Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151754 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrianto Agung Gunawan
"Calophyllum pulcherrimum Wall. merupakan salah satu tanaman yang termasuk ke dalam suku Clusiaceae. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antioksidan dan identifikasi golongan senyawa dari kulit batang C .pulcherrimum Wall. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol kulit batang C. pulcherrimum dan fraksi teraktif yang memiliki aktivitas antioksidan serta menentukan identitas golongan senyawa kimia dari fraksi teraktif tersebut. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak yang diperoleh difraksinasi secara berurutan dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, n-butanol dan metanol. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode peredaman DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi n-butanol secara berurutan memiliki nilai IC50 sebesar 5,73; 2,895 dan 4,77 μg/mL. Hasil identifikasi golongan senyawa diketahui ekstrak etanol kulit batang C. pulcherrimum Wall. mengandung senyawa golongan flavonoid, terpenoid, saponin dan tanin sedangkan pada fraksi etil asetat mengandung senyawa golongan flavonoid dan tanin.

Calophyllum pulcherrimum Wall. belongs to the Clusiaceae family. In this study, the antioxidant activity and identification of natural compound from stem bark of C .pulcherrimum Wall. are examinated. The aim of this study is to find out the antioxidant activity of ethanol extract and the most active fraction from C. pulcherrimum stem bark and determined its phytochemical compounds. Extraction was done by maceration method using ethanol 70% as the solvent. The acquired extracts successively fractionated by using solvent n-hexane, ethyl acetate, n-butanol and methanol. The evaluation of antioxidant activity was done by using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrilhydrazil) inhibition method. Antioxidant activity examination result shows that ethanol extract, ethyl acetate fraction and n-butanol fraction respectively have IC50 value 5,73; 2,895 and 4,77 μg/mL. Based on the result of phytochemical identification, it can be concluded that ethanol extract from C. pulcherrimum Wall. stem bark contains flavonoids, terpenoids, saponins and tannins while ethyl acetate fractions contains flavonoids and tannins."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Ridho Rizki Yuda
"Marga Calophyllum telah diteliti memiliki khasiat sebagai antioksidan diantaranya Calophyllum canum, C. depressinervosum, C. macrocarpum, C. teysmanii, dan C. symingtonianum, namun Calophyllum lanigerum Miq. belum ada penelitiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi teraktif Calophyllum lanigerum Miq. serta mengidentifikasi golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak dan fraksi tersebut. Uji antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Hasil uji antioksidan menunjukkan ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 3,02 μg/mL. Ekstrak etanol mengandung golongan senyawa terpenoid, saponin, fenol, tanin, flavonoid, dan glikosida. Ekstrak etanol Calophyllum lanigerum Miq. dipartisi menggunakan pelarut dengan kepolaran yang meningkat yaitu dimulai dengan n-heksan, etil asetat, butanol, dan metanol. Hasil uji antioksidan menunjukkan fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan IC50 2,89 μg/mL. Pemisahan fraksi etil asetat dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom dan didapat 6 subfraksi berdasarkan kesamaan profil KLT. Hasil uji antioksidan menunjukkan subfraksi E5 memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan IC50 3,11 μg/mL. Subfraksi E5 mengandung golongan senyawa fenol, tanin, flavonoid, dan glikosida.

Calophyllum genus had been studied that they had good antioxidant properties such as Calophyllum canum, C. depressinervosum, C. macrocarpum, C. teysmanii, and C. symingtonianum, but Calophyllum lanigerum Miq. had not been studied. The purposes of this research are to determine the antioxidant activity from the extract and fractions of C. lanigerum Miq., and to identify what phytochemical compounds contained in the extract and the most active fraction. The antioxidant activity test of C. lanigerum Miq. used DPPH method. The result showed that the antioxidant activity of ethanolic extract had the IC50 value 3,02 μg/mL. Ethanolic extracts contained terpenoids, saponins, phenols, tannins, flavonoids, and glycosides. Ethanolic extracts of C. lanigerum Miq. was then partitioned using these following solvents, based on the increasing of solvent polarity, n-hexane, ethyl acetate, buthanol, and methanol. The result showed that the ethyl acetate fraction had the strongest antioxidant activity with an IC50 value 2,89 μg/mL. Ethyl acetate fraction was then fractionated by using a column chromatography which obtained 6 combined-fractions based on their similarity profile on TLC plate. The test result showed that E5 subfraction had the strongest antioxidant activity with an IC50 value 3,11 μg/mL. The E5 subfraction contained flavonoids, glycosides, tannins, and phenols."
