Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47676 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risnandya Primanagara
"Sistem Informasi telah menjadi penunjang di era modern, termasuk di dunia medis, salah satunya di bidang pendidikan kedokteran. Dalam pendididkan kedokteran, Sistem Informasi digunakan dalam membantu kelancaran pendidikan kedokteran, baik untuk pengajaran, pengujian hingga penilaian. Salah satu metoda pengujian dalam Pendidikan kedokteran yaitu OSCE (Objective Structured Clinical Examination). Dalam OSCE membutuhkan sumber daya yang besar. Sistem Informasi diintegrasikan dengan sistem audio visual diterapkan untuk meningkatkan efisiensi.
Sistem Informasi dikembangkan untuk pelaksanaan OCSE di fakultas Kedokteran Unswagati. Kemudian desain yang dibuat diujicobakan untuk melihat pengaruhnya terhadap reliabilitas, validitas dan efisiensi. Hipotesis awal mengharapkan bahwa tidak ada perbedaan dalam reliabilitas dan validitas OSCE, tetapi ada perubahan peningkatan efisiensi. Hasil pengujian menunjukan bahwa dengan penerapan Sistem Informasi terintegrasi audiovisual, menjadikan pelaksanaan OSCE reliabel, valid tetapi dengan peningkatan efisiensi.

Information system has been suppoting this modern era, including in the medical world, such as in medical education. In medical education, information system is being used to assist its fluency, such in teaching, examining and grading. One of the method to exam in medical education is called OSCE (Objective Structured Clinical Examination. OSCE requires massive resources. An information system integrated with audiovisual system is applied to enhance the efficiency.
This Information system is developed for implementation of OSCE in Medical Faculty of Unswagati. The design is tested to see the influence to its reliability, validity and efficiency. Early hypothesis is there will be no significant difference on OSCE?s Reliability and Validity, but there will be a significant improvement on efficiency. The test result shows that with implementation of Audiovisual integrated Information system, causing a reliable and valid OSCE with improved eviciency.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Waty
"Bimbingan keterampilan klinik dasar (KKD) memungkinkan program pelatihan yang terstruktur bagi mahasiswa preklinik untuk dapat menguasai keterrunpilan klinik. Mahasiswa dapat mempunyai pendekatan pembelajaran yang berbeda: mendalam, pemukaan, dan strategis. Belum terdapat penelitian yang dipublikasikan untuk mengetahui hubungan antara efek pembelajaran mahasiswa dalam KKD dengan hasil ujian OSCE. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara persepsi mahasiswa tentang bimbingan KKD, pendekatan pembelajaran dalam KKD dan hasil yang didapatkan dalam OSCE. Respenden merupakan 142 mahasiswa tahun pertama dan 170 mahasiswa tahun kedua dari masa 5 tahun pendidikan dokter di Universita Maranatha. Pendekatan pembelajaran mahasiswa dinilai melalui 21 pertanyaan dari kuesioner Approaches to Learning and Studying Inventory (ALSI) yang sudah direvisi dan divalidasi. Responden menjawab 14 pertanyaan mengenai persepsi mereka terhadap bimbingan KKD. Nilai OSCE masing-masing mahasiswa dibandingkan dengan persepsi tentang bimbingan KKD dan pendekatan pembelajaran mereka, Hasil OSCE berhubungan dengan bimbingan KKD (OR = I ,524) pada mahasiswa tahun pertarna, tetapi tidak berhubungan dengan pendekatan pembelajaran mahasiswa. Hasil OSCE juga berhubungan dengan belajar berkelompok (OR= 3,49), sesi OSCE (OR= 3,299), lama waktu persiapan menghadapi OSCE (OR= 2,056), dan rasa stres (OR= 1,933). Untuk mahasiswa tahun kedua, hasi! OSCE berhubungan dengan pendekatan pembelajaran mahasiswa (OR"'· 7,244), tetapi tidak berhubungan dengan bimbingan KKD, Selain itu juga berhubungan dengan lama waktu persiapanmenghadapi OSCE (OR = 6,185). Dengan adanya bibingan KKD yang baik, mahasiswa mempunyai kecendrungan mempunyai pendekatan pembelajaran yang diharapkan, terutama untuk mahasiswa tahun pertama. Pada mahasiswa tahun pertama, hasil OSCE dipengaruhi oleh bimbingan KKD. Sedangkan pendekatan pembelajaran berhubugan dengan hasil OSCE mahasiswa tahun kedua.

