Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163249 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pambudi Bekti Pratiwi
"ABSTRAK
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu diatasi karena berhubungan dengan meningkatnya risiko kesakitan dan kematian, terhambatnya perkembangan motorik, dan pertumbuhan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui gambaran dan faktor dominan kejadian stunting pada balita di Desa Talagamulya Kabupaten Karawang tahun 2013. Desain penelitain yang digunakan adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 118 balita yang didapat dengan cara total sampling. Penelitiani ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tinggi badan, panjang badan, wawancara dengan kuesioner dan lembar FFQ semikuatitatif. Analisis data dilakukan dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting balita usia 12-36 bulan di Desa Talagamulya sebesar 38,2% dan status gizi TB/U normal sebesar 61,8%. Analisis uji statistik menunjukkan hubungan yang bermakna antara berat lahir, panjang lahir, asupan energi, asupan protein, asupan zat besi, riwayat pemberian ASI eksklusif, dan pendidikan ibu dengan kejadian stunting. Faktor yang paling dominan dengan kejadian stunting adalah panjang lahir setelah dikontrol variabel asupan energi, berat lahir, asupan lemak, asupan besi, asupan seng pemberian ASI dan pengetahuan gizi.

ABSTRACT
Stunting is a public health problem that needs to be addressed due to the increased risk of morbidity and mortality, impaired motor development, and mental growth. This study aims to determine and reveal the main factors in the incidence of stunting in children under five Talagamulya village Karawang regency in 2013. This study uses cross sectional research design. Samples in this research were 118 toddlers obtained by total sampling. This research was conducted in April and May 2013. The data was collected by measuring height, body length, questionnaires and interviews with FFQ semikuatitatif sheet. Data were analyzed by chi square test. The results showed that the prevalence of stunting in children aged 12-36 months was 38.2% Talagamulya village and nutritional status of height for age normal of 61.8%. Statistical analysis showed a significant association between birth weight, birth length, energy intake, protein intake, iron intake, history of exclusive breastfeeding, and maternal education with incidence of stunting. The most dominant factor in the incidence of stunting was birth length after the controlled variable intake of energy, birth weigth, intake of fat, intake of iron, intake of zinc, breastfeeding and nutrition knowledge."
2013
T35447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Rosmanindar
"ABSTRAK
Stunting atau tubuh yang pendek berdasarkan tinggi badan menurut umur pada
anak, merupakan efek kumulatif asupan zat gizi tidak memadai atau hasil infeksi
kronis yang berkontribusi terhadap terjadinya kurang gizi dalam waktu lama dan
tidak mendapatkan penanganan baik. Adanya hubungan antara pertumbuhan
tinggi badan yang lambat pada awal masa kehidupan dengan rendahnya kualitas
SDM di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor dominan yang
berhubungan dengan terjadinya stunting pada anak 7-36 bulan di wilayah
Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2013. Penelitian menggunakan
desain cross sectional dengan sampel 163 orang. Data diperoleh dari data
sekunder dan primer melalui kuesioner hasil wawancara dan pengukuran
langsung. Hasil penelitian menunjukkan 26,4% batita stunting pada anak 7-36
bulan di wilayah Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2013. Terdapat
hubungan antara asupan (energi, protein, vitamin A, Fe), riwayat ASI eksklusif,
MP-ASI, penyakit infeksi, umur dan berat lahir dengan terjadinya stunting.
Analisis regresi logistik ganda menunjukkan asupan protein sebagai faktor
dominan berhubungan dengan terjadinya stunting (OR=7,68) setelah dikontrol
umur anak dan riwayat penyakit infeksi. Pencegahan stunting pada batita dengan
meningkatkan mutu MP-ASI melalui praktek makan bersama batita dengan
pengolahan beragam makanan lokal sumber protein melalui pendampingan
petugas gizi dan kader kesehatan secara berkesinambungan.

ABSTRACT
Stunting or short body height based on the child's age, is the cumulative effect of
inadequate nutrient intake or chronic infection results which contribute to
malnutrition in a long time and did not get good treatment. The existence of a
relationship between height growth is slow at the beginning of life to the low
quality of human resources in the future. This research aims to determine the
dominant factors associated with the occurrence of stunting in children 7-36
months at Pancoran Mas Primary Health Center Depok in 2013. Studies using
cross-sectional design with a sample of 163 people. Data obtained from secondary
and primary data through interviews and questionnaires direct measurement. The
results showed 26.4% of toddlers stunting in children 7-36 months at Pancoran
Mas Primary Health Center Depok in 2013. There is a relationship between the
intake (energy, protein, vitamin A, Fe), history of breastfeeding, complementary
feeding, infectious diseases, age and birth weight with the occurrence of stunting.
