Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 229641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafiah Maharani
"ABSTRAK
Gangguan pernapasan merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada bayi/balita. Pembakaran batu kapur yang terletak di Desa Tamansari Kabupaten Karawang gangguan pernapasan masih menempati urutan teratas dari data 10 besar penyakit yang diderita oleh bayi/balita. Partikel debu dari proses pembakaran batu kapur merupakan salah satu pencemar terhadap udara lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi PM10 dalam rumah yang berdampak buruk pada masalah gangguan pernapasan penghuni rumah termasuk bayi dan balita yang sangat rentan terhadap bahan pencemar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara konsentrasi PM10 dalam rumah dengan gangguan pernapasan pada bayi dan balita. Penelitian ini menggunakan rancangan studi crosssectional dengan besar sampel 130 bayi/balita. Data PM10 dan variabel lainnya dikumpulkan melalui pengukuran, interview dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan gangguan pernapasan pada bayi/balita adalah PM10 dalam rumah (4,92; 2,25-10,74), ventilasi (2,62; 1,18-5,79), jenis dinding (2,33; 1,10-4,95), kelembaban (2,35; 1,10-5,04), suhu (2,44; 1,15-5,18), asap rokok (5,40; 1,74-16,75), dan pendidikan ibu (2,86; 1,16-7,07) dengan kejadian gangguan pernapasan. Disimpulkan bahwa Kelompok yang berisiko ( konsentrasi PM10 > 70 μg/m3) 13,42 kali berpeluang untuk mengalami gangguan pernapasan dibandingkan pada kelompok yang tidak berisiko (konsentrasi PM10 ≤ 70 μg/m3)

ABSTRACT
Respiratory disease is a health problem that often occur on infants/young children. Limestone combustion located around the village of Tamansari, Karawang District and respiratory disease still tops the list of 10 diseases suffered by infants/young children. Dust particles from the process of limestone combustion is one of the environmental air pollutants that affect indoor PM10 concentration. This can adversely affect the respiratory disease inside the household, including infants/young children who are vulnerable to pollutants. The purpose of this study was to analyze the relationship between the indoor PM10 concentration and respiratory diseases in infants/young children. Study design was cross-sectional, conducted on 130 infants/young children. PM10 and data of other variables collected through measurement, interviews and observation. The results showed that the variables significantly associated with respiratory diseases in infants/young children are indoor PM10 (4.92; 2.25-10.74), ventilation (2.62; 1.18-5.79), type of wall (2.33; 1.10-4.95), humidity (2.35; 1.10-5.04), temperature (2.44; 1.15-5.18), smoking family members (5.40 ; 1.74-16.75), maternal education (2.86; 1.16-7.07) with the occurrence of respiratory disease. Risk analysis shows that at-risk group (PM10 concentrations>70 μg/m3) are 13,42 times have the risk experiencing respiratory disorders than the non-risk group (PM10 concentrations ≤ 70 μg/m3)."
2013
T38662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Welly Faruli
"Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada balita. Selama tiga tahun berturut-turut menduduki urutan pertama dari sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Karawang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi partikulat (PM10) udara dalam rumah dengan infeksi saluran pernafasan akut di wilayah kerja Puskesmas Karawang Kabupaten Karawang. PM10 diukur di ruangan balita sering tidur dan dilakukan satu kali di setiap rumah responden. Waktu pelaksanaan penelitian antara bulan Pebruari-Mei 2014. Rancangan penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 130 orang.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa 82,3% balita yang diteliti mengalami ISPA dan 83,1% balita tinggal di dalam rumah dengan konsentrasi PM10> 70 µg/m3. Risiko balita untuk mengalami ISPA adalah sebesar 1,44 kali pada balita denganPM10> 70 µg/m3; 2,39 kali pada balita dengan dinding rumah tidak memenuhi syarat; 2,29 kali balita dengan kepadatan hunian tidak memenuhi syarat; 10,10 kali pada balita yang terdapat penderita ISPA serumah; dan 1,47 kali pada balita yang tidak mendapat imunisasi lengkap.

