Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuraini
"Pada beberapa daerah didunia, Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen yang dominan terutama dilingkungan rumah sakit. Meropenem merupakan antibiotik golongan karbapenem yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa. Seiring penggunaan meropenem sebagai terapi menyebabkan munculnya Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap meropenem. Liposom, sebagai karier pengantaran obat telah terbukti sukses meningkatkan aktivitas antibakteri banyak senyawa obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek enkapsulasi liposom terhadap aktivitas antibakteri meropenem pada Pseudomonas aeruginosa dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode hidrasi lapis tipis untuk enkapsulasi liposom meropenem dan metode dilusi cair untuk penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum (KHM) larutan meropenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 3,91 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 250 ppm. Konsentrasi bunuh minimum (KBM) larutan meropenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 3,91 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 250 ppm sedangkan konsentrasi bunuh minimum suspensi liposom meropenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 7,81 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 500 ppm. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa enkapsulasi liposom menurunkan aktivitas antibakteri meropenem terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.

In some areas in the world, Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is the predominant pathogen in the environment, especially hospitals. Meropenem is an antibiotic belonging to the carbapenem class that has antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa. Concomitant use of meropenem in the treatment led to the emergence of Pseudomonas aeruginosa resistant to meropenem. Liposome, as a carrier for drug delivery system, have been successfully improve the activity of many antibacteria compound. The purpose of this research is to determine the effect of liposome encapsulation on antibacterial activity of meropenem against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa and Pseudomonas aeruginosa. The method used in this research is thin layer hydration method for liposome encapsulation meropenem and liquid dilution method for determination of minimum inhibitory concentration (MIC). The result of this research shown that the minimum inhibitory concentration (MIC) for meropenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 3,91 and 250 ppm when against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Minimum bactericidal concentration (MBC) for meropenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 3,91 ppm and when against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is 250 ppm while the minimum bactericidal concentration for meropenem liposomal suspension against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 7,81 ppm and when against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is 500 ppm. Thus, the conclusion that can be drawn is liposome encapsulation decrease antibacterial activity of meropenem against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Ang Jaya
"Perkembangan resistensi bakteri yang cepat menyebabkan diperlukan juga pengembangan terapi pengobatan baru agar mampu mengatasi penyakit yang telah berkembang. Imipenem merupakan antibakteri golongan karbapenem yang merupakan obat pilihan dalam mengatasi infeksi Pseudomonas aeruginosa. Seiring penggunaan Imipenem sebagai terapi menyebabkan munculnya Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap Iimipenem. Liposom sebagai sistem penghantaran obat terbukti dapat meningkatkan aktivitas beberapa antibiotik terhadap bakteri Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh enkapsulasi liposom pada aktivitas Imipenem terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Liposom diformulasi dengan metode hidrasi lapis tipis kemudian dilanjutkan dengan sonikasi dan ekstrusi bertingkat dengan membran polikarbonat berpori 0,4 μm dan 0,1 μm steril untuk mengecilkan ukuran liposom dan juga mensterilkan liposom. Penentuan aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode dilusi cair.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum (KHM) larutan Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 1,49 ppm. Konsentrasi bunuh minimum (KBM) larutan Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 2,97 ppm. Sedangkan konsentrasi bunuh minimum suspensi liposom Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 5,95 ppm. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa enkapsulasi liposom menghambat aktivitas antibakteri Imipenem terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.

Rapid escalation of bacterial resistance lead to the necessity of new drug developments to overcome it. Imipenem is an antibiotic in carbapenem class which is used as drug of choice to treat Pseudomonas aeruginosa infection. Concominant use of Imipenem as therapeutic drug led to the resistance of Pseudomonas aeruginosa towards Imipenem. Liposom as drug delivery system has been proven to increase the activity of some antibiotics against Multidrug resistant Pseudomonas aeruginosa. This study was aimed to determine the effect of liposomal encapsulation on antibacterial activity of Imipenem against Pseudomonas aeruginosa and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Liposomes were prepared with thin-film hydration method and then followed by sonication and extrusion using sterile polycarbonate membrane with pore size 0,4 μm and 0,1 μm to reduce the size and sterilize the liposomes. Liquid dilution method is used to determine the antibacterial activity.
