Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Okyno
"Latar belakang: Penilaian nyeri pada pasien-pasien UPI cukup sulit dikarenakan kendala komunikasi yang mereka dapatkan. Untuk penilaian pada pasien UPI digunakan skala evaluasi seperti Critical-Care Pain Observation Tool (CPOT). Skala CPOT dikembangkan oleh Gellinas pada tahun 2006, dibuat dalam bahasa Prancis lalu diterjemahkan ke bahasa Inggris dan sudah dinilai kesahihannya. Pemakaian skala CPOT di UPI RSCM bisa dilakukan, namun jika diterjemahkan akan mempermudah sosialisasi dan pemahaman dalam penilaian skala CPOT. Sebelum suatu alat ukur yang diterjemahkan dapat diterapkan pada populasi, harus dinilai kesahihannya terlebih dahulu. Tujuan penelitian ini adalah menilai kesahihan CPOT dalam penggunaannya menilai nyeri pada pasien dengan Skala Koma Glagow di bawah 14 di UPI RSCM.
Metode: Studi observasional, potong lintang dengan pengukuran berulang dilakukan terhadap pasien yang dirawat di UPI RSCM April ? Mei 2013. Kesahihan BPS dinilai dengan uji korelasi Spearman. Keandalan dinilai dengan Cronbach α dan Intraclass Correlation Coefficient (ICC). Ketanggapan dinilai dengan Besar efek.
Hasil: Selama penelitian terkumpul 33 pasien dengan Skala Koma Glasgow di bawah 14 baik terintubasi maupun tidak di UPI RSCM. Skala CPOT memiliki kesahihan yang baik dengan nilai korelasi bermakna secara berurutan 0.145, 0.393 dan ? 0.205 untuk laju nadi, MAP dan skor Ramsay. Keandalan CPOT baik dengan ICC 0.981 (p<0.001) dan nilai Cronbach α 0.893. Ketanggapan CPOT juga baik dengan nilai Besar efek untuk penilaian pagi, siang dan malam adalah 2.11, 2.25 dan 2.33.
Kesimpulan: CPOT sahih dalam menilai nyeri untuk pasien dengan skala koma glasgow di bawah 14 di UPI RSCM.

Background: Assessment of Pain on ICU patient is difficult due to communication problems. To assess pain on ICU patient, we use behavioural scale such like Critical-Care Pain Observation Tool (CPOT). The CPOT scale was developed in French language and had been translated to English with the validity being checked. Using CPOT in ICU RSCM is doable, but if the scale is translated to Indonesian language, the understanding and socialization will be much better.However this scale must be validated before it?s use in RSCM population. The aim of this study is to validate CPOT scale in its use to assess pain on patients with Glasgow Coma Scale below 14 in ICU RSCM.
Method: An Observational, cross sectional, repeated measures was done to patients hospitalized in the ICU Cipto Mangunkusumo Hospital from April to May 2013. Validation was assessed by Spearman Correlation test while reliability was analyzed using Cronbach α and intraclass correlation coefficient (ICC). Responsiveness was assessed by Effect Size
Results: A total of 33 patients with Glasgow Coma Scale below 14 either intubated or not were included in this study. The CPOT Scale has a good validation with significant correlation 0.145, 0.393 and -0.205 respectively for heart rate, MAP and Ramsay score. CPOT Scale has good reliability with ICC score 0.981 (p<0.001) and Cronbach α 0.893. Responsiveness for CPOT is also good with Effect Size on morning, afternoon and evening assessment are 2.11, 2.25 and 2.33 respectively.