Acute Respiratory Infection is one of the causes of morbidity and mortality in infants. For three consecutive years ranked first of the ten most diseases in PHC Falkirk. This study aims to determine the relationship between the concentrated of particulate matter (PM10) in the air with acute respiratory tract infections in Puskesmas Karawang, Karawang regency. PM10 was measured at room toddlers often sleep and performed once in each respondent's house. The timing of the study between the months of February-May 2014. This study designed using cross design sectional by sample size of 130 people.
The results show that 82.3% of toddler were studied experienced ISPA and 83.1% of toddler living in homes with concentrations of PM10> 70 μg/m3. Toddler risk for experiencing ISPA is 1.44 times the toddler with a PM10> 70 μg/m3; 2.39 times the toddler with a wall of the house does not qualify; 2.29 times with a density the occupancy toddler does not qualify; 10.10 times in toddlers ISPA patients who are at home; and 1.47 times in toddler who do not get complete immunization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Nurmy
"Penyakit ISPA merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada balita. Di wilayah Puskesmas Telaga Murni yang berada di sekitar industri baja, ISPA menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius dan menduduki urutan pertama dari sepuluh penyakit terbanyak. Jumlah kasus baru ISPA untuk umur 1-4 tahun yaitu 56,15 % dan umur 0-1 tahun mencapai 62,0 %. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan partikulat matter 10 mikron (PM10) udara dalam ruang rumah dengan ISPA pada balita di Kecamatan Cikarang Barat dan Kecamatan Sukatani. PM10 dalam rumah diukur di ruangan balita sering tidur dan dilakukan satu kali di setiap rumah responden. Rentang waktu penelitian antara bulan Maret-Mei 2015.
Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif. Populasi terpajan adalah balita bertempat tinggal di wilayah pemukiman yang berjarak 1 kilometer dan populasi tidak terpajan adalah balita yang berjarak lebih 10 kilometer dari industri baja. Jumlah sampel seluruhnya 80 balita terdiri dari 40 kelompok terpajan dan 40 kelompok tidak terpajan. Hasil analisis bivariat dengan derajat kepercayaan 95% menunjukkan 6 variabel yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita, yaitu PM10 dengan nilai p = 0,000, jarak rumah tinggal dengan industri dengan nilai p = 0,025, Vitamin A dengan nilai p = 0,023, ASI Eksklusif dengan nilai p=0,045, perokok dalam rumah dengan nilai p=0,040 dan penggunaan obat nyamuk bakar dengan nilai p = 0,009.
Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara PM10 udara ruangan dengan kejadian ISPA (p<0,05) pada balita yang dipengaruhi oleh jarak tempat tinggal dan vitamin A. Kadar PM10 yang tidak memenuhi syarat (>70 μg/m3) mempunyai peluang untuk menjadi penyebab ISPA pada balita sebesar 5,37 kali dibandingkan dengan PM10 dalam rumah yang memenuhi syarat (<70 μg/m3) setelah dikontrol jarak tempat tinggal dan vitamin A. Disarankan kepada masyarakat untuk tidak merokok dalam rumah dan teratur dalam pemberian vitamin A pada balita saat kegiatan posyandu.

ARI (Acute Respiratory Infections) is a disease that often occurs in infants. In the area of Telaga Murni Health Center around Steel Industry, ARI diseases has become a serious public health problem and ranked first of the ten most diseases in Cikarang Barat Sub-District, and Sukatani Sub-District. The number of new cases of ARI for ages 1-4 years is 56.15% and the age of 0-1 years to reach 62.0%. The purpose of this study was to determine the relationship of particulate matter (PM10) house air with a respiratory infection in infants in Bekasi. PM10 are measured in the room in the house sleeping toddlers and performed one time in each house of the respondents. The study period between March-May 2015.