Basic clinical skills training allows a structured training programme for preclinical students in the acquisition of clinical skills. Students can take different approaches to learning: deep, surface and strategic. There is a Jack of published studies about the relationship between students' learning effects in skills laboratory and their performance in an undergraduate OSCE. This study aims to assess the relationship between students' perceptions about basic clinical skills training, students' teaming approaches in learning basic clinical skills and their performance in an undergraduate OSCE Participants are 142 students from year one and 170 students from year two of a 5-year undergraduate medical curriculum in Maranatha University. Students' learning approaches are measured using 21 questions from a revised and validated Approaches to Leeming and Studying Inventory (ALSI). Students answer 14 questions about their perceptions about the clinical skills training. The OSCE's marks of individual students are compared with their perceptions about the basic clinical skills training and their learning approaches. For year one students, performance in OSCE is related to clinical skills training (OR = 1.524), but not to students? learning approaches. It is also related to collaborative learning (OR3,49), OSCE session (OR3,299), preparation time for study (OR2,056), and stress (OR I ,933). For year two students, performance in OSCE is related to students' learning approach (OR7,244), but not to clinical skills training. It is also related to preparation time for study (OR6,185). Conclusion with good clinical skills training, students will have expected learning approaches, especially for year one students. Clinical skills training enables students to perform better in an OSCE for year one students. Students learning approaches are related to OSCE?s performance for year two students."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2010
T20901
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Loveria Sekarrini
"ABSTRAK
Latar Belakang: Laporan SDKI 2012 menunjukkan bahwa angka kematian ibu di
Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat secara
signifikan dibandingkan lima tahun lalu dari 228 di tahun 2007. Penurunan angka
kematian ibu (AKI) tidak lepas dari peran seorang bidan. Untuk mendapatkan kualitas
bidan yang baik diperlukan sebuah metode untuk mengevaluasi kemampuan bidan
dalam menolong persalinan. Metode evaluasi yang tepat memiliki peran yang besar
untuk mengetahui kualitas bidan di Indonesia. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membandingkan keandalan Metode Objective Struktured Clinical Examination
(OSCE) dengan metode konvensional tentang ujian praktek klinik asuhan persalinan
normal pada mahasiswa kebidanan. Metode: Metode yang diguanakan dalam penelitian
ini adalah desain kuasi eksperimen . Pelaksanaan metode konvensional dan OSCE
dilakukan pada 9 siswa terdaftar dalam ujian ini dengan 6 penguji untuk metode
konvensional dan 18 penguji untuk metode OSCE, dengan komposisi disetiap station
ujian berjumlah 3 orang penguji. Perspektif mahasiswa dan penguji, fisibilitas untuk
metode konvensional dan OSCE serta variasi antara pemeriksa di setiap stasion diakan
digali dalam penelitian ini. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa, metode OSCE
dinilai lebih reliable dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini sesuai dengan
hasil uji anova dengan nilai p > 0.05, yang artinya tidak ada perbedaan penilaian antar
penguji. Berdasarkan fisibilitas institusional, metode konvensional dinilai lebih fisible
untuk diimplementasikan di bandingkan dengan metode OSCE. Namun mahasiswa
berpendapat bahwa metode OSCE dinilai lebih objektif (100%), konsisten (100%)
tingkat pengajaran ditingkatkan (88,9%), transparansi hasil ujian (100%), meningkatkan
kemampuan pengambilan keputusan (88,8%), dibandingkan dengan metode
konvensional. Kesimpulan: Metode OSCE dapat digunakan sebagai metode yang tepat
dalam mengevaluasi persalinan keterampilan karena lebih reliable dibandingkan dengan
metode konvensional. OSCE dapat digunakan sebagai evaluasi karena metode ini
memiliki beberapa keunggulan seperti meningkatkan kemampuan klinis mahasiswa,
mempersiapkan kualitas dan kompetensi yang tinggi, meningkatkan kemampuan
pengambilan keputusan dan meningkatkan tingkat pengajaran yang lebih baik
dibandingkan dengan metode konvensional.

