Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65910 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadhly Hakim Mahmudi
"Tablet lepas lambat merupakan tablet yang mampu memperlama pelepasan obat dalam saluran cerna untuk memperpanjang durasi kerja obat dengan menggunakan matriks sebagai salah satu komponen utamanya Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh eksipien koproses polivinil alkohol amilosa tersambung silang ko PVA CLA6 sebagai matriks pada tablet lepas lambat Ko PVA CLA6 dihasilkan dengan cara koproses PVA dengan CLA6 dengan perbandingan 1 1 1 2 dan 2 1 Ko PVA CLA6 yang telah diperoleh dikarakterisasi sifat fisik kimia dan fungsionalnya Ko PVA CLA6 memiliki derajat subtitusi fosfat 0 0681 kemampuan mengembang yang cukup baik memiliki viskositas yang cukup besar tetapi dengan kekuatan gel yang lemah Tablet dengan matriks ko PVA CLA6 diformulasikan dengan metode granulasi kering dan seluruhnya memenuhi persyaratan evaluasi tablet Profil pelepasan natrium diklofenak dari tablet yang mengandung matriks ko PVA CLA6 dengan perbandingan 1 1 F1 1 2 F2 dan 2 1 F3 dalam medium basa dapar fosfat selama 8 jam menunjukkan profil pelepasan obat yang diperlambat Q 20 45 dengan kinetika pelepasan orde nol Oleh karena itu formula F1 F2 dan F3 dapat diaplikasikan sebagai formula sediaan tablet lepas lambat untuk pemakaian selama 32 jam.

Sustained release tablet is the tablet which can retard drug release in gastro intestinal track to increase duration of drug effect This present research was intended to produce coprocessed excipient polivinyl alcohol cross linked amylose co PVA CLA6 as matrix for sustained release tablet Co PVA CLA6 was produced by coprocessing between PVA and CLA6 with a ratio of 1 1 1 2 and 2 1 The obtained coprocessed PVA CLA6 was characterized physically chemically and funtionally Coprocessed PVA CLA6 has subtitution degree of phosphate 0 0681 had good enough swelling index also high enough viscosity but low gel strenght Tablets with coprocessed PVA CLA6 as matrix was formulated by dry granulation method and passed tablet evaluations test The release profile of sodium diclofenac from tablet which contained matrix from coprocessed PVA CLA6 with a ratio 1 1 F1 1 2 F2 and 2 1 F3 in base medium of phosphate buffer for 8 hours showed the sustained release profile Q 20 45 which follow the zero order kinetic Thus F1 F2 and F3 tablets formulation could be applied as sustained release tablet formula and could retard drug release up to 32 hours."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astried Leonyza
"Sustained release tablet is solid oral dosage form which is designed to release drugs slowly in the body. This research was conducted to make and characterize the cross-linked excipient of coprocessed polyvinyl alcohol-amylose as matrix for sustained release tablet with diclofenac sodium as the model drug. Cross-linked excipient of coprocessed polyvinyl alcohol-amylose (CL6 Co-PVA-A) was resulted from coprocessed excipient of polyvinyl alcohol-amylose (Co-PVA-A) that have been crosslinked with sodium trimetaphosphate. Meanwhile, Co-PVA-A was originated from two excipients, which are polyvinyl alcohol and amylose that have been coprocessed with ratio 1:2, 1:1, and 2:1. Co-PVA-A and CL6 Co-PVA-A properties were characterized physically, chemically, and functionally. Co-PVA-A and CL6 Co-PVA-A were formulated with dry granulation method in sustained release tablet as matrix. Furthermore, the sustained release tablets were evaluated and the drug release profiles were studied. As results, substitution degree of CL6 Co-PVA-A 1:2, 1:1, and 2:1 are respectively 0.080; 0.069; and 0.086. Those excipients have good swelling capability and gel strength that are 5.02; 5.22; and 5.12 gf. All sustained release tablet passed the requirement of weight variation, hardness, friability, and assay. CL6 Co-PVA-A as matrices (F1, F2, and F3) showed first order (F1) and zero order (F2 and F3) drug release kinetics. This study suggested that the tablets can be applied as sustained release tablets and retard drug release up to 16 hours.

