregnancy checks that meet standards have a 1.304 (95% CI 1.096-1.551) risk of having macrosomia babies compared to mothers who get quality pregnancy checks that meet standards. The confounding factor that is most at risk for the incidence of macrosomia is the area of residence with POR=1.692 (95% CI 1.358-2.109) meaning that mothers who live in villages are 1.692 times more likely to have macrosomia babies than mothers who live in cities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yakin
"Seperti diketahui, angka kematian ibu di Indonesia berdasarkan SKRT 1995 masih cukup tinggi yaitu 373 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini adalah yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Sekitar seperempat sampai setengah dari kematian tersebut berhubungan dengan komplikasi kehamilan dan persalinan. Pelayanan antenatal merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kejadian komplikasi persalinan yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Cakupan K4 di Indonesia pada tahun 1995 masih cukup rendah yaitu 64,88% dari yang ditargetkan 80%. Untuk menekan angka kematian ibu tersebut perlu dilakukan penelitian tentang kualitas pelayanan antenatal dalam hubungannya dengan kejadian komplikasi persalinan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara pelayanan antenatal dengan kejadian komplikasi persalinan. Desain studi adalah "Case Control" dengan menggunakan data sekunder dari survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 1997. Sebagai sumber data digunakan kuesioner SDKI 1997. Jumlah sampel adalah 14.332 ibu hamil yang telah bersalin pervaginam dari tahun 1992 sampai dengan 1997 (total populasi) yang terdiri dari 4376 kasus (ibu yang mengalami komplikasi persalinan) dan 9956 kontrol (ibu yang bersalin normal).
Dilakukan analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistic. Kejadian komplikasi persalinan adalah 30,5%. Dari hasil analisis bivariat, faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan adalah pelayanan antenatal yang kurang baik (OR = 1,18), ibu yang tidak pernah sekolah (1,38), sosial ekonomi yang rendah (1,2), tempat tinggal di pedesaan (1,14), umur ≤ 19 tahun (1,20), paritas ≥ 4 anak (1,10), penolong persalinan non tenaga kesehatan (1,11) dan tempat persalinan yang bukan fasilitas kesehatan (1,17) serta hasil ini bermakna secara statistik. Dari hasil analisis multivariat, faktor yang mempengaruhi hubungan antara pelayanan antenatal dengan kejadian komplikasi persalinan adalah faktor sosial ekonomi, umur, dan paritas.
Dalam upaya pencegahan terjadinya komplikasi persalinan perlu lebih ditingkatkan kualitas pelayanan antenatal pada ibu hamil. Sehingga deteksi dini terhadap ibu hamil yang mempunyai faktor risiko tinggi dapat dilakukan dengan baik serta melakukan penanganan secepat mungkin.

Relationship between Antenatal Care and the Occurrence of Delivery Complication (Data analysis of Indonesian Health and Demography Survey, 1997)It had been known that according to household Health Survey (SKRT) 1995. Maternal Mortality Rate in Indonesia was 373 per 100.000 live births. This figure was the highest among ASEAN countries. About a quarter to a half of this MMR was caused by complication during pregnancy and delivery.
Antenatal care is an effort to decrease the occurrence of delivery complication which could be expected to decline the MMR to be 225 per 100.000 live birth by the year 2000. The coverage of K4 in Indonesia was relatively low (64,88%). It has not achieved the target yet (80 %).
The purpose of this research is to get information on relationship between antenatal care with the occurrence of delivery complication. This research used case control design. The source of data was questionnaires gets from Indonesian Health and Demography was survey 1997. The population is 14.332, since 1992 to 1997, which were consisting of 4376 cases (those who had delivery complication) and 9956 controls (those who had normal delivery). Data was analyzed by using univariat, bivariate as well as multivariate analysis.
The result of this research showed that the delivery complication was 30,5%. Based on univariate analysis it was known that factors related to the occurrence of delivery complication was inadequate antenatal care (OR = 1,18), low education of mothers (1,38), low social economic level (1,2), settled in rural area (1,14), ≤ 19 years of age (1,20), parity of ≥ 4 children (1,10), delivery helper was non health provider (1,11) and delivered at non health facility (1,17). Based on multivariate analysis, the factors that related to this relationship were social economic level, age and parity.
In order to prevent the occurrence of delivery complication, it needed to improve the quality of antenatal care. Besides this, the pregnant mothers of high risky should be detected earlier well as handle the cases as soon as possible.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Tiasari
"Salah satu target Sustainable Development Goals (SDG’s) adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia dimana penyebab langsung dari kematian ibu adalah komplikasi persalinan yang sebenarnya dapat dicegah melalui pelayanan antenatal yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi persalinan setelah dikontrol oleh variabel kovariat. Studi ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan adalah ibu hamil yang berkunjung di PONED Puskesmas Kelapa Gading Tahun 2020-2021 dan memenuhi kriteria penelitian. Terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan kejadian komplikasi persalinan setelah dikontrol oleh variabel usia kehamilan dan komplikasi kehamilan di Puskesmas Kelapa Gading dengan nilai p 0,015 (OR=2,189). Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan antenatal yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi persalinan setelah mengontrol usia kehamilan dan komplikasi kehamilan. Ibu dengan kualitas pelayanan antenatal kurang baik berisiko mengalami komplikasi persalinan sebesar 2,189 kali dibandingkan dengan ibu dengan kualitas pelayanan antenatal baik. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah optimalisasi peran suami dan keluarga dalam melakukan deteksi dini komplikasi dapat meningkatkan kewaspadaan ibu terhadap gejala komplikasi persalinan.

One of the Sustainable Development Goals (SDG's) targets is to reduce the Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia where the direct cause of maternal death is childbirth complications which can actually be prevented through quality antenatal services. This study aims to assess the relationship between quality of antenatal care and delivery complications after being controlled by covariate variables. This study is an analytic study with a cross sectional design. The sample used was pregnant women who visited the PONED Kelapa Gading Health Center in 2020-2021 and met the research criteria. There is a relationship between the quality of antenatal care and the incidence of childbirth complications after being controlled by variables of gestational age and pregnancy complications at the Kelapa Gading Health Center with a p value of 0.015 (OR = 2.189). It can be concluded that the quality of good antenatal care can prevent complications of childbirth after controlling for gestational age and pregnancy complications. Mothers with poor quality of antenatal care are at risk of experiencing complications of childbirth by 2,189 times compared to mothers with good quality of antenatal care. Recommendations that can be given are optimizing the role of husbands and families in carrying out early detection of complications that can increase maternal awareness of the symptoms of childbirth complications."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>