ABSTRACT
Background : The 2012 DHS survey report that Indonesia’s MMR is 359 deaths per
100.000 live birth. That number has significantly increased over the past five years from
228 in 2007. Midwives has significant roles to reduce MMR. To get a good quality of
midwives, its required some method to evaluate skilled birth attendants of midwives.
Using the right method of evaluation plays a considerable role in getting appropriate
result and making the right judgment. Aim : The aim of the study was to compare the
reliability of Objective Structural Clinical Examination (OSCE) method versus
conventional method for clinical midwife students examination about skill birth
attendance at midwifes student. Method : Quasi experimental design was adopted.
Implementation of conventional and OSCE method was carried out on 9 student enrolled
in this exam with 6 examiner for conventional method and 18 examiner for OSCE
method, with 3 examiner composition in every exam station. Student and Examiner
perspective, feasibility for conventional and OSCE method and variation between
examiner in every station were investigated. Result : The result show that, OSCE
method is more reliable than conventional method. This result related with the result of
ANOVA test with p value > 0.05, it means there is no differences between examiners.
Base on feasibility of institution, conventional method is more feasible to implement
than OSCE method. But student opinion said that OSCE measurement is more objective
(100%), consistent (100%) enhanced teaching level (88.9%), transparency of exam
result (100%), increasing decision making ability (88.8%), than the conventional
method. Conclusion : OSCE method can be used as appropriate method in evaluating
skill birth attendance because of more reliable than conventional method. OSCE can be
us as an evaluation because this method has some advantages such as improving student
clinical performance, preparing highly qualified and competence, increasing decision
making abilities and enhance teaching level more better than conventional method."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Klarissa Ramadhanti
"Klinik Vocation Wellness Center Universitas Indonesia (VWC UI) merupakan klinik rehabilitasi medik yang berada di bawah naungan Program Studi Vokasi UI. Klinik VWC UI menghadapi permasalahan terkait kompleksitas proses bisnis dan dokumen rekam medis. Sistem yang ada saat ini belum bisa membantu tenaga kesehatan di VWC UI untuk menyelesaikan pekerjaan terkait proses bisnis dan dokumen rekam medis (Perceived Usefulness). Upaya digitalisasi rekam medis yang sebelumnya pernah dilakukan pun belum dapat membuahkan hasil karena penggunaannya yang sulit (Perceived Ease of Use). Permasalahan kompleksitas dan risiko-risiko dari dokumen rekam medis yang masih berbentuk fisik menghambat dan mengurangi efisiensi pelaksanaan operasional klinik (Perceived Efficiency). Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem informasi kesehatan untuk membantu klinik VWC UI dalam menghadapi permasalahan yang dialami. Penelitian ini menggunakan metodologi Design Science Research (DSR) dalam pengembangannya. Tahapan DSR yang dilakukan dalam penelitian ini adalah awareness of problem, suggestion, development, evaluation, dan conclusion. Manfaat dari penelitian ini adalah proses pengelolaan layanan kesehatan klinik VWC UI yang lebih mudah dan efisien dari saat ini. Permasalahan dari klinik diidentifikasi dengan melakukan studi literatur, wawancara, observasi, dan analisis proses bisnis klinik saat ini. Dari temuan masalah, Sistem Informasi Klinik VWC UI dibuat sebagai usulan solusi. Pengembangan SIK ini dilakukan dengan metode prototyping, yang dilanjutkan dengan evaluasi kuesioner Usability Testing (UT), User Acceptance Test (UAT), dan evaluasi Post-Study System Usability Questionnaire (PSSUQ) dengan evaluasi kuantitatif tambahan. Pada evaluasi UAT, terdapat satu skenario yang tidak sukses dalam pengujiannya, yang selanjutnya diperbaiki sebelum pelaksanaan UAT responden lain. Tingkat pengalaman pengguna dari hasil evaluasi UT sudah baik terlihat dari rata-rata waktu pelaksanaan skenario yang singkat dan tingkat kesulitan skenario yang rendah. Kemudian, hasil evaluasi sistem secara keseluruhan dari instrumen PSSUQ dan kuantitatif tambahan secara berurutan adalah 1,75 dan 1,676. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa sistem yang dikembangkan dapat mendukung penyelesaian pekerjaan (Perceived Usefulness) dengan baik, memiliki fitur yang mudah dipahami (Perceived Ease of Use), dan meningkatkan efisiensi (Perceived Efficiency) operasional klinik.