Sustained release tablet is solid oral dosage form which is designed to release drugs slowly in the body. This research was conducted to make and characterize the cross-linked excipient of coprocessed polyvinyl alcohol-amylose as matrix for sustained release tablet with diclofenac sodium as the model drug. Cross-linked excipient of coprocessed polyvinyl alcohol-amylose (CL6 Co-PVA-A) was resulted from coprocessed excipient of polyvinyl alcohol-amylose (Co-PVA-A) that have been crosslinked with sodium trimetaphosphate. Meanwhile, Co-PVA-A was originated from two excipients, which are polyvinyl alcohol and amylose that have been coprocessed with ratio 1:2, 1:1, and 2:1. Co-PVA-A and CL6 Co-PVA-A properties were characterized physically, chemically, and functionally. Co-PVA-A and CL6 Co-PVA-A were formulated with dry granulation method in sustained release tablet as matrix. Furthermore, the sustained release tablets were evaluated and the drug release profiles were studied. As results, substitution degree of CL6 Co-PVA-A 1:2, 1:1, and 2:1 are respectively 0.080; 0.069; and 0.086. Those excipients have good swelling capability and gel strength that are 5.02; 5.22; and 5.12 gf. All sustained release tablet passed the requirement of weight variation, hardness, friability, and assay. CL6 Co-PVA-A as matrices (F1, F2, and F3) showed first order (F1) and zero order (F2 and F3) drug release kinetics. This study suggested that the tablets can be applied as sustained release tablets and retard drug release up to 16 hours."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baskoro Surya Narendra
"Tablet cepat hancur TCH adalah tablet yang didesain untuk segera hancur di dalam rongga mulut tanpa bantuan air Untuk tujuan tersebut dibutuhkan suatu eksipien penghancur yang sesuai Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengkarakterisasi eksipien koproses polivinil alkohol amilosa tersambung silang dalam 3 macam perbandingan Ko PVA CLA12 sebagai penghancur tablet yang digunakan dalam formulasi TCH Koproses PVA CLA12 merupakan eksipien termodifikasi hasil koproses PVA dengan amilosa yang telah direaksikan dengan agen penyambung silang STMP sodium trimetafosfat Eksipien koproses PVA CLA12 yang dihasilkan dikarakterisasi dan diformulasikan menjadi TCH dengan metode kempa langsung kemudian dievaluasi Hasil karakterisasi eksipien Ko PVA CLA12 menunjukkan bahwa eksipien ini memiliki derajat subtitusi sebesar 0 1107 dan perbandingan Ko PVA CLA12 2 1 merupakan yang terbaik untuk dipilih menjadi bahan penghancur pada TCH karena memiliki kemampuan mengembang yang paling baik yaitu 2 kali lipat dalam waktu 1 jam Evaluasi TCH menunjukkan bahwa formula 5 dan 10 yang mengandung Ko PVA CLA12 2 1 memiliki kriteria yang baik sebagai tablet cepat hancur yang ditunjukkan dengan karakteristik kekerasan 1 94 Kp dan 1 37 Kp keregasan 1 15 dan 0 52 waktu hancur 14 94 detik dan 12 64 detik waktu pembasahan 4 88 detik dan 3 41 detik dan disolusi sebesar 100 dalam 10 menit Oleh karena itu eksipien Ko PVA CLA 12 2 1 dapat digunakan sebagai penghancur pada TCH.