Multiple logistic regression analysis showed protein intake as a dominant factor
associated with the occurrence of stunting (OR = 7.68) after controlling the child's
age and history of infectious diseases. Prevention of stunting in toddlers,
improving the quality of complementary feeding practices through eating with
toddlers that a variety of local food processing protein nutrition workers through
mentoring and health volunteers on an ongoing basis."
2013
T35526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eryasih Setyorini
"ABSTRAK
Stunting (tubuh yang pendek) menggambarkan keadaan gizi yang kurang yang
sudah berjalan lama (kronis) dan memerlukan waktu bagi anak untuk berkembang
serta pulih kembali. Dampak stunting pada pertumbuhan fisik terganggu yang
menyebabkan tidak bisa berkompetisi dengan orang lain dalam mendapatkan
pekerjaan dan aspek kehidupan lainnya. Tesis ini bertujuan untuk menilai faktorfaktor
yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak batita (0-36 bulan)
di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2013. Penelitian ini
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok bulan Mei
2013. Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah
sampel 204 orang. Data diperoleh dari data sekunder dan juga data primer melalui
kuesioner hasil wawancara dan pengukuran antropometri langsung. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa prevalensi batita stunting usia 0-36 bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2013 sebesar 22,1%.
Presentase/proporsi batita stunting memiliki ibu yang tidak melakukan kunjungan
antenatal pertama (K1) saat hamil dulu sebesar 65,7%. Analisis Regresi Logistik
Ganda menunjukkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian
stunting pada batita adalah kunjungan antenatal pertama (K1) (p<0.005,
OR=6,84). Untuk mencegah terjadinya stunting pada batita, disarankan kepada
ibu hamil mulai dari awal masa kehamilan agar rajin memeriksakan kehamilan ke
bidan/dokter kandungan, rajin mengkonsumsi makanan yang bergizi, serta
memanfaatkan pelayanan antenatal lainnya.

ABSTRACT
Stunting (short stature) describes the state of lacking nutrition longstanding
(chronic) and require time for children to grow and recover. Stunting impact on
impaired physical growth that causes can not compete with others in finding
employment and other aspects of life. This thesis aims to assess the factors
associated with the incidence of stunting in children toddlers (0-36 months) at the
Puskesmas Jewel Mas Depok in 2013. The research was conducted at the
Puskesmas Jewel Mas Depok City in May 2013. Design of this study used cross
sectional method with a sample of 204 people. Data obtained from secondary data
and primary data through interviews and questionnaires direct anthropometric
measurements. The results showed that the prevalence of stunting toddlers aged 0-
36 months in the Work Area Health Center Jewel Mas Depok in 2013 by 22.1%.
Percentage / proportion of stunting toddler having a mother who did not do the
first antenatal visit (K1) during pregnancy first at 65.7%. Multiple logistic
regression analysis showed that the most dominant variables associated with the
incidence of stunting in toddlers is the first antenatal visit (K1) (p <0.005, OR =
6,84). To prevent stunting in toddlers, pregnant women are advised to start at the
beginning of pregnancy so diligently to antenatal midwife / obstetrician, diligently
consume nutritious foods, as well as take advantage of other antenatal services."
Universitas Indonesia, 2013
T35899
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Haerunnisa
"ABSTRAK
Pengukuran panjang badan anak dilakukan untuk memantau status gizi dan juga pertumbuhan anak. Di Indonesia pemantauan panjang badan pada anak jarang dilakukan, karena tidak adanya alat pengukur panjang badan yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model prediksi panjang badan berdasarkan panjang lengan dan panjang ulna. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei pada anak usia 12-24 bulan di Kelurahan Ratu Jaya Kota Depok Tahun 2016 dengan jumlah responden 40 anak laki-laki dan 41 anak perempuan. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan variabel terikat berupa panjang badan dan variabel bebas berupa panjang lengan, panjang ulna, usia, dan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara umur anak dengan panjang badan (r= 0,662) dan panjang lengan dengan panjang badan (r= 0,617) serta terdapat korelasi yang sedang antara panjang ulna dengan panjang badan (r= 0,364). Model prediksi panjang badan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah PB= 51,086+[0,571×PL(cm)]+[0,559×U (bulan)]?[0.940×JK (1=laki,laki, 2= perempuan)] dan PB= 62,338+[0,433×PU(cm)]+[0,697×U (bulan)]?[1,488×JK (1=laki,laki, 2= perempuan)]. Panjang lengan dan panjang ulna terbukti dapat digunakan sebagai prediktor pengukuran panajng badan, namun dalam penelitian ini model prediksi menggunakan panjang lengan memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan panjang ulna.