Depok: Fakultasi Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Handayani
"Hiperpigmentasi menyebabkan penggelapan warna kulit akibat produksi melanin yang berlebihan. Kelebihan melanin kulit dapat dikontrol oleh senyawa fenolik melalui penghambatan aktivitas tirosinase dalam mengubah produk L-DOPA menjadi dopakuinon. Kulit batang C. pulcherrimum mengandung senyawa fenolik seperti flavonoid, namun aktivitas dalam menghambat tirosinase belum diteliti.
Tujuan dari penelitian adalah menguji efek pemutih ekstrak etanol dan fraksi kulit batang C. pulcherrimum dengan menghambat aktivitas tirosinase yang diukur pada λ = 490 nm. Ekstrak etanol difraksinasi secara partisi cair-cair kemudian diuji penghambatan tirosinasenya. Pemisahan menggunakan kromatografi kolom dilakukan pada fraksi etil asetat dan diperoleh 7 subfraksi berdasarkan kesamaan kromatogram pada pelat KLT dan diuji penghambatan tirosinasenya.
Hasil uji menunjukkan nilai IC50 yang diperoleh dari ekstrak etanol adalah 55,489 µg/mL. Fraksi dengan aktivitas penghambatan tertinggi dari kulit batang C. pulcherrimum adalah fraksi n-butanol diikuti oleh fraksi etil asetat (IC50 62,474 dan 90,441 µg/mL). Subfraksi 4 (SF4) memiliki aktivitas penghambatan tertinggi dengan persentase penghambatan 25,971. Kulit batang C. pulcherrimum memiliki penghambatan tirosinase lemah dan masih rendah dibandingkan asam askorbat.

Hyperpigmentation cause the darkening of the skin?s color due to excessive melanin production. The excessive melanin production can be controlled by phenolic compounds through inhibition of tyrosinase in changing L-DOPA to dopaquinone. Stem bark of C. pulcherrimum consist of flavonoid and xanthone, and has not been studied as tyrosinase inhibitor.
The aims of study was to investigate whitening potency of ethanol extract and fractions from stem bark of C. pulcherrimum as tyrosinase inhibitor which were evaluated at λ = 490 nm. The ethanol extract was liquid-liquid partition fractionated then the activity of tyrosinase inhibition were tested. The ethyl acetate fraction was fractionated by using column chromatography which obtained 7 subfractions based on the similarity chromatogram on the TLC plate and then the activity of tyrosinase inhibition were tested.
The ethanol extract showed an IC50 value was 55,489 µg/mL. The highest inhibition of tyrosinase from the fractions was given by n-butanol fraction then followed by ethyl acetate fraction with IC50 values 62,474 dan 90,441 µg/mL. The most active subfraction was the fourth (SF4) with inhibition percentage 25,971. The result showed that stem bark of C. pulcherrimum doesn?t have activity as strong tyrosinase inhibitor and that?s still lower than ascorbic acid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofiantini
"Prevalensi penyakit diabetes melitus (DM) meningkat secara signifikan di seluruh belahan dunia. Penghambat α-glukosidase diketahui berperan sebagai agen terapeutik untuk pengobatan diabetes, khususnya DM tipe 2. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa terdapat berbagai tanaman yang memiliki efek penghambatan terhadap aktivitas α-glukosidase, salah satunya adalah daun garu (Antidesma montanum Blume). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fraksi yang memiliki efek penghambatan aktivitas α-glukosidase tertinggi dari ekstrak etanol daun garu dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi teraktif tersebut. Serbuk simplisia diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol 80% kemudian difraksinasi dengan n-heksana, etil asetat, dan metanol. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dilakukan dengan mengukur serapan produk p-nitrofenol yang dihasilkan dari reaksi antara α-glukosidase dan substrat p-nitrofenil- α-D-glukopiranosida menggunakan microplate reader pada λ 405 nm. Hasil uji menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki efek penghambatan aktivitas α-glukosidase terbaik dengan IC50 138,38 ppm. Hasil uji kinetika enzim menunjukkan fraksi etil asetat menginhibisi α-glukosidase secara kompetitif. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia menunjukkan bahwa fraksi etil asetat mengandung glikosida, tanin, dan terpen.

