Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203727 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monika Dwi Koesetyowati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana ibu tunggal Jepang ditempatkan dalam kebijakan negara khususnya menyangkut kebijakan bagi keluarga ibu tunggal yaitu Jidō Fuyō Teate (tunjangan pengasuhan anak). Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi ibu tunggal di Jepang serta bagaimana cara mereka mengatasi permasalahan tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah Jepang telah berpartisipasi dalam menempatkan ibu tunggal pada kebijakan keluarga melalui dukungan materi berupa tunjangan pengasuhan anak. Di samping itu, pemerntah juga memberikan dukungan non materi dengan memberikan preferensi untuk menggunakan pusat pengasuhan anak (hoikuen) bersubsidi dan juga program ketrampilan yang mendukung ibu tunggal agar mandiri secara ekonomi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ibu tunggal di Jepang mengalami permasalahan ekonomi dan sosial yang berbeda-beda dengan menggunakan berbagai cara untuk mengatasi permasalahan tersebut.

ABSTRACT
This study aims to determine how Japanese single mothers placed in the state policy especially regarding policies for single mother families, named Jidō Fuyō Teate (dependent children’s allowance). In addition, this study also aims to find out what are the problems faced by single mothers in Japan and how they cope their problems.
Results of this study indicate that the Japanese government has participated in putting single mothers on family policy through material support in the form of child care allowances. In addition, government also provide non-material support by giving preference to use a subsidized hoikuen (child care center) and job skills training programs that support single mothers in order to become economically independent. This study also showed that single mothers in Japan faces different economic and social problems with different ways to overcome these problems."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Justice Valentina
"[ABSTRAK
Feminisme dan hak perempuan merupakan isu yang masuk ke Jepang pada awal abad 20. Pada masa ini perempuan
hidup dibawah bayang-bayang laki-laki. Hal ini menjadi latar belakang kebangkitan gerakan feminisme di Jepang
pada tahun 1868. Status perempuan Jepang pada masa sekarang, tidak lepas dari perjuangan para feminis yang
menyuarakan perubahan pada Jaman Meiji. Salah satu feminis Jepang yang terkenal dan pelopor feminisme di
Jepang adalah Hiratsuka Raicho. Ia dikenal sebagai aktivis yang berani menantang norma yang berlaku di Jepang, tentang dominasi laki-laki. Salah satu pemikiran feminismenya adalah perempuan tidak terlahir untuk melayani lakilaki.
Ia juga berpendapat bahwa perempuan dan laki-laki seharusnya dipandang sebagai individu yang sama, dan
tidak saling mendominasi. Berdasarkan tulisan ini, diharapkan pembaca memahami kebangkitan gerakan feminisme
di Jepang yang dipelopori oleh Hiratsuka Raicho. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kepustakaan dengan pengumpulan data sekunder. Selanjutnya, kesimpulan ditarik berdasarkan data sekunder yang terkumpul.