Fast Disintegrating Tablet FDT is a solid dosage form that was designed to quickly disintegrate in the oral cavity without water thus FDT needs appropriate disintegrant excipient This research aims to study the characteristics of excipient coprocess polyvinyl alchol crosslinked amylose in 3 ratio Co PVA CLA12 and applied as a disintegrant of FDT Co PVA CLA12 is modified excipient that resulted by coprocess polyvinyl alcohol with of amylose which has been reacted with STMP as crosslinking agent Co PVA CLA12 excipient was characterized and formulated into FDT using direct compression method and then evaluated Characterization result of Co PVA CLA12 showed that its substitution degree was 0 1107 and ratio 2 1 of Co PVA CLA12 was the best to be choosen as disintegrant of FDT because it swollen 2 times in 1 hour The FDT rsquo s evaluation showed that formula 5 and 10 containing of Co PVA CLA12 2 1 had the best characteristic of FDT since it possessed hardness of 1 94 Kp and 1 37 Kp 1 15 and 0 52 friability 14 94 and 12 64 seconds of in vitro disintegration time 4 88 and 3 41 seconds of wetting time and 100 dissolution at 10 minutes Therefore Co PVA CLA 12 2 1 can be used as disintegrant excipient in FDT."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Ariani
"ABSTRAK
Tablet lepas lambat merupakan tablet yang di desain untuk melepaskan obat
secara perlahan – lahan di dalam saluran cerna, dengan menggunakan matriks
sebagai salah satu komponen utama. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
eksipien koproses xanthan gum – amilosa tersambungsilang (Ko-CLA6-XG dan
Ko-CLA12-XG); (CL6-Ko-A-XG dan CL12-Ko-A-XG) sebagai matriks tablet
lepas lambat natrium diklofenak. Eksipien Ko-CLA6-XG dan Ko-CLA12-XG
merupakan hasil koproses xanthan gum dengan CLA6 dan xanthan gum dengan
CLA12. Eksipien CL6-Ko-A-XG dan CL12-Ko-A-XG dihasilkan dengan cara
sambungsilang dari hasil koproses xanthan gum dan amilosa menggunakan
natrium trimetafosfat dengan perbandingan masing – masing eksipien yaitu 1:1,
1:2 dan 2:1. Ko-CLA6-XG, Ko-CLA12-XG, CL6-Ko-A-XG dan CL12-Ko-A-XG
yang dihasilkan dikarakterisasi sifat fisik, kimia dan fungsional. Ko-CLA6-XG
dan Ko-CLA12-XG mempunyai derajat substitusi 0,070 dan 0,110. Eksipien CL6-
Ko-A-XG 1:1, 1:2 dan 2:1 berturut – turut 0,077; 0,081 dan 0,083 serta CL12-Ko-
A-XG 1:1, 1:2 dan 2:1 berturut – turut 0,113; 0,119 dan 0,122. Eksipien tersebut
mempunyai kemampuan mengembang yang baik, viskositas yang cukup besar dan
kekuatan gel yang baik. Tablet dengan matriks Ko-CLA6-XG, Ko-CLA12-XG,
CL6-Ko-A-XG dan CL12-Ko-A-XG diformulasikan dengan metode cetak
langsung dan seluruhnya memenuhi persyaratan evaluasi tablet. Profil pelepasan
natrium diklofenak dari tablet yang mengandung matriks Ko-CLA6-XG (F1 –
F3), Ko-CLA12-XG (F4 – F6), CL6-Ko-A-XG (F7 – F9) dan CL12-Ko-A-XG
(F10 – F12) dalam medium dapar fosfat selama 8 jam, menunjukkan profil
pelepasan obat diperlambat dengan kinetika pelepasan orde nol (F1 – F6, F9, F11)
dan Korsmeyer-Peppas (F7, F8, F10, F12). Oleh karena itu, F1 – F6 dapat
digunakan untuk sediaan lepas lambat selama 16 jam sedangkan F7 – F12 dapat
digunakan untuk sediaan lepas lambat selama 32 jam.

