Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179614 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roza Indra Yeni
"Fisioterapi dada merupakan tindakan mandiri perawat yang bertujuan melancarkan jalan napas pada anak pneumonia. Tujuan penelitian untuk mengetahui dampak fisioterapi dada terhadap perubahan status pernapasan (Krissjansen Respiratory Score, Spo2, dan HR) anak balita pneumonia. Desain yang digunakan kuasi eksperimen pre test dan post test control group design, melibatkan 32 responden untuk masing-masing kelompok 16 anak dengan teknik consecutive di ruang anak RSUD Pasar Rebo dan Koja Jakarta.
Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan status pernapasan (saturasi oksigen) sesudah fisioterapi dada pada kelompok intervensi (p=0,001), begitu juga pada status pernapasan (saturasi oksigen dan denyut nadi) menunjukkan perbedaan signifikan kelompok intervensi p=0,001 dan p=0,039 daripada kelompok kontrol. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya menggunakan desain eksperimen murni dengan tahapan prosedur lengkap fisioterapi dada.

Chest physiotherapy is an independent nursing intervention to loosen the airway in children with pneumonia disease. The aimed is to explore the effect of chest physiotherapy in change of respiratory status (Krissjansen Respiratory Score, Spo2, dan HR) children with pneumonia. The research design is quasi experiment pre test and post test control group design. The respondents are 32 patients which divide into 2 groups: 16 patients for group control and 16 patients for intervention group used consecutive sampling technique in children nursing ward Pasar Rebo hospital and Koja hospital.
Statistical analysis showed the significant differences in respiratory status (oxygen saturation) after chest physiotherapy in intervention group (p=0,001), it also different in respiratory status (oxygen saturation and pulse) in intervention group (p=0,001;p=0,039) respectively compare to control group. Further study the recommendation from this research is need to continue research used experimental method and complete chest physiotherapy procedure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Melati
"Manifestasi klinis anak dengan pneumonia adalah peningkatan produksi sputum yang kental, dan sulit dikeluarkan. Salah satu terapi suportif yang diberikan adalah fisioterapi dada. Fisioterapi dada diberikan untuk mengalirkan, mengeluarkan sekresi pada saluran pernapasan. Tujuan penelitian ini mengetahui dampak fisioterapi dada terhadap status pernapasan (RR, HR, SpO2) anak balita pneumonia. Desain penelitian yang digunakan kuasi eksperimen dengan pre test dan post test without control. Methode consecutive sampling, dengan 35 jumlah responden di RSUD Wilayah Jakarta. Hasil analisis penelitian menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah intervensi pada RR, HR dan SpO2 dengan signifikansi p = 0.001. Hasil penelitian merekomendasikan penelitian selanjutnya memakai sampel lebih banyak dan menggunakan desain time series pada fisioterapi dada.

Clinical manifestations of children with pneumonia is increased production of viscous sputum, and difficult to remove. One of supportive treatment given is chest physiotherapy. Chest physiotherapy is given to drain secretion in the respiratory tract. The purpose of this study to know the effect of chest physiotherapy on respiratory status (RR, HR, SpO2) children pneumonia. The study design used a quasi experimental with pre test and post test without control. Sampling methode is consecutive sampling, with 35 respondents in Jakarta Regional Hospital. Results of the analysis showed that there was a diffrence before and after intervention in RR, HR and SpO2 with significance p = 0.001. the results of the study recommends further research taking more samples and using time series design on chest physiotherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T43118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Eni Lestari
"Di Indonesia pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi pada bayi dan balita. Pneumonia berdampak terhadap status pernapasan karena terjadi obstruksi jalan napas akibat peningkatan produksi sekret. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas nebulisasi dan fisioterapi dada terhadap status pernapasan pada balita dengan pneumonia. Rancangan penelitian ini menggunakan quasi eksperiment pre and post test non equivalent control group design dengan 34 responden yang diambil secara consecutive sampling. Analisis data menggunakan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan selisih rata-rata HR, RR, dan SpO2 antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p=0.000). Karakteristik responden (status gizi, status ASI eksklusif, status imunisasi, lama sakit, dan jenis obat nebulisasi) tidak berpengaruh terhadap HR, RR, dan SpO2 namun usia memberikan pengaruh terhadap HR. Tindakan nebulisasi yang dilanjutkan fisioterapi dada lebih efektif dibandingkan dengan tindakan nebulisasi saja. Tindakan ini juga dapat dijadikan kebijakan yang perlu dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak pneumonia.