This study was a retrospective cohort. Exposed population is children residing in residential areas within 1 kilometer and the population is not exposed infants within 10 kilometers of the steel industry. Total sample of 80 toddlers consists of 40 groups of exposed and 40 unexposed group. Bivariate analysis results with a 95% confidence level showed 6 variables associated with the incidence of acute respiratory infection in infant, namely PM10 with a value of p = 0.000, a distance of residences with the industry with a value of p = 0.025, Vitamin A with p = 0.023, with the value of exclusive breastfeeding p = 0.045, smoker in homes with a value of p = 0.040 and the use of mosquito coils with a value of p = 0.009.
Concluded that there is a relationship between particulate matter (PM10) air-conditioned room with ARI (p <0.05) in infants who are affected by distance and vitamin A. Levels of PM10 are not eligible (> 70 ug / m3) have the opportunity to be cause of ARI in infants by 5.37 times compared to PM10 in homes that qualify (<70 ug / m3) after controlled within the residence and vitamin A. It is recommended to the people not to smoke in the house and regularly in the provision of vitamin A in infants when Posyandu activities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tandjung, Betarina
"Gangguan napas saat tidur merupakan abnormalitas pada seseorang dengan ciri kesulitan bernapas ketika tidur. Penyakit ini terjadi ketika seseorang mengalami henti napas ketika dalam keadaan tidur. Tanda dan gejala dari penyakit ini antara lain mendengkur saat tidur dan mengantuk ketika dalam keadaan sadar. Namun, tanda dan gejala tersebut dapat dikatakan tidak secara spesifik langsung mengarah kepada gangguan ini. Di Indonesia penyakit ini belum banyak mendapat perhatian sehingga kerapkali penderita tidak mengetahui kondisinya. Namun begitu, tanda dan gejala kerap kali dikeluhkan dan mengganggu produktivitas dan lingkungan dari penderita. Penelitian kali ini dilakukan kepada pegawai kantor yang waktunya digunakan untuk bekerja dengan sedikit aktivitas fisik. Subjek diinstruksikan untuk mengisi kuesioner Berlin dan diperiksa berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah. Data kemudian diuji secara statistik dan dilihat hubungan dengan faktor risiko. Hasil yang didapatkan prevalensi subjek memiliki risiko tinggi gangguan napas saat tidur adalah 21.6 . Didapatkan pula hubungan antara faktor risiko berupa usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, dan gaya hidup dengan peningkatan risiko gangguan napas saat tidur. Usia tua, jenis kelamin pria, indeks massa tubuh berlebih, dan kebiasaan merokok meningkatkan risiko gangguan napas saat tidur. Hal tersebut antara lain berkaitan dengan peningkatan lemak tubuh, pelemahan otot pernapasan, dan obstruksi pada saluran napas sehingga menyebabkan udara yang masuk ke saluran napas berkurang.

Sleep disordered breathing is an abnormality that is characterized by disruption of breathing during sleep. This disease happens when someone experiences cessation of breathing in the sleeping state. The sign and symptoms of this disease are snoring during sleep and daytime sleepiness. However, those sign and symptoms are not specific to the disease. In Indonesia, this disease is not commonlly discussed. Therefore, patients do not fully realize their condition hence neglecting their health. Those sign and symptoms often disturb their daily activities, productivity, and environment. The subject of this research were administration employees of University of Indonesia. The subjects were instructed to fill out the Berlin Questionnaire and undergo some measurements including weight, height, and blood pressure. The data collected were statistically tested and analyzed. The prevalence of high risk sleep disordered breathing was 21.6 . Furthermore, there was a relation between the condition and the risk factors such as age, gender, body mass index, and lifestyle. Older age, male gender, excessive body mass index, and smoking habit can elevate the risk of sleep disordered breathing. Those relations can be explained by the excessive body fat, weakened respiratory muscles, and airway obstruction that results in reduction of oxygen in the airway. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Fitriyani
"ABSTRAK
Adanya pembakaran batu kapur yang berjumlah 85 buah, yang tersebar
diseluruh desa Tamansari, yang senantiasa menimbulkan asap yang mengganggu
jarak pandang .dan adanya penyakit gangguan fungsi paru di Puskesmas
Pangkalan sampai dengan bulan Desember 2012 adalah Asma 445 orang,
Bronkhitis 980 orang, Pneumonia 61 orang dan TBC, dengan BTA (+) dan BTA
(-) adalah 27 orang, sedangkan jumlah penduduk wilayah puskesmas Pangkalan
adalah 35.585.