ABSTRACT
Sustained release tablet was solid dosage form which was designed to release
drugs slowly in gastrointestinal tract. This present research was intended to
produce coprocessed excipient of xanthan gum-crosslinked amylose (Co-CLA6-
XG and Co-CLA12-XG); (CL6-Co-A-XG and CL12-Co-A-XG) as matrix for
sustained release tablet of sodium diclofenac. Co-CLA6-XG and Co-CLA12-XG
were produced by coprocessing xanthan gum with CLA6 and xanthan gum with
CLA12. CL6-Co-A-XG and CL12-Co-A-XG were produced from the
coprocessed xanthan gum and amylose then were crosslinked with sodium
trimethaphosphate. All excipient had a ratio 1:1, 1:2 and 2:1. The obtained Co-
CLA6-XG, Co-CLA12-XG, CL6-Co-A-XG and CL12-Co-A-XG were
characterized physically, chemically and functionally. The degree of substitution
(DS) of Co-CLA6-XG and Co-CLA12-XG were 0,070 and 0,110. Then the DS of
CL6-Co-A-XG 1:1, 1:2 and 2:1 were respectively 0,077; 0,081 and 0,083. The DS
of CL12-Co-A-XG 1:1, 1:2 and 2:1 were respectively 0,113; 0,119 and 0,122. All
excipients had good swelling index, high viscosity and good gel strenght. Tablets
with Co-CLA6-XG, Co-CLA12-XG, CL6-Co-A-XG and CL12-Co-A-XG matrix
were formulated by direct compression method and passed tablet evaluation tests.
The release profile of sodium diclofenac which contained matrix from Co-CLA6-
XG (F1 – F3), Co-CLA12-XG (F4 – F6), CL6-Co-A-XG (F7 – F9) and CL12-Co-
A-XG (F10 – F12) in phospate buffer medium for 8 hours, showed that the
sustained release profile followed zero order kinetics (F1 – F6, F9, F11) and
Korsmeyer-Peppas (F7, F8, F10, F12). Thus, F1 – F6 tablet formulations could be
applied as sustained release tablet formulas and could retard drug release up to 16
hours. Then F7 – F12 could be applied as sustained release tablet formula and
could retard drug release up to 32 hours."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T39231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dimas Saptoaji
"Sampai saat ini, pemberian obat secara oral masih memiliki beberapa kendala misalnya kesulitan untuk menelan tablet. Maka dari itu dibentuk tablet yang cepat larut dan hancur dalam rongga mulut tanpa bantuan air yang disebut tablet cepat hancur. Untuk mendapatkan sediaan tablet cepat hancur yang baik diperlukan bahan tambahan utama yaitu superdisintegran.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh eksipien koproses PVA-amilosa tersambung silang (CL Ko PVA-A) yang dapat digunakan dalam formulasi sediaan tablet cepat hancur. Pati tinggi amilosa dikoproses dengan PVA, kemudian disambung silang menggunakan natrium trimetafosfat sebagai agen penyambung silang. Eksipien CL Ko PVA-A yang dihasilkan dikarakterisasi sifat fisika, kimia, dan fungsionalnya. Selain itu, eksipien CL Ko PVA-A diformulasikan menjadi sediaan tablet cepat hancur dengan difenhidramin HCl sebagai model obat dan kemudian dievaluasi kekerasan, keregasan, waktu hancur dan waktu pembasahannya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa eksipien CL Ko PVA-A dapat mengembang hingga 200% dalam waktu 1 menit. Sifat alir yang dimiliki eksipien ini juga dikategorikan dalam kategori istimewa dan melalui spektrum infra merah dapat dilihat perubahan gugus yang menandakan terjadi reaksi sambung silang pada eksipien. Pada bentuk sediaan tablet cepat hancur eksipien berhasil menjadi superdisintegran dapat dilihat dari tablet yang memiliki waktu hancur waktu pembasahan kurang dari 3 menit dan tablet memiliki kekerasan kurang dari 3 kp. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ekipien CL Ko PVA-A yang dibuat ini dapat digunakan sebagai superdisintegran yang baik dalam pembuatan tablet cepat hancur.

Until now, the oral drug administration still has several problems such as difficulty swallowing tablets. Therefore, solid dosage form of tablets that quickly dissolve and disintegrate in the mouth without water assistance called Fast disintegrating tablets (FDT) were established. It is required a main ingredient called superdisintegran to get a good FDT.
This research aimed to obtain an cross linked coproses PVA-amylose (CL Ko PVA-A) excipient which can be used in the manufacture of FDT. High-amylose starch was coprocessed with PVA, then was cross-linked using trimethaphosphate sodium as the cross-linked agent. The CL Ko PVA-A excipients were physically, chemically, and functionally characterized. Moreover, The CL Ko PVA-A excipients were formulated into FDT by diphenhydramine HCl as a model drug and then the tablet’s hardness, friability, disintegration time and the wetting time were evaluated.