Prevalence of diabetes mellitus (DM) increased significantly in all parts of the world. α-Glucosidase inhibitors have known to be therapeutic agent for diabetes treatment, especially type 2 DM. Based on previous studies in mind that there are various plants that have the effect of inhibiting the activity of α-glucosidase, one of which is garu leaves (Antidesma montanum Blume). This research purposed to get the fraction which had the highest α-glucosidase inhibiting activity from ethanol extract of garu leaves and identify the chemical compounds from the most active fraction. Simplisia powder was extracted by maseration using 80% ethanol then fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Inhibitory activity test was performed by measuring absorbance of p-nitrophenol, which produced by reaction between α-glucosidase and p-nitrophenyl-α-D-glucopyranoside, using microplate reader at 405 nm. The result showed that ethyl acetate fraction have the best α-glucosidase inhibitory activity with IC50 values 138.38 ppm. The test of enzyme kinetics showed that ethyl acetate fraction inhibited competitively. The phytochemical screening showed that ethyl acetate fraction of garu leaves contained glycosides, tannins, and terpenes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S53350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angger Mahamafrudho
"Tanaman dari Genus Calophyllum telah diteliti terkait aktivitas antioksidannya, namun tanaman spesies Calophyllum sclerophyllum Vesq. belum diketahui aktivitas antioksidannya. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh aktivitas antioksidan dan golongan senyawa kimia pada ekstrak etanol dan fraksi teraktif dari kulit batang Calophyllum sclerophyllum Vesq. Penelitian ini menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 70%. Proses fraksinasi menggunakan cara partisi dan kromatografi kolom, kemudian pengujian aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH. Terhadap ekstrak etanol dan fraksi teraktif hasil kromatografi kolom, dilakukan penapisan fitokimia. Ekstrak etanol dan fraksi teraktif hasil kromatografi kolom fraksi etil asetat memiliki IC50 yaitu 5,96 dan 3,09 ppm. IC50 kuersetin sebagai standar yaitu 1,73 ppm. Golongan senyawa kimia pada ekstrak etanol adalah flavonoid, fenol, tanin, saponin, terpenoid, dan steroid. Golongan senyawa kimia pada fraksi teraktif adalah flavonoid, fenol, dan tanin. Penelitian ini menunjukkan potensi aktivitas antioksidan yang baik pada kulit batang C. sclerophyllum Vesq.

