Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Grahita Whrahatnala
"Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi Technical Stopagges dan breakdown yang terjadi pada mesin Automatic body welder atau pembentuk body kaleng. Technical Stopagges merupakan indikasi bahwa seberapa maksimal mesin itu dapat bekerja dan juga indikasi seberapa besarkah mesin tersebut mengalami kegagalan dari segi fungsional dan disebut juga dengan breakdown. Keduanya merupakan bentuk dari pemborosan yaitu pemborosan waktu, pemborosan material, dan pemborosan uang. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi mesin yang tidak terawat ataupun kurang tepatnya tindakan perbaikan yang di terapkan pada mesin tersebut dan juga belum adanya keterlibatan para operatornya untuk melakukan perawatan yang sederhana.
Obyek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar, sedangkan fokus penelitian pada pembuatan body kaleng untuk kaleng pada proses pengemasan susu kental manis (sweetened condensed milk). Penelitian ini diawali dengan analisa penyebab terjadi tingginya technical stopagges dan penyumbang terjandinya technical stopagges tersebut, dalam hal ini dapat terlihat masih adanya short stop dan breakdown. Kemudian menyusun rencana tindakan perbaikan dan meng-koreksi tindakan perbaikan yang sudah di jalankan pada mesin tersebut, untuk mengurangi dan mempertahankan kondisi mesin. Data penelitian yang telah dikumpulkan kemudian di analisa dengan metode RCM yaitu dengan bantuan FMEA dan juga diagram keputusan RCM.
Dalam Metode ini kita melihat apa saja yang menjadi penyebab terjadinya breakdown maupun short stop yang menjadi penyumbang tingginya technical stopagges. Dalam penelitian ini diketahui ada 10 bagian mesin yang selalu terjadi short stop dan breakdown, namun dari pareto yang telah dihasilkan mengatakan bahwa dari 10 bagian tersebut, 4 bagian dari mesin yang menjadi penyebab utama dalam tingginya breakdown dan shortstop, bagian mesin tersebut adalah Feeder, Can Body Conveyor, Wire Drive,dan Welding Unit. Semua ini disebabkan tidak adanya bentuk monitoring dan kurang tepatnya tindakan perbaikan yang diterapkan pada mesin automatic body welder atau pembentuk body kaleng tersebut, baik dilihat dari segi apa tindakannya, frequensi perbaikannya, dan oleh siapa dilakukannya tindakan perbaikan tersebut.Sehingga menghasilkan technical stopagges yang sangat tinggi yaitu 3,7% dan target untuk tahun 2012 adalah 1,86%, sangat banyak sekali gap yang ada antara perolehan dan target.