Tujuan penelitian ini adalah diketahui pengaruh pajanan PM2,5 terhadap
kejadian gangguan fungsi paru ibu rumah tangga sekitar pembakaran batu kapur
di desa Tamansari Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang tahun 2013.
Penilitian ini menggunakan disain potong lintang atau cross sectional
dengan sampel penelitian ibu rumah tangga yang berumur antara 20 tahun sampai
dengan 60 tahun di Desa Tamansari, dengan jumlah 310 responden. Penderita
gangguan fungsi paru didapatkan dari pengukuran spirometri, sedangkan
konsentrasi partikel PM2,5 didapatkan dengan pengukuran menggunakan Huzt
Dust.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa PM2,5 berhubungan secara
signifikan (p=0,000) dengan terjadinya gangguan fungsi paru. Tempat tinggal
dengan PM2,5 yang tidak memenuhi syarat akan beresiko sebesar 73,5 kali
menderita gangguan fungsi paru. Dari model akhir didapatkan hubungan PM2,5
dengan gangguan fungsi paru di Desa Tamansari berbeda signifikant berdasarkan
faktor lama tinggal, adanya penghuni rumah yang merokok, dan pemakaian obat
nyamuk bakar

ABSTRACT
Taman Sari village burning limestone there are 85 pieces, which are
scattered throughout the village of Castle, which always causes smoke interfere
with visibility., And their lung function disorders in base until December 2012 is
Asthma 445 people, 980 people Bronchitis, Pneumonia 61 people and
tuberculosis, smear (+) and smear (-) is 27 people, while the population of the
region is 35.585 Base clinic.
The purpose of this study is known to influence exposure to PM 2,5 on the
incidence of lung function impairment housewives around burning limestone in
the village of Taman Sari Sub Base Karawang regency in 2013.
This research uses cross-sectional design or cross-sectional study with a
sample of housewives aged between 20 years to 60 years in the village of Castle,
with the number of 310 respondents. People with impaired pulmonary function
measurements obtained from spirometry, whereas the concentration of particles
PM2, 5 measurements obtained by using Huzt Dust.
From the results of the study found that the PM2,5 were significantly
associated (p = 0.000) with the occurrence of pulmonary function impairment.
Residence with PM2,5 is not going to qualify for 73.5 times the risk of suffering
from lung problems. Relations obtained from the final model PM2,5 with impaired
lung function in the Castle Village significant by factors different length of stay,
the residents of the house were smoking, and the use of mosquito coils."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilian Susanti Nova
"Infeksi saluran pernafasan akut didunia menjadi penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada anak usia dibawah lima tahun, dan polusi udara salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada anak balita. Kabupaten Bekasi pola penyakit
Puskesmas diurutan pertama adalah penyakit ISPA yaitu 32.50%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efek pajanan PM10 terhadap kejadian ISPA pada anak
balita, serta determinan yang mempengaruhinya seperti kondisi lingkungan (suhu,
kelembaban, kecepatan angin) dan jarak rumah dari industri, kualitas rumah (ventilasi,
kepadatan hunian, asap rokok), intake, dan Karakteristik individu (umur, jenis kelamin,
status gizi, riwayat imunisasi dan ASI eksklusif). Sampel penelitian ini sebanyak 96
anak balita yang tinggal di Desa Sukadanau Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten
Bekasi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan melakukan analisis
data primer, data primer hasil dari wawancara dan pengukuran PM10, suhu, kelembaban,
dan kecepatan angin pada udara ambien pada 8 titik pengukuran dibagi dalam 3 zona.
Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi PM10 dari 8 titik memiliki median 173,50
μg/m3. Kejadian ISPA terbanyak adalah anak balita yang bertempat tinggal pada zona 2
yaitu 15 anak balita (46,9%). Dari 14 variabel yang diteliti yang memiliki hubungan
yang bermakna adalah ASI Eksklusif terhadap kejadian ISPA pada anak balita dengan
nilai p = 0.02, memiliki OR = 3.000 (1.264 – 7.120) yang mempunyai arti anak balita
yang tidak diberikan ASI eksklusif mempunyai peluang untuk mengalami kejadian
ISPA 3 kali lebih besar dibandingkan dengan anak balita yang diberikan ASI eksklusif.
Berdasarkan penelitian ini disarankan, konsentrasi PM10 yang sudah tidak sesuai dengan
yang disyaratkan, perlu dilakukan penanganan yang serius dan perlu adanya kerjasama
lintas sektor dari Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Pemerintah Kabupaten
Bekasi

Acute respiratory infections all over the world are the main cause of morbidity and
mortality for children under five years old, and air pollution is one of the factors that
can influence the incidence of ARI in children under five. Bekasi District, the first place
of desease pattern in Public health centre is ARI disease, that are 32.50%. This study
aims to determine the effect of PM10 exposure on the incidence of ARI in children under
five, as well as the determinants that influence it such as environmental conditions
(temperature, humidity, wind speed) and the distance from the house from industry,
quality of the house (ventilation, occupancy density, cigarette smoke), intake, and
individual characteristics (age, sex, nutritional status, history of immunization and
exclusive breastfeeding). The sample of this research is 96 children under five who live
in Sukadanau Village, Cikarang Barat District, Bekasi Regency. This study used a cross
sectional design by analyzing primary data, primary data from interviews and
measurements of PM10, temperature, humidity, and wind speed in ambient air at 8
measurement points divided into 3 zones. Based on the measurement results, the PM10
concentration from 8 points has a median of 173.50 μg / m3. The highest incidence of
ARI is children under five who live in zone 2, namely 15 children under five (46.9%).
Of the 14 variables studied that had a significant relationship were exclusive
breastfeeding with the incidence of ARI in children under five with a value of p = 0.02,
had OR = 3,000 (1,264 - 7,120) which meant that children under five who were not
exclusively breastfed had the opportunity to experience ARI incidence. 3 times greater
than children under five who are exclusively breastfed. Based on this research, it is
suggested that PM10 concentrations are no longer in accordance with the requirements,
serious handling is needed and cross-sector cooperation is needed from the Health
Office, the Environment Agency and the Bekasi Regency Government
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahmi Cheni
"Pencemaran udara menyebabkan berbagai masalah kesehatan salah satunya Infeksi Saluran pernapasan Akut (ISPA). Penyakit ISPA pada negara berkembang dengan angka kematian balita berada pada angka 40 per 1000 kelahiran hidup yaitu 15-20% pertahun pada golongan usia balita, kurang lebih 13 juta balita didunia meninggal setiap tahun terdapat pada negara berkembang. Prevalensi kejadian ISPA di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 yaitu sebanyak 9.3%. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi pajanan PM10 dalam ruang terhadap kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2024. Dengan menggunakan desain studi cross-sectional dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2024. Jumlah sampel sebanyak 130 balita. Rata-rata konsentrasi PM10 73,3 µg/m3. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan konsentrasi PM10 terhadap kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Surau Gadang dengan nilai p=0,012. Selanjutnya penelitian ini mengonfirmasi bahwa terdapat pengaruh antara konsentrasi PM10 dalam ruang terhadap kejadian ISPA pada balita setelah dikontrol oleh kelembaban dan luas ventilasi.