ABSTRAK
Measuring recumbent length was used to monitor nuritional status and growth in children. In Indonesia, monitoring recumbent length rarely do, because there are no appropriate measuring instrument. The purpose of this study was to developed predictive model of recumbent length based arm length and ulna length. This study was held in May at Ratu Jaya Village, Depok City 2016 with total respondents 40 boys and 41 girls. The study design was cross-sectional by measuring recumbent length as the dependent variabel and independent variabels such as arm length, ulna length, age, and gender. The results showed that there were a strong correlation between age with recumbent length (r=0,662) and arm length with recumbent length (r=0,617), there are also moderate correlation betwen ulna length with recumbent length (r= 0,364). The prediction model of recumbent length which obtained in this tudy was RL= 51,086+[0,571×AL (cm)]+[0,559×Age (month)]-[0940×Sex (1= male, 2= female)] and RL= 62,338+[0,433×UL (cm)]+[0,697xAge (month)]-[1,488×Sex (1= male, 2= female)]. Arm length and ulna length can be used as a preditor of recumbent length, but in this study prediction model using the arm length is more accurate than ulna length.
"
2016
S64190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri
"Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan. Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan motorik terlambat, dan terhambatnya pertumbuhan mental. Tujuan umum dari penelitian adalah diketahuinya faktor yang paling dominan berhubungan dengan stunting pada balita (12 ? 59 Bulan) di Sumatera tahun 2010. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 3126 balita.
Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data Riskesdas 2010 pada bulan September ? Desember 2011, sedangkan Riskesdas 2010 dilaksanakan pada bulan Mei ? Agustus 2010. Variabel yang digunakan antara lain stunting, berat lahir, asupan energi, asupan protein, umur, jenis kelamin balita, pendidikan ibu, jumlah anggota rumah tangga, wilayah tempat tinggal dan status ekonomi keluarga yang telah dikumpulkan oleh tim Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square (bivariat) dan regresi logistik ganda (multivariat).
Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan indeks TB/U maka balita yang stunting sebanyak 37.5% dan normal sebanyak 62.5%. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara stunting dengan berat lahir, asupan energi, asupan protein, jenis kelamin, pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal dan status ekonomi keluarga. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel berat lahir merupakan faktor dominan berhubungan dengan stunting setelah dikontrol variabel jenis kelamin, wilayah tempat tinggal dan status ekonomi keluarga.

Stunting is very short state of body so that the deficit exceeded -2 SD below the median length or height. Stunting is a public health issue because it deals with an increased risk of morbidity and mortality, delayed motor development, and mental growth retardation. The general objective of research is to know the dominant factor related with stunting in infants (12-59 months) in Sumatra in 2010. This study uses cross sectional research design and quantitative method with 3126 toddlers sample.
The research was carried out by processing the Riskesdas 2010 data in September - December 2011, while Riskesdas 2010 was held in May-August 2010. Variables are used i.e. stunting, birth weight, energy intake, protein intake, age, sex toddler, maternal education, number of household members, area residence and economic status of families that have been collected by a team of Basic Health Research (Riskesdas) in 2010. Processing and analyzing data using chi square test (bivariate) and multiple logistic regression (multivariate). The analysis showed that based on the index TB/U, stunting toddlers as much as 37.5% and 62.5% of normal.