This study aims to reduce Technical Stopagges and breakdown that occurred on Automatic machine body shaper body welder or cans. Technical Stopagges an indication that the maximum engine how it can work and also an indication of how much the engine failure in terms of functional and is also called the breakdown. Both are forms of waste that is wastage of time, material waste, and waste of money. It is influenced by the condition of the machine that are not maintained or less exactly the corrective action applied in the machine and also the lack of involvement of the operator to perform simple maintenance.
Object of this study is a company engaged in the processing of fresh milk, while the research focused on the manufacture of tin cans for the body of the packaging process of sweetened condensed milk (sweetened condensed milk). This study begins with an analysis of the cause of a high technical and contributor terjandinya stopagges the technical stopagges, in this case can be seen is the short stop and breakdown. Then corrective action plan and clicking-correction corrective actions that have been run on the machine, to reduce and maintain the condition of the machine. Research data has been collected and then analyzed with the RCM method with the help of FMEA and RCM decision diagram.
In this method we see what is the cause of the breakdown and short stop is a contributor to the high technical stopagges. In this research note there are 10 parts of the machine that is always going on short stop and breakdown, but that has been generated from the Pareto said that of the 10 parts, 4 parts of the machine that the main cause of the high breakdown and shortstop, the engine parts are Feeder, Can Body Conveyor, Wire Drive, and Welding Unit. All this is due to the lack of monitoring and less precise form of remedial action is applied to the automatic machine body shaper body welder or can is, both in terms of what actions, repair frequency, and by whom tersebut.Sehingga corrective action produces a very high technical stopagges that is 3.7% and the target for 2012 is 1.86%, so a lot of the gap that exists between the acquisition and the target.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Wijanarko
"Dalam membuat produk yang berkualitas baik maka yang memegang peranan penting adalah produktifitas dari alat-alat produksi yang tidak terganggu, ketersediaan (avalability) dari alat-alat produksi yang tinggi, dan kondisi dari alat­ alat produksi yang handal (reliable). Bila ketiga faktor tersebut tidak ada hambatan yang berarti maka bisa dipastikan bahwa produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang tinggi. Penerapan RCM II pada mesin penutup (closer) 60 L merupakan cara yang tepat untuk mengaplikasikan teknik perawatan generasi ketiga ini karena mesin penutup pada pabrik susu ini membuat produk yang tingkut pemakaiannya tinggi sehingga kualitas dari produksi sangat diperhatikan. Ada tujuh pertanyaan dasar dari pengerjaan RCM II dan apabila ketujuh pertanyaan dapat dijawab maka dengan sendirinya sudah dapat mengaplikasikan RCM II dengan baik. Penerapan RCM II dimulai dari pembagian mesin ke dalam sub sistem dan dibagi lagi dalam komponen. Setelah terbagi menjadi komponen maka ditentukan fungsi dari komponen tersebut, selanjumya ditentukan kegagalan fungsi dari komponen tersebut. Langkah selanjutnya adalah menentukan penyebab dari kegagalan fungsi komponen dan dicari akar penyebab terjadinya kegagalan fungsi komponen tersebut. Langkah selanjutnya adalah menentukan efek dari kegagalan fungsi komponen tersebut, dan ditentukan komsekuensi kegagalan tersebut apakah...

In order to make a good quality product so the thing that has importing role is productivity from the production tools that can't be interuppted, the high availability of the production tools, and the reliability term of the produvtion tools. If there's no stuck about these three factors we can be sure the output will have a high quality product. The application of RCM II in a closer machine is the appropiate way to apply in this third generation of maintenance technique because the closer machine of milk rectory is making a highly using product so the quality of production must get a 1ot of attention. There 7 basic question from working on RCM Il and if those 7 question can be answered so it self can already applying RCM Il good enough. The application of RCM II started from devide the machine into subsystems and devide again in component. After all be devide as component then defined the function of the component, after that we have to defined about the functional failure of component. The next step will be defining the failure modes and find the root cause of failure. The next step will be defining the fsilure effect and defining the failure consequences that affect to safety and environment, operation, non-operation, or hidden failure. 'The process to determine the failure consequences Is helped by failure consequences diagram..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Kurniawan
"Penelitian ini membahas penentuan jumlah produksi dan persediaan optimal dengan mempertimbangkan proyeksi jumlah permintaan dan jumlah persediaan dengan metode mixed integer linear programming. Tolak ukur yang digunakan untuk membandingkan kondisi sebelum dan setelah optimasi adalah biaya persediaan, changeover, dan utilisasi mesin. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah produksi yang optimal dapat tercapai dalam horizon waktu 13 minggu/1 kuartal dengan biaya persediaan dan changeover yang lebih kecil namun utilisasi mesin yang lebih fluktuatif.

