Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138699 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ario Bintang Koesalamwardi
"Kereta api di kota-kota besar di Sumatera merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mendukung kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Keberadaan sungai yang memutus jalur kereta api menyebabkan diperlukannya pembangunan jembatan jalan kereta api. Jembatan kereta api menjadi infrastruktur penunjang perekenomian penting bagi suatu kawasan, terutama kawasan yang merupakan kawasan penghasil migas seperti Pekanbaru. Pembuatan suatu infrastruktur harus terencana dengan baik agar infrastruktur dapat segera digunakan oleh masyarakat sehingga roda perekonomian dapat berjalan. Salah satu aspek perencanaan proyek adalah aspek penjadwalan. Dalam proses perencanaan penjadwalan, penting bagi perencana untuk menemukan kegiatankegiatan kritis yang termasuk di dalam jalur kritis penjadwalan. Terdapat bermacam metode penjadwalan, yang digunakan dalam studi ini adalan metode Precedence Diagram Method (PDM). Hasil penelitian ini adalah jalur kritis penjadwalan rencana proyek pembangunan jembatan kereta api ini.

Trains in major cities in Sumatra is one means of land transportation that support economic activity in the region. The existence of the river cut a railway line causes the need for the construction of a railway bridge. Railway bridge to be important for supporting infrastructure economies of the region, especially the region is oil and gas producing areas such as Pekanbaru. Creation of an infrastructure should be planned so that the infrastructure can be immediately used by the public so that the economy can run. One aspect is the aspect of project planning scheduling. In the planning process scheduling, it is important for planners to find the critical activities which fall within the critical path scheduling. There are various methods of scheduling, which is used in this study adalan method Precedence Diagram Method (PDM). Results of this study is the critical path scheduling plan construction projects this railway bridge."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bharata Adhi Dharma
"Precedence Diagramming Method (Metode Diagram Preseden), dengan jaringan aktifitas simpul dan beberapa tambahan hubungan preseden, menjadi alternatif PERT/CPM yang telah ada dalam pejadwalan proyek. Representasi aktifitas simpul dan tambahan hubungan preseden pada PDM, ternyata mengubah konsep dasar jaringan proyek termasuk metodologi jalur kritis dan slack total, sejalan berubahnya penghitungan waktu mulai segera dan waktu mulai terlambat sebuah aktifitas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Chandra Furkan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S34750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan
"Tulisan ini membahas mengenai perilaku struktur jembatan busur tipe tie-arch yang diperuntukkan sebagai jalur kereta api satu jalur pada saat dikonstruksi secara offsite dan kemudian dipindahkan dengan metode pengangkatan. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu perubahan gaya dalam, tegangan serta lendutan pada komponen utama struktur jembatan yang terdiri dari gelagar, batang lengkung dan kabel saat proses konstruksi. Metode analisa yang digunakan yaitu Forward assemblage analysis. Perubahan kondisi struktur jembatan saat proses konstruksi akan menyebabkan perubahan pada gaya dalam jembatan.

This article discusses the structural behavior of single railway tied-arch bridge which off-site constructed and then moved by lifting it to the final position. The data will be obtaining as tension force in the cable during construction, inner force of girders, stress in each elements, and deflections which occur on the bridge's girder. In the construction phase, forward assemblage analysis method is used. The value of inner force and deflection on the bridge's girder will be change according to the construction phase. The response of the structure will also be different in each phase of construction with direct analysis, so that each analysis need to be considered."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Hafizh
"Tulisan ini membahas mengenai perilaku struktur jembatan busur kereta api dua jalur yang di konstruksi dengan metode peluncuran. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi perilaku struktur di setiap tahapan konstruksi jembatan. Adapun hasil yang diperoleh berupa analisa terhadap kondisi service dan terhadap kondisi ultimate. Pada kondisi service hasil yang didapat berupa gaya dalam pada gelagar dan busur segmen pinggir dan tengah, lendutan yang terjadi pada gelagar, dan tegangan pada gelagar dan busur segmen pinggir dan tengah. Sedangkan pada kondisi ultimate hasil yang didapat berupa diagram interaksi dari penampang busur. Proses desain jembatan menggunakan metode LRFD. Nilai yang didapat pada kondisi service yaitu berupa lendutan sebesar 80 mm, masih dibawah lendutan izin sebesar 163 mm. Sedangkan nilai yang didapat pada kondisi ultimate berupa rasio yang terdapat pada busur segmen pinggir saat kereta berada pada sisi kiri atau kanan jembatan. Rasio yang didapatkan sebesar 0,667 masih dibawah batas maksimum rasio sebesar 1. Proses konstruksi jembatan menggunakan metode forward assemblage analysis. Hasil yang didapatkan berupa gaya tarik dan tegangan pada kabel serta lengkung camber. Tegangan pada kabel yang terjadi masih dibawah tegangan izin sehingga pembangunan jembatan dalam kondisi aman.