Pneumonia is the second leading cause of death in children under age five in Indonesia. It affects respiratory status due to airway obstruction caused by increased secretions. This study aimed to determine effectiveness of nebulization and chest physiotherapy on respiratory status of children under age five with pneumonia. This study was quasi-experimental with pre and post test nonequivalent control group design with 34 respondents choosen by consecutive sampling. Analysis result using independent t test showed differences in the average gaps in HR, RR and SpO2 of control group and intervention group (p=0.000). The characteristics of respondents (nutritional status, breastfeeding, vaccination history, length of illness and type of nebulization medication) had no effect on HR, RR and SpO2. However, age affects the HR. Nebulization followed by chest physiotherapy is more effective than nebulization. It can be used as a policy in providing nursing care for children with pneumonia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiyanti
"Fisioterapi dada pada anak dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif merupakan tindakan mandiri perawat yang menjadi kontroversi akhir dekade ini.
Tujuan penelitian: Mengidentifikasi dampak fisioterapi dada terhadap status pernapasan (SpO2, WCSSS, HR) pada anak usia kurang dari dua tahun dengan ISPA di RSGS.
Metode: Descriptive correlational dengan pre test dan post test tanpa kelompok kontrol.
Hasil: Setela intervensi fisioterapi dada terdapat perbedaan yang signifikan pada status pernapasan sebelum dan sesudah fisioterapi dada yang dilihat dari penurunan rata-rata skor keparahan klinis (WCSSS) dari 2,96 menjadi 2,07, kenaikan rata-rata saturasi oksigen perifer (SpO2) dari 95% menjadi 97% dan penurunan Heart rate dari 149x/menit menjadi 130x/menit pada infant dan 118x/menit menjadi 97x/menit pada toddler (p value <0,05).
Saran: perlunya penelitian dengan kelompok kontrol dan jumlah sampel yang banyak untuk mengetahui besarnya pengaruh inhalasi terhadap fisioterapi dada.

CPT for children with ineffective airway clearance as one of nursing intervention is in controversial in last decades.
The aims are to obtain the impact of CPT on under-two-year children respiratory status (SpO2, WCSSS, HR) in Gatot Subroto hospital.
Method: descriptive correlation without controlled group with pre-test dan post-test.
Results: After CPT intervention there is a significant different between child’s respiratory status before and after CPT’s intervention showed by WCSSS declined from 2,96 to 2,07, SpO2 increased from 95% to 97% and heart rate declined from 149 x/min to 130x/min for infant and from 118x/min to 97x/min for toddler (P value < 0,05).
Recommendation: deep analysis using large sample and control group are required to measure the impact of inhalation therapy to CPT.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syan Sarmila
"Salah satu gangguan sistem pernapasan yang umum ditemukan pada bayi dan anak-anak yaitu pneumonia karena bayi belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang matang, sehingga mudah terpapar patogen penyebab pneumonia. Masalah keperawatan utama yang dapat terjadi yaitu bersihan jalan napas tidak efektif karena kondisi pneumonia membuat alveoli diisi dengan sputum yang sulit dikeluarkan, sehingga terasa sakit saat bernapas dan membatasi asupan oksigen. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan terapi fisioterapi dada terhadap perbaikan status pernapasan pada bayi dengan pneumonia. By. Ny. R lahir secara sectio caesarea pada usia gestasi 36-37 minggu atas indikasi hidramnion, kondisi bayi terdengar ronkhi (+/+), gelisah dan rewel, sesak napas (+), retraksi dada (+), frekuensi napas 41x/menit, saturasi oksigen rendah yaitu 80% on high flow nasal dengan flow 4 dan FiO2 25%. Intervensi dilakukan selama 6 hari dengan penerapan intervesi fisioterapi dada. Hasil menunjukkan terdapat perbaikan status pernapasan pada bayi terutama saturasi oksigen dan frekuensi napas stabil pada rentang normal yaitu 30-60x/menit, suara ronkhi minimal, sesak minimal, produksi sekret 15-25 cc. Oleh karena itu, diperlukan terapi fisioterapi dada sesuai indikasi secara rutin untuk pengeluaran sekret sehingga meningkatkan status pernapasan pada pasien dengan pneumonia.