This research discussed the determination of the optimal production quantities and inventory by considering forecasted demand and the amount of inventory with mixed integer linear programming method. Indicators used to compare the before and after optimization is the cost of inventory, changeover, and machine utilization. This research is quantitative research with descriptive design.
The results showed that the optimal amount of production can be achieved within a time horizon of 13 weeks / 1 quarter with inventory and changeover costs are smaller but more volatile machine utilization.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarah Defi Saputri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tekanan panas dan keluhan subjektif yang ada di PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas. Bahaya panas merupakan salah satu hazard yang ada di dunia industri saat ini. Bahaya panas yang tidak ditangani dengan benar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang biasa disebut heat-related disorders. Pajanan panas ke tubuh pekerja akan direspon tubuh melalui heat strain. Indeks WBGT Indoor di area produksi PT Frisian Flag Indonesia menunjukkan nilai antara 23,920C sampai 32,780C. Setelah dilakukan analisis, didapatkan bahwa 50 responden yang menjadi subjek penelitian, 24 responden termasuk kelompok berisiko mengalami tekanan panas. Seluruh responden penelitian pernah mengalami keluhan akibat pajanan tekanan panas tetapi dengan frekuensi yang berbeda-beda.

This study aims to determine heat stress and subjective complaints in PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas. Heat is one of the hazards that exist in the industry today. Heat stress that are not addressed properly will cause a variety of health problems commonly called heat-related disorders. Heat exposure to the worker's body will be responded by body through heat strain. Indoor WBGT index in the production area of PT Frisian Flag Indonesia showed values between 32.780C- 23.920C. After analysis, it was found that 50 respondents which is the subject of research, 24 respondents including groups at risk of heat stress. The entire study respondents have experienced complaints due to exposure to heat stress but with different frequencies."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Wicaksono
"Penerapan kemasan returnable untuk ekspor oleh PT. TMMIN menjadi salah satu contoh efektif untuk mengurangi dampak limbah kemasan terhadap lingkungan. Dalam sistem returnable rack Toyota, kompleksitas terjadi karena kemasan produk melalui rantai proses dan leadtime yang panjang, melibatkan banyak pihak dan unit proses yang berbeda-beda, di mana setiap unit proses memiliki persyaratan tertentu. Hal ini mengindikasikan perlunya proses desain returnable rack dengan mempertimbangkan kebutuhan dari tahapan-tahapan yang dilalui di dalam rantai kemasan.
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi peluang perbaikan desain returnable rack A9 di PT. TMMIN. Metode yang digunakan adalah pendekatan sosioteknis dengan Macroergonomics Analysis & Design yang dipadukan dengan simulasi Finite Element Analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan utama desain adalah ketahanan dari deformasi. Penelitian menghasilkan desain returnable rack yang lebih optimal dari segi ketahanan dan penggunaan material. Selain itu, metode simulasi yang dihasilkan dapat menjadi standar untuk pengembangan desain returnable rack ke depannya.