This paper discusses the behavior of arc bridge structures the two-lane train that was constructed by the launch method. This research was conducted to evaluate the structure behavior in each stages of bridge construction. The results obtained are in the form of analysis of service conditions and the ultimate conditions. On service conditions the results obtained are in the style of the girder and edge and middle arc segment, deflection that occurs in the girder, and the tension in the girder and arc of the edge and center segments. Whereas in the ultimate condition the results obtained in the form of a diagram interaction of cross section. Bridge design process using LRFD method. The value obtained in the service condition is in the form of deflection of 80 mm, still below the permit deflection of 163 mm. While the value obtained in the ultimate condition is in the form of a ratio found on the edge segment arc when the train is on the left side or right bridge. The ratio obtained is 0.667 still below maximum ratio ratio of 1. Bridge construction process using the forward assemblage analysis method. The results obtained in the form of tensile force and stress on the cable and curvature camber. The voltage on the cable that occurs is still below the permission voltage so that the construction of the bridge is in safe condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S65676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Hafizh
"Tulisan ini membahas mengenai perilaku struktur jembatan busur kereta api dua jalur yang di konstruksi dengan metode peluncuran. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi perilaku struktur di setiap tahapan konstruksi jembatan. Adapun hasil yang diperoleh berupa analisa terhadap kondisi service dan terhadap kondisi ultimate. Pada kondisi service hasil yang didapat berupa gaya dalam pada gelagar dan busur segmen pinggir dan tengah, lendutan yang terjadi pada gelagar, dan tegangan pada gelagar dan busur segmen pinggir dan tengah. Sedangkan pada kondisi ultimate hasil yang didapat berupa diagram interaksi dari penampang busur. Proses desain jembatan menggunakan metode LRFD. Nilai yang didapat pada kondisi service yaitu berupa lendutan sebesar 80 mm, masih dibawah lendutan izin sebesar 163 mm. Sedangkan nilai yang didapat pada kondisi ultimate berupa rasio yang terdapat pada busur segmen pinggir saat kereta berada pada sisi kiri atau kanan jembatan. Rasio yang didapatkan sebesar 0,667 masih dibawah batas maksimum rasio sebesar 1. Proses konstruksi jembatan menggunakan metode forward assemblage analysis. Hasil yang didapatkan berupa gaya tarik dan tegangan pada kabel serta lengkung camber. Tegangan pada kabel yang terjadi masih dibawah tegangan izin sehingga pembangunan jembatan dalam kondisi aman.