Vocation Wellness Center Universitas Indonesia (VWC UI) is a medical rehabilitation clinic directly managed by The Vocational Education Program of Universitas Indonesia. The VWC UI clinic faces problems related to the complexity of business processes and medical record documents. The current system has not been able to help health workers at VWC UI to complete work related to business processes and medical record documents (Perceived Usefulness). Previous efforts to digitize medical records have not been able to produce results due to their difficult use (Perceived Ease of Use). Problems of complexity and risks from medical record documents that are still in physical form hinder and reduce the efficiency of clinic operations (Perceived Efficiency). This research aims to build a health information system to help the VWC UI clinic in dealing with the problems experienced. This research uses the Design Science Research (DSR) methodology in its development. Problems from the clinic were identified by conducting literature studies, interviews, observations, and analyzing the clinic's current business processes. From the problem findings, the VWC UI clinical information system was created as a proposed solution. The development of this clinical information system was carried out using the prototyping method, followed by Usability Testing (UT) evaluation, User Acceptance Test (UAT), and Post-Study System Usability Questionnaire (PSSUQ) evaluation with additional quantitative evaluation. There was one scenario that was not successful in the UAT which was subsequently corrected before conducting other respondents’. The UT result shows that the usability level is good as proven by the quick average completion time and the low scenario difficulty score. Then, the overall system evaluation scores from the PSSUQ and additional quantitative instruments are respectively 1.75 and 1.676. The results of this study proved that the developed system can support the completion of work (Perceived Usefulness) better, has features that are easy to use (Perceived Ease of Use), and increases the efficiency (Perceived Efficiency) of the clinic’s operations."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basyira Sabita
"Klinik Vocation Wellness Center Universitas Indonesia (VWC UI) merupakan klinik rehabilitasi medik yang berada di bawah naungan Program Studi Vokasi UI. Klinik VWC UI menghadapi permasalahan terkait kompleksitas proses bisnis dan dokumen rekam medis. Sistem yang ada saat ini belum bisa membantu tenaga kesehatan di VWC UI untuk menyelesaikan pekerjaan terkait proses bisnis dan dokumen rekam medis (Perceived Usefulness). Upaya digitalisasi rekam medis yang sebelumnya pernah dilakukan pun belum dapat membuahkan hasil karena penggunaannya yang sulit (Perceived Ease of Use). Permasalahan kompleksitas dan risiko-risiko dari dokumen rekam medis yang masih berbentuk fisik menghambat dan mengurangi efisiensi pelaksanaan operasional klinik (Perceived Efficiency). Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem informasi kesehatan untuk membantu klinik VWC UI dalam menghadapi permasalahan yang dialami. Penelitian ini menggunakan metodologi Design Science Research (DSR) dalam pengembangannya. Tahapan DSR yang dilakukan dalam penelitian ini adalah awareness of problem, suggestion, development, evaluation, dan conclusion. Manfaat dari penelitian ini adalah proses pengelolaan layanan kesehatan klinik VWC UI yang lebih mudah dan efisien dari saat ini. Permasalahan dari klinik diidentifikasi dengan melakukan studi literatur, wawancara, observasi, dan analisis proses bisnis klinik saat ini. Dari temuan masalah, Sistem Informasi Klinik VWC UI dibuat sebagai usulan solusi. Pengembangan SIK ini dilakukan dengan metode prototyping, yang dilanjutkan dengan evaluasi kuesioner Usability Testing (UT), User Acceptance Test (UAT), dan evaluasi Post-Study System Usability Questionnaire (PSSUQ) dengan evaluasi kuantitatif tambahan. Pada evaluasi UAT, terdapat satu skenario yang tidak sukses dalam pengujiannya, yang selanjutnya diperbaiki sebelum pelaksanaan UAT responden lain. Tingkat pengalaman pengguna dari hasil evaluasi UT sudah baik terlihat dari rata-rata waktu pelaksanaan skenario yang singkat dan tingkat kesulitan skenario yang rendah. Kemudian, hasil evaluasi sistem secara keseluruhan dari instrumen PSSUQ dan kuantitatif tambahan secara berurutan adalah 1,75 dan 1,676. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa sistem yang dikembangkan dapat mendukung penyelesaian pekerjaan (Perceived Usefulness) dengan baik, memiliki fitur yang mudah dipahami (Perceived Ease of Use), dan meningkatkan efisiensi (Perceived Efficiency) operasional klinik.