Plants from Genus Calophyllum has been researched about their antioxidant activity, but species Calophyllum sclerophyllum Vesq. has not been known yet about its antioxidant activity. This research is done to obtain antioxidant activity and chemical compound group on ethanol extract and most active fraction from Calophyllum sclerophyllum Vesq’s cortex. This research used maceration with ethanol 70%. Fractionation process used partition and coloumn cromatography, then the antioxidant activity assay used DPPH method. To ethanol extract and most active fraction were done phytochemical screening. Ethanol extract and most active fraction resulted by column cromatography of ethyl acetat fraction has IC50 value is 5,96 and 3,09 ppm. IC50 value of quercetin as standard is 1,73 ppm. Chemical compound groups on ethanol ecxtract are flavonoid, phenol, tannin, saponin, terpenoid, and steroid. Chemical compound groups on most active fraction are flavonoid, phenol, and tannin. This research shows a good potency of antioxidant activity on C. sclerophyllum Vesq’s cortex."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S53333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Satriati
"Calophyllum canum Hook.f. termasuk suku Clusiaceae yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, fraksi n-butanol kulit batang C. canum Hook.f. memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan fraksi lainnya yaitu n-heksana dan etil asetat. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan pada fraksi n-butanol kulit batang C. canum Hook.f. Proses isolasi meliputi tiga tahap kromatografi kolom yang dilanjutkan dengan rekristalisasi. Prinsip kerja yang dilakukan mengikuti hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) terhadap pembanding kuersetin. Kromatografi kolom I menggunakan fase diam silika gel 60 H dengan eluen etil asetat dan metanol. Kromatografi kolom II menggunakan fase diam silika gel 60 serta eluen n-heksana, etil asetat, dan metanol. Kromatografi kolom III menggunakan fase diam sephadex LH 20 dengan eluen air, metanol, dan aseton. Rekristalisasi dilakukan pada tiga fraksi hasil kromatografi kolom III sehingga didapatkan senyawa CCB I, CCB II, dan CCB III. Senyawa CCB III memiliki nilai IC50 terbesar yaitu 2,839 μg/mL dengan bentuk organoleptis berupa serbuk putih kemerahan dan melebur pada suhu 228-230oC. Berdasarkan hasil identifikasi golongan senyawa kimia, analisis spektrum UV-Tampak, dan analisis spektrum inframerah, senyawa CCB III termasuk senyawa fenol sederhana.

Calophyllum canum Hook.f. belongs to Clusiaceae family which has an antioxidant activity. Based on previous research, butanolic fraction of C. canum Hook.f. steam bark has stronger antioxidant activity than n-hexane and ethyl acetate fraction. This research isolated the chemical compound from butanolic fraction C. canum Hook.f steam bark. There were three process columns chromatography and recrystallization. The isolation principal was bioassays guidance for antioxidant activity which was tested by DPPH method with quercetin as standard. First column chromatography used silica gel 60 H as stationary phase and ethyl acetate-methanol as mobile phase. Second column chromatography used silica gel 60 as stationary phase and n-hexane-ethyl acetate-methanol as mobile phase. Third column chromatography used sephadex LH 20 as stationary phase and water-methanol-acetone as mobile phase. Recrystallization was done to purify three fractions of third column chromatography so that resulted CCB I, CCB II, and CCB III isolate. The strongest antioxidant activity is CCB III isolate with IC50 value 2,839 μg/mL with reddish white powder organoleptic and melts at 228-230oC. Based on the color of chemical reaction, spectroscopy UV-Vis, and spectroscopy IR, CCB III isolate belongs to simple phenolics compound."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Soemarjono
"Tujuan : Mengetahui efek terapi Iatihan Abdominal drawing-in terhadap nyeri dan aktivitas fungsional penderita nyeri punggung bawah mekanik kronik.
Disain : Pra dan paska intervensi dengan kontrol pembanding. 28 orang dibagi secara randomisasi sederhana menjadi dua kelompok, 14 orang kelompok perlakuan dan 14 orang kelompok kontrol.
Tempat : Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RS dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Intervensi : Kelompok perlakuan diberikan latihan abdominal drawing-in diawali dengan latihan Williams' Flexion jenis single knee to chest, double knee to chest dan hamstring stretch. Kelompok kontrol hanya diberikan Iatihan Williams' Flexion jenis single knee to chest, double knee to chest dan hamstring stretch. Kelompok perlakuan maupun kontrol melakukan Iatihan 3 kali seminggu selama 6 minggu diawasi langsung oleh peneliti di lokasi penelitian dan melakukan latihan di rumah tiga kali sehari setiap hari.
Derajat nyeri yang diukur dengan Visual analogue scale (VAS) dan aktivitas fungsional yang diukur dengan Roland disability questionnaire. Baik VAS maupun Roland disability questionnaire diukur sebanyak tiga kali yaitu pada awal Iatihan, pada awal minggu keempat dan akhir minggu keenam.