The result of this research showed that the minimum inhibitory concentrasion (MIC) of Imipenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 1,49 ppm. Minimum bactericidal concentration (MBC) of meropenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 2,97 ppm. Minimum bactericidal concentration of Imipenem liposome against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 5,95 ppm. Thus it can be concluded that liposome encapsulation inhibits antibacterial activity of Imipenem against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiagus M. Reza
"Kulit buah manggis setelah diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi misalnya antiinflamasi antihistamin antibakteri antijamur dan antiviral Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis dilaporkan memiliki uji antibakteri terhadap terhadap pseudomonas aeruginosa Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram negatif berflagel yang bersifat aerob Pseudomonas aeruginosatersebar luas di alam dan biasanya terdapat di lingkungan rumah sakit yang lembap Bakteri inibersifat invasif dan toksigenik menyebabkan infeksi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang abnormal dan merupakan patogen nosokomial yang penting Pada penelitian ini uji aktivitas antibakteri Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn menggunakanagar nutrient yang ditanami bakteri pseudomonas aeruginosa dan ditambahkan sumuran dengan Ekstrak sebagai subjek uji Uji yang digunakan adalah Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn dengan pengenceran 10x 15x 20x 30x dan 40x yang dibandingkan dengan kontrol positif Eritromisin dan kontrol negatif Akuades Pengujian penghambatan pertumbuhan bakteridiukur denganmengukur zona bening disekitar sumuran dengan menggunakan jangka sorong dalam satuan mm terhadap seluruh sampel uji Hasil yang telah didapat dilakukan uji statistik Kruskal Wallis dengan post hoc Mann whitney didapatkan bahwa Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn ternyata tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pseudomonas aeruginosa Terdapat hubungan yang tidak berbeda bermakna dengan kontrol negatif Akuades pada pengenceran Ekstrak 10x p 1 000 15x p 1 000 20x p 1 000 30x p 1 000 40x p 1 000 dan hubungan berbeda bermakna dengan kontrol positif Eritromisin pada pengenceran Ekstrak 10x p 0 013 15x p 0 013 20x p 0 013 30x p 0 013 40x p 0 013.

Mangosteen pericarp after investigation turned out to contain several compounds with pharmacological activity such as anti inflammatory antihistamine antibacterial antifungal and antiviral Antibacterial activity of mangosteen pericarp against pseudomonas aeruginosa is reported by antibacterial test ofmangosteen pericarp extract Pseudomonas aeruginosa is a gram negative bacteria have flagellaand that are aerobic Pseudomonas aeruginosa is widespread in nature and are usually found in the moist environment of the hospital These bacteria are invasive and toxigenic causing infections in patients with abnormal immune system and is an important nosocomial pathogen In this study the antibacterial activity test of mangosteen pericarp extract Garcinia mangostana Linn were examined with nutrient agar contain of pseudomonas aeruginosa culture and there are well filled of extract as test subjects Mangosteen pericarp extract used in this test is devided into a number of dilution 10x 15x 20x 30x and 40x that of compared with erythromycin as positive control and a distilled as negative control Testing of bacterial growth inhibition was measured by measuring the clear zone using a vernier caliper of all test samples The results obtained statistical by Kruskal Wallis test with post hoc Mann Whitney showed that extracts of mangosteen pericarp Garcinia mangostana Linn apparently did not have antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa There is no significant difference in relation to the negative control of distilled water at 10x extract dilution p 1 000 15x p 1 000 20x p 1 000 30x p 1 000 40x p 1 000 and different relationships erythromycin significantly with positive control at 10x extract dilution p 0 013 15x p 0 013 20x p 0 013 30x p 0 013 40x p 0 013
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herna
"Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu patogen terpenting yang menyebabkan infeksi nosokomial. Isolat P. aeruginosa sudah banyak yang resisten terhadap carbapenem yang juga berkaitan dengan resistensi terhadap antibiotik lain. Adanya P. aeruginosa yang resisten multiobat menyebabkan kesulitan dalam memilih pengobatan yang tepat. Terapi kombinasi dapat menjadi salah satu alternatif untuk menanggulangi keterbatasan monoterapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya sinergisme pada beberapa kombinasi antibiotik yang digunakan pada penelitian ini terhadap bakteri P. aeruginosa resisten carbapenem. Spesimen klinis yang terdiri dari sputum, bilasan bronkoalveolar, apusan luka, dan urin diambill dari ruang perawatan intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Isolat bakteri yang berasal dari spesimen klinis kemudian diidentifikasi dan diuji kepekaan. Isolat yang memenuhi kriteria inklusi diuji dengan metode checkerboard mikrodilusi untuk mempelajari efek kombinasi antibiotik antara amikacin dan ceftazidime, ceftazidime dan ciprofloxacin, serta amikacin dan ciprofloxacin. Dari 187 spesimen yang berasal dari 140 pasien diperoleh 16 isolat P. aeruginosa resisten carbapenem. Dari 16 Isolat P. aeruginosa yang resisten carbapenem yang diperiksa dengan uji checkerboard mikrodilusi sebanyak 13 isolat. Sebanyak 3 isolat yang terpapar kombinasi ceftazidime dan amikacin menunjukkan sinergisme dan 1 isolat yang terpapar kombinasi ceftazidime dan ciprofloxacin. Pada semua isolat yang terpapar kombinasi amikacin dan ciprofloxacin memperlihatkan indifference. Tidak ada antagonisme ditemukan pada ketiga kombinasi antibiotik ini. Berdasarkan penelitian ini, kombinasi ceftazidime dan amikacin masih dapat dipertimbangkan pada pasien dengan infeksi P. aeruginosa resisten carbapenem.

Pseudomonas aeruginosa is one of the important nosocomial pathogens. Currently, many P. aeruginosa isolates are resistant to carbapenem and other antibiotics. The occurrence of multidrug resistance in P. aeruginosa, causes difficulties in choosing the appropriate treatment of infection by this bacteria. Combination therapy could be an alternative to overcome the limitations of monotherapy. The objective of this study is to observe the occurrence of synergistic effect in the antibiotic combinations that are used in this study in carbapenem resistant P. aeruginosa. Clinical specimens consisting of sputum, bronchoalveolar lavage, wound swab, blood and urine were obtained from the ICU of Cipto Mangunkusumo Hospital. Bacterial isolates from the clinical specimens were identified and examined for susceptibility pattern. Isolates that fulfill inclusion criteria was tested with checkerboard microdilution method to study the antibiotic combination effect between amikacin and ceftazidime, ceftazidime and ciprofloxacin, amikacin and ciprofloxacin. There From 187 specimens that were collected from 140 patients, 16 carbapenem resistant P. aeruginosa isolates were obtained. From 16 carbapenem resistant P. aeruginosa isolates, there were 13 isolates that tested with checkerboard microdilution method. The results showed synergistic effect in 3 isolates that were exposed to ceftazidime and amikacin combination, and in 1 of the isolates that were exposed to ceftazidime and ciprofloxacin combination. Indifference was observed in all isolates that were exposed to amikacin and ciprofloxacin combination. No antagonism was found among the three antibiotic combinations. Based on this study, ceftazidime and amikacin combination could be considered in patient with carbapenem resistant P. aeruginosa infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinny Chairunisa
"Siprofloksasin HCl, antibiotik golongan fluorokuinolon dengan profil bioavailabilitas yang buruk dan potensi efek samping, memerlukan solusi untuk meningkatkan aktivitas dan efikasinya. Liposom, sebagai pembawa obat telah terbukti meningkatkan aktivitas antibakteri dan menurunkan toksisitas banyak senyawa antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek enkapsulasi liposom pada aktivitas antibakteri siprofloksasin HCl terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode hidrasi lapis tipis dan ekstrusi bertingkat untuk preparasi liposom siprofloksasin HCl dan metode dilusi cair untuk penentuan konsentrasi hambat minimum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum (KHM) larutan siprofloksasin HCl terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 62,5 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 125 ppm. Untuk konsentrasi bunuh minimum (KBM) larutan siprofloksasin HCl terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 62,5 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 125 ppm sedangkan konsentrasi bunuh minimum suspensi liposom siprofloksasin HCl terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 31,25 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 62,5 ppm. Berdasarkan hasil uji in vitro tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa enkapsulasi liposom dapat meningkatkan aktivitas antibakteri siprofloksasin HCl terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.