The results of chi square test showed significant relationship between stunting with birth weight, energy intake, protein intake, sex, maternal education, area of residence and economic status of families. The results of multivariate analysis showed the birth weight variable is the most dominant factor associated with stunting after being controlled with sex, area of residence and economic status of families variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30071
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
"ABSTRAK
Pengukuran tinggi badan merupakan salah satu pengukuran dimensi tubuh yang penting untuk memantau status kesehatan. Metode pengukuran antropometri pengganti dibutuhkan ketika tinggi badan aktual tidak dapat dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional yang bertujuan untuk mengembangkan model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki dengan menggunakan persamaan regresi linier. Sebanyak 47 anak laki-laki, dan 44 anak perempuan tanpa disabilitas yang berasal dari SDIT X di Depok dilibatkan dalam penelitian ini selama bulan April-Mei 2017. Karakteristik antropometri yang diukur adalah tinggi badan, usia, panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan dan korelasi yang yang kuat antara tinggi badan dengan panjang ulna kanan laki-laki r= 0.849, perempuan r= 0.880 , panjang ulna kiri laki-laki r= 0.857, perempuan r= 0.880 , panjang telapak tangan kanan laki-laki r= 0.831, perempuan r= 0.842 , panjang telapak tangan kiri laki-laki r= 0.843, perempuan r= 0.851 , panjang telapak kaki kanan laki-laki r= 0.838, perempuan r= 0.900 , panjang telapak kaki kiri laki-laki r= 0.8443, perempuan r= 0.902 . Penelitian ini menghasilkan persamaan regresi linier ganda untuk memprediksi tinggi badan. Panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki merupakan prediktor yang baik dalam memprediksi tinggi badan anak usia 6-9 tahun R2 ulna kanan= 0.796, R2 ulna kiri= 0.800, R2 telapak tangan kanan= 0.761, R2 telapak tangan kiri= 0.772, dan R2 telapak kaki kiri= 0.820 . Model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang telapak kaki kiri memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan prediktor lainnya.

ABSTRACT
Height measurement is fundamental to assessing growth and nutrition. The surrogate measurement method is needed when actual height can not be obtained directly. The design of this study was cross sectional which purposed to develop prediction models based on ulna length, hand length, and foot length. Males and females aged 6 to 9 years without disability were recruited from Private Elementary School in Depok on April until May 2017. The anthropometric characteristics of their height, age, ulna length, hand length, and foot length were measured. Height was measured with a stadiometer, ulna, hand, and foot length were measured with caliper. The result of this study showed significant differences and strong correlation between stature and right ulna length boys r 0.849, girls r 0.880 , left ulna length boys r 0.857, girls r 0.880 , right hand length boys r 0.831, girls r 0.842 , left hand length boys r 0.843, girls r 0.851 , right foot length boys r 0.838, girls r 0.900 , left foot length boys r 0.8443, girls r 0.902 . The study derived a multiple linear regression equation for predicting height. Ulna length, hand length, and foot length are good predictor for estimating height in children aged 6 9 years right ulna R2 0.796, left ulna R2 0.800, right hand R2 0.761, left hand R2 0.772, dan left foot R2 0.820 . Prediction model based on left foot more accurate in estimating height than other predictors."
2017
S67963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar
"Periode golden age atau 1000 HPK merupakan fase penting bagi balita stunting untuk mengejar ketertinggalan pada proses pertumbuhan dan perkembangan. Ibu sebagai pengasuh utama memiliki peran yang penting dalam menunjang balita untuk dapat mengalami pemulihan menjadi tidak stunting. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman ibu dalam merawat balita stunting usia kurang dari 24 bulan yang mengalami pemulihan. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi deskriptif pada 17 ibu yang memiliki pengalaman merawat balita melalui wawancara mendalam dengan menggunakan analisis collaizi. Hasil penelitian menemukan 7 tema yaitu (1) respon ibu mengenai balita stunting, (2) faktor penyebab stunting pada balita, (3) pandangan ibu mengenai pemulihan stunting, (4) faktor yang mempengaruhi pemulihan pada balita stunting, (5) hambatan merawat balita stunting, (6) cara mengatasi hambatan, (7) harapan ibu pada balita yang telah pulih dari stunting. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam memberikan intervensi keperawatan komunitas bagi ibu atau keluarga yang memiliki balita dengan stunting untuk mencapai kondisi pemulihan.