One of the common respiratory system disorders found in infants and children is pneumonia because infants do not have a mature immune system, so they are easily exposed to pathogens that causes pneumonia. The main nursing problem that can occur is ineffective airway clearance because pneumonia conditions make the alveoli filled with sputum that is difficult to remove, making it painful to breathe and limiting oxygen intake. This scientific work aims to analyze the effectiveness of the application of chest physiotherapy therapy on improving respiratory status in infants with pneumonia. By. Ny. R was born by sectio caesarea at 36-37 weeks gestation for indications of hydramnios, the infant condition was heard ronkhi (+/+), restless and fussy, shortness of breath (+), chest retraction (+), respiratory rate 41x/min (normal), low oxygen saturation which is 80% on high flow nasal with flow 4 and FiO2 25%. The intervention was carried out for 6 days with the application of chest physiotherapy interventions. The results showed that there was an improvement in the respiratory status of the infant, especially oxygen saturation and respiratory rate stabilized in the normal range of 30-60x/min, minimal ronkhi sound, minimal tightness, 15-25 cc secretion production. Therefore, chest physiotherapy is needed according to indications routinely for secretion removal so as to improve respiratory status in patients with pneumonia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Kusumadewi
"ABSTRAK
Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang sering terjadi pada masa
anak-anak dan masa bayi. Peradangan tersebut menyebabkan sputum terkumpul di
paru, yang membuat sulit untuk bernafas. Salah satu cara untuk mengeluarkan
sputum adalah CPT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
chest physiotherapy (CPT) terhadap status pernafasan anak balita pnemonia. Desain
penilitan ini menggunakan quasi eksperiment post test only dengan grup kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh CPT terhadap suara nafas (p
value= 0,008), retraksi dada (p value= 0,008), frekuensi pernafasan (p value= 0,001)
dan saturasi oksigen (p value= 0,01) pada balita. Penelitian ini merekomendasikan
CPT sebagai intervensi keperawatan untuk memperbaiki status pernafasan anak.

ABSTRACT
Pneumonia is an inflammantory condition of the lung. Child and infant included a
group that have risk to get pneumoni. The inflammantion causes pulmonary sputum
collection and this make difficult to breath. One of the ways to take out the sputum is
by doing chest physiotherapy (CPT). The purpose of this research was to find out the
effect of chest physiotherapy (CPT) toward respiratory status of children pnemonia.
Design of this study used quasi eksperiment post test only non equivalent group. The
result of the study showed there was significant effect of CPT againts breath sounds
(p value= 0,008), chest retraction (p value= 0,008), respiratory rate (p value= 0,001)
and oxygen saturation (p value= 0,010) on children. This research recommend CPT
as a nursing intervention to recover children respiratory status."
2013
T35979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Hartati
"Pneumonia pada balita di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan utama. Hal ini terlihat dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas pneumonia. Salah satu satu upaya untuk menurunkannya adalah dengan mengetahui faktor risiko yang menyebabkan terjadinya pneumonia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak balita di rumah sakit. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan 138 sampel.
Hasil penelitian dengan regresi logistik didapatkan 4 faktor risiko yang berhubungan significant yaitu usia balita, riwayat pemberian ASI, status gizi balita dan kebiasaan merokok keluarga. Kegiatan edukasi kepada orang tua balita tentang beberapa faktor tersebut perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya pneumonia.

