Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45868 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhmad Asror
"ABSTRAK
Tesis ini membahas manajemen koleksi yang dilaksanakan di Museum Batik Pekalongan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa manajemen koleksi yang dilaksanakan di Museum Batik Pekalongan masih bersifat tradisional. Pengadaan koleksi yang tidak sesuai dengan visi dan misi museum. Dokumentasi koleksi yang tidak tertata rapi. Konservasi koleksi yang belum maksimal. Restorasi koleksi yang tidak dijalankan. Hasil penelitian menyarankan bahwa Museum Batik Pekalongan perlu menerapkan kebijakan manajemen koleksi. Kebijakan yang mengatur cara kerja aspek-aspek dalam manajemen koleksi, yaitu pengadaan koleksi, dokumentasi koleksi, konservasi koleksi, dan restorasi koleksi.

ABSTRACT
This thesis discusses collections management held at the Batik Museum in Pekalongan. This research is a descriptive qualitative research design. Results of this study showed that collections management held at the Batik Museum in Pekalongan is still traditional. Acquiring collection does not fit with the vision and mission of the museum. Documentation of collection are not well organized. Conservation of collection is not maximized. Restoration of collection are not executed. The results suggest that the Batik Museum in Pekalongan need to implement the collection management policies. Policies that govern the workings of the aspects of collection management, acquiring collection, documentation of collection, conservation of collection, and restoration of collection.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T34873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahir Widadi
"Tesis ini membahas tentang fungsi edukasi dari museum. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini mengindentifikasikan bahwa edukasi dan eksibisi Museum Batik Pekalongan masih bersifat tradisional. Eksibisi museum belum ada kesesuaian dengan program edukasi. Museum Batik Pekalongan belum memperhatikan kebutuhan dan harapan pengunjung museum.. Kenyataan ini dapat dilihat dari proses penyampaian eksibisi dalam bentuk edukasi masih berorientasi pada koleksi. Penekanan penyajian pada keindahan motif dan warna koleksi kain batik, sehingga keterangan koleksi belum menyampaikan pesan makna simbolik dan pengetahuan yang berhubungan dengan penggunaan kain batik tersebut. Permasalahan ini perlu diatasi dengan menentukan kebijakan museum terhadap koleksi, program edukasi dan pengajar, sehingga kalangan pengunjung dari sekolah dan masyarakat umum akan mendapat pelayanan edukasi sesuai yang dibutuhkan. Pembahasan dalam penelitian ini berupaya merubah konsep pelayanan Museum Batik Pekalongan menjadi berorientasi terhadap kebutuhan pengunjungnya. Bentuk edukasi Museum Batik Pekalongan perlu menggunakan teori pendidikan. Teori balajar didaktik digunakan untuk program edukasi eksibisi museum, pemanduan dengan dialog dan keterangan koleksi. Sementara teori konstruktif digunakan untuk praktik membatik di bengkel batik museum.