ABSTRACT
Feminism and women's rights are issues which come to Japan in the early 20th century. In this period, women lived under the shadow of men. This is the background to the rise of the Japanese feminism movement in 1868. Japanese
women's status in the present cannot be separated from the struggle of feminists who voiced a change in the Meiji era. One of the famous Japanese feminists and feminist pioneer in Japan is Hiratsuka Raicho. She is known as an
activist who dared to challenge the norm in Japan, about men dominance. One of her feminism thought were women not born to serve men. She also argued that women and men should be regarded as the same individual, and not
dominate one to another. According to this article, the reader would understand the rise of the feminist movement in
Japan by Hiratsuka Raicho. The method of this research is the method of literature with secondary data collection. Moreover, the conclusions drawn based on secondary data collected.;Feminism and women's rights are issues which come to Japan in the early 20th century. In this period, women lived under the shadow of men. This is the background to the rise of the Japanese feminism movement in 1868. Japanese
women's status in the present cannot be separated from the struggle of feminists who voiced a change in the Meiji era. One of the famous Japanese feminists and feminist pioneer in Japan is Hiratsuka Raicho. She is known as an
activist who dared to challenge the norm in Japan, about men dominance. One of her feminism thought were women not born to serve men. She also argued that women and men should be regarded as the same individual, and not
dominate one to another. According to this article, the reader would understand the rise of the feminist movement in
Japan by Hiratsuka Raicho. The method of this research is the method of literature with secondary data collection. Moreover, the conclusions drawn based on secondary data collected., Feminism and women's rights are issues which come to Japan in the early 20th century. In this period, women lived under the shadow of men. This is the background to the rise of the Japanese feminism movement in 1868. Japanese
women's status in the present cannot be separated from the struggle of feminists who voiced a change in the Meiji era. One of the famous Japanese feminists and feminist pioneer in Japan is Hiratsuka Raicho. She is known as an
activist who dared to challenge the norm in Japan, about men dominance. One of her feminism thought were women not born to serve men. She also argued that women and men should be regarded as the same individual, and not
dominate one to another. According to this article, the reader would understand the rise of the feminist movement in
Japan by Hiratsuka Raicho. The method of this research is the method of literature with secondary data collection. Moreover, the conclusions drawn based on secondary data collected.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sievers, Sharon L.
Stanford: Stanford University Press, 1983
305.4 SIE f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2002
361.61 FAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Nugraheni Subakingkin
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang fenomena ojōman dalam masyarakat Jepang. Tujuan penelitian untuk memaparkan fenomena ojōman di Jepang serta melihat ojōman dari sudut pandang maskulinitas umum dan juga maskulinitas yang ada di Jepang. Penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskripsi analisis ini difokuskan pada pemuda Jepang usia 20?34 tahun. Ojōman terbebas dari stereotip pria dengan maskulinitas yang berbeda. Perbedaan karakter ojōman dengan gambaran pria Jepang yang maskulin membawa pengaruh dan pandangan yang tidak hanya negatif tetapi juga positif dalam masyarakatnya Jepang.

ABSTRACT
This thesis is made to explain about ojōman phenomenon in Japan's society. The main purpose of this research is to explain ojōman phenomenon itself and to compare ojōman with masculinity concept in general. It also compared with the view from Japanese masculinity. This qualitative research is using analytical description method which focused to Japanese young man age 20-34. Ojōman is free from man's stereotype expectation with different code of masculinity. The difference between ojōman character and the image of Japanese masculinity not only emerge the positive side of impact and opinion but also the negative one."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S453
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vogel, Ezra F.
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1979
952 VOG j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dore, R.P.
New Jersey: Princeton University Press , 1967
309.152 ASP;309.152 ASP (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Hutama
"Ada pemikiran bahwa dengan tidak bertemu dengan orang asing akan mengurangi tindak kejahatan, namun ternyata tidak demikian. Jurnal ini dibuat untuk menjelaskan bahwa kemajuan teknologi tetap memberi peluang terhadap kejahatan. Di Jepang berdasarkan sumber referensi, masyarakat menggunakan media sosial untuk saling berkomunikasi dan mempertahankan persahabatan dengan teman yang mereka sulit temui karena adanya perbedaan jarak yang besar, kondisi, maupun pekerjaan. Dengan pendekatan metode kualitatif, maraknya penggunaan media sosial mengurangi komunikasi fisik orang Jepang, walaupun komunikasi fisik berkurang penggunaan media sosial juga dimanfaatkan untuk melakukan bullying dengan sebutan cyber-bullying. Diperkirakan hal ini disebabkan karena pelaku cyber bullying tidak mudah untuk dideteksi dan menyerang mental bukan fisik korban. Ada juga kejahatan internet yang muncul dalam berbagai bentuk seperti penipuan dan pelakunya sulit ditangkap karena jejak kejahatan internet dapat dihilangkan oleh penjahat itu, serta mudah bagi pelakunya untuk melakukannya lagi karena sering tidak terdeteksi dan mudah untuk dibuat ulang. Hal ini menimbulkan rasa takut di masyarakat Jepang terhadap orang asing di internet. Jadi perkembangan teknologi dan media sosial selain memiliki sisi baik juga memiliki sisi buruk bagi masyarakat.