This article discusses the structural analysis of two track railway arch bridge using launching method of construction. This study is base on a evaluation between structural behavior in case of construction arch bridge. The result will be obtain as analysis of serviceability limit state and ultimate limit state. The result of serviceability limit state will be obtain as inner force of girders and arch, deflection in girder, stress in girders and arch. While the result of ultimate limit state will be obtain as interaction diagram cross section of arch. Bridge design are using LRFD method. The value of serviceability limit state will be obtain as deflection equal to 80 mm, is still under permit deflection by 163 mm. While the value of ultimate limit state will be obtain as ratio is found in arch as the train passes on the left or right side of the bridge. The ratio equal to 0,667 is below the maximum limit value of ratio by 1. In the construction phase, forward assemblage analysis method is used. The result of construction phase will be obtain as tension force in cable, stress in cable, and camber. The value of maximum stress in cable still below than allowable stress. So that the construction of this bridge are safe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Wiyanto
"Fluktuasi pemakaian sumber daya merupakan suatu masalah dalam penjadwalan dan pelaksanaan proyek. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dikembangkan teknik-teknik perataan sumber daya untuk menurunkan/meminimumkan deviasi diantara kebutuhan sumber daya dan profil sumber daya yang dibutuhkan. Masalah perataan sumber daya tidak dapat diselesaikan dengan metode-metode optimasi eksak karena perataan sumber daya memiliki potensi pemecahan combinatorial yang tinggi, kecuali untuk jaririgan kerja berskala kecil. Oleh karena itu digunakan pendekatan heuristik untuk mendapatkan sebuah solusi yang sesuai dengan permasalahan tersebut.
Metode perataan dengan pendekatan heuristik merupakan pendekatan realistis yang menggunakan aturan prioritas (priority rules) dengan menerapkan konsep rantai aktivitas dalam proses pergeserannya. Pada PDM, penetapan rantai aktivitas rumit karena mempunyai jenis keterkaitan antar aktivitas yang kompleks.
Dikembangkan teknik perataan sumber daya dengan pendekatan heuristik yang menerapkan konsep rantai aktivitas dengan menggunakan analisis khusus yang dikembangkan untuk mengidentifikasi jalur non kritis guna menetapkan rantai aktivitas pada PDM. Analisis penetapan rantai aktivitas dilakukan terhadap semua kemungkinan kombinasi keterkaitan yang mungkin terjadi dari dua aktivitas yang berkaitan, tiga aktivitas yang berkaitan dan seterusnya. Sebuah contoh kasus diselesaikan untuk menunjukkan rincian penerapan dan uji coba metode. Konsep rantai aktivitas dapat diterapkan pada PDM dan berguna untuk mempercepat proses perataan sumber daya terutama untuk proyek besar dengan jumlah aktivitas yang banyak dan kompleks serta untuk mengurangi resiko kesalahan dalam perhitungan akibat faktor ketelitian. Penurunan fluktuasi yang dihasilkan cukup besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T40590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utomo Dhanu Saputra
"Penelitian ini bertujuan mencari metode yang paling tepat pada manajemen proyek pembangunan menara telekomunikasi untuk itu dilakukan komparasi antara metode critical chain dengan metode critical path. Dilakukan penelitian manajemen waktu proyek pada pembangunan menara telekomunikasi, dimana dibuat penjadwalan dengan dua metode berdasarkan Project Management Body of Knowledge dan hasilnya diperbandingkan dengan faktor pembanding triple constraint dan faktor umum.
Didapatkan hasil total durasi untuk metode critical chain adalah 197,75 hari sedangkan metode critical path mencapai 207 hari, dan disimpulkan bahwa metode critical chain lebih unggul pada faktor ruang lingkup, waktu dan output. Sedangkan metode critical path lebih unggul pada faktor input dan proses.

The purpose of this research is looking for appropriate method in Telecommunication Tower Construction Project Management by doing comparison between critical chain and critical path method. Researching in project time management of telecommunication tower construction which researcher made two scheduling, critical chain and critical path, base on Project Management Body of Knowledge and compare the result with triple constraint factor and general factor as comparator factors.
The result of this research are total of duration of critical chain method is 197,75 days and total of duration critical path method is 207 days. Conclusion of comparison is critical chain method is better in scope, time and output factors whereas critical path method is better in input and process factors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50383
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Gumelar Ekaputra
"Critical Path Method (CPM) adalah metode manajemen proyek yang digunakan untuk mengidentifikasi jalur kritis dalam suatu proyek. Jalur kritis adalah serangkaian tugas yang memiliki dampak langsung pada waktu penyelesaian keseluruhan proyek. CPM membantu manajer proyek dalam merencanakan, mengendalikan, dan mengawasi proyek dengan mengidentifikasi tugas-tugas yang paling kritis dan memperkirakan waktu penyelesaiannya. Metode ini melibatkan pembuatan diagram jaringan yang menggambarkan urutan tugas dan ketergantungan antartugas dalam proyek. Setiap tugas diberi estimasi waktu penyelesaian yang meliputi waktu paling awal dan paling lambat. Dengan menggunakan teknik perhitungan, CPM dapat menentukan jalur kritis, yaitu serangkaian tugas yang memiliki waktu penyelesaian terpanjang dan tidak boleh mengalami keterlambatan tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian proyek. Dengan mengetahui jalur kritis, manajer proyek dapat fokus pada tugas-tugas yang paling penting dan mengatur prioritasnya. Mereka juga dapat mengidentifikasi tugas-tugas yang dapat dipercepat dengan mengalokasikan sumber daya tambahan atau mengubah urutan tugas. Hal ini memungkinkan manajer proyek untuk mengoptimalkan waktu penyelesaian proyek dan menghindari keterlambatan yang tidak diinginkan. Dalam kesimpulannya, Critical Path Method adalah metode yang efektif untuk merencanakan dan mengendalikan proyek. Dengan mengidentifikasi jalur kritis, manajer proyek dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan penyelesaian proyek tepat waktu. CPM memberikan pemahaman yang lebih baik tentang waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, memungkinkan manajer untuk membuat keputusan yang efisien dan efektif dalam mengelola proyek