This thesis discusses the educational function of museum. This study is a descriptive qualitative approach. Results from this study identified that education and exhibition Museum Batik Pekalongan is still traditional. Museum exhibitions there has been no compliance with educational programs. Museum Batik Pekalongan not yet consider the needs and expectations of museum visitors. This fact can be seen from the process of delivering an exhibition in the form of education still oriented to the collection. The emphasis of the presentation on the beauty and color collection of motif batik cloth, so that information collection has not yet submitted the symbolic meaning of messages and knowledge associated with the use of batik cloth. This problem needs to be addressed by determining the policies of the museum collections, educational programs and faculty, so that the visitors from schools and the general public will receive educational services as needed. The discussion in this research effort to change service concept Museum Batik Pekalongan to be oriented towards the needs of visitors. Museum Batik Pekalongan forms of education need to use the theory of education. Theory of didactic is used for exhibitions museum educational programs, guiding the dialogue and information collection. While the constructive theory are used to batik practice in the workshop batik museum."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27878
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 13 (1-4) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Center For Japanese Studies, 2003
746.662 HAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sopian
"Kegiatan yang dilakukan dalam proyek Museum Batik di Yogyakarta ini diawali dengan kajian teoritis mengenai museum dan batik secara umum serta sejarah dan perkembangannya. Untuk mengenal lebih dekat tentang museum dan batik maka dilakukan studi kasus pada Museum Tekstil di Jakarta dan Museum Ullen Sentalu di Yogyakarta. Dengan Studi kasus ini maka diketahui kebutuhan dan masalah yang dihadapi dalam pengelolaan museum.
Pemilihan lokasi di Yogyakarta didasarkan atas pertimbangan penyelenggaraan museum untuk tujuan edukatif-kultural dan juga agar kehadiran museum lebih representatif. Persyaratan mengenai bangunan museum juga dikaji secara fisiologis, psikologis dan teknis.
Museum Batik di Yogyakarta sebagai pusat informasi dan konservasi seni batik Indonesia rnenyajikan suaiu tata pameran dimana pengunjung selain bisa melihat koleksi yang dipamerkan, juga bisa melihat demo membatik hingga membuat kain batik dengan mencoba pada saat demo atau dengan mengikuti pelatihan membatik. Pada saat-saat tertentu juga diadakan peragaan busana oleh para perancang busana yang mengetengahkan koleksi batik hasil rancangan mereka.
Lokasi: Kompleks Budaya, Jl. A. Yani, Yogyakarta
Luas tapak: + 1.4 Ha
KDB: 60%
KLB: ketinggian maksimum 22 meter
Luas Lantai: : + 5000 m2
Tinggi bangunan: 2 lantai"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mukhlisina Ramadhan
"Terkenalnya Kota Pekalongan sebagai “The World City of Batik” membawa konsekuensi meningkatnya permintaan pasar yang mendorong peningkatan produksi. Hal tersebut menyebabkan masalah pencemaran lingkungan hingga sekarang akibat limbah hasil produksi industri batik yang dibuang sembarangan tanpa melalui tahap pengelolaan atau penetralisiran limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai. Usaha pemerintah memberikan sosialisasi, pembuatan regulasi, dan membangun Instalasi Pembuangan Air Limbah Komunal (IPAL) ternyata belum dapat menyelesaikan masalah pencemaran limbah batik. Pengetahuan dan perilaku aktor industri batik menjadi salah satu penyebab pencemaran limbah batik. Tulisan ini menggunakan teori rational choice (Bennet, 1980) dan ecological tragedy (Henley, 2008) serta metode etnografi untuk melihat bagaimana pengetahuan dan perilaku ekologi aktor usaha batik mikro, kecil, dan menengah terkait limbah “batik” di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Kesimpulan dari tulisan ini adalah pengetahuan dan perilaku aktor industri tersebut belum dapat mendukung pengelolaan limbah yang lebih baik karena pengetahuan mereka yang minim atau tidak tahu sama sekali, memiliki pengetahuan namun memilih tidak melakukan pengelolaan limbah, dan memiliki kemauan atau keinginan untuk mengelola limbah namun kemampuan mereka terbatas.

Pekalongan City known as "The World City of Batik" has led to an increase in market demand, which has led to an increase in production. This has caused environmental pollution problems until now due to the waste produced by the batik industry which is disposed of carelessly without going through the waste management or neutralization stage first before being discharged into the river. Government efforts to provide socialization, make regulations, and build a Communal Wastewater Disposal Installation (IPAL) have not been able to solve the problem of batik waste pollution. The knowledge and behavior of batik industry actors is one of the causes of batik waste pollution. This paper uses rational choice theory (Bennet, 1980) and ecological tragedy (Henley, 2008) as well as ethnographic methods to see how the ecological knowledge and behavior of micro, small and medium batik business actors related to "batik" waste in Jenggot Village, South Pekalongan Subistrict, Pekalongan City, Central Java, Indonesia. The conclusion of this paper is that the knowledge and behavior of these industry actors have not been able to support better waste management because they have minimal knowledge or do not know at all, have knowledge but choose not to carry out waste management, and have the willingness or desire to manage waste but their abilities are limited."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nurul Karima
"Batik merupakan kerajinan khas Indonesia yang telah diakui dunia melalui UNESCO pada tahun 2009. Kota Pekalongan merupakan kota yang sangat terkenal sebagai kota batik. Penelitian ini mengkaji tentang pola wilayah industri batik di Kota Pekalongan dengan mengkaitkan variabel jumlah industri batik dengan variabel asal bahan baku, jumlah tenaga kerja, tipe industri batik, volume produksi, dan jenis produk serta jangkauan distribusi produk. Dalam penelitian ini, jumlah populasi sebanyak 546 industri batik dan sampel yang digunakan sebanyak 82 industri batik. Penentuan jumlah sampel menggunakan teknik pengambilan Proporsional Area Random Sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Wilayah industri batik berada di bagian barat, barat daya, tengah, dan timur laut Kota Pekalongan. Mayoritas industri batik di Kota Pekalongan memiliki jumlah tenaga kerja rendah (< 25 orang) dan volume produksi rendah (< 1000 kodi/tahun). Wilayah industri batik yang didominasi oleh tipe pengusaha industri batik (membeli bahan baku sendiri) mayoritas berada di bagian tengah Kota Pekalongan dan berorientasi pada bahan baku sekaligus pusat kota yang identik dengan pusat kegiatan ekonomi. Sedangkan wilayah industri batik yang didominasi buruh batik (bahan baku diperoleh dari pemesan) sebagian besar terdapat di bagian barat dan barat daya Kota Pekalongan berorientasi pada tenaga kerja. Di Kota Pekalongan, jumlah tenaga kerja industri batik tidak berbanding lurus dengan volume produksi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34197
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eva Ria Hafizta
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara experiential marketing yang dirasakan wisatawan terhadap destination image Kota Pekalongan dan intensi perilaku wisatawan untuk berkunjung kembali dan merekomendasikannya kepada orang lain. Sampel penelitian ini adalah wisatawan nusantara dan mancanegara yang pernah atau sedang berkunjung ke daerah tujuan wisata di Kota Pekalongan periode 2012-2013. Studi lapangan terhadap 150 wisatawan nusantara dan 150 wisatawan mancanegara menunjukkan hasil yang berbeda melalui Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian menyarankan bahwa pihak-pihak terkait di bidang pariwisata, seperti Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan Kota Pekalongan dan pelaku bisnis/ pengusaha di industri pariwisata harus bekerja sama dalam meningkatkan citra Kota Pekalongan sebagai salah satu tujuan destinasi wisata di Indonesia melalui program pariwisata yang menarik, unik, dan mampu meningkatkan kunjungan kembali (intention to revisit) wisatawan yang pernah berkunjung dan merekomendasikannya kepada orang lain (intention to recommend).