The golden age period or 1000 HPK is an important phase for stunting toddlers to catch up on the growth and development process. Mothers as the main caregiver have an important role in supporting toddlers to be able to experience recovery from stunting. The purpose of this study was to obtain a description of the mother's experience in caring for stunted toddlers aged less than 24 months who experienced recovery. This study used descriptive phenomenological methods on 17 mothers who had experience caring for toddlers through in-depth interviews using collaizi analysis. The results of the study found 7 themes, namely (1) mothers‘ responses regarding stunted toddlers, (2) factors that cause stunting in toddlers, (3) mothers’ views on stunting recovery, (4) factors that affect recovery in stunted toddlers, (5) obstacles to caring for stunted toddlers, (6) how to overcome obstacles, (7) mothers' expectations for toddlers who have recovered from stunting. This research is expected to provide an overview in providing community nursing interventions for mothers or families who have toddlers with stunting to achieve recovery conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Jastiffani Nurdin
"ABSTRAK
Tinggi badan merupakan salah satu pengukuran antropometri yang penting untuk memantau pertumbuhan dan status gizi anak. Pengukuran antropometri pengganti (surrogate anthropometric measurement) dibutuhkan dalam kondisi dimana pengukuran tinggi badan sulit untuk dilakukan dan tidak akurat. Penelitian dengan desain cross-sectional ini bertujuan untuk mengembangkan model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang ulna dan panjang kaki dengan menggunakan regresi linier. Sebanyak 49 orang anak laki-laki, dan 62 orang anak perempuan yang berasal dari 3 Pra TK/ TK di Depok, dilibatkan di dalam penelitian ini selama bulan April?Mei 2016. Tinggi badan diukur menggunakan stadiometer, panjang ulna menggunakan pita ukur non elastis, dan panjang kaki menggunakan kaliper kayu. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat korelasi yang sedang dan kuat antara panjang ulna dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.682, perempuan r = 0.461), korelasi yang kuat juga ditunjukkan pada panjang kaki kanan dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.726, perempuan r = 0.770), dan korelasi yang sangat kuat pada panjang kaki kiri dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.830, perempuan r = 0.740). Panjang ulna dan panjang kaki merupakan indikator tinggi badan yang baik, akan tetapi, model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang kaki kiri memiliki akurasi yang lebih baik dan lebih mudah digunakan.

ABSTRACT
Height is an essential anthropometric measurement to monitor growth and nutirional status in children. Surrogate anthropometric measurements are needed when height is unobtainable and unreliable. This cross-sectional study was aim to develop prediction models from ulna and foot length by using linear regression. Boys (n= 49) and girls (n= 62) from 3 preschools in Depok were recruited in this study from April?Mei 2016. Stadiometer was used to measure height, non elastic tape to measure ulna length, and a caliper to measure foot length. The result of this study showed that there were a medium and strong correlation between ulna length and height (boys r = 0.682, girls r = 0.461), and right-foot length and height (boys r = 0.726, perempuan r = 0.770). Stronger correlation showed between left- foot length and height (boys r = 0.830, girls r = 0.740. Ulna and foot length are good predictors, however the prediction model based on left-foot length more accurate and easier to use than the prediction model based on ulna length."
2016
S62800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hop, Le Thi
"ABSTRACT
Under nutrition among Vietnamese children is still a serious health problem. Growth retardation starts as early as 4 to 6 months of life and the prevalence of stunting has remained high (46.9% in 1994). It is documented that growth retardation during early childhood works through in adolescence and is rarely made up; it could also affect cognitive development of children, which eventually influence economic and human development. A longitudinal study on growth and development of Vietnamese children in Hanoi from birth to 17 years old was carried out from 1981 up to 1999.
Objectives: To investigate the physical growth, maturation age and academic performance of Vietnamese children on a longitudinal basis from birth to 17 years old and observe their secular trends.
Study design: A longitudinal observational study with 2 main cohorts: cohort A and cohort B.
Subjects of the study:
- Cohort A: 300 newborns, who fulfilled the selection criteria (gestational age from 38 to 42 weeks, birth weight 2500g, normal singleton birth without physical abnormalities, "Kish" ethnic group. mother's age: 20 to 35 years, and apparently healthy parents were randomly recruited and followed-up from birth to 17 years old (1981-1999).
- Cohort B. 200 children, who fulfilled above-mentioned criteria, were randomly selected and followed-up, from birth to 12 months; and 200 children were followed-up, from 12 to 24 months (1997-1999).
Monitoring of physical growth: Weight, height, feeding practices and diseases were recorded monthly from birth w 12 months, three monthly from 12 to 36 months, six monthly from 36 to 72 months, and annually thereafter until 17 years of age.