There is a thought, with not meeting stranger will reduce crime, but it is not true. This journal is made to explain even with technology advances still give room for crime. In Japan based on reference, people using media social for communicating and maintaining friendship with friends who hard to meet because of distance, condition, and work. With qualitatif method approach, the use of media social reduce physical communication of Japanesepeople, even though physical communication reduced, media social can be used for bullying known as cyber-bullying. It is estimated caused by cyber-bullying suspect is hard to detect and attack the mental of the victim. There is also crime internet appear in many form like fraud and the suspect is hard to catch because they can erase their internet trace, also it is easy for the suspect to do it again because it is hard to detect and easy to remake it. this thing make fear among the Japanese about strangers in the internet. So technology and media social advance have a good side and a bad side.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Erika Mawarrani Suwarno
"Tesis ini membahas Tokyo Cancelled karya Rana Dasgupta sebagai karya bertemakan globalisasi. Waktu tundaan perjalanan di bandara menjadi latar penceritaan bingkai naratif tingkat pertama. Struktur pengisahan dan kepentingan perjalanan melewati ruang-waktu terceritakan lewat bingkai cerita dalam cerita yang disampaikan ketiga belas penumpang dalam ruang-waktu bandara di malam hari. Regangan dan kompresi ruang-waktu dalam penceritaan menyajikan beragam ruang-waktu dunia yang berbeda. Hasil pemetaan pola penceritaan dihubungkan kepentingan eksperimentasi ruang-waktu dan tema globalisasi dalam bandara sebagai tempat non-place. Tokyo Cancelled memberikan tawaran estetika baru bagi karya bertemakan globalisasi yang menyajikan sikap terbuka dan mendukung kemajemukan.

This thesis analyzes Rana Dasgupta's Tokyo Cancelled as novel with globalization theme. The duration of passanger’s flight delay functions as setting of the first level narrative frame. Story patterns and and significance of travel within story time-space are narrated through second level framed stories that were shared by thirteen passangers. Time-space expansion and compression in story represent variety of global time-space related situations. Further analysis will connect the significance of time-space experimentation and globalization theme in an airport as a non-place. Tokyo Cancelled thus presents a new globalization aesthetic with supportive attitude toward plurality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellis Puspitasari
"Penelitian ini berfokus pada analisis adanya dampak positif dari pemberian label positif terhadap para pelaku Hikikomori. Akibat pemberitaan yang terlalu melebih-lebihkan mengenai beberapa insiden kekerasan yang dilakukan oleh para pelaku Hikikomori, berkembanglah stigma dalam publik Jepang yang memandang Hikikomori sebagai perilaku menyimpang yang erat kaitannya dengan kekerasan dan kejahatan. Stigma ini kemudian menjadi penghalang bagi pelaku dan keluarganya untuk mencari bantuan atau menceritakan keadaan yang sebenarnya. Berkaitan dengan penanganan hal ini, pemerintah dan para ahli di Jepang kemudian mengeluarkan label positif yang memandang Hikikomori sebagai sebuah kata yang mengacu pada perilaku anti sosial dan bukan sebuah perilaku penyimpangan yang dekat dengan kekerasan dan kejahatan.Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan. Penulis mengumpulkan data-data kepustakaan, baik yang membahas maupun yang berhubungan dengan masalah Hikikomori. Data-data ini kemudian diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu dikumpulkan, dibaca, dipahami, diinterpretasikan, dianalisis dan kemudian dideskripsikan. Berdasarkan analisis, label positif terhadap Hikikomori ternyata mampu memperbaiki keadaan. Dengan label tersebut, publik mulai bersikap positif terhadap para pelaku isolasi sosial dan keluarganya. Mereka bekerjasama dengan pemerintah dan para ahli untuk mengembalikan pelaku Hikikomori dan keluarganya ke masyarakat. Perhatian dan dukungan masyarakat akhirnya membuat pelaku dan keluarga mulai terbuka. Keterbukan mereka ini dapat dilihat dari adanya hasil survey dan penelitian yang dilakukan pemerintah dan swasta setelah label ini dikeluarkan. Sebelum adanya label positif, tidak ditemukan adanya data ststistik mengenai Hikikomori karena pelaku dan keluarga enggan untuk menceritakan keadaan yang sebenarnya. Keterbukan pelaku Hikikomori juga terlihat dari maraknya bukti keeksistensian pelaku Hikikomori dalam dunia maya. Setelah adanya label positif banyak pelaku Hikikomori yang berinteraksi dalam bentuk chating di dunia maya dan banyak dari mereka yang berani muncul ke permukaan, sehingga kini Hikikomori telah menjadi hal yang diketahui oleh oleh banyak orang di Jepang maupun di luar Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13805
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>