Hasil : Latihan flodomlnal drawing-in selama 6 minggu bermakna mengurangi nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional yang terlihat dengan adanya penurunan nilai VAS dan Roland disability questionnaire yang bermakna mulai pada awal minggu keempat sampai pada akhir minggu keenam dibandingkan kelompok kontrol.
Kesimpulan : Latihan Abdominal drawing-in dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan aktivitas fungsional penderita NPB mekanik kronik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Yudith Ayu Puspita
"ABSTRAK
UUD 1945 pasal 28 H menetapkan bahwa kesehatan adalah hak
fundamental setiap warga. Negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhinya
hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu. UU no.36 Tahun 2009 pasal 50 ayat 4 menjelaskan, dalam meningkatkan
dan mengembangkan pelayanan kesehatan berdasarkan fungsi sosial,
dilaksanakan melalui kerjasama antar Pemerintah dan antar lintas sektor. RSUD
Kab. Bekasi mengalami permasalahan dalam hal pemulangan dan penguburan
pasien PGOT. Penelitian ini menggunakan pendekatan dari William N. Dunn dan
David Easton serta Azrul Azwar. Wawancara mendalam dan FGD digunakan
dalam mencari akar permasalahan dalam siklus masukan-proses-keluaran.Hasil
penelitian menunjukkan dalam proses pemulangan dan penguburan pasien PGOT
diperlukan kebijakan lintas sektoral antara RSUD Kab. Bekasi dengan Dinas
terkait salah satunya Dinas Sosial. Diperlukan peran serta stake holder,
masyarakat dan komitmen pemerintah, karena PGOT Kab. Bekasi dalam keadaan
hidup ataupun meninggal merupakan warga Negara Indonesia yang perlu
diperhatikan nasibnya.

Abstract
UUD 1945 pasal 28 H stipulates that health is a fundamental right of every
citizan. State is responsible for arranging the fulfillment of the rights of healthy
life for its residents including the poor and unable. Law no.36 of 2009 article 50
paragraph 4 explained, in improving and developing health services based on
social function, implemented through cooperation between governments and
between sectors. RSUD district of Bekasi have a problem in terms of repatriation
and burial of patients PGOT. This study uses the approach of William N. Dunn
and David Easton and Azrul Azwar. In-depth interviews and FGDs used in finding
the root causes of the problem in the cycle of the input-process-output. The results
showed in the process of repatriation and burial PGOT patients required intersectoral
policies, between the Hospital District of Bekasi associated with related
agency, Department of Social Services is one of them. Participation from
stakeholders, community and government commitment is required. Because
PGOT from Bekasi distric, alive or dead is a citizen of Indonesia to consider his
fate."
2012
T31435
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I.G.A. Ngurah Anom
"ABSTRAK
Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia oleh Pemerintah telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Pelayanan Gawat darurat untuk wilayah Jakarta Timur. Dan selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan unit gawat darurat dengan Trauma Center sebagai unggulan sesuai dengan misi Rumah sakit. Untuk mencapai misi tersebut perlu diketahui faktor eksternal dan internal yang dapat berpengaruh pada pengembangan pelayanan gawat darurat. Faktor Ekternal dapat berupa mikro yang terdiri atas pelanggan dan pesaing dan makro yang terdiri atas Lingkungan Ekonomi, lingkungan Politik dan Hukum, lingkungan Sosial dan lingkungan Teknologi Sedangkan lingkungan internal yang sangat berperan dalam pengembangan suatu Rumah sakit adalah Faktor Budaya kerja Organisasi, Faktor Sumber Daya Manusia, Faktor Fasilitas pelayanan, Faktor Sistem dan Prosedur Pelayanan. Setelah melakukan analisis SWOT Unit gawat darurat saat ini maka akan diketahui adanya kesenjangan antara Unit gawat darurat saat ini dengan kondisi Unit gawat darurat yang diinginkan.
