Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruki Harwahyu
"Group paging merupakan salah satu mekanisme yang menjanjikan untuk mengatasi overload pada Radio Access Network (RAN) di jaringan Long Term Evolution (LTE) untuk mendukung layanan Machine-type Communication (MTC). Tesis ini menyajikan dua strategi untuk meningkatkan performa group paging, yaitu consecutive group paging dan group paging dengan pre-backoff. Kedua strategi ini menggunakan model analisis dan metrik tolak ukur performa yang telah diperkenalkan di [1].
Dalam tesis ini, consecutive group paging diimplementasikan tanpa maupun dengan alokasi resource dinamis per-pagingaccess- interval. Dua metode untuk mengalokasikan resource secara dinamis juga ditampilkan dalam tesis ini. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kedua strategi dapat meningkatkan performa group paging.

Group paging is one of the most promising mechanisms to alleviate the Radio Access Network (RAN) overload problem in Long Term Evolution (LTE) network supporting Machine-type Communication (MTC). This work presents two enhancement schemes for group paging namely consecutive group paging and group paging with pre-backoff. Both schemes use the analytical model derived in [1] as the foundation, as well as the performance metrics.
We implement the consecutive group paging with and without per-paging-access-interval dynamic resource allocation, and present two approaches of dynamic resource allocation. Simulation results show that the proposed schemes can improve the performance of group paging.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrio Thivaldy Wibowo
"Perkembangan teknologi telekomunikasi seluler saat ini sudah berkembang sangat pesat dan sudah sampai pada teknologi generasi kelima  (5G). Hal ini terlihat dari semakin banyaknya Base Transceiver Station (BTS) terutama di Kecamatan Kebayoran Baru. Base Transceiver Station (BTS) adalah salah satu faktor pendukung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berkomunikasi pada layanan telekomunikasi seluler. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan Base Transceiver Station (BTS) pada telekomunikasi dalam bentuk visual untuk pengembangan site eksisting 5G di daerah yang ditinjau. Untuk mencapai tujuan tersebut, skripsi ini menggunakan metode forecasting untuk memprediksi jumlah pengguna dalam waktu 7 (tujuh) tahun ke depan dan diagram voronoi dengan aplikasi MapInfo untuk merencanakan teknologinya di Kecamatan Kebayoran Baru. Dari hasil perhitungan dan analisis yang diperoleh, untuk frekuensi 1800 MHz dibutuhkan jumlah BTS sebanyak 463 BTS dan untuk frekuensi 2300 MHz dibutuhkan 978 BTS. Serta, dikelompokan menjadi 5 kelas untuk menentukan pembuatan BTS dalam jenis Stand Alone dan Non Stand Alone.

The development of cellular telecommunications technology is currently growing very rapidly and has reached the fifth generation technology (5G). This can be seen from the increasing number of Base Transceiver Stations (BTS), especially in Kebayoran Baru District. Telecommunications towers are one of the supporting factors to meet the needs of the community in communicating on cellular telecommunications services. This thesis aims to analyze the need for Base Transceiver Station (BTS) in telecommunications in a visual form for the development of existing 5G sites in the area under review. To achieve this goal, this thesis uses a forecasting method to predict the number of users in the next 7 (seven) years and a voronoi diagram with the MapInfo application to plan the technology in Kebayoran Baru District. From the results of calculations and analysis obtained, for the frequency of 1800 MHz, 463 BTS are needed and for a frequency of 2300 MHz 978 BTS are needed. Also, they are grouped into 5 classes to determine the manufacture of BTS in Stand Alone and Non Stand Alone types.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pehrsson, Anders
London: Routledge, 1996
384 PEH i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Veny Elza Susrianti
"Di tengah era persaingan telekomunikasi saat ini, yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah operator yang menawarkan layanan yang sejenis, persaingan yang timbul bukan hanya segi tarif tetapi juga dari segi kualitas. Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi seluler nomor dua terbesar di Indonesia saat ini, PT Indosat mempunyai misi utama untuk selalu mengutamakan kualitas layanan. Oleh karena itu dipandang perlu untuk selalu meningkatkan layanan seluler yang ada saat ini, khususnya layanan voice dari teknologi 2G, yang merupakan sumber revenue Indosat terbesar.