Pneumonia in children under five in Indonesia is still a major health problem. This can be seen in the high rates of morbidity and mortality of pneumonia. One of the efforts to lower it is by knowing the risk factors that cause pneumonia.
This study aims to determine the risk factors associated with the incidence of pneumonia in children under five in hospital. The study uses cross sectional design with 138 samples.
The results obtained with logistic regression show four significant risk factors: children under five, history of breastfeeding, nutritional status of children and family smoking habits. Promotion and awareness campaign on these factors should be conducted to prevent pneumonia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Rossa Atika
"Latar belakang: Pada tahun 2018, Indonesia memiliki 3,55% kasus pneumonia pada balita. Proporsi status nutrisi pada balita juga beragam meliputi sangat kurus (3,5%), kurus (6,7%), dan gemuk (8,0%). Belum adanya suatu instrumen prediktor luaran klinis pada pneumonia anak menjadi alasan dilakukannya penelitian ini. Hubungan status nutrisi dengan luaran klinis juga perlu diketahui lebih jauh. Hal ini bertujuan untuk membantu klinisi agar tata laksana dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
Metode: Penelitian dilakukan pada pasien anak dibawah dua tahun dengan pneumonia komunitas di RS Pasar Rebo, Jakarta. Desain penelitian adalah studi potong lintang
dengan sumber data primer yang diambil sejak Maret 2020 hingga September 2020. Skor RISC diperoleh dengan metode kuesioner. Status nutrisi didapatkan berdasarkan hasil
antropometri dan dikategorikan berdasarkan kurva BB/TB WHO. Hasil luaran yang diteliti adalah mortalitas, kebutuhan ICU, dan lama rawat.
Hasil: Sampel terdiri dari 25 pasien. Sebagian besar pasien memiliki Skor RISC 1 dan status nutrisi baik. Empat dari dua puluh lima pasien meninggal. Sebagian besar pasien dirawat <7 hari dan membutuhkan ICU. Hasil uji hipotesis menunjukan tidak adanya hubungan Skor RISC dan status nutrisi terhadap mortalitas, kebutuhan ICU, dan lama rawat. Uji Skor RISC untuk mortalitas menghasilkan cutoff Skor RISC 3 (AUC = 0,702).
Kesimpulan: Skor RISC dan status nutrisi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan luaran klinis pasien. Skor RISC untuk mortalitas memiliki nilai diagnostik yang
rendah pada pasien anak dibawah dua tahun dengan pneumonia komunitas di RS Pasar Rebo.

Background: In 2018, Indonesia has 3.55% pneumonia cases in children under 5 years old. There was also variance in nutritional status including severely wasted (3.5%), wasted (6.7%), and overweight (8.0%). This research was conducted because instrument for predicting outcomes in children with pneumonia is not yet available. It is also necessary to know the association between nutritional status and outcomes in children with pneumonia. Predicting outcomes of pneumonia in children will be helpful for clinicians to choose the effective treatment.
Methods: Patients were children under 2 years old with community acquired pneumonia in Pasar Rebo Hospital, Jakarta. This is a cross-sectional study with primary data that obtained from March 2020 until September 2020. RISC score were taken with questionnaire methods. Nutritional status are anthopometry results that is categorized by WHZ chart from WHO. Outcomes include mortality, ICU admission, and length of stay.
Results: There were 25 patients. Most patients had RISC score of 1 and normal nutritional status. Four out of twenty five patients died. Majority of the patients stayed in the hospital for <7 days and needed ICU admission. From our study, we found no association between RISC score and nutritional status with the outcomes. Three in RISC Score is the cutoff
for mortality (AUC = 0,702).
Conclusion: There is no significant association between RISC score and nutritional status with clinical outcomes. RISC score for mortality has low diagnostic value in children under 2 years old with community acquired pneumonia in Pasar Rebo Hospital.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Desak Putu Kristian Purnamiasih
"Pemasangan infus merupakan salah satu tindakan invasif yang dapat menyebabkan kecemasan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas bermain terapeutik terhadap perubahan kecemasan anak usia sekolah (7 - 12 tahun) yang akan dipasang infus. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pre and post test control group design, jumlah sampel 34, dan analisis data menggunakan paired t - test.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa bermain terapeutik efektif menurunkan kecemasan pada anak usia sekolah yang akan dipasang infus (pValue = 0,011). Bermain terapeutik dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan pada anak yang akan dipasang infus.

Peripheral venous (Infusion) cannulation is one of invasive procedure which may cause anxiety among children. This study aimed to investigate the effectiveness of therapeutic play to anxiety changes of school aged children (7-12 years old) who will undergo peripheral venous (infusion) cannulation procedure. This study used quasi experimental design with pre and post control group and total sample of 34 school aged children and paired t test data analysis was employed.
The result of statistical test showed that therapeutic play was effective to reduce anxiety among school aged children who would have peripheral venous (infusion) cannulation (p value = 0,011). It is recommended to apply therapeutic play as a nursing intervention to reduce anxiety in school aged children who will have peripheral venous (infusion) cannulation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>