Ditemukan 86122 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Agus Dwi Setianto
"Pemakaman mengalami perubahan jenis heterotopia yang disebabkan oleh berubahnya pengertian dan pemahaman manusia mengenai kematian, yang pada akhirnya mempengaruhi sudut pandang manusia terhadap norma yang berlaku di dalamnya. Hadirnya aktivitas-aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan aktivitas pemakaman merupakan salah satu dampak dari perubahan sudut pandang tersebut. Padahal heterotopia sebagai ruang yang membentuk pemakaman memiliki karakterisitiknya sendiri, mulai dari norma, kelompok pengguna, dan aktivitas yang terdapat di dalamnya. Selain itu, pemakaman juga memiliki perimeter yang berfungsi untuk mencegah masuknya aktivitas lain guna menjaga kesakralan pemakaman.
Dalam melihat penambahan aktivitas lain pada heterotopia di dalam pemakaman, saya menggunakan pemakaman Jeruk Purut sebagai studi kasus. Pemakaman Jeruk Purut merupakan salah satu pemakaman di Jakarta Selatan yang terdapat penambahan aktivitas lain tersebut. Perubahan prinsip-prinsip pada heterotopia di dalam pemakaman ini membuka peluang bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas lain yang sebenarnya merupakan aktivitas menyimpang. Hal ini dikarenakan ketidaksesuaian aktivitas tersebut dengan norma yang berlaku di dalam pemakaman. Aktivitas menyimpang di dalam pemakaman Jeruk Purut ini dilakukan oleh sebuah kelompok baru yang mempunyai pemahaman yang berbeda dan sering kali bertentangan dengan norma yang berlaku. Perbedaan pemahaman ini selain dijadikan sebagai landasan mereka untuk melakukan aktivitas menyimpang, juga mereka gunakan sebagai cara untuk menciptakan ruang di dalam pemakaman. Tidak terdapatnya penolakan terhadap aktivitas menyimpang membuat aktivitas ini menjadi rutinitas yang pada akhirnya mengubah jenis heterotopia di dalam pemakaman.
Cemeteries undergo changes in form of heterotopia which is caused by the alteration of human’s perception and understanding towards death, which eventually affects human’s perspective of norms that are being applied on it. The presence of other activities unrelated to the burial rites in one of the impacts from the shift of the aforementioned point of view. The fact is, heterotopia as a field that formed cemeteries has its own characteristic, starting from norms, users group, and activities contained within. Besides, cemeteries also have a parameter that serves a function to avoid the entry of other activities, hence conserving the sacredness of a funeral. In order to observe the increase of other heterotopia activities inside the graveyard, I decided to choose Jeruk Purut cemetery as my case study due to the fact that It is one of the cemeteries in South Jakarta where those activities occur. Alter of the activity’s principles opens a wide range of chances for the public to do, hence the custom or law of funerals. These digressions are done mostly by a new group of people that have different understanding which often clash with the existing norms. The differentiation between the group and the norms has been misused as a foundation for the group to apply deviate activities, also as a fundamental to create a space inside the cemetery. The fact that there's no appropriate action of renunciation and protest towards it makes those behaviours become a routine which eventually changes the kind of hetrotopia inside the cemetery."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52594
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bintang Gemilang
"Ruang-ruang yang digunakan untuk aktivitas hiburan seks pada suatu kawasan kota kerap kali dipersepsikan sebagai ruang-ruang yang ?tersembunyi?. Skripsi ini mengkaji bagaimana fenomena ini dapat terjadi di suatu kawasan kota dengan menelusuri dinamika seksualitas dalam masyarakat serta melihat ruang-ruang untuk aktivitas seksual sebagai suatu dimensi yang lain, yang dikenal sebagai ruang heterotopia.
The Spaces which accommodate sexual activities in a city, especially commercialized ones, are often perceived as ?hidden? or ?discreet? spaces. This Thesis analyzes how this phenomena could occur in a city by tracing the dynamics of sexuality in the society and also by recognizing this kind of spaces for sexual activities as another dimension of spaces, which is wellknown as heterotopian spaces."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59129
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nabilah Zata Dini
"Skripsi ini membahas bangunan GKI Kwitang ditinjau dari segi arsitektur dan pemugaran dalam rangka pelestarian bangunan cagar budaya. Gereja ini merupakan salah satu bangunan peribadatan peninggalan masa kolonial. Bangunan gereja mengadaptasi gaya arsitektur klasik Eropa dan menyesuaikan dengan iklim di Indonesia. Beberapa bagian bangunan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman maka dilakukan penelitian dalam upaya pelestarian.