Untuk mewujudkan hal itu, maka digunakan teknologi AMR sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas layanan voice. Adaptive Multi-rate (AMR) merupakan sistem kompresi yang diterapkan pada teknologi 3G, dimana AMR merupakan sistem kompresi/pengkodean dengan laju kecepatan bit yang berbeda-beda, mulai dari 4,75 kbps sampai 12,2 kbps. Dengan AMR, laju bit pengkodean suara secara terus menerus akan disesuaikan dengan kondisi kanal radio. Penerapan AMR pada teknologi 2G ini dipandang akan menguntungkan Indosat, karena selain dapat meningkatkan kualitas layanan voice yang ada, juga dapat menambah revenue bagi perusahaan.
Dari beberapa analisis yang telah dilakukan, didapatkan bahwa implementasi AMR pada teknologi 2G adalah layak dan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Dengan menggunakan proyeksi pertumbuhan trafik moderat, dimana pencapaian trafik adalah 95 % dari prediksi tren trafik, yang didapatkan dari data historikal trafik, diperoleh Internal Rate of Return (IRR) = 18,18 %, Net Present Value (NPV)= Rp. 35.850.078.399,- dan Payback Period (PP) selama dua tahun enam bulan. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi kelayakan bisnis, implementasi AMR ini adalah layak dan dapat diterima serta menguntungkan kepada perusahaan. Proyeksi trafik moderat ini diambil dengan pertimbangan bahwa effort yang dibutuhkan untuk pencapaian tren trafik juga tidak terlalu sulit.

In this telecommunication competition era which is indicated by increasingly number of new operators that offer similar services, the resulted competition not only on tariff perspective but also on service quality. As the second biggest telecommunication company in Indonesia, PT INDOSAT has main mission to always put service quality as the first priority. Since that, it is considerably important to always improve currently running cellular services, especially voice service from 2G technology which is as the main source of revenue for the company.
Taking into action, AMR technology will be utilized as the one of method/way to increase voice services quality. Adaptive Multi-rate (AMR) is a compression/coding system implemented on 3G technology, which has different bit speed, starting from 4,75 kbps to 12,2 kbps. By using AMR, the bit speed of voice coding will be adjusted continously to radio channel condition. The utilization of AMR in 2G technology is considered as an advantage for INDOSAT because it is not just enhancing current voice service quality but also increasing the company`s revenue.
From several previous analysis, it is concluded that the AMR implementation on 2G technology is feasible and gives an advantage to the company. Using moderate traffic growth projection, which has traffic target about 95% from traffic trend prediction, derived from traffic historical data, this analysis shows that Internal Rate of Return (IRR) is 18.18%, Net Present Value (NPV) is Rp 35,850,078,399 and Payback Period (PP) is within two years and six months. From the business feasibility perspective, these result show us that the implementation of AMR is reliable/feasible and acceptable and also profitable for the company. This moderate traffic growth projection is taken with the consideration that the effort needed to reach some traffic trend is not that difficult."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24641
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, David Sutrisno
"Perkembangan teknologi telekomunikasi telah mencapai generasi ke empat (4G). salah satu teknologi perintis untuk 4G adalah Long Term Evolution atau yang disingkat LTE. Pada LTE, seluruh akses telekomunikasi adalah berdasarkan IP baik itu panggilan suara maupun layanan data dan juga terdapat AMC atau Adaptive Modulation and Coding yang akan berubah-ubah sesuai dengan kondisi kanal transmisi yang ditandai dengan parameter CQI. Skripsi ini mensimulasikan kualitas suara pada saat layanan panggilan suara dilakukan pada keadaan kanal yang berbeda-beda dan pada modulasi yang berbeda-beda (QPSK, 16QAM, dan 64QAM). berdasarkan simulasi dan survey kepada 20 orang responden didapatkan hasil bahwa nilai BER 7.54e-6 adalah nilai batas terburuk sebuah BER pada layanan panggilan suara.

