Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122159 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aridya Maharianto
"Penelitian ini membahas mengenai reliabilitas dan validitas dari pemetaan spesialisasi terhadap kelompok pengetahuan yang berlaku di BATAN karena taksonomi pengetahuan yang ada saat ini belum direvisi sejak diresmikan pada tahun 2004 hingga penelitian ini dilakukan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metodologi Q-Sort yang pernah digunakan pada penelitian tahun 2011. Menurut penelitian tersebut, metode ini simpel, efisien dari segi biaya, dan akurat. Pengujian dilakukan dengan menghitung nilai inter-judge raw agreement scores, indeks Kappa Cohen, dan menghitung hit ratio pemetaan yang dilakukan oleh responden yang merupakan pakar di BATAN dengan pemetaan yang saat ini berlaku di BATAN.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata inter-judge raw agreement scores sebesar 53,17%, nilai rata-rata indeks Kappa Cohen sebesar 47,08%, dan nilai rata-rata hit ratio sebesar 53,64%. Nilai tersebut dapat berakibat pada alur pengetahuan yang tidak konsisten dan tidak tepat. Melalui hasil analisis tersebut maka disarankan agar BATAN dapat mengurangi ambiguitas dalam penamaan spesialisasi dan kelompok pengetahuan.

This research examines the reliability and validity of the mapping of the specializations to knowledge categories in BATAN which has not been revised since 2004 until this research was conducted. The testing was conducted using Q-Sort methodology which has been used in a research conducted in 2011. According to the said research, this method is simple, cost-efficient, and accurate. The testing was done using the calculation of inter-judge raw agreement scores, Cohen's Kappa index, and the hit ratio of the mapping that was done by the respondents that are experts in BATAN with the mapping applied in BATAN.
The result of the analysis shows that the average value of inter-judge raw agreement scores is 53,17%, the average value of Cohen's Kappa index is 47,08%, and the average value of hit ratio is 53,64%. These values could lead to the inconsistency and imprecision of knowledge route. According to the result of the analysis, BATAN should try to reduce the ambuigity in naming the specializations and knowledge groups.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habibul Rafur
"Institusi penelitian memerlukan manfaat dari sistem ERP. Pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP tidak mudah. Organisasi harus mengetahui success factor dalam mengadopsi dan mengimplementasikan sistem ERP agar mendapatkan manfaat yang maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor kesuksesan dengan indikator kesuksesan dalam pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP di institusi penelitian.
Penelitian ini menggunakan tiga model yaitu DeLone & McLean IS Success Model, Technology Acceptance Model 2, dan faktor kesuksesan dalam manajemen proyek pengimplementasian sistem ERP. Ketiga model tersebut dapat menunjukkan variabel yang termasuk success factor dan hubungannya dalam pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP.
Teknik analisis yang digunakan adalah Partial Least Square dan statistik descriptive. Partial Least Square digunakan karena cocok untuk menganalisis hipotesis dari teori yang lemah dengan jumlah kuesioner yang kurang dari 100. Statistik descriptive digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik data dari implementasi sistem ERP ketika data tidak banyak yang tersedia.
Penelitian ini menemukan beberapa success factor dari pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP, seperti system quality, image, result demonstrability, internal support, dan software selection, dapat mempengaruhi success indicator melalui faktor perantara, yaitu perceived usefulness.

Research institute requires the benefits of ERP systems. The adoption and implementation of ERP systems is not easy. Organizations must be able to determine success factors in adopting and implementing ERP systems in order to get benefit as much as possible. Therefore, the purpose of this research is to analyze the relationship between success factors and success indicators for adoption and implementation of ERP systems in research institute.
This research uses three models, namely DeLone & McLean IS Success Model, Technology Acceptance Model 2, and the success factors in project management of ERP systems implementation. These models include variables that can indicate success factors and their relationship in adoption and implementation of ERP system.
The analysis techniques that are used are Partial Least Square and descriptive statistic. Partial Least Square is used because it is suitable for analyzing hypotheses from the weak theory with number of questionnaires that are less than 100. Descriptive statistic describes the characteristics of the data from the ERP system implementation when data is not much available.