Results showed that The CL Ko PVA-A excipients can swell up to 200% in 1 minute. Flow rate from this excipients were also categorized as a special category and some group changes can be seen through the infrared spectrum that indicating the cross-linking reaction were occurred in excipients. In the FDT dosage form, excipients successfully be a superdisintegran which can be seen from the tablet’s disintegration time less than 3 minutes and the tablet’s hardness was less than 3 kp. It can be concluded that the CL Ko PVA-A excipients can be used as a good superdisintegran in the manufacture of FDT.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S53040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Risma Wati
"ABSTRAK
Tablet lepas lambat merupakan tablet yang didesain untuk melepaskan zat aktif secara perlahan-lahan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengkarakterisasi eksipien sambungsilang dari koproses xanthan gum-gum akasia CL-Ko-XGGA sebagai matriks sediaan tablet lepas lambat dengan gliklazid sebagai model obat. Eksipien CL-Ko-XGGA merupakan hasil sambungsilang dari eksipien koproses xanthan gum-gum akasia Ko-XGGA menggunakan natrium trimetafosfat dengan perbandingan masing-masing eksipien, yaitu 1:2, 1:1, dan 2:1. Eksipien Ko-XGGA dan CL-Ko-XGGA dikarakterisasi secara fisika, kimia, dan fungsional. Eksipien CL-Ko-XGGA 1:2, 1:1, 2:1 memiliki derajat substitisi DS berturut-turut 0,067; 0,082; 0,088, serta kekuatan gel sebesar 14,03; 17,27; 20,70 gF. Eksipien tersebut memiliki sifat alir dan kemampuan mengembang yang lebih baik dibandingkan dengan eksipien Ko-XGGA. Eksipien CL-Ko-XGGA diformulasikan dalam tablet lepas lambat sebagai matriks dengan metode granulasi basah dan seluruh formula memenuhi persyaratan evaluasi tablet. Pelepasan gliklazid dari tablet F1-F6 dalam medium dapar fosfat pH 7,4 natrium lauril sulfat 0,2 selama 12 jam menunjukkan profil pelepasan obat diperlambat dan dapat digunakan selama 8 hingga 32 jam. Dapat disimpulkan bahwa dalam sediaan tablet lepas lambat eksipien CL-Ko-XGGA 2:1 memiliki kemampuan menahan pelepasan obat lebih baik dari eksipien CL-Ko-XGGA 1:2 dan 1:1.

ABSTRAK
Sustained release tablet is solid dosage form which is designed to release drugs slowly. This research was intended to prepare and characterize the cross linked excipient of coprocessed xanthan gum acacia gum CL Co XGGA as a matrix of sustained release tablet with gliclazide as the drug model. CL Ko XGGA excipient was cross linked results of coprocessed excipient of xanthan gum acacia gum Co XGGA using sodium trimetaphosphate, in the ratio of each excipient 1 2, 1 1, and 2 1. Co XGGA and CL Co XGGA excipients were characterized physically, chemically, and functionally. The degree of substitution DS of CL Co XGGA 1 2, 1 1, 2 1 excipients were respectively 0.067 0.082 0.088, and gel strength were respectively 14.03 17.27 20.70 gF. Those excipients had improved flow properties and swelling capability compared with the Co XGGA excipients. CL Co XGGA excipients were formulated in sustained release tablet as matrix by wet granulation method and all formulas passed tablet evaluation tests. The release of gliclazide from tablets F1 F6 in phosphate buffer medium pH 7.4 sodium lauryl sulphate 0.2 for 12 hours showed sustained release profile and can be used up to 8 until 32 hours. In conclusion, CL Co XGGA 2 1 excipient have better ability to retain drug release than CL Co XGGA 1 2 and 1 1 excipients in the sustained release tablets."