Ciprofloxacin HCl, a fluoroquinolone antibiotic which has poor bioavailability profile and many side effects, requires a way to enhance its activity and effication. Liposomes as drug carriers had been proven to improve the activity and decrease the toxicity of various antibiotics. This study aimed to determine the effect of liposome encapsulation on antibacterial activity of Ciprofloxacin HCl against Pseudomonas aeruginosa and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. The method used in this study was a thin layer hydration method and stepwise extrusion for preparation of ciprofloxacin HCl liposome and liquid dilution method for determination of minimum inhibitory concentration.
The result of this research showed that the minimum inhibitory concentration (MIC) for ciprofloxacin HCl solution againts Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 62,5 ppm and when againts Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is 125 ppm. Minimum bactericidal concentration (MBC) for ciprofloxacin HCl solution againts Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 62,5 ppm and when againts Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is 125 ppm while the minimum bactericidal concentration for ciprofloxacin HCl liposomal suspension againts Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 31,25 ppm and when againts Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is 62,5 ppm. Thus, the conclusion that can be drawn is liposome encapsulation improved ciprofloxacin HCl’s antibacteria activity againts Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Amalia Deborah
"Antibiotik ialah senyawa yang diproduksi oleh beberapa spesies mikroorganisme, yang memiliki kapasitas untuk menginhibisi pertumbuhan atau membunuh bakteri. Namun, dewasa ini penggunaan antibiotik sangat tidak terkendali dan menimbulkan resistensi. Resistensi antibiotik merupakan masalah yang menjadi serius. Antibiotik yang dahulunya efektif dalam mengobati berbagai penyakit, sekarang telah berkurang ataupun hilang efektifitasnya. Karena terlalu banyaknya kasus resistensi, maka diperlukan suatu senyawa baru yang bisa menghasilkan daya antibakteri. Penemuan antibakteri baru dari senyawa dalam tanaman merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan ini. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman Garcinia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, tanaman Garcinia memiliki aktivitas antibakteri. Pada penelitian ini diteliti potensi aktivitas antibakteri pada tanaman Garcinia latissima.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah daya antibakteri dari ekstrak-ekstrak Garcinia latissima menggunakan metode Konsentrasi Hambat Minimal KHM kemudian dilanjutkan dengan uji bioautografi pada Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan ekstrak metanol kulit batang tanaman Garcinia latissima terbukti memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus 2.000 g/mL dan 1.500 g/mL dan ekstrak metanol buah dan etil asetat buah tanaman Garcinia latissima memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa 3.000 g/mL . Untuk hasil bioautografi menunjukkan hasil positif dari masing-masing ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Antibiotic is a compound that produced by some species of microorganisms, which have a capacity to inhibit or kill the bacteria. However, nowadays the using of antibiotic become very uncontrolled and caused resistances. Antibiotic resistance is a very serious problem. An antibiotic which is effective to cure the disease in the past, now has decreased and lost its effectivity. Therefore, the new compound is needed to help the resistance problem. The discovered of new antibiotic compound from herbal plants is one of the potential source of antibacterial compound to solve this problem. One of those plants is Garcinia plant. Based on previous research, Garcinia plant has an antibacterial activity.