This research aims to determine the relationship between perceived experiential marketing tourists to the destination image and behavioral intention Pekalongan tourists to intention to revisit and recommend it to others. The sample was domestic and foreign tourists who have or are being visited tourist destination in Pekalongan 2012-2013. Field studies on 150 domestic tourists and 150 foreign tourists showed different results through Structural Equation Model (SEM ). The results of the study suggest that the relevant parties in tourism field, such as the Department of Transportation, Tourism, and Culture of Pekalongan and businessmen/ entrepreneurs in the tourism industry must work together to improve the image of Pekalongan as tourist destinations in Indonesia through tourism interesting, unique, and can increase intention to revisit and recommend it to others."
2014
S54158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Anis Hadiyati
"ABSTRAK
Industri batik memiliki peran penting bagi perekonomian Kota Pekalongan. Industri yang berstruktur monopolistic competition seperti industri batik harus memiliki daya saing yang kuat agar dapat tetap eksis dalam era globalisasi seperti saat ini. Daya saing kuat dapat tercapai ketika perusahaan memiliki kemamapuan inovasi yang tinggi. Faktor utama yang mempengaruhi kemampuan inovasi adalah modal intelektual yang terdiri dari tiga komponen yaitu human capital, organizational/structural capital, dan social capital. Penelitian ini mengukur kemampuan inovasi dan komponen modal intelektual seperti apa yang mempengaruhi kemampuan inovasi Industri Batik Kota Pekalongan pada tahun 2012-2014. Data yang digunakan adalah data primer dari 75 sampel pengusaha batik. Berdasarkan hasil penelitian ini, organizational/structural capital dan social capital berpengaruh positif terhadap kemampuan inovasi, sedangkan human capital tidak berpengaruh. Sehingga, dalam rangka meningkatkan daya saing, perlu dilakukan revitalisasi paguyuban untuk memperkuat social capital dan edukasi tentang inovasi.

ABSTRACT
Batik industry has an important role in the economy of Pekalongan City Industry that has monopolistic competition structure such as in the batik industry has forced the industry to have a strong competitiveness in order to exist in the globalization era High competitiveness can be achived when the company has a strong innovation capability Intellectual capital that consist of human capital organizational structural capital and social capital is the main factor that affect innovation capability This study measures the innovation capability and how intellectual capital affect on Batik Micro and SME rsquo s of Pekalongan City during 2012 2014 It is used primary data from 75 samples of batik rsquo s enterpreneur The result find out that organizational structural capital and social capital have positive effect on innovation capability However human capital has no significant effect In order to increas competitiveness it nesessary to revitalize the industri association paguyuban to strengthen social capital and educate them about innovation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T45471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>