Vocation Wellness Center Universitas Indonesia (VWC UI) is a medical rehabilitation clinic directly managed by The Vocational Education Program of Universitas Indonesia. The VWC UI clinic faces problems related to the complexity of business processes and medical record documents. The current system has not been able to help health workers at VWC UI to complete work related to business processes and medical record documents (Perceived Usefulness). Previous efforts to digitize medical records have not been able to produce results due to their difficult use (Perceived Ease of Use). Problems of complexity and risks from medical record documents that are still in physical form hinder and reduce the efficiency of clinic operations (Perceived Efficiency). This research aims to build a health information system to help the VWC UI clinic in dealing with the problems experienced. This research uses the Design Science Research (DSR) methodology in its development. Problems from the clinic were identified by conducting literature studies, interviews, observations, and analyzing the clinic's current business processes. From the problem findings, the VWC UI clinical information system was created as a proposed solution. The development of this clinical information system was carried out using the prototyping method, followed by Usability Testing (UT) evaluation, User Acceptance Test (UAT), and Post-Study System Usability Questionnaire (PSSUQ) evaluation with additional quantitative evaluation. There was one scenario that was not successful in the UAT which was subsequently corrected before conducting other respondents’. The UT result shows that the usability level is good as proven by the quick average completion time and the low scenario difficulty score. Then, the overall system evaluation scores from the PSSUQ and additional quantitative instruments are respectively 1.75 and 1.676. The results of this study proved that the developed system can support the completion of work (Perceived Usefulness) better, has features that are easy to use (Perceived Ease of Use), and increases the efficiency (Perceived Efficiency) of the clinic’s operations."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Mustika
"Pengembangan humanisme sebagai inti profesionalisme diperlukan karena dokter profesional masa kini dituntut melakukan pelayanan berpusat pada pasien dan mengesampingkan kepentingan pribadi. Pengembangan humanisme dipengaruhi persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran terutama di klinik. Meskipun demikian, belum ada instrumen untuk menilai hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menyusun instrumen penilaian iklim humanis lingkungan pembelajaran klinis.