This research aimed to determine and to investigate the potency of antibacterial activity from Garcinia latissima extracts with Minimal Inhibitory Concentration MIC and Bioautography assay in Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Result indicated that the methanol fruit and cortex of Garcinia latissima have a potency of antibacterial in Staphylococcus aureus 2.000 g mL and 1.500 g mL , also methanol and ethyl acetate fruit extracts have a potency of antibacterial in Pseudomonas aeruginosa 3.000 g mL. For the bioautography assay, showed a positive antibacterial effectivity result in each extract.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindia Latwo Septipa
"ABSTRAK
Asam galat merupakan senyawa yang dikenal memiliki potensi terapetik yang luas, sebagai antibakteri, antifungal, antiviral, antinflamasi, antialergi, hepatoprotektif, antitrombotik, dan antikarsinogenik. Potensi asam galat sebagai antibakteri merupakan peluang untuk menemukan alternatif antibakteri baru. Reaksi esterifikasi dengan senyawa alkohol dilakukan pada asam galat untuk menghasilkan derivat alkil ester galat. Senyawa asam galat dan derivatnya diujikan pada Pseudomonas aeruginosa. Kontrol positif penelitian ini adalah antibiotik Seftazidim. Pengujian dilakukan dengan metode makrodilusi berdasarkan observasi kekeruhan tabung dan uji konfirmasi dengan plat agar darah. Senyawa dibagi dalam lima kelompok konsentrasi berbeda dan dilakukan pengukuran dua kali pengulangan duplo . Hasil penelitian dinyatakan dalam Konsentrasi Hambat Minimum KHM berdasarkan hasil metode makrodilusi. Dari sepuluh derivat alkil ester galat yang diujikan, dua derivat yang memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan terhadap bakteri P.aeruginosa, yakni senyawa derivat benzil galat pada konsentrasi 1967 ?g/mL dan amil galat pada konsentrasi 1822 ?g/mL. Peningkatan aktivitas antimikroba terhadap P.aeruginosa dipengaruhi oleh jumlah gugus atom karbon C , jumlah cabang dan cincin aromatis benzene.

ABSTRACT
Gallic acid is known as substance which has broad bioactivities as antibacterial, antifungal, antiviral, anti inflammatory, anti allergy, hepatoprotective, anti thrombotic, and anti cancer. Potent antibacterial activity of gallic acid has become an opportunity to develop a new antibacterial agent through structure modification of gallic acid. Antibactrial activity of gallic acid and its alkyl ester derivatives were evaluated against Pseudomonas aeruginosa with Seftazidim antibiotic as a positive control. Macrodilution method is used to observe the turbidity of each tested sample and followed by confirmation test by blood agar. The tested samples are divided into five different concentration. Antibacterial activity is expressed by Minimum Inhibitory Concentration MIC based on the result of macrodilution method. Among ten alkyl ester derivatives of gallic acid , two derivatives showed antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa, namely, benzyl gallate MIC 1967 g mL and amyl gallate MI C 1822 g mL . Improved antimicrobial activity against P.aeruginosa are influenced by the number of atoms of carbon C , amount of branch and aromatics benzene ring."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Firstya Novani
"Infeksi adalah proses invasi dan pembiakan mikroorganisme yang terjadi di jaringan tubuh manusia yang secara klinis mungkin tidak terlihat atau dapat menimbulkan cidera seluler lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intrasel atau respon antigen-antibodi. Agen penyebab infeksi antara lain adalah bakteri. Timbulnya resistensi bahkan multiresistensi yang menimbulkan banyak masalah dalam pengobatan penyakit infeksi. Sehingga diperlukan usaha untuk mengembangkan obat tradisional berasal dari tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat antibakteri adalah binahong. Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) adalah tanaman dari suku Anredera. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakterinya dan zat-zat kimia yang terkandung di dalam tanaman tersebut sebagai zat antibakteri. Ekstraksi tanaman dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut polar yaitu etanol 70 %. Kemudian dibuat 3 konsentarsi ekstrak yaitu 20%, 40%, dan 80%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram kertas dengan mengamati diameter zona hambat. Hasil uji antibakteri ekstrak daun binahong memperlihatkan adanya aktivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumonia, dan Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap beberapa antibiotik. Dan ekstrak daun binahong dengan konsentrasi 80% yang paling besar zona hambatnya. Digunakan kontrol positif yaitu antibiotik amoksisilin + asam klavulanat dan antibiotik siprofloksasin. Sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah etanol 70%.