2017
S69145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Nizma
"Berdasarkan penelitian sebelumnya, eksipien sambung silang koproses xanthan gum-amilosa (CL-Ko-A-XG) berpotensi sebagai matriks dalam formulasi tablet lepas lambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah eksipien yang terdegradasi oleh α-amilase dan pengaruh α-amilase terhadap profil disolusi dari tablet lepas lambat yang menggunakan matriks CL-Ko-A-XG. Eksipien disambungsilang dengan dua konsentrasi natrium trimetafosfat, yaitu 6% (CL6-Ko-A-XG) dan 12% (CL12-Ko-A-XG). Tiap eksipien dibuat dengan tiga perbandingan amilosa-xanthan gum, antara lain 1:1, 1:2 dan 2:1. Uji degradasi enzimatik dilakukan dilakukan terhadap serbuk eksipien selama 60 menit. Selain itu, eksipien digunakan sebagai matriks tablet lepas lambat dan diformulasi dengan metode kempa langsung. Kemudian, dilakukan uji disolusi dalam medium dapar fosfat pH 7,4 dengan dan tanpa α-amylase selama 8 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksipien CL6-Ko-A-XG dan CL12-Ko-A-XG terdegradasi sebesar 20% berturut-turut selama 10 dan 30 menit. Selain itu, tablet F1-F6 menunjukkan profil pelepasan obat diperlambat yang mengikuti kinetika pelepasan orde nol dan Korsmeyer-Peppas, dan tidak terpengaruh dengan adanya α-amylase. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa eksipien CL-Ko-A-XG lebih tahan terhadap degradasi enzimatik dibandingkan amilosa. Oleh karena itu, eksipien ini berpotensi sebagai matriks tunggal tablet lepas lambat.

Based on previous studies, cross-linked of coprocessed xanthan gum-amylose excipient (CL-Co-A-XG) has potential as a matrix in a sustained release tablet formulation. This study aims to determine amount of excipient that is degraded by α-amylase and influence of α-amylase to the dissolution profile of sustained release tablet that used matrix CL-Co-A-XG. Excipient is cross-linked with two concentration of sodium trimetaphospate, which is 6% (CL6-Co-A-XG) and 12% (CL12-Co-A-XG). Each excipient was made with ratio 1:1, 1:2 and 2:1 amylose-xanthan gum. Enzymatic degradation testhas been performed on excipient powder for 60 minutes. Beside that, sustained release tablet with CL-Co-A-XG excipient as matrix was formulated by direct compression method. Then, performed drug dissolution test in phosphate buffer pH 7.4 using and without α-amylase as medium for 8 hours. The results of this study showed that CL6-Co-A-XG and CL12-Co-A-XG were degraded 20% for 10 and 30 minutes. In addition, the release profile of F1-F6 tablets showed the sustained release profile which follow zero-order and Korsmeyer-Peppas kinetic, and not affected by presence of α-amylase. From this study, it can be concluded that the CL-Ko-A-XG excipients is more resistant from enzymatic degradation than amylose. Therefore, this excipient potential as a single matrix sustained release tablets.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Alawiyah
"Hidrogel transdermal merupakan sediaan yang terdiri dari jaringan polimer tiga dimensi yang mampu mengikat air atau cairan biologis dalam jumlah besar dan ditujukan untuk sistem penghantaran transdermal. Pada penelitian sebelumnya, eksipien tersambungsilang-12 dari koproses amilosa-xanthan gum 1:1 (CL12-Ko- A-XG 1:1) memiliki karakteristik sebagai matriks hidrogel, berupa kekuatan gel, viskositas dan kemampuan mengembang yang cukup besar serta derajat substitusi sebesar 0,288 ± 0,013.
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan eksipien CL12-Ko-A-XG 1:1 sebagai matriks pada sediaan hidrogel transdermal dan mengetahui kemampuannya untuk menghantarkan obat melalui uji penetrasi secara in vitro dan in vivo. Hidrogel transdermal diformulasikan dengan konsentrasi eksipien CL12-Ko-A-XG 1:1 sebesar 5%. Uji penetrasi secara in vitro dilakukan dengan alat sel difusi Franz menggunakan membran abdomen tikus jantan galur Sprague-Dawley. Uji penetrasi secara in vivo dilakukan pada 6 ekor tikus jantan galur Sprague-Dawley dengan dosis 25mg/kg selama 12 jam.