This research finds that some of the success factors for the adoption and implementation of ERP systems, such as system quality, image, result demonstrability, internal support, and software selection, can affect the success indicators through an intermediary factors, namely perceived usefulness."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Cikal Asadera
"Salah satu kunci kesuksesan dalam manajemen pengetahuan adalah kemampuan proses pengelolaan pengetahuan. Pendekatan contingency view digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan proses pengelolaan pengetahuan yang paling tepat diimplementasi oleh BATAN. BATAN yang sedang bersiap mengimplementasi manajemen pengetahuan membutuhkan pandangan dari pihak ketiga dalam memberikan panduan proses pengelolaan pengetahuan yang dibutuhkan untuk diimplementasi oleh BATAN beserta urutan prioritas proses tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan proses combination yaitu proses pembuatan pengetahuan baru dari data atau informasi tertulis yang sudah ada memiliki prioritas tertinggi. Proses routine yaitu pemanfaatan pengetahuan yang tertanam di dalam prosedur, aturan, dan norma menempati urutan kedua. Kedua proses tersebut merupakan proses yang tepat untuk diimplementasi di BATAN dengan adanya dukungan infrastruktur manajemen pengetahuan yang dimiliki oleh BATAN.

One key to have successful knowledge management implementation is knowledge management process capabilities. Contingency view approach is used in this research to determine the right knowledge management process to be implemented by BATAN. BATAN which want to implements knowledge management needs third party perspective in giving guidance about the appropriate knowledge management process and the priority of the process.
The result of this study tells that combination, process which make a new knowledge from existing data or information, have the highest priority. Routines, utilization of knowledge embedded in procedure, rules, and norm, in second place. Both of the processes have the highest priorities to be implemented in BATAN with the support from knowledge management infrastructure that BATAN already have.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Tyas Widyastuti
"Dewasa ini, implementasi pengelolaan pengetahuan (knowledge management / KM) menjadi kebutuhan bagi organisasi, termasuk di pemerintahan. Hal ini disebabkan karena percepatan teknologi informasi dan komunikasi yang mengharuskan organisasi untuk cepat belajar. Padahal, 'otak' organisasi berada di otak para anggotanya, yang perlu disinergikan untuk menjadi pengetahuan nuklir di BATAN telah menjadi kebutuhan yang mendesak. Kebutuhan pelestarian dan pewarisan pengetahuan nuklir tersebut dipicu oleh beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, seperti fenomena penuaan(ageing) pegawai Batan, berkurangnya mahasiswa yang belajar teknologi nuklir dan ancaman hilangnya pengetahuan akibat Brain-drain. Agar pengelolaan pengetahuan nuklir di BATAN dapat berjalan dengan efektif dan efisien, telah dilakukan analisis untuk mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan dan daya dukung infrastruktur yang ada, untuk kemudia digunakan untuk menyusun rumusan rancangan awal roadmap penerapan KM pada tingkatan yang lebuh tinggi. Dari berbagai aktifitas dan infrastruktur yang teridentifikasi, dapat disimpulkan bahwa BATAN telah melakukan kegiatan inisiasi yang berkaitan dengan pengelolaan pengetahuan nuklir. antara lain, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penyebarluasan pengetahuan nuklir, penyelenggaraan seminar dan sebagainya. Akan tetapi secara teoritis dan membandingkannya dengan praktik terbaik (penerapan KM di International Atomic Energy Agency / IAEA), penerapan KM di BATAN masih berada pada tahap penyimpanan pengetahuan, namum belum sampai pada aktifitas pengelolaan yang lengkap dan yang paling utama, Knowledge Management belum menjadi suatu budaya dan prosedur pembelajarang anggotanya."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 40 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Tyas Widyastuti
"Dewasa ini, implementasi pengelolaan pengetahuan (knowledge management / KM) menjadi kebutuhan bagi organisasi, termasuk di pemerintahan. Hal ini disebabkan karena percepatan teknologi informasi dan komunikasi yang mengharuskan organisasi untuk cepat belajar. Padahal, 'otak' organisasi berada di otak para anggotanya, yang perlu disinergikan untuk menjadi pengetahuan nuklir di BATAN telah menjadi kebutuhan yang mendesak. Kebutuhan pelestarian dan pewarisan pengetahuan nuklir tersebut dipicu oleh beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, seperti fenomena penuaan(ageing) pegawai Batan, berkurangnya mahasiswa yang belajar teknologi nuklir dan ancaman hilangnya pengetahuan akibat Brain-drain. Agar pengelolaan pengetahuan nuklir di BATAN dapat berjalan dengan efektif dan efisien, telah dilakukan analisis untuk mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan dan daya dukung infrastruktur yang ada, untuk kemudia digunakan untuk menyusun rumusan rancangan awal roadmap penerapan KM pada tingkatan yang lebuh tinggi. Dari berbagai aktifitas dan infrastruktur yang teridentifikasi, dapat disimpulkan bahwa BATAN telah melakukan kegiatan inisiasi yang berkaitan dengan pengelolaan pengetahuan nuklir. antara lain, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penyebarluasan pengetahuan nuklir, penyelenggaraan seminar dan sebagainya. Akan tetapi secara teoritis dan membandingkannya dengan praktik terbaik (penerapan KM di International Atomic Energy Agency / IAEA), penerapan KM di BATAN masih berada pada tahap penyimpanan pengetahuan, namum belum sampai pada aktifitas pengelolaan yang lengkap dan yang paling utama, Knowledge Management belum menjadi suatu budaya dan prosedur pembelajarang anggotanya."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 40 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Susanti