Application of returnable packaging for exporting duty by PT. TMMIN is one of the most effective way to reduce the impact of packaging waste to the environment. In Toyota's returnable packaging system, complexity exists because packaging passes through long process chain and leadtime, involving many entities and different processes, where each of them have diffferent needs and requirements. This fact indicates the necessity of returnable packaging design which considers the needs of every process passed during the packaging chain.
This research's objective is to identify improvement opportunity of returnable rack type A9 in PT. TMMIN. The methods used are Macroergonomics Analysis & Design combined with Finite Element Analysis.
The study revealed that the main necessity of the design is ressistance of returnable packaging to deformation. This study yields the optimized returnable rack design with respect of reliability and material usage. Moreover, the simulation method can be used as a standard for further application of returnable rack design improvement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aga Kristila
"Persaingan usaha yang semakin menguat di dalam industri jasa pos dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini dipicu dengan munculnya berbagai perusahaan jasa kurir baru yang berupaya menggarap dan memanfaatkan peluang usaha yang semakin terbuka dan cukup menjanjikan. Sementara itu, adanya perkembangan kebutuhan masyarakat yang selaras dengan tuntutan akan kualitas Iayanan yang terus bergerak memainkan peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan suatu perencanaan strategi untuk dapat tems bertumbuh, bersaing dan mencapai hasil yang diharapkan. Manajemen strategi merupakan suatu cara tepat yang dapat membantu perusahaan dalam rneraih keberhasilan di bidang usahanya. Manajemen stralegi melipuli proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian strategi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuan perusahaan. Adanya pemahaman rnengenai kondisi lingkungan internal dan eksternal akan membantu perusahaan dalam menyusun langkah-langkah strategi yang tepat untuk mencapai sasaran tersebut.
Pada Skripsi ini, Penulis berusaha menyusun suatu strategi tingkat bisnis untuk layanan paketpos dengan mengacu pada strategi tingkat korporat yang telah disusun oleh PT Pos Indonesia, yang diharapkan dapat membantu perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya.
Penyusunan strategi diawali dengan analisa lingkungan internal untuk rnengetahui faktor-faktor apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan PT Pos Indonesia serta analisa lingkungan eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang hasilnya akan dirangkum dalam matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matrik EFE (Eksternal Factor Evaluation). Analisa tersebut dibantu dengan hasil penyebaran menyebarkan kuesioner pada masyarakat selaku konsumen serta manajemen PT Pos Indonesia.
Dari hasil analisa tersebut, akan disusun Matriks SWOT, Matriks SPACE dan Matriks IE untuk menghasilkan alternatif-alternatif strategi yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan saat ini. Alternatif strategi tersebut selanjutnya akan diseleksi dengan menggunakan matriks QSPM untuk menentukan strategi tingkat bisnis yang paling tepat bagi perusahaan yang dapat membantu perusahaan dalam menentukan arah pengelolaan usaha layanan paketpos.
Faktor yang menjadi kekuatan utama PT Pos Indonesia ialah harga layanan sedangkan kelemahan utama perusahaan ialah pelayanan yang diberikan petugas pada konsumen. Sementara itu, peluang terbesar yang perlu diraih PT Pos Indonesia ialah adanya perubahan teknologi sedangkan ancaman terbesar yang dihadapi ialah persaingan harga yang kurang sehat. Penyusunan strategi tingkat bisnis dimaksudkan untuk mengoptimalkan kekuatan yang ada serta meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman dan meraih peluang yang ada dengan cara melakukan peningkatan kualitas layanan paketpos untuk dapat memenuhi tujuan perusahaan yaitu memenuhi kepuasan konsumen. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik menjadi salah satu sumber peningkatan terhadap jasa penerbangan khususnya maskapai PT Garuda Indonesia yang mengalami peningkatan penumpang sebesar 14,3% dari tahun 2011 berjumlah 12,2 juta penumpang dan ditahun 2012 berjumlah 13.9 juta penumpang. Sejalan dengan program pemerintah MP3EI PT Garuda Indonesia ikut mengembangkan perekonomian melalui pembangunan hub-hub baru untuk mengakomodasi pasar di Indonesia bagian timur yang tumbuh sebesar 10.4% pada tahun 2012 dan menjadikan Makassar sebagai homebase pesawat CRJ1000 Nextgen. Oleh karena itu, penelitian ini membahas peningkatan frekuensi armada pesawat CRJ1000 Nextgen yang melayani rute penerbangan wilayah Indonesia timur dengan menggunakan metode program linier integer.
Hasil akhir dari studi ini adalah sebuah usulan jadwal penerbangan dengan peningkatan beberapa rute penerbangan yang memberikan nilai jam terbang yang optimal. Dalam pencapain hasil akhir dilakukan proses mengubah model matematis pure integer linear programming (PILP) kedalam bahasa pemprograman menggunakan software LINGO 13.0.