Infection is the invasion and breeding of microorganisms that occurs in human body tissue which may not be apparent clinically or may cause local cellular injury due to competitive metabolism, toxins, intracellular replication or antigen-antibody response. Infectious agents include bacteria. The emergence of resistance or even multi-resistance can cause a lot of problems in the treatment for infectious diseases. Therefore, multi-resistance towards antibiotics becomes a severe problem. Thus, it is necessary to develop traditional medicines derived from plants that can kill the bacteria which resistant towards antibiotics. One of the plants empirically used as antibacterial drugs is binahong. Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) is a plant from Anredera species. The research has been conducted to determine the antibacterial activity and chemical substances contained within the plant as an antibacterial agent. The extraction plant has been done by maceration method using a polar solvent that is 70% ethanol. Then made 3 extract concentrations of 20%, 40%, and 80%. Antibacterial activity has tested by using paper disc diffusion method in order to observing the inhibition zone. Antibacterial test results of binahong leaf extraction showed the activity against Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, and Pseudomonas aeruginosa which were resistant to multiple antibiotics. And the leaf extract with a concentration of 80% binahong greatest inhibition zone. The positive control that was used are amoxicillin antibiotic + clavulanic acid and ciprofloxacin antibiotic, while the negative control that was used is 70% of ethanol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Andika
"Teknologi Bioremediasi merupakan teknologi yang belakangan ini digunakan sebagai cara altematif penanggulangan limbah I-lidrokarbon. Metode ini menggunakan mikroorganisme bakteri pemecah minyak seperti Rveudomanus aeruginosa untuk mendegradasi senyawa hidrokarbon sehingga dapat mcmulihkan lingkungan, tanah dan air yang tercemar.
Penelitian pengujian ketahanan dari bakteri Pseudomonas aeruginosa ini merupakan bagian dari penelitian Bioremediasi yang dilakukan di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia. Penelitian ini dilakukan dalam kultur medium Nutrien Broth (NB) dengan menggunakan teknik pengguncangan. Proses tcrsebut berlangsung pada kondisi temperatur 35"C, kecepatan shaker 30 rpm dan tekanan I atm dengan variasi konsentrasi substrat iso-oktana yang cligunakan sebesar 800 ppm, 1600 ppm, 3200 ppm, 6400 ppm, dan 10000 ppm volum.
Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan semakin tingginya konsentrasi kontaminan yang diberi kan pada sei (pada rentang substrat 800 ppm - 10000 ppm), maka semakin berkurangjumlah massa se! akhir yang dihasilkan dan laju pcrmmbuhan spesifik sel Pseudomonas aeruginosa berada pada laju yang hampir sama. Pertumbuhan terbaik sel dicapai pada konsentrasi 800 ppm dengan jurniah massa sel akhir sebesar 0.007079 gr/dmg-pada akhimya model pendekatan secara empiris terhadap laju pertumbuhan sel mcngikuti persamaan Ierusalimsky."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky
"Penelitian ini mernbahas pengaruh sonikasi pada dua frekuensi gelombang suara audiosonik, yaitu 7 kHz dan 17 kHz, terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa yang dikultur dalam medium Bovine Heart Infusion (BHI) dan Plate Count Agar (PCA). Bakteri yang sudah terpapar gelombang suara dikultur dalam agar nutrisi dan diinkubasi selarna 24 jam. Kemudian pertumbuhan koloni dihitung menggunakan colony counter.
Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan koloni P.aeruginosa dipengaruhi gelombang suara pada frekuensi berbeda setelah dibandingkan dengan kontrol. Semakin tinggi frekuensi suara, semakin kuat efek inhibisi terhadap pertumbuhan, dengan efek inhibisi frekuensi 17 kHz sebesar 24,16% dan frekuensi 7 kHz sebesar 11,52%.

This research discusses the effect of sonication using two different frequencies, 7 and 17 kHz, on the growth of Pseudomonas aeruginosa which was cultured in Bovine Heart Infusion (BHI) medium and Plate Count Agar (PCA). After exposure, bacteria was recultured in nutrient agar and incubated for 24 hours. Then the growth of bacteria colonies was measured using colony counter.
The result showed that different sound frequencies have effects on the growth of P. aeruginosa. Higher sound frequency at 17 kHz had stronger growth inhibition by 24.16% as compared to control group, while sound frequency at 7 kHz only showed 11.52% growth inhibition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>