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T34647
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Biyan Ilham Akbar
"Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memiliki tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. Pada dokumen perjanjian kinerja PPIKSN BATAN tahun 2019, harapan nilai ketersediaan pada server BATAN 98%, namun pada September 2019 nilai ketersediaan server BATAN adalah 84.88%. Ketersediaan server yang rendah mengakibatkan downtime server BATAN semakin tinggi, sehingga seluruh proses bisnis BATAN terganggu. Dampak yang terjadi karena proses bisnis utama BATAN terganggu adalah BATAN mengalami kerugian yang besar diantaranya adalah dari sisi finansial dan pelayanan. Sehubungan dengan hal tersebut, BATAN belum memiliki Disaster Recovery Plan (DRP). Penelitian ini bertujuan untuk merancang DRP pada pusat data BATAN dengan menggunakan metodologi NIST SP 800-34 Rev. 1. Penelitian ini bersifat action research, menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma interpretatif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, studi dokumen, observasi lapangan, dan wawancara terhadap para narasumber unit kerja terkait. Tahapan perancangan DRP adalah identifikasi proses bisnis dan aset SI/TI, risk assessment aset SI/TI, business impact analysis, mengidentifikasi kontrol pencegahan pada pusat data, dan menyusun strategi kontingensi BATAN. Hasil dari penelitian ini adalah draft dokumen rancangan DRP pada studi kasus BATAN dan diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pengembangan disaster recovery center. Dokumen rancangan DRP divalidasi oleh Pejabat Pranata Komputer Madya di BATAN. Dokumen DRP ini meliputi informasi pendukung; tahap aktivasi dan notifikasi; tahap pemulihan; tahap rekonstitusi; dan lampiran.

The National Nuclear Energy Agency (BATAN) has government duties in research, development and utilization of nuclear science and technology. In the PPIKSN BATAN performance agreement document in 2019, the expected availability value on the BATAN server is 98%, but in September 2019, the BATAN server availability value is 84.88%. Low server availability results in higher BATAN server downtime so that all BATAN business processes are disrupted. The impact that occurred because BATAN's main business processes were disrupted was that BATAN experienced significant losses, including in terms of finance and service. In this regard, BATAN does not yet have a Disaster Recovery Plan (DRP). This research aims to design BATAN DRP in the data center by using the methodology of NIST SP 800-34 Rev. 1. This research is action research, using a qualitative approach with an interpretive paradigm. Data was collected through literature studies, document studies, field observations, and interviews with relevant work unit resource persons. The stages of the DRP design are identification of IS/IT business processes and assets, risk assessment of IS/IT assets, business impact analysis, identification of preventive controls in the data center, and formulating a BATAN contingency strategy. This research is a draft of the DRP draft document in the BATAN case study and is expected to be a guide in the development of a disaster recovery center. The BATAN Intermediate Computer Institution Officer validates the DRP draft document. This DRP document includes supporting information; activation and notification stages; recovery stage; reconstitution stage; and attachments."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Biyan Ilham Akbar
"Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memiliki tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. Pada dokumen perjanjian kinerja PPIKSN BATAN tahun 2019, harapan nilai ketersediaan pada server BATAN 98%, namun pada September 2019 nilai ketersediaan server BATAN adalah 84.88%. Ketersediaan server yang rendah mengakibatkan downtime server BATAN semakin tinggi, sehingga seluruh proses bisnis BATAN terganggu. Dampak yang terjadi karena proses bisnis utama BATAN terganggu adalah BATAN mengalami kerugian yang besar diantaranya adalah dari sisi finansial dan pelayanan. Sehubungan dengan hal tersebut, BATAN belum memiliki Disaster Recovery Plan (DRP). Penelitian ini bertujuan untuk merancang DRP pada pusat data BATAN dengan menggunakan metodologi NIST SP 800-34 Rev. 1. Penelitian ini bersifat action research, menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma interpretatif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, studi dokumen, observasi lapangan, dan wawancara terhadap para narasumber unit kerja terkait. Tahapan perancangan DRP adalah identifikasi proses bisnis dan aset SI/TI, risk assessment aset SI/TI, business impact analysis, mengidentifikasi kontrol pencegahan pada pusat data, dan menyusun strategi kontingensi BATAN. Hasil dari penelitian ini adalah draft dokumen rancangan DRP pada studi kasus BATAN dan diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pengembangan disaster recovery center. Dokumen rancangan DRP divalidasi oleh Pejabat Pranata Komputer Madya di BATAN. Dokumen DRP ini meliputi informasi pendukung; tahap aktivasi dan notifikasi; tahap pemulihan; tahap rekonstitusi; dan lampiran.