Pada penelitian ini metode yang digunakan terbagi dalam tiga tahap yaitu pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran data. Pada tahap pengumpulan dilakukan deskripsi mulai dari bagian luar hingga bagian dalam, kemudian pada tahap pengolahan, hasil deskripsi diolah dengan menganalisa komponen arsitektur dan perubahan beberapa komponen bangunan. Tahap selanjutnya, hasil yang diperoleh ditafsirkan bahwa gaya yang diterapkan pada bangunan GKI Kwitang adalah gaya Art Deco dan Art Nouveau.
This study discusses the building of GKI Kwitang viewed in terms of architecture and restoration in a bid to the preservation of cultural heritage buildings. This church is one of the religious buildings of the colonial era relics. Church building adapting European classical architectural style and adapt to climate in Indonesia. Some parts of the building undergoes changes along with the times then conducted research in preservation efforts. On the research methods employed are divided into three phases: collection, processing, and interpretation of data. At the stage of gathering is carried out starting from the outside of the description to the inside, then in the stage of processing, the results processed by analyzing the component description of architecture and changes in several components of a building. The next stage, the results obtained are interpreted that the style is applied to the building of GKI Kwitang is Art Deco style and Art Nouveau."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43066
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
New York: EMAP, Royal Mail International c/o Smartmail, {s.a}
720 TAR
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
Santosa
"Pada saat manusia mulai memanfaatkan potensi lingkungan secara berlebih, kersakan lingkungan mulai terasa, alam sekitar diperlakukan secara berlebihan. Perancangan arsitektur diharapkan mampu berfungsi untuk menjawab pertanyaan tentang dengan cara bagaimana potensi lingkungan didayagunakan. Pengembangan konsep arsitektur yang berwawasan lingkungan adalah pengembangan konsep arsitektur yang memperhatikan batas keseimbangan antara usikan dan tahanan lingkungan, serta menjadikannya sebagai unsur pengontrol keselarahan terhadap konesp ekosistem. Penerapan konsep arsitektur di Indonesia pada umumnya, khususnya Pulau Jawa yang berpenduduk paling padat, sebaiknya tidak menggunakan ambang atas sebagai pedoman, tetapi sedikit lebih diturunkan. Dalam hal ini intensifikasi di beberapa segi sebaiknya dikurangi."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1991
MTUGM 2:13 (1991)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Dewi Astuti
"
ABSTRAKTulisan ini bertujuan untuk melihat kontradiksi penerapan konsep Islami yang terjadi pada perumahan muslim. Selain itu juga untuk mencoba memaparkan aspek Islami apa saja yang diterapkan pada interioritas Perumahan Muslim Permata Darussalam. Permata Darussalam merupakan perumahan muslim yang dibangun oleh pengembang Bumi Darussalam yang berfokus pada perumahan berkonsep Islami. Kehadirannya di pemukiman Rawa Pule memunculkan anggapan sebagai perumahan eksklusif untuk penghuni muslim saja. Permasalahan tersebutlah yang menjadi poin penting dalam tulisan ini. Untuk itu, dilakukan kajian berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman bagi konsep Islami tersebut. Metode yang dilakukan adalah dengan mengkaji teori yang berkaitan dengan pembahasan tersebut seperti arsitektur pada masyarakat Islam, perumahan eksklsuif, perumahan inklusif, dan interioritas perumahan muslim. Setelah melakukan analisis, terbukti bahwa konsep Islami Permata Darussalam hanya sebatas penerapan pada lingkungan dengan kehadiran Masjid dan juga proses jual beli secara syariah.
ABSTRACTThis study aims to see the contradiction of Islamic concept implementation which occurs in Moslem Housing community. It tried to exposure any Islamic aspects in interiority of Permata Darussalam Moslem housing community. Permata Darussalam is a Moslem housing community was built by Bumi Darussalam as a developers that focus to build Islamic concept housing. It is presence in Rawa Pule settlement when it is assumpted as exclusive housing for Moslems only. These issues become important point in this writing. For those reasons, it is necessary to assessment this writting of the Qur’an and Hadith as a guideline of Islamic concept. The method is by reviewing some theories which are related with the discussion, such as architecture in Moslem community, exclusive housing, inclusive housing, and interiority in Islamic concept housing. After analytical process, it proves that Islamic concepts at Permata Darussalam are limited at application in environment with presence of the Mosque and also sharia buying and selling process.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60213
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
London: Architecture Association, 2003
720.71 PRO
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
White, Edward T.
Bandung: Intermatra, 1987
720 WHI bt
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Abdul Rochim
Bandung: Angkasa, 1983
726.209 ABD s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ria Wikantari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library