Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monalisa Deborah
"Anak merupakan individu yang senang bermain, dalam kegiatan bermain juga anak belajar dan berinteraksi di dalam lingkungan. Kegiatan bermain di luar ruangan bukan hanya membantu anak dalam berinteraksi namun juga dalam mengenal lingkungan alam dan mengalaminya. Oleh karena itu taman di perumahan merupakan salah satu sarana yang disediakan untuk anak bermain.
Tujuan penelitian dari skripsi ini untuk mengetahui apakah taman sudah mendukung kegiatan bermain anak dan memenuhi standar minim dari segi keselamatan anak. Tujuan skripsi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam rancangan taman bermain di Indonesia. Studi kasus dilakukan pada dua taman bermain anak di kota Bekasi dan taman bermain di Jerman sebagai perbandingan.
Berdasarkan studi kasus yang terlah dilakukan, ternyata rancangan taman bermain sebagai lingkungan bermain di luar ruangan kurang menggunakan alam sebagai unsur dalam kegiatan bermain dan fokus utama lebih kepada alat bermain. Penempatan area bermain serta jarak antar alat kurang disesuaikan dengan perilaku anak sehingga bisa mengundang bahaya.

Children are happy to play. Children also learn from plays and interact with their environment. Playing outside can help children to know about nature environment and learn from them. That reason cause children’s playground in settlement become important for children’s plays.
The purpose of this writing is to analyze that children’s playground really supports their play and fulfill the minimal standard of children safety. The conclusion of this writing can be a consideration for designers to design children playground. The Case Study have been chosen in two different settlement in Bekasi and one case study in German for comparison.
From the theory and case study, it can be concluded that natural elements such as shrubs, grass, and etc in playground's design did not really support the activity of play. The main focus in playground is the playground's equipment not nature element. Distance between one play’s equipment with other equipment are too close and not considering children's behaviour. It can makes children in danger when they play around the equipment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khasyyatika
"Ruang jalan memiliki potensi sebagai ruang beraktivitas anak dimana anak bisa bermain dan berinteraksi dengan pengguna jalan yang lain Anak memiliki peran dalam pembentukan ruang bermain di jalan Anak sebagai pengguna ruang dikategorikan sebagai pengguna pasif reaktif dan kreatif Ketiga kategori ini dilihat dari permainan apa yang mereka hadirkan di ruang jalan dan respon yang mereka berikan Mereka melihat adanya found space yang bisa digunakan sebagai ruang untuk bermain dan membentuk ruang tersebut constructed space menjadi ruang bermain.

Street space has the potential for children activity, where children can play and interact with other street users. Children are play a role in the creation of play space on the street. Children as space users are categorized into passive, reactive, and creative users. These categories depend on the types of game they represent in the space and the response they give. Eventually, they see the found space that could be used as a space to play and shape the space (constructed space) into a play space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjannah Bestaria
"Dunia bagi anak-anak adalah dunia bermain. Setiap anak, meskipun sedang dalam perawatan, tetap membutuhkan aktivitas bermain. Anak-anak yang berkunjung atau rawat inap di rumah sakit memiliki kebutuhan dasar untuk bermain dan harus dipenuhi secara rutin di semua departemen rumah sakit yang menyediakan layanan untuk anak-anak. Penyediaan area bermain di rumah sakit dapat membantu anak memahami perubahan antara keadaan di rumah dengan lingkungan rumah sakit, dengan konsep place identity yang mengacu pada hubungan antara place dengan identity, menekankan pada makna dan signifikansi place bagi pasien anak yang menggunakan ruang bermain.
Skripsi ini membahas peran ruang bermain di rumah sakit anak yang dapat menciptakan adanya place identity anak terhadap ruang dan permainan, bila dilihat dari pola bermain anak. Dengan adanya pemenuhan bermain yang terpelihara dengan baik, maka dapat tercipta pula perasaan nyaman dan aman bagi anak-anak di lingkungan rumah sakit. Jadi bagi kita yang peduli tentang perkembangan dan kebutuhan anak-anak, sangatlah penting adanya penyediaan fasilitas permainan yang dipilih dengan cermat dan tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka.