Hasil penelitian ini adalah adanya kesenjangan antara Unit gawat darurat saat ini dengan yang diinginkan berupa :
1. Sumber Daya Manusia yang ada saat ini belum memiliki kualifikasi Doktor.
2. Fasilitas kesehatan yang ada saat ini belum memiliki laboratorium pengembangan molekuler.
3. Upaya tripartite belum sepenuhnya dapat dilaksanakan terutama hubungan dengan komunitas.
Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah oleh karena belum adanya Rencana Induk Pengembangan Rumah sakit secara terinci maka berdasarkan dengan standar yang diperoleh dari teori dapat diketahui kesenjangan yang perlu diatasi sehingga Rumah sakit RSU FK UKI dapat mengembangkan pelayanan unit gawat darurat dengan Trauma center sebagai unggulannya.
Saran yang perlu disampaikan adalah :
1. SDM merupakan sumber daya yang penting sehingga perlu disiapkan tenaga Medis yang berkualifikasi Doktor.
2. Untuk mendukung pelayanan Medis yang berkualitas unggulan perlu disiapkan laboratorium yang dapat mengembangkan biomolekuler.
3. Agar dapat menunjang unggulan perlu meningkatkan hubungan dengan komunitas secara terstruktur dan berkesinambungan.
Akhirnya harapan peneliti semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk pertimbangan dalam perumusan strategi dalam proses pengembangan unit gawat darurat RSU FK UKI dengan Trauma Center sebagai unggulannya.

ABSTRACT
External and Internal Analysis in Developing Emergency Unit as a Center of Excellence of General Hospital Faculty of Medicine Christian University of Indonesia General Hospital Faculty of Medicine Christian University of Indonesia was establish by the Government of Indonesia as a referral Hospital for Emergency cases in east Jakarta area. They are also expected to promote the Emergency unit to be come a Trauma Center as a Center of excellence.
To achieve the mission we have to know the external and Internal factor which influence the process of development in Emergency unit to a Trauma center as a center of excellence RSU FK UKI. External factors consist of Customer, Competitor, Economic, Politic, Social and Technology. Internal factors consist of Organization culture, Human resources, Facility of service, Procedure and system of service.
Trough the analysis of Externals and Internals conditions of RSU FK UKI, Thus we know the present position of Emergency unit and the desired position. From the present position to the desired position we found the gap between them.
Result of this research is there is a gap between the present position and the desired position as mention below :
1. Human Resources was not complete yet as a Doctor qualification.
2. Facility of service was not yet prepared a bimolecular development.
3. Tripartite concept not yet be done completely mainly in community relationship.
From the result above we recommend as mention below :
1. Human resources is very important asset to be prepared especially in medical staff with Doctor qualification.
2. To support the Emergency service as a center of Excellence should be prepared a Laboratories with bimolecular development.
3. In order to promote the center of Excellence as a Trauma Center should be corporate with community in the area.
Last but not least we hope the result of this thesis will be useful in strategic planning of the process in developing Emergency unit as a Center of Excellence of RSU FK UKI.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Leida M.R. Th
"Angka Kematian Bayi di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 58 per 1000 kelahiran hidup, dengan pola penyakit penyebab kematian masih berkisar penyakit infeksi yaitu ISPA, tetanus neonatorum dan diare, campak. Pola ini hampir serupa dengan penyebab kematian Balita. Masih tingginya angka kematian bayi dan balita disebabkan oleh karena upaya-upaya yang dilakukan pada tingkat pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) lebih menekankan pada aspek promotif dan preventif, sebaliknya upaya kuratif dan rehabilitataif kurang mendapat perhatian. Selain itu, penanganan kasus masih bersifat terkotak-kotak pada setiap penyakit. Dengan demikian, kondisi tersebut ikut memberikan sumbangan terhadap meningkatnya resiko kematian. Selain penyebab masalah program, diduga masalah kinerja petugas juga perlu diperhitungkan sebagai salah satu faktor yang ikut mempengaruhi fenomena pelayanan kesehatan saat ini.