The National Nuclear Energy Agency (BATAN) has government duties in research, development and utilization of nuclear science and technology. In the PPIKSN BATAN performance agreement document in 2019, the expected availability value on the BATAN server is 98%, but in September 2019, the BATAN server availability value is 84.88%. Low server availability results in higher BATAN server downtime so that all BATAN business processes are disrupted. The impact that occurred because BATAN's main business processes were disrupted was that BATAN experienced significant losses, including in terms of finance and service. In this regard, BATAN does not yet have a Disaster Recovery Plan (DRP). This research aims to design BATAN DRP in the data center by using the methodology of NIST SP 800-34 Rev. 1. This research is action research, using a qualitative approach with an interpretive paradigm. Data was collected through literature studies, document studies, field observations, and interviews with relevant work unit resource persons. The stages of the DRP design are identification of IS/IT business processes and assets, risk assessment of IS/IT assets, business impact analysis, identification of preventive controls in the data center, and formulating a BATAN contingency strategy. This research is a draft of the DRP draft document in the BATAN case study and is expected to be a guide in the development of a disaster recovery center. The BATAN Intermediate Computer Institution Officer validates the DRP draft document. This DRP document includes supporting information; activation and notification stages; recovery stage; reconstitution stage; and attachments."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Shaendy Marshelia
"ABSTRAK
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memiliki unit Pusat Diseminasi dan Kemitraan (PDK) BATAN yang mendapat tugas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka pembangunan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) di tahun 2017. Namun sampai saat ini masih ada dua wilayah yang menyatakan penolakan atas pembangunan RDE yaitu Kelurahan Cisauk dan Desa Suradita.
Penolakan masyarakat Kelurahan Cisauk dan Desa Suradita diketahui dari focus group disscusion (FGD) yang diadakan oleh BATAN. Alasan penolakan ini adalah ketakutan terhadap bahaya radiasi dan kecelakaan nuklir yang mungkin mengancam mereka. Isi pesan komunikasi yang beberapa waktu terakhir disampaikan BATAN kepada masyarakat berisi sangat teknis mengenai nuklir sehingga belum menjawab kebutuhan informasi masyarakat. Dengan demikian diperlukan pendekatan kehumasan berupa program komunikasi persuasif untuk memersuasi masyararakat sekitar agar mendukung pembangunan RDE.
Metode penelitian dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data sekunder didapatkan dari BATAN yang telah melakukan analisis terdahulu. Sedangkan data primer didapatkan dari wawancara langsung dengan BATAN. Tujuan dari program yang akan dibuat adalah memersuasi masyarakat Kelurahan Cisauk dan Desa Suradita, sebagai masyarakat sekitar kawasan PUSPIPTEK Serpong untuk mendukung pembangunan RDE.

ABSTRACT
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) has Dissemination Center and Partnership unit (PDK) BATAN were given the task to socialize to the public about the development of Experimental Power Reactor (RDE) in 2017.disseminate to the public in the development of Experimental Power Reactor (RDE) in 2017. However, there are two areas that are still expressing their disapproval of building the RDE, they are Kelurahan Cisauk and Desa Suradita.
The rejection from people of Kelurahan Cisauk and Desa Suradita already known from focus groups (FGD) who held by BATAN. The reason for this rejection is the fear of the dangers of radiation and nuclear accidents that might threaten them. Message content communication was delivered by BATAN to the public contained very technical about the nuclear so as not to answer the needs of the people. Thus the public relations approach is needed in the form of persuasive communication program to persuade masyararakat around in order to support the development of RDE.
The research method is done by collecting primary data and secondary data. Secondary data were obtained from BATAN who had done the previous analysis. While primary data obtained from direct interviews with BATAN. The purpose of the communication program is to convince the people of Kelurahan Cisauk and Desa Suradita, as the communities who lives nearby the area of PUSPIPTEK Serpong to support the building of RDE.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>