The world to children is a playground. Every child, eventhough under medical care still needs its playing activities. Children who are visiting or being hospitalized has the basic needs to play and must be regularly fulfill in all department that the hospital provides services for children. Providing playground in the hospital could help children under-going changes between condition at home and at the hospital, by the concept of place identity that sticks on relationship between place and identity, emphisize on the meaning and signifancy place to child patient who are using the playground.
This script describes the role of playground in child hospital who could create a child’s place identity to the space and play tools, watching from a child’s play pattern. With the fulfillment of a playground that’s well preserve, could create a comfort and safe feeling to children in the hospital environment. For us that cares about the development and children needs, it’s very essential to decide the playground with care and precise, as the needs and condition of the child patient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putika Yussi
"Pusat perbelanjaan dengan dunia impiannya, telah menarik para pengunjung, khususnya kalangan remaja wanita untuk melakukan kegiatan nongkrong. Walaupun setiap sudut pusat perbelanjaan dipenuhi dengan desain yang menarik, ternyata pengunjung remaja wanita, dengan kegiatan nongkrong-nya, hanya mendatangi tempat-tempat tertentu. Hal ini mempengaruhi pola kegiatan dan ruang belanja mereka.
Persoalan di atas membawa penelitian ini merumuskan permasalahan penelitian, berupa bagaimana bentuk pola kegiatan dan ruang belanja pengunjung remaja wanita, serta affordances dari ruang-ruang pusat perbelanjaan yang seperti apa yang mempengaruhi pola-pola tersebut. Sehingga untuk mengungkap permasalahan di atas, dalam penelitian lapangan, menggunakan metode partisipatori terhadap pengunjung remaja wanita yang menjadi responden. Dan untuk menganalisa temuan dalam penelitian Iapangan tersebut, penelitian ini menggunakan teori bahasa pola (pattern language) yang mampu mengungkap pola-pola belanja pengunjung remaja wanita, bagaimana kaitan dan bentuknya serta teori affordance yang mampu mengungkap, daya tarik -secara desain-yang seperti apa yang mampu mempengaruhi pola-pola tersebut. Penelitian ini menggunakan studi kasus berupa pola belanja remaja wanita di Plaza Semanggi dan Mal Taman Anggrek, yang keduanya terletak di Jakarta.
Berdasarkan analisa ditemukan bahwa kegiatan nongkrong menjadi bagian dari kegiatan belanja remaja wanita. Kegiatan nongkrong tersebut mempengaruhi bahasa pola belanja remaja wanita menjadi pola yang tidak terstrukrur. Bahasa pola remaja wanita tersebut juga dipengaruhi oleh aturan-aturan pribadi yang datang dari pengunjung remaja wanita itu sendiri, sehingga bahasa pola remaja wanita Iebih kompleks daripada yang ditawarkan bahasa pola pusat perbelanjaan. Bentuk bahasa pola pengunjung remaja wanita, yang didukung dengan affordances yang ada membuktikan bahwa teori atau pembahasan yang menekankan prinsip-prinsip yang sistematis atau terstruktur ternyata tidak selalu berlaku sama di lapangan. Sehingga sebuah desain arsitektur tidak dapat secara pasti menekankan bahasa pola dalam formasi spasialnya karena respon pengguna Iebih di tentukan oleh unsur-unsur affordances yang dicitrakan atau dicerap.