The development of telecommunication technology has reached its fourth generation (4G) where Long Term Evolution (LTE) is one of its pioneering technology. In LTE, all communications are IP Based including voice call. There is also Adaptive Modulation and Coding (AMC) in LTE where the modulation scheme and channel coding are adaptive to channel condition which is indicated by CQI (Channel Quality Indicator). This work simulates the quality of voice call on different modulation scheme (QPSK, 16QAM, and 64QAM) in different CQI. Simulation and survey to 20 respondents yield that BER of 7.54e-6 is the worst limit for voice call service."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Arief Wibowo
"Teknologi LTE (Long Term Evolution) mampu memberikan efisiensi spektrum yang lebih baik dari teknologi seluler sebelumnya [1] dan bisa menjadi solusi trafik telekomunikasi seluler yang diprediksikan meningkat di dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia, trafik komunikasi mobile data seluler untuk tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 meningkat dengan kisaran kenaikan 55% sampai dengan 80%. Sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar seperti Indonesia [7], India sudah memprediksikan peningkatan trafik seluler akan terjadi di masa mendatang dengan menetapkan National Telecom Policy 2012 yang salah satu isinya menjamin ketersediaan layanan komunikasi data bergerak dengan kecepatan download minimum sebesar 2 Megabit per second (Mbps) pada tahun 2020 [9]. Apabila Indonesia ingin menetapkan hal yang sama (kecepatan download minimum sebesar 2 Mbps) maka dapat diprediksikan kebutuhan frekuensi beberapa operator seluler Indonesia adalah sebesar 399 MHz.
Salah satu pita frekuensi penerapan teknologi LTE yaitu pita frekuensi 2600 MHz digunakan oleh layanan Broadcasting Satellite Service (BSS). Meski demikian, pemerintah telah mengidentifikasi bahwa band frekuensi 2600 MHz merupakan potensi yang dapat digunakan untuk telekomunikasi bergerak pita lebar (mobile broadband). Terkait hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah menganalisa posisi teknologi LTE di pita 2600 MHz dengan menggunakan metode SWOT serta kelayakan alokasi frekuensinya dengan menggunakan metode QSPM.
Berdasarkan hasil analisa SWOT, teknologi LTE berada dalam Kuadran I analisa SWOT. Posisi ini menunjukkan bahwa teknologi LTE memiliki Kekuatan dan Peluang yang lebih besar bagi suatu operator telekomunikasi. Hasil analisa tahap lanjut metode QSPM memperlihatkan bahwa Opsi Alokasi B yaitu penerapan teknologi LTE menggantikan teknologi satelit di pita frekuensi 2600 MHz layak untuk dilakukan dengan nilai terbesar yaitu 143,945. Dukungan untuk implementasi LTE juga dapat dilihat dengan total nilai Opsi Alokasi D untuk status quo yang paling kecil dengan hanya -3,047. Secara umum, responden mendukung untuk diterapkannya teknologi LTE baik bersamaan dengan satelit maupun tidak.

LTE (Long Term Evolution) technology is able to provide better spectral efficiency than previous cellular technologies [1] and could be a solution to the predicted cellular telecommunication traffic increases in the world including Indonesia. In Indonesia, mobile communications data traffic in 2012 compared to 2011 increased within range of 55% to 80%. As the country with the largest population like Indonesia [7], India have predicted an increase in mobile traffic is going to happen in the future by establishing the National Telecom Policy 2012 that ensures the availability of mobile data communication services with minimum download speed of 2 megabits per second (Mbps) in 2020 [9]. If Indonesia wants to set the same (minimum download speed of 2 Mbps), the predicted frequency needs for some Indonesian cellular operator is equal to 399 MHz.