Hasil uji penetrasi in vitro menunjukkan fluks natrium diklofenak dari sediaan hidrogel transdermal sebesar 520,28 ± 16,19 μg cm-2 jam-1. Melalui uji penetrasi in vivo diketahui nilai AUC0-t sebesar 26,99 ± 8,78 μg jam mL-1. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa eksipien CL12-Ko-A-XG 1:1 dapat diaplikasikan sebagai eksipien pembentuk matriks pada sediaan transdermal dan terbukti secara in vitro maupun in vivo mampu menghantarkan obat secara transdermal.

Transdermal hydrogel is a dosage form consisting of three-dimensional polymer network that is able to bind water or biological fluids in large quantities and is intended for transdermal delivery systems. In the previous study, 12-crosslinked excipient from co-processed amylose-xanthan gum 1:1 (CL12-Ko-A-XG 1:1) was proven to have charactheristic as hydrogel matrix based on sufficient gel strength, viscosity, swelling index, and also substitution degree as 0.288 ± 0.013.
The aims of this study were to formulate CL12-Ko-A-XG 1:1 excipients as a matrix on transdermal hydrogel dosage forms and to evaluate its ability on delivering drug substances by in vitro and in vivo penetration test. Transdermal hydrogel was formulated using 5% CL12-Ko-A-XG 1:1. In vitro test was performed by Franz diffusion cell using abdominal membrane of Sprague-Dawley strain male rats.
In vivo penetration test was performed on six Sprague-Dawley strain male rats at a dose of 25mg/kg for 12 hours. Flux of sodium diclofenac from transdermal hydrogel dosage form was 520.28 ± 16.19 μg cm-2 hour-1. The value of AUC0-t was 26.99 ± 8.78 μg jam mL-1. Based on those result, it could be concluded that CL12-Ko-A-XG 1:1 can be applied as a matrix former excipients on transdermal hydrogel dosage forms and is capable of delivering drugs transdermally, proven by in vitro and in vivo test.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanty Citra Dewi
"Gel adalah suatu sediaan yang baik sebagai sabun mandi, karena mudah dibilas dan memiliki penampilan fisik yang baik. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terbukti kaya akan kandungan xanton yang memiliki potensi aktivitas antioksidan yang sangat tinggi terutama pada hasil fraksinasi diklorometana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah formulasi gel sabun mandi yang mengandung fraksi diklorometana dari ekstrak metanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan konsentrasi yang bervariasi, yaitu 0,03; 0,08 dan 0,13% memiliki aktivitas antioksidan dan kestabilan fisik. Penentuan aktivitas antiokidan fraksi dan sediaan gel dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal DPPH. Uji kestabilan fisik dilakukan dengan pengamatan gel yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4±2oC), suhu kamar (29±2°C) dan suhu tinggi (40±2°C).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 rata-rata dari fraksi diklorometana kulit buah manggis sebesar 14,09 ppm, dan gel 0,13% fraksi diklorometana kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi yaitu 17379,32 ppm bila dibandingkan dengan gel 0,03% fraksi diklorometana kulit buah manggis (31576,08 ppm), gel 0,08% fraksi diklorometana kulit buah manggis (20890,62 ppm) dan gel vitamin C sebagai blanko positif (52904,46 ppm). Sediaan gel sabun mandi yang mengandung fraksi diklorometana kulit buah manggis 0,03; 0,08 dan 0,13% stabil secara fisik pada suhu rendah (4±2°C), suhu kamar (29±2°C) dan suhu tinggi (40±2°C)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Al Imam Bahaudin