Air pollution causes various health problems, one of which is acute respiratory infections (ARI). ARI disease in developing countries with under-five mortality rates are at 40 per 1000 live births, which is 15-20% per year in the under-five age group, approximately 13 million under-fives in the world die every year in developing countries. The prevalence of ARI in Indonesia according to Basic Health Research in 2018 was 9.3%. This study aims to determine the effect of indoor PM10 exposure concentration on the incidence of ARI in toddlers in Surau Gadang Village, Nanggalo District, Padang City in 2024. Using a cross-sectional study design conducted in May - June 2024. The number of samples was 130 toddlers. The average PM10 concentration was 73.3 µg/m3. The results showed a relationship between PM10 concentration and the incidence of ARI in toddlers in Surau Gadang Village with a value of p = 0.012. Furthermore, this study confirms that there is an influence between indoor PM10 concentrations on the incidence of URI in toddlers after being controlled by humidity and ventilation area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Citra Padmita
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama penyakit akut di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi ISPA paling tinggi terjadi pada kelompok balita. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa barat dengan kasus ISPA yang tinggi. RW1 Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor merupakan lokasi pemukiman sekaligus lokasi industri pengolahan batu kapur. Keberadaan industri pengolahan batu kapur di sekitar area pemukiman merupakan sumber pencemaran udara yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciampea, ISPA merupakan penyakit dengan jumlah kasus terbanyak pada tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor lingkungan (PM10 udara ambien, jarak rumah ke pabrik pengolahan batu kapur, suhu dan kelembaban udara rumah, ventilasi rumah, kepadatan hunian rumah, ada atau tidak anggota keluarga serumah yang terkena ISPA, ada atau tidak anggota keluarga serumah yang merokok, penggunaan obat anti nyamuk, jenis bahan bakar memasak, dan letak dapur) dengan kejadian ISPA pada balita di RW1 Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data primer yang mana jumlah sampel sebanyak 106 orang balita.
Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa faktor lingkungan yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian ISPA pada balita adalah PM10 udara ambien (7,40; 2,02-27,10) dan kepadatan hunian rumah (3,39; 1,39-8,32). Adapun karakteristik individu balita yang memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian ISPA pada balita berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis bivariat adalah jenis kelamin (2,61; 1,08-6,34). Faktor yang paling dominan hubungannya dengan kejadian ISPA pada balita adalah PM10 udara ambien (9,62; 2,39-38,71). Kerjasama lintas sektoral diperlukan untuk menurunkan angka kejadian ISPA.

Acute Respiratory Infection (ARI) is a major cause of acute illness in the worldwide. In Indonesia, the prevalence of ARI is highest in the group of children under five years. Bogor district is one of region in West Java with high ARI case. Hamlet 1 of Ciampea Village is both settlement location and limestone processing industry location. The existence of limestone processing industry around the settlement area is source of air pollution that can affect people’s health. In the working area of Health Center of Ciampea Sub District, ARI is the disease with the highest case on 2012.
This study aims to determine the relationship between environmental factors (ambient PM10, distance from house to limestone processing plant, the temperature and the humidity of house, house ventilation, residential density of house, whether or not the family members at home who got acute respiratory infection, whether or not a family member at home who smoke, the use of mosquito repellent, type of cooking fuel, and the location of the kitchen) with the occurrence of ARI. This study uses cross-sectional study design and primary data with sample of 106 toddlers.
Result bivariate analysis shows that environmental factors which significantly associated with ARI among children under five years are ambient air PM10 (7.40; 2.02-27.10) and residential density of house (3.39; 1.39-8.32). The individual characteristic of a toddler who has a significant association with the occurrence of ARI among children under five years based on the results of statistical test with bivariate analysis is gender (2.61; 1.08-6.34). The most dominant factor associated with the occurrence of ARI among children under five years is ambient air PM10 (9,62; 2,39-38,71). Cross-sectoral cooperation is needed to reduce the number of ARI.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Sri Wahyuningsih
"Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) adalah penyakit terbanyak di Puskesmas Pejuang tahun 2012, dengan Insiden Rate 9,58%. Particulate Matter 10 (PM10) merupakan salah satu faktor resiko penyebab ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PM10 udara rumah tinggal terhadap kejadian ISPA Balita. Metode penelitian cross sectional. Populasinya seluruh balita di kecamatan Medan Satria, sampelnya 130 balita. Hasil pengukuran didapatkan kadar rata-rata PM10 udara rumah tinggal sebesar 72μg/m3 dan terdapat 88 balita (67,7%) mengalami ISPA. Disimpulkan bahwa kadar PM10 yang tidak memenuhi syarat berpeluang 11,33 kali lebih besar terkena ISPA dibandingkan dengan kadar PM10 yang memenuhi syarat.