A frequency band for LTE technology implementation is 2600 MHz, currently being used by service Broadcasting Satellite Service (BSS). However, the government has identified that 2600 MHz frequency band is potential for mobile broadband telecommunications. Related to this, the aim of this study was to analyze the position of LTE technology on 2600 MHz frequency bands by using the SWOT method and the frequency allocation feasibility by using the QSPM method.
Based on SWOT analysis result, LTE technology appears in Quadrant I SWOT analysis. This position shows that LTE technology has greater strength and opportunities for a telecom operator. Advanced stage of the analysis, QSPM method shows that the Allocation Option B for LTE technology implementation replacing satellite technology in the 2600 MHz frequency band is feasible with the highest value 143.945. Support for LTE implementation can also be seen with total value of Allocation Option D for the status quo is the smallest with only -3.047. In general, respondents supported the implementation of LTE technology along with satellite or not.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahmi
"LTE (Long Term Evolution) merupakan salah satu teknologi telekomunikasi nirkabel yang saat ini sedang dikembangkan. Teknologi ini dirancang untuk menyediakan efisiensi spektrum yang lebih baik, peningkatan kapasitas radio, latency, biaya operasional yang rendah bagi operator, serta layanan mobile broadband kualitas tinggi untuk para pengguna. Dengan menggunakan antena MIMO diharapkan dapat meningkatkan efisiensi transmisi sinyal. Adanya penambahan komponen aktif power amplifier dapat meningkatkan gain, bandwidth, dan menurunkan mutual coupling dari antena. Semakin besar gain yang dihasilkan maka jarak pancaran gelombang akan semakin jauh. Kondisi ini menguntungkan untuk komunikasi jarak jauh. Pada skripsi ini dilakukan rancang bangun antena pengirim aktif mikrostrip MIMO 2x2 pada frekuensi 2,35 GHz. Antena aktif diletakan pada port 1 dan port 3. Penggunaan pencatu aperture coupled untuk memudahkan integrasi power amplifier pada antena. Dengan menggunakan simulator CST MWS, rancangan optimum menghasilkan impedance bandwidth sebesar 191 MHz pada port 1, dan 189 MHz pada port 3. Adapun gain yang dihasilkan adalah 16.84 dB pada port 1 dan 16.90 dB pada port 3. Hasil pengukuran pada antena aktif pengirim menghasilkan impedance bandwidth sebesar 207 MHz pada port 1 dan 200 MHz pada port 3. Hasil pengukuran gain pad.

LTE (Long Term Evolution) is a wireless telecommunication technology that is currently being developed. This technology is designed to provide better spectrum efficiency, increased radio capacity, latency, low operating costs for operators, and high-quality mobile broadband services to the users. By using MIMO antenna, it is expected to improve the efficiency of signal transmission. The addition of the active components can improve the gain, bandwidth and reduce mutual coupling of the antenna. The high gain is favorable for long-distance communication. In this paper an active integrated microstrip antenna MIMO 2x2 has been designed at 2.35 GHz LTE working frequency. The use of aperture coupled feed is for easy integration between antenna with the active components. Active antenna is integrated in port 1 and port 3. By using CST MWS simulator, the simulation result show that the antenna bandwidth is 119 MHz for port 1 and 189 MHz for port 3, The gain resulted at 2.35 GHz center frequency is 16.84 dB for port 1 and 16.90 dB for port 3. The measurement result show that the impedance bandwidth is 207 MHz for port 1 and 200 MHz for port 3. The gain resulted from measurement at 2.35 GHz center frequency is 12,307 dB and 12,855 dB respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina
"Interkoneksi merupakan suatu keterhubungan antar jaringan telekomunikasi dari
penyalenggara telekomunikasi yang berbeda. Tanpa intcrkoneksi, pelanggan tidak
akan dapat berkomunikasi dengan penyelenggara jaringan yang berbeda kecuali
dengan jaringan yang sama. Saat ini untuk layanan telekomunikasi domestik masih
bersifat monopoli sehingga dalam hal ini tidak ada biaya interkoneksi dalam hal ini
schingga dengan dipercepamya hak eksklusivitas maka akan banyak perusahaan yang
juga bergerak dalam layanan ini yang juga membutuhkan interkoneksi dengan
pemsaahaan yang telah ada.