Shopping center with its accompanying dream world has attract visitors, especially female teenagers to nongkrong (detailing means to squat; or to hang around). In fact, female teenagers have found on nongkrong only in certain spots, despite the attractive architecture design in every single comer. Their nongkrong has a unique pattern in shopping center.
This study seeks to explore the spatial pattern of nongkrong and to examine whether such an activity is in accordance with space syntax as thought by the architect. To investigate such pattern, the study uses Alexander's method of pattern language. It will explore and understand randomly chosen respondents of whom their pattern of shopping can be observed, including their pattern of nongkrong in shopping center under study, Plaza Semanggi and Mal Taman Anggrek in Jakarta. It also explores affordances that influence certain pattern of shopping and nongkrong.
Findings show that nongkrong seems to become a part of female teenagers' shopping activity. Its pattern appears to be unstructured compared to the expected space syntax of the designers. The female teenagers' shopping pattem is affected by personal rules that come from the teenagers themselves. lt also depends on the affordances as part of the architectural settings. The affordances are sittng area which teenagers can sit and relax situation, consumption objects that are easy to be seen and to be tried without obligation for them to buy, and shops with self-service feature.
The unstructured shopping pattern -which supported by the affordances- proves that, theory- which apply the sistematic and structured principals- do not always happened in the real world. An architectural design can't merely apply the pattern language in its spatial formation because users' response are also affected by the affordances that are available.
"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T17014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiano Nurbintoro
"Tulisan ini membahas tentang faktor yang berpengaruh pada pembentukan ruang bermain layangan. Pembentukan ruang dianalisis dari kondisi pikiran pemain ketika sedang bermain. Dalam keadaan bermain, imajinasi pemain akan bekerja penuh. Terkait dengan benda yang berada dalam bestand-nya disekitar jalan tempat permainan layangan berlangsung, ternyata pemain dapat mengeksplorasi benda yang mereka temukan dan membentuk fungsinya sebagai alat. Apapun yang bisa digunakan untuk bermain dibangkitkan dari bestand-nya dan dijadikan alat untuk bermain. Skripsi ini akan menitikberatkan peran alat dalam pembentukan ruang bermain layangan dan hubungan pemain dengan alat bermainnya. Pembahasan dilakukan berdasarkan pada pengamatan lokasi permainan layangan di jalan Haji Umaidi, berbincang dengan warga setempat mengenai permainan layangan, dan juga studi teori dan literatur.

This writing elaborates the factors that contributes to the making of playing space in kite-playing. The formation of space is analised from the players state of mind during the duration of play, in which the players imagination is working at its best. Related to the objects that lie in their surroundings,on the streets where kite-players play, they actually have the ability to explore the found objects and generate a tool out of it. Anything that are found in their surrounding has the potential to become a playing tool as soon as the player evokes the object off its "bestand". This undergraduate thesis focuses mainly on the role of tools in the production of kite-playing space and the relation of the player with the tool he is using. The elaboration of this undergraduate thesis is based on site observation on the game of kite in jalan Haji Umaidi, interviews and discussion with locals about the game, and also theory and text studies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamiya M.S. Kasman
"Musik merupakan salah satu karya seni yang banyak diminati, karena musik merupakan bahasa universal yang dapat dimengerti oleh setiap orang. Minat terhadap musik pun semakin besar, sehingga kegiatan bermusik dapat kita jumpai di berbagai tempat. Ruang tertutup dan terbuka pun menjadi fasilitas kegiatan tersebut. Pada umumnya kegiatan bermusik dilakukan di ruang tertutup karena memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas musik tersebut. Namun kegiatan bermusik juga sebenarnya dapat dilakukan di ruang terbuka, salah satunya ialah taman.
Skripsi ini membahas taman sebagai ruang musik terbuka yang dibahas dari segi akustik. Beberapa komunitas musik memilih Taman Suropati sebagai tempat melakukan kegiatan bermusik mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas bunyi di ruang terbuka yang ditemukan di taman tersebut, antara lain temperatur, arah angin, material, dan kebisingan yang terjadi di sekitarnya.