Conclusion: CPOT scale is valid to assess pain on patients with Glasgow Coma Scale below 14 in ICU RSCM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bona Adhista
"Latar Belakang: Pasien yang menggunakan ventilator mekanik (VM) merupakan pasien dengan penyakit kritis dan memiliki angka mortalitas yang tinggi. Pengetahuan tentang prediktor mortalitas dapat membantu pengambilan keputusan klinis untuk tatalaksana pasien dan mengetahui prognosis pasien. Studi-studi tentang faktor prediktor mortalitas pasien yang menggunakan VM menunjukkan hasil yang berbeda-beda dan tidak ada penelitian yang komprehensif di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor prediktor mortalitas pasien yang menggunakan VM di RSCM.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif pada pasien di Unit Perawatan Intensif (UPI) RSCM yang menggunakan VM selama tahun 2010 –2012. Data klinis dan laboratorium beserta status luaran (hidup atau meninggal) selama perawatan diperoleh dari rekam medis. Analisis bivariat dilakukan pada variabel usia, keganasan, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), renjatan, pasca operasi, riwayat henti jantung, hiperglikemia, CVD, gangguan ginjal akut, sepsis dan hipoalbuminemia. Variabel yang memenuhi syarat akan disertakan pada analisis multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Sebanyak 242 pasien diikutsertakan pada penelitian ini. Didapatkan angka mortalitas selama perawatan sebesar 45,4%. Kelompok usia, keganasan, ARDS, renjatan, pasca operasi, riwayat henti jantung, stroke, gangguan ginjal akut, sepsis dan hipoalbuminemia merupakan variabel yang berbeda bermakna pada analisis bivariat. Prediktor mortalitas pada analisis multivariat adalah gangguan ginjal akut (OR 1,91; IK 95% 1,08 sampai 3,39; p = 0,002), renjatan (OR 2,13; IK 95% 1,18 sampai 3,85; p = 0,012), CVD (OR 3,39; IK 95% 1,65 sampai 6,95; p = 0,01), ARDS (OR 2,19; IK 95% 1,10 sampai 4,35; p = 0,025) dan riwayat henti jantung (OR 4,85; IK 95% 1,56 sampai 15,07; p = 0,006).
Kesimpulan: Gangguan ginjal akut, renjatan, CVD, ARDS, dan riwayat henti jantung merupakan prediktor independen mortalitas pada pasien yang menggunakan VM.

Background: Mechanical ventilation (MV) is one of the most essential modality that supports many critically ill patients in the intensive care unit (ICU). A high mortality rate was observed in mechanically ventilated patients. The prediction of patients outcome at initiation of MV is important in decision-making process and in the effort reducing mortality rate. This study was designed to determine early predictors of mortality in patients with MV.
Objective: To determine early predictors of mortality in patients with MV in Cipto Mangunkusumo Hospital.
Methods: We performed a retrospective cohort study on 242 ICU patients who used MV for more than 48 hours between January 2010 – June 2012. Data were collected at initiation of mechanical ventilation and the main outcome was all-cause mortality during ICU. We analyzed age, sepsis, hypoalbuminemia, shock, post surgical, Acute Kidney Injury (AKI), hyperglicemia, CVD, malignancy, cardiac arrest, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) at initiation of MV. Multivariate logistic regression analysis was performed to identify independent predictors of mortality.
Results: A total of 242 patients were evaluated in this study. In-hospital mortality rate was 45.4%. The independent predictors of mortality in multivariate analysis were AKI (OR: 1.91; 95% CI 1.08 to 3.39; p = 0.02), shock (OR: 2.13; 95% CI 1.18 to 3.85; p = 0.012), stroke (OR: 3.39; 95% CI 1.65 to 6.95; p = 0.01), ARDS (OR: 2.19; 95% CI 1.10 to 4.35; p = 0.025) and cardiac arrest (OR: 4.85; 95% CI 1.56 to 15.07; p = 0.006).
Conclusion: Shock, CVD, ARDS, cardiac arrest, and AKI were independent predictors of mortality due to patients with MV.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St. Louis: Mosby, 1986
616.028 ZSC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tabrani Rab
Bandung: Alumni, 1998
616.028 TAB a I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London : Elsevier, 2005
616.028 AAC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London : Elsevier, 2005
616.028 AAC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London : Elsevier , 2005
616.028 AAC I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tabrani Rab
Bandung: Alumni, 1998
616.028 TAB a II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tabrani Rab
Bandung: Alumni, 1998
616.028 TAB a III
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Urden, Linda D.
St. Louis Missouri: Elsevier Mosby, 2012
616.028 URD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>