Results: Mean body weight and height of children from both cohorts at birth were lower than the NCHS reference. Then their weight and height during the first 3-4 months (cohort A) and 5-6 months (cohort B) were comparable to NCHS reference data. However, these trends were going down on subjects' aged above 6 months onwards. Physical growth of the children in cohort B, who have been in better living conditions, health care and more appropriate feeding practices, was better than the other counterparts (cohort A) comparable to French Vietnamese in Paris (1986).
The most intense period of growth retardation was observed in children aged 12 10 24 months. Children who were stunted during early childhood were still shorter than those non-stunted ones over observed period from birth to 17 years of age; the children who were stunted during childhood matured later and had lower academic performance than the well-nourished ones.
Birth weight, diarrhea and ARI were found to be the main determinants /or nutritional status of the children. Nutritional status of the parents in cohort B was also better compared to that of cohort A, - and the nutritional status of the children, whose mothers were undernourished, was worse than that those of well nourished mothers. Long term effect of exclusive breast feeding on nutritional status of children leas observed in cohort A, however, it was correlated with WAZ of the children in cohort B only during the first 3 months of age.
Conclusions: There was a positive secular trend in growth of Vietnamese children over the last 2 decades. There was a partial catch-up growth among the snorted children during adolescence. Birth weight, diarrhea and ARI were the main determinants for nutritional status of the young children. Exclusive breast-feeding determined nutritional status of children in cohort A over the period from birth to 24 months old, however, it was correlated with WAZ of the children in cohort B only during the first 3 months (Ore. Nutritional status of both children and mothers can he used as an indicator for quality of life. The stunted children at preschool age matured later and had lower academic performance than the non-stunted ones."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
D83
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osrizal Oesman
"Pendahuluan
Penduduk Asia, sebagian Afrika dan Amerika Latin banyak mendapat kesulitan untuk hidup di kota dalam mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka tidak mendapatkan hal tersebut (kehidupan lebih baik), karena satu sama lain mempunyai taraf hidup dalam garis kemiskinan. Mereka hidup di kantong-kantong dalam kota yang begitu besar dengan kecil harapan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan dan pemeliharaan kesehatan yang layak sehingga penyakit mudah menyebar. Timbul pertanyaan bagaimana memperbaiki atau meningkatkan pemeliharaan kesehatan untuk mengatasi keadaan diatas, khususnya pada masyarakat/penduduk yang miskin dan tak ada kemajuan dalam status social.
Tahun demi tahun permasalahan akan meningkat. Badan Statistik Amerika Serikat meramalkan bahwa pada tahun 2000 ke atas, lebih dari 50% penduduk dunia akan tinggal di daerah urban. Enam puluh kota di dunia akan mempunyai penduduk lebih dari 5 juta jiwa, 45 kota berada di negara sedang berkembang. Selanjutnya diperkirakan lebih dari 75% penduduk Amerika Latin akan berada di kota dan kira-kira 40-50% akan tinggal di kantong-kantong tersebut (Tabibzadeh, 1987. Kita simak pendapat Donohue yang di kutip oleh Mandl (1982) yang mengatakar, sebagai berikut: "Pada tahun 2000, 76% penduduk akan berada di daerah-daerah urban di Amerika Latin, 74% di beberapa tempat di Asia, 70% di Timur Tengah. Lebih dari 60 kota akan mernpunyai penduduk diatas 5 juta jiwa, 45 kota tersebut berada di dunia ke tiga".
Latar belakang Masalah
Penelitian yang dilakukan terhadap perkembangan anak di lapangan pada tahun-tahun terakhir ini perlu memperhatikan secara lebih seksama kehidupan enam tahurn pertama si anak karena ini akan menentukan masa depannya (UNESCO, 1976). Jumlah anak berumur kurang dari 6 tahun pada suatu populasi tidak dapat diabaikan, ini berkisar antara 10-20 % tergantung pada negara masing-masing. Kelompok ini termasuk kelompok umur risiko tinggi dengan tingkat morbiditas dan mortalitas sangat tinggi terutama di negara sedang berkembang. Ini menunjukan betapa pentingnya pembinaan, pencegahan dan penyuluhan bagi anak kelompok umur tersebut untuk mencapai kondisi terbaik serta mengurangi risiko yang ada (UNESCO, 1976)?
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>