"Levofloksasin merupakan antibiotika fluorokuinolon yang konsentrasinya dalam plasma sangat kecil sehingga diperlukan metode analisis yang sensitif dan selektif. Pada analisis obat dalam plasma seringkali menggunakan berbagai jenis antikoagulan untuk memperoleh plasma sebagai matriks. Sitrat, heparin, dan etilen diamin tetra asetat (EDTA) merupakan antikoagulan yang umum digunakan dalam analisis obat dalam plasma. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum dan metode tervalidasi levofloksasin dalam plasma serta mengevaluasi pengaruh perbedaan jenis antikoagulan pada analisis levofloksasin dalam plasma. Pada penelitian ini dilakukan optimasi dan validasi metode analisis levofloksasin dalam plasma menggunakan sistem kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) yang dideteksi pada panjang gelombang 293 nm dengan siprofloksasin HCl digunakan sebagai baku dalam. Kondisi analisis yang optimal diperoleh menggunakan: kolom C18 SunfireTM (5μm, 250 x 4,6 mm); suhu 45°C; fase gerak trietilamin 0,5% dengan pH 3,0-asetonitril (88:12 v/v); dan laju alir 1,25 mL/menit. Ekstraksi plasma dilakukan dengan metode pengendapan protein menggunakan metanol (1:1,5 v/v). Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 50,0 ? 10000,0 ng/mL dengan nilai r > 0,9994. Akurasi dan presisi untuk plasma sitrat, heparin, dan EDTA memenuhi persyaratan baik secara intrahari maupun antar-hari. Levofloksasin dinyatakan stabil selama 31 hari pada suhu -20°C dalam plasma sitrat, heparin, dan EDTA. Data stabilitas dan perolehan kembali levofloksasin dalam plasma menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk penggunaan plasma sitrat, heparin, maupun EDTA (p > 0,05; ANOVA), namun untuk rasio respon luas puncak levofloksasin dalam plasma sitrat, heparin, dan EDTA menunjukan perbedaan yang signifikan (p < 0,05) yaitu antara plasma sitrat-EDTA dan plasma heparin-EDTA untuk konsentrasi rendah serta antara plasma sitrat-heparin dan plasma sitrat-EDTA untuk konsentrasi sedang dan tinggi. Pada kromatogram blangko plasma EDTA terdapat interferensi plasma yang cukup mengganggu pada waktu retensi < 8 menit, sedangkan pada plasma sitrat dan heparin tidak terdapat interferensi. Secara keseluruhan, metode analisis yang diperoleh memenuhi persyaratan validasi baik untuk penggunaan plasma sitrat, heparin, maupun EDTA.
Levofloxacin is fluoroquinolone antibiotic which concentration in human plasma is very low so it requires sensitive and selective method for analysis. Analysis of drug in human plasma is often used various types of anticoagulant to obtain plasma as analytical matrix. Citrate, heparin, and ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) are anticoagulants which are commonly used to analyze drug in human plasma. The aim of this study is to obtain optimal analytical condition and validated method of levofloxacin in human plasma and evaluate the effect of anticoagulant types for analyzing levofloxacin in human plasma. In this study, optimization and validation levofloxacin in human plasma was performed by high performance liquid chromatography which was detected at wavelength of 293 nm using ciprofloxacin HCl as internal standard. Optimal analytical condition was obtained using: C18 SunfireTM column (5μm, 250 x 4.6 mm), temperature 45°C; the mobile phase contains a mixture of 0.5% triethylamine which was adjusted to pH 3.0 and acetonitrile (88:12 v/v); flow rate was 1.25 mL/min. The plasma extraction was carried out by protein precipitation method using methanol (1:1.5 v/v). The method was linear at concentration range of 50.0 - 10000.0 ng/mL with r > 0.9994. Accuracy and precision of within-run and between-run for citrate, heparin, and EDTA plasma fulfill the acceptance criteria. Levofloxacin was stable in citrate, heparin, and EDTA plasma for at least 31 days at -20°C. Based on stability and recovery of levofloxacin in plasma, there was no significant difference for using citrate, heparin, and EDTA plasma (ANOVA; p value > 0.05), but it showed significant difference for peak area ratio response (p < 0.05) between citrate-EDTA and heparin-EDTA plasma for low concentration samples and also between citrate-heparin and citrate-EDTA plasma for medium and high concentration samples. In the chromatogram of EDTA blank plasma, there were interferences at retention time less than 8 min while citrate and heparin blank plasma were not. Overall, this analytical method fulfill the acceptance criteria of validation and can be applied using citrate, heparin, and EDTA anticoagulants."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>