The Critical Path Method (CPM) is a project management method used to identify the critical path in a project. The critical path is a series of tasks that have a direct impact on the completion time of the entire project. CPM assists project managers in planning, controlling and monitoring projects by identifying the most critical tasks and estimating their completion time. This method involves creating a network diagram that depicts the sequence of tasks and dependencies between tasks in a project. Each task is given an estimated completion time which includes the earliest and the latest time. By using calculation techniques, CPM can determine the critical path, namely the series of tasks that have the longest completion time and must not experience delays without affecting the project completion time. By knowing the critical path, the project manager can focus on the most important tasks and set their priorities. They can also identify tasks that can be expedited by allocating additional resources or changing the order of tasks. This allows project managers to optimize project turnaround times and avoid unwanted delays. In conclusion, the Critical Path Method is an effective method for planning and controlling projects. By identifying the critical path, the project manager can take the necessary actions to ensure the timely completion of the project. CPM provides a better understanding of the overall project turnaround time, enabling managers to make efficient and effective decisions in managing projects"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arin Wulandari
"ABSTRAK
Produksi pesawat terbang sendiri menjadi sangat penting untuk memfasilitasi banyaknya penumpang pesawat terbang di Indonesia. Indonesia memiliki sejumlah insinyur pesawat dalam membuat dan merancang komponen utama pesawat terbang yang kompleks. Namun, banyak insinyur pesawat Indonesia yang lebih memilih bekerja pada produsen pesawat dunia, termasuk para insinyur pesawat baru. Hal ini menyebabkan sumber daya manusia dalam mendesain pesawat di Indonesia menjadi terbatas. Desain pesawat terbang yang sangat kompleks dan jumlah sumber daya manusia yang terbatas membutuhkan manajemen proyek yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan penjadwalan berdasarkan CPM dan CCPM untuk proses desain struktur ekor pesawat terbang berdasarkan sumber daya yang terbatas. Hasil analisis perbandingan menunjukan bahwa penjadwalan CPM dan CCPM memiliki ruang lingkup dan kualitas yang sama. Dalam constraint penjadwalan, CPM memiliki proses perhitungan yang lebih sederhana dibandingkan CCPM. Penjadwalan CCPM dapat lebih dapat meminimalisasi biaya, menggunakan sumber daya manusia lebih optimal, dan dapat lebih mengantisipasi risiko dibandingkan penjadwalan CPM.

ABSTRACT
AbstractThe production of the aircraft in Indonesia becomes very important to facilitate many passengers of airplanes in Indonesia. Indonesia has a number of aircraft engineers in making and designing the main components of a complex aircraft. However, many Indonesian aircraft engineers prefer to work on the world 39 s aircraft manufacturers, including new aircraft engineers. This causes the human resources in designing of aircraft in Indonesia to be limited. The design of a very complex aircraft and the limited number of human resources requires good project management. This study aims to analyze scheduling comparisons based on CPM and CCPM for the design process of tailplane structure based on limited resources. The result of comparison analysis shows that the scheduling of CPM and CCPM have the same scope and quality. In the scheduling constraint, CPM has a simpler calculation process than CCPM. CCPM scheduling can further minimize costs, use more optimal human resources, and be more risk anticipating than CPM scheduling."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>