Music is an art which is preferred by many people, because music is an universal language that can be understood by everyone. The interest in music was getting bigger, so that musical activities can be encountered in various places. Closed and open space had become facilities of that activities. In general, music activities carried out in a confined space due to consider several factors that affect the quality of the music. But the musical activities can also be done in an open space, one of which is a park.
This thesis discusses about the park as an open music space that discussed in terms of acoustics. Some music community choose Taman Suropati as a place to do their musical activities. Factors that affect the quality of the sound in the open space found in the park, including temperature, wind direction, materials, and noise around the park.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
": Street space, as a form of public space, accommodates various activities. Jenderal Sudirman Street in Salatiga is an example of a main street downgraded to a lesser classification because it has to accommodate accumulating function and activities. This condition has a direct bearing on the development of the physical Setting of formal activities on the street space. Informal act ivities emerge as a response of space user to the existence of establish formal activity Setting. Predominant commercial function, especially traditional markets, give rise to informal activities in the form of street vendors and its internodes. Limited high-value street space causes conflict among its users. The aim of this research is to formulate types of relationship among formal and informal activity in the street space than describe element which interconnected based on type of relationship . This can be achieved by identifying factors influencing the relationship between behavior of informal activities and formal physical Setting. The method applied by this research is behavioral mapping. This method applies a mapping technique called Placed Centered Map to identify the pattern of various activities happening at an activity node and another mapping technique, Person Centered Map, which identifies the pattern of a street user character dynamically along the street space which function as public space. This method can be used to describe specific human needs at the physical Setting depending on local behavior. Relationship between growing informal an formal activities developing in the same street space will be interconnected an mutually influencing, especially in character, intensity an the physical Setting of street vendors as informal activity. This research has found different types of relationship, interconnected elements and relational pattern between formal and informal activities at Jenderal Sudirman Street, Salatiga. The research focuses on the relationship between traded commodities and the street vendors motivation. In conclusion, four types of relationship were established : same commodity relationship, complementary commodity relationship, neutral commodity relationship and no relation with no street vendors in the area. Elements which interconnected from each type of relationship are fixed element that are pedestrian ways, building character and building set front ; semi fixed elements that are display and drop off area ; and non fixed elements that are pedestrian intensity, speed of vehicle and internodes. This research also found various factors which influence the relationship that are concentric commercial area such as traditional market as main activity nodes, linier commercial area such as shop matters will be attract ed people to walk along the street, access to the building block area, operational time of formal activity, various street users, building physical character and achievable distance for pedestrian."
2008
720 JAP 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmatul Lifa Febriani
"Ruang transisi memiliki karakteristik yang unik. Ia merupakan ruang di antara ruang. Namun, seringkali orang hanya melewatinya sebagai ruang sirkulasi. Skripsi ini meninjau sebuah ruang transisi dari sudut pandang liminalitas, pergerakan, waktu, dan persepsi yang akan membentuk pemaknaan terhadap ruang transisi tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk melihat makna sebenarnya dari ruang transisi.
Skripsi ini mengambil studi kasus Terminal Blok M. Terminal ini merupakan sebuah ruang transisi dengan lalu lintas yang cukup padat. Selanjutnya, dengan studi kasus ini akan ditemukan kembali makna ruang transisi yang sebelumnya kurang nampak. Pada bagian akhir dari skripsi ini akan nampak karakteristik ruang transisi ditinjau dari keempat sudut pandang di atas, sehingga ditemukan maknanya sebagai ruang dari, ruang di, dan/atau ruang ke.