Acute Respiratory Infections (ARI) the first from ten ranks of most diseases in district Medan Satria in 2012, with Incidence Rate 9.58%. Particulate Matter 10 (PM10) is one of their risk factors of Acute Respiratory Infections. This research aims to know the effects of PM10 of Residential Air on respiratory events in toddlers. This research method using cross sectional. The population is the entire toddler in district Medan Satria, the sample are 130 toddlers. Measurement results obtained average PM10 levels air House of 72 μg/m3 and there are 88 toddlers experiencing respiratory. It was concluded that PM10 levels are not eligible have the opportunity to be a cause of respiratory infection in toddler by 11,33 times compared with PM10 in homes that meet the requirements."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allisa Pratami
"Kawasan Jalan Raya Bogor yang padat dan para pedagang beraktifitas hampir setiap hari dan mulai berjualan dari subuh hingga sore hari yang menyebabkan mereka rentan mengalami gejala ISPA karena paparan PM10 terus menerus. Berdasarkan penelitian ini penulis mengangkat masalah hubungan antara pemajanan PM10 dengan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Pedagang di Kawasan Pasar Cisalak Jalan Raya Bogor. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan mengunakan rancangan Cross Sectional (potong lintang) dengan mengambil 100 responden. Hasil rata-rata pengukuran PM10 sebanyak 6 titik di Jalan Raya Bogor adalah 106.33 μg/m3.Gejala ISPA yang paling sering di alami oleh para pedagang adalah batuk sebanyak 74 orang dan pusing 73 orang. Umur pedagang di Pasar Cisalak rata-rata 38 tahun dengan umur termuda adalah 16 tahun dan yang tertua adalah 75 tahun. Pada umumnya pedagang berjualan setiap hari setiap minggunya selama 9 jam dan sudah berjualan selama 10 tahun di pasar Cisalak. Jumlah pedagang yang merokok di pasar Cisalak adalah sebanyak 62 orang merokok dengan rata-rata menghabiskan 14 batang rokok perhari dan telah merokok selama 15 tahun. Dari 38 orang yang tidak merokok ada 3 orang yang menyatakan pernah merokok. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa 73 orang menyatakan bahwa mereka jarang mengalami gejala ISPA dan lebih dari setengah sampel, yaitu 52 orang pedagang tidak pernah mengalami gejala ISPA sebelum mereka berdagang di Pasar Cisalak.

Jalan Raya Bogor region dense and traders activity almost every day and start selling from dawn until late afternoon that caused them susceptible to respiratory symptoms due to exposure to PM10 continuously. Based on this study the authors raise the issue of the relationship between PM10 exposure with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) in Cisalak Market Traders in the Area Highways Bogor. This research is a descriptive study using cross-sectional design (cross-sectional) by taking the 100 respondents. The average yield PM10 measurements as 6 points in Jalan Raya Bogor is 106.33 μg/m3.Gejala ISPA most often experienced by traders as many as 74 people were coughing and dizziness 73 people. Age Cisalak Market traders in an average of 38 years to the age of the youngest is 16 years old and the oldest was 75 years old. In general, traders sell every day every week for 9 hours and was selling for 10 years on the market Cisalak. The number of traders in the market who smoke Cisalak are as many as 62 people smoked on average 14 cigarettes per day and had been smoking for 15 years. Of the 38 people who do not smoke there are 3 people who said that they had smoked. From the results of the study showed that 73 people stated that they rarely have symptoms of ARI and more than half of the sample, ie 52 people have never experienced traders ARI symptoms before they trade on Cisalak Market."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>