Untuk itu, penelitian ini ingin melihat bagaimana tatalaksana kasus yang telah mempunyai standar baku dari Depkes pada tingkat operasional dilapangan. Pertanyaan tentang konsistensi tatalaksana baku kemudian menjadi penting,apakah telah dilaksanakan oleh petugas dan bagaimana peranan sarana pendukung sehingga ikut meningkatkan tatalaksana yang berkualitas.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yang bertujuan melihat hubungan dengan besarnya kualifikasi petugas, sarana dan logistik serta pengetahuan teoritis mengenai tindakan medis dan non medis dengan kualitas tatalaksana kasus pada bayi dan balita yang menderita ISPA, Diare, Campak dan KKP. Jenis studi berbentuk cross sectional. Populasi yang diteliti sekaligus merupakan sampel penelitian, yaitu semua bayi dan balita yang datang ke 12 Puskesmas dengan gejala batuk pilek atau panas atau mencret.
Data dikumpulkan dengan wawancara dan observasi, kemudian dianalisis dengan menggunakan program STATA versi 3.1 dan SPSS Versi 6.0 for Windows versi 3.1.1.
Dari hasil penelitian didapatkan cut off point untuk kualitas tatalaksana sebesar 60%, dengan proporsi pada tiap kasus yang sangat rendah yaitu dibawah 20%, hasil analisis bivariat pada kasus gabungan menunjukan bahwa ada hubungan antara jumlah staf yang cukup, tersedianya obat, barang cetakan serta pengetahuan dengan kualitas tatalaksana kasus, sedangkan pada kasus ISPA variabel yang berhubungan adalah lama kerja, staf dan pengetahuan. Untuk kasus diare hanya obat dan barang cetakan yang berhubungan dengan kualitas tatalaksana.
Analisis multivariat, dengan cara logistic regresi didapatkan tiga model yang dianggap sangat berpengaruh terhadap kualitas tatalaksana kasus, sehingga model tersebut menjadi bahan pertimbangan untuk membuat strategi tatalaksana kasus yang berkualitas di Kabupaten Cianjur.

The Factors Which Influence of the Babies Case Management Quality and Children Under Five Years Old Sick at Public Health Centre of Cianjur, West Java The infant mortality in Indonesia are being high enough at least for about 58/1000 birthness, by the pattern of that case about infectious or Acute Respiratory Infection (ARI), Tetanus neonatorum, Diarrhea and Measles, this pattern almost the same as chlidren under five rears old mortality. The highest infant and child mortality because of health service effort in this case caressingly on preventive and promotive aspects, other wise rehabilitative and curative lack of attention. Beside that to do the case is still, so that the condition like this will give an increasingly of deadness risk. Beside amain case problem it seems that the human resources need to be though over , it's as a factor influence of health services phenomena.
So, this research would to know how a case management has standard from health department on a filed operational. The question about consistency that would be important weather it has already done by the provider and how supporting materials in order to increase of management quality.
The objective of this descriptive analytical study, the main point in order to be known a link or relation with provider qualification, logistic and facility and also theoretic knowledge in handling medically and non-medically, by the quality of case management how got ARI, diarrhea, measles and malnutrition. The design of the study was cross sectional. A population was researched as a research sample, all babies and child under five years old who are coming to 12 public health centers by a symptom of cought, fever and "menceret".
These data?s were collected by interviewing and observation then analyzed by using STATA program of version 3.1, SPSS for version 6.0 windows version 3.1.1.
From the result of research could be got cut of point for management quality 60% with a proportion each case very low 20%. The result of bivariate analysis in combined case, showed that there were a number of relations among staff available of drug, printed materials and also knowledge of case management quality, but in the case of ARI variable association was duration of working, staff and knowledge. For the case diarrhea were drugs and printed materials only wich management quality.
Multivariate analize by logistic regression cold be got three models, which influence of case management quality. So that those models as a consideration to make case management strategy, in order to be had quality in Cianjur regency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T3978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>