Transitional space has unique characteristics. It is a space between spaces. However, people often just pass it through as a circulation space. This thesis studies about transitional space considered from the point of view of liminality, movement, time, and perception that will shape the meaning of transitional space.
This thesis takes Blok M terminal as case study. It is a transitional spce with a fairly dense traffic. Furthermore, this case study will re-discover the meaning of transitional space that can’t so obviously seen.. At the end of this thesis, the characteristics of transitional space that are viewed from those four perspectives above can finally be seen as from space, at space and/or to space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Fazrin Rahman
"Keberadaaan ruang khalayak yang tidak diatur tata-tertibnya dengan ketat oleh pemerintah, membuat ruang khalayak diokupasi oleh banyak pelaku-pelaku usaha yang juga membuat aturan untuk mempertahankan posisinya. Hal tersebut membuat aturan yang baku dan dipahami bersama menjadi tidak jelas bagi masyarakat. Menarik bagi saya untuk melihat bagaimana masyarakat memenuhi tujuannya di ruang khalayak ketika bertabrakan dengan banyaknya aturan tersebut.
Teleoaffective structure sebagai bentuk hubungan yang mencocokan antara pemahaman individu mengenai aturan dan masyarakat, dengan aturan yang berlaku memberi peran dalam terbentuknya jalinan timespace yang harmonis. Jalinan ini yang akhirnya mempengaruhi terbentuknya ruang relasi yang menjadi wadah bagi masyarakat memenuhi tujuannya dengan aman dan nyaman di ruang khalayak.
Jalan sebagai salah satu bentuk dari ruang khalayak yang kerap terancam keberadaannya oleh para pengokupasi tersebut. Jalan juga memungkinkan terjadinya jalinan timespace yang sangat beragam dengan berbagai tujuannya. Oleh karena itu skripsi ini berfokus pada Jalan Margonda Raya sebagai contoh kasus dengan fokus utamanya adalah Gang Sawo yang berada di ruas jalan tersebut.
Hasil pemetaan dan analisis menunjukan bagaimana peran teleoaffectiven structure dalam upaya menjaga keharmonisan di area pengamatan. Keharmonisan tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman seseorang terhadap aturan yang berlaku, sehingga tingkat keharmonisan yang dapat tercapai juga beragam. Jalinan timespace yang harmonis ini dapat tampak dari ruang relasi yang terbentuk antara setiap pelaku di area pengamatan.

The existence of public spaces that are not regulated by the government, make the public space occupied by many business actors that also create rules to maintain their position. This obscures the standard rules that are widely understood by the society. So it will be interesting to see how the society meet their goals in the public space when they are faced with these kind of rules.
Teleoaffective structure, a form that joins individual understanding with the rules, has a role in the production of a harmonious interwoven timespace. This joint affects the production of relational space that become a place for the society to meet their objectives safely and comfortably in public space.
Road as a form of public space is the most threatened area by the occupant. Roads also allow the diverse interwoven timespace with different objectives. Therefore this undergraduate thesis focuses on Jalan Margonda Raya as the case study with the main focus being on the Gang Sawo segment.
The result of mapping and analysis shows the role of teleoaffective structure in maintaining harmony in this area. The level of individual understanding of the rules can influence and form diverse level of harmonization. This harmonious interwoven timespace can be seen from the relational space that established among each actor in this area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiranti Sitoresmi
"Arsitektur didesain oleh arsitek untuk memenuhi sebuh fungsi yang diharapkan, namun pada akhirnya bagaimana objek arsitektur itu digunakan ditentukan oleh penggunanya; dimana mungkin saja sama seperti yang diharapkan ataupun tidak sama sekali. Untuk menganalisis bagaimana objek arsitektur „menyampaikan‟ baik itu fungsi fisik ataupun simbolis, diperlukan pemahaman untuk melihat objek tersebut sebagai sinyal dan melihat arsitektur sebagai sebuah sistem tanda melalui sebuah analisis semiologi. Analisis tersebut akan coba diaplikasikan pada Margo City, sebuah pusat perbelanjaan di Margonda Depok yang dikenal sebagai ikon Margonda, untuk memahami bagaimana sebuah bangunan mengkomunikasikan fungsinya pada pengguna melalui bentuk.

There is a phenomenon in architecture that even though an architect designs an architectural object with an intended function, the user would use it the way they perceive about the object, which maybe either exactly the same intended function or anything else. To analyze how the architectural object delivers the function ─ both physical and symbolical, there is a need to see it as a signal and to see architecture as a system of sign through the analysis of semiology. The analysis would be applied to Margo City, a shopping mall in Margonda Depok which is known as an icon of Margonda, to understand how the building communicate the function to the users through the forms."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>