Penelitian ini menggunakan desain sequential exploratory mixed method dan dilakukan di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada bulan Januari – Desember 2019. Penelitian dilakukan dalam empat tahap yaitu penyusunan instrumen, uji coba, penyusunan model iklim humanis lingkungan pembelajaran klinis dan implementasi. Tahapan penyusunan instrumen dimulai dengan sintesis konsep iklim humanis lingkungan pembelajaran klinis melalui telaah pustaka, focus group discussion dan wawancara mendalam. Dari penyusunan tersebut diperoleh konsep yang dijadikan rujukan draf instrumen Humanistic Climate Measure (H-CliM) yang terdiri atas 89 butir pertanyaan; 7 domain. Tahap kedua, dilakukan uji coba H-CliM bersama instrumen untuk menilai kompetensi humanisme Integrity Compassion Altruism Respect Empathy (ICARE). Kedua instrumen terbukti valid (r > 0,3) dan reliabel (α-cronbach > 0,7). Dilakukan analisis faktor untuk memvalidasi konstruk dan menghasilkan instrumen H-CliM final (46 butir pertanyaan; 4 domain) serta ICARE final (15 butir pertanyaan; 2 domain). Analisis receiver operating characteristic (ROC) menghasilkan titik potong ≥ 184,5 artinya, skor H-CliM ≥ 184,5 tergolong humanis. Analisis regresi logistik menghasilkan model iklim humanis yang 62% dapat menjelaskan variasi iklim humanis (R2 = 0,62). Model tersebut adalah:
Logit P (iklim humanis) = 0,782 (rotasi klinis non-bedah) + 0,048 (kurikulum formal dan informal terkait humanisme) – 0,213 (hidden curriculum) + 0,036 (relasi dan fasilitas yang mendukung humanisme) + 0,044 (pengembangan kepribadian dan profesionalisme) + 0,409 (perempuan) + e.
Penelitian ini berhasil mengembangkan instrumen penilaian iklim humanis yang valid dan reliabel yaitu instrumen H-CliM (α-Cronbach = 0,86). Lingkungan pembelajaran non-bedah 2 kali lebih humanis dibanding bedah (p = 0,0001). Persepsi terhadap iklim humanis lingkungan pembelajaran klinis berkorelasi lemah dengan capaian kompetensi humanisme.

The development of humanism as the core of professionalism is crucial, seeing that professional doctors today are expected to carry through patient-centered services and put aside their personal interests. In clinical setting, cultivating humanism is highly influenced by students 'perceptions on clinical learning climate, therefore, it is necessary to assess that perception. However, to date there is no instrument to assess clinical learning climate. The purpose of this study is to develop an instrument to assess humanistic learning climate.
This study utilizes a sequential exploratory mixed method design and is conducted at the Cipto Mangunkusumo hospital (RSCM) in January - December 2019. The research was conducted in four stages, which are the preparation of instruments, trials, development of humanistic climate models of clinical learning environments and implementation of the instrument. The stages of instrument preparation begin with the synthesis of concept of the humanistic clinical learning climate through literature review, focus group discussions and in-depth interviews. Afterward, the concept that was obtained utilized as a reference for drafting instrument of Humanistic Climate Measure (H-CliM) consisting of 89 questions; 7 domains. The second stage, an H-CliM trial was carried out along with instruments to assess the competence of the Integrity Compassion Altruism Respect Empathy (ICARE).
Both instruments proved to be valid (r > 0.3) and reliable (α-Cronbach > 0.7). Factor analysis was carried out to validate the construct and produce the final H-CliM instrument (46 questions; 4 domains) and the final ICARE (15 questions; 2 domains). Receiver operating characteristic (ROC) analysis resulted in cut-off point of 184.5, which means that the H-CliM score ≥ 184.5 was classified as humanistic climate. Humanistic climate models obtained from the logistic regression analysis could explain 62% of variation of humanistic climate (R2= 0,62). The model is:
Logit P (humanistic climate) = 0.782 (non-surgical clinical rotation) + 0.048 (formal and informal curriculum related to humanism) - 0.213 (hidden curriculum) + 0.036 (relationship and facilities that support humanism) + 0.044 (personality development and professionalism) + 0,409 (female) + e.
This research succeeded in developing a valid and reliable humanistic climate assessment instrument, the H-CliM instrument (α-Cronbach = 0,86). Compare with surgical rotation, the non-surgical learning environment is twice more humanistic (p = 0.0001). Perceptions of the humanistic climate of the clinical learning environment are weakly correlated with the achievement of humanism competencies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zerwekh, JoAnn Graham
Philadelpia: W.B. Saunders Company , 1999
610.73 ZER a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anderson, Shauna C.
Philadelphia: W.B. Saunders, 1993
616.075 6 AND c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nietzel, Michael T.
New Jersey: Prentice-Hall, 1998
616.89 NIE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Richterich, Rene
New York: John Wiley & Sons, 1978
616.075 RIC c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>