Indonesia's economic growth continued to improve become one of the sources of increase in flight sevices especialli PT Garuda Indonesia airline increased 14.3% of passangers in 2011 12.2 million passengers and the year 2012 13.9 million passengers. In line with the government programs MP3EI, PT Garuda Indonesia participated in developing the economy through the development of new hubs to accommodated market in eastern Indonesia, that grew 10.4% in 2012 and made Makassar as a homebase CRJ1000 Nextgen aircraft.
The focus of this studi is a new flight schedule to increase in routes that provide optimal value of flight hours. To achieve the goals, the process of transforming an integer linear programming model into a programming language using the software LINGO 13.0.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yupita
"Perubahan permintaan pasar global mendorong organisasi untuk melakukan perubahan sistem informasi menjadi lebih responsif dan efisien, salah satu caranya adalah dengan menggunakan lelang elektronik. Data penelitian ini didapatkan dari wawancara terhadap enam orang pakar. Hasil wawancara berupa faktor dan bobot terkait implementasi lelang elektronik diolah dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP).
Berdasarkan penelitian ini dihasilkan lima kriteria dengan dua puluh dua sub kriteria, selain itu dihasilkan juga rekomendasi berkaitan dengan lelang elektronik pada perusahaan consumer goods di Indonesia. Kriteria terpenting adalah infrastruktur teknologi dengan bobot empat puluh enam persen yang berarti perusahaan consumer goods di Indonesia saat ini masih mementingkan teknologi informasi yang komprehensif dalam pencapaian efisiensi sistem informasi.

Alteration of global demand shove perusahaan to change the information system become more responsive and efficient, one of the alternatifs is using electronic auction. Data of the research was collected by interviewing six experts, resulting factors and weights related to electronic auction and then proceed by Analytic Network Process (ANP).
Based on the research, five criteria and twenty two sub criteria were obtained together with suggested recommendation of electronic auction implementation in consumer goods perusahaan in Indonesia. The most important criteria is infrastructure technology which weighted forty six percent, indicating that consumer goods perusahaan in Indonesia consider comprehensive infrastructure technology become the most important aspect to achieve efficiency in information system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Senira Artia Risky
"Pada era teknologi saat ini setiap perusahaan berusaha untuk menjaga kinerja bisnis mereka. Salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia mencoba memberikan pelayanan terbaik yaitu, memperbaiki sistem operasionalnya dengan merancang kerangka kerja sistem operasional Machine-to-Machine. Penelitian inimelakukan wawancara kepada empat orang pakar, dan mengolahnya dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Interpretive Structural Modeling (ISM). Dari penelitian ini dihasilkan delapan kriteria dan dua puluh empat subkriteria dari sistem operasional M2M dan model struktural kerangka kerja sistem operasional dengan driver power yang terbesar yaitu integrate current M2M dashboard connectivity dan integrate current M2M platform & application.

In today's technological era every company is trying to keep their business performance. One Telecommunications Company in Indonesia that trying to provide the best service, improving operational systems by designing a framework for operational systems Machine-to-Machine. This study was conducted interviews to four experts, and processes them with the Analytic Hierarchy Process (AHP) and Interpretive Structural Modeling (ISM). Generated from these study eight criteria and twenty-four subcriteria of operational systems M2M and structural models of framework operating system that the biggest power drivers is integrate M2M current dashboard and integrate current M2M connectivity platforms and application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignasia Tuning MP
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menentukan lokasi terbaik pendirian gudang baja untuk wilayah distribusi Jabodetabek dan Jawa Barat. Lokasi terbaik adalah lokasi dengan biaya terendah dan memperhitungkan faktor ketidakpastian dan resiko yang ada. Ketidakpastian dalam hal biaya disimulasikan dengan simulasi Monte Carlo untuk menghitung nilai biaya. Faktor-faktor resiko meliputi lokasi, transportasi dan regulasi.Pada tahap penyeleksian awal dengan menggunakan metode matematis, dipilih tiga kandidat lokasi yaitu Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Hasil simulasi biaya tahunan ditambah dengan nilai resiko biaya menunjukkan Jakarta Timur sebagai lokasi terbaik disusul dengan certainty equivalent value (CEV) sebesar Rp 15,902,787,889.24.

The purpose of this paper is to choose the best location for the new warehouse at Jabodetabek and Jawa Barat distribution areas. The best location is the one with minimum cost that takes into consideration uncertainty and risk factor into calculation. In this case, the uncertainty of cost is simulated with Monte Carlo simulation. The risk factors are location, transportation and regulations. On the first screening using mathematics method, the three candidates of location are selected, which are Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. The result of annual cost simulation that plus by risk value of cost result Jakarta Timur as the best location with IDR 15,902,787,889.24.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>