Tesis ini menjelaskan tentang penerapan interkoneksi dimasa mendatang sehubungan
dengan dipercepatnya hak eksklusivitas operator incumbenz yang menyebabkan
munculnya pcrusahaan baru yang dalam hal ini juga membutuhkan interkoneksi dari
perusahaan yang telah ada yang juga dalam hal ini agar antar perusahaan baik yang
ada maupun yang baru tidak merasa terbebani_
Kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan tugas tesis ini adalah menghitung beban
intcrkoneksi sehingga dapat diperoleh proporsi yang sesuai danjelas yang daiam hal
ini menggunakan prinsip hanya membayar apa yang digunakan dan juga menentukan
ketetapan letak titik interkoneksi yang sccara tak langsung berpengaruh kepada
besarnya biaya yang dikeiuarkan setiap penyelenggara agar kompetisi dapat beljalan
dengan adil.

Abstract
Interconnection represent circuit among telecommunications network from d_iH`ercnt
telecommunications organizer. Without interconnection, subscriber will not earn to
communicate with different network organizer except with same network. In this time
for the domestic telecommunications service still have the character of monopolies so
that in this case there no expense interconnection in this case so that by quickening of
rights exclusive hence will a lot of company which also make a move in this service is
which also require interconnection with company which there have
This thesis explain about applying interconnection of a period of coming refer to
quickening of rights of exclusive of operator incumbent causing new company
appearance is which in this case also require interconnection from company which
there have also in this case inter company in order to the new and also existing
goodness do not feel encumbered.
Activity of performed within compilation of this thesis duty is counting obtainable
burden interconnection so that the clear and appropriate proportion is which in this
case use principle only pay is used as well as determining decision of arrest point of
interconnection which indirect have an effect on to level of expense released by every
organizer in order to the ambulatory competition dispassionately"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T6349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Wicaksono
"Pada skripsi ini, dilakukan analisa mengenai pengaruh mobilitas pengguna pada jaringan Mobile IPv6 terhadap kualitas layanan aplikasi real-time video streaming. Pembangunan jaringan uji Mobile IPv6 sesuai dengan RFC 3775 telah dilakukan. Komponen jaringan uji Mobile IPv6 yang dibangun meliputi Mobile Node, Home Agent, Router, Access Router dan Correspondent Node. Pengukuran parameter kualitas layanan berupa throughput, delay, dan jitter dilakukan pada saat mobile node tidak berpindah link maupun saat ia handover. Lima buah skenario pengujian diajukan untuk mengamati kualitas layanan jaringan uji Mobile IPv6. Pengukuran parameter dilakukan terhadap traffic aplikasi real-time video streaming berupa UDP datagram. Proses handover diamati saat mobile node berpindah dari home link ke foreign link dan saat kembali dari foreign link ke home link. Pengukuran dilakukan dengan menangkap paket-paket data yang mengalir dalam jaringan uji Mobile IPv6. Filterisasi paket dilakukan untuk mendapatkan nilai parameter kualitas layanan yang sesuai untuk traffic UDP datagram yang dibangkitkan oleh aplikasi real-time video streaming. Hasil pengukuran tiap skenario dibandingkan dan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan mengenai kualitas layanan jaringan Mobile IPv6. Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kualitas layanan saat mobile node tidak melakukan perpindahan link hampir sama dengan saat ia tidak bergerak. Proses returning home memiliki kualitas layanan berupa throughput dan delay yang lebih baik jika dibandingkan dengan saat handover berlangsung. Secara umum, kualitas layanan saat proses handover dari home link ke foreign link sangat rendah jika dibandingkan dengan skenario lain terutama karena adanya pemutusan koneksi yang lama antara mobile node dan correspondent node. Proses returning home memiliki kualitas layanan yang hampir mendekati nilai kualitas layanan saat mobile node tidak berpindah link."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>