Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149822 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noorca Maya Regita
"Arsitektur dalam pandangan umum adalah usaha manusia untuk membangun tempat tinggal yang aman dan nyaman. Proses penciptaan bangunan yang dikenal selama ini selalu melibatkan ukuran matematis, tetapi sesungguhnya keseluruhan rangkaian usaha ini merupakan proses yang sangat kompleks. Arsitektur, secara konseptual, didefinisikan sebagai usaha untuk membangun ruang bagi manusia, yang melibatkan penambahan satu dimensi tertentu, yaitu dimensi kemanusiaan. Penciptaan bangunan didasari oleh relasi kuasa yang terjadi dalam lingkungan sosial. Hal inilah yang melahirkan berbagai gaya arsitektur bangunan secara kultural. Keberadaan bangunan memberi peluang bagi penghuni untuk memacu inteligensi melalui adaptasi dan desain menjadi mediasi bagi intensionalitas penghuni terhadap bangunan.

Architecture in general is a human’s effort to build a secure and comfort home. The creation of a building as we know, is always involving the mathematical measure, however, the whole sequence of these efforts is a complicated process. In a conceptual understanding, architecture is defined as a matter of making a human space, which is adding a particular dimension, i.e. humanistic dimension. The creation of a building is based on the relation of power, which is happened in a social environment. This is what produce so many different style of architectur in culture. The exsistence of a building gives the probability to the dweller for boosting his/her intelligence through the adaptation and the design stance, which is become a mediation for the dweller’s intentionality to the building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Vidya Primadhani Raudin
"Arsitektur dan puisi adalah bentuk seni yang menggunakan kreativitas. Ini adalah studi tentang hubungan antara puisi The Act of Jan Palach oleh David Shapiro dan The House of Suicide dan The House of the Mother of Suicide oleh John Hejduk. Penelitian ini menggunakan metode Alan Simpson dalam analisis komparatif. Kesamaan dalam konsep, sikap dan kualitas transendental merupakan faktor dalam analisis komparatif. Penelitian ini juga menyelidiki puisi sebagai sumber inspirasi. Dalam studi kasus, ada hubungan kuat antara arsitektur dan puisi.

Architecture and poetry are forms of art that use creativity. This is a study of the relation between the poem The Act of Jan Palach by David Shapiro and The House of the Suicide and The House of the Mother of the Suicide by John Hejduk. This study applies Alan Simpson rsquo s method of comparative analysis. The similarities in concepts, attitudes and transcendental quality are the factors in the comparative analysis. This is also an investigation of the use of poetry as a source of inspiration. In the case study, there is a strong relation between architecture and poetry.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Amalia
"Berawal dari teknik bongkar pasang, sistem sambungan praktis yang sederhana dan cara membangun yang semakin mudah, kini prafabrikasi mulai banyak diterapkan dalam ber-arsitektur. Prafabrikasi yang berorientasi pada efektivitas dan efisiensi dan jumlah tenaga kerja pembangun minimum ini memiliki banyak isu yang terkait dengan kehadirannya. Isu yang dibahas dalam tulisan ini adalah prafabrikasi melalui teknologi, arsitektur dan aspek sosial ekonomi dalam upaya menjawab pertanyaan mengenai bagaimana dan bilamana prafabrikasi dapat diterapkan.
Melalui referensi teori, data, observasi dan wawancara, serta pengamatan terhadap desain prafabrikasi yang telah ada, saya mencoba menjabarkan mengenai apa yang disebut prafabrikasi, bukan hanya sebagai teknologi praktis dalam membangun tetapi juga sebagai suatu alat, sistem, pendekatan desain dan metode yang berpengaruh positif bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Analisis bersifat deskriptif dan berupaya memberi gambaran ragam prafabrikasi serta perkembangannya, khususnya hubungan antara prafabrikasi dengan arsitektur, teknologi dan sosial ekonomi Sehingga akhirnya diperoleh suatu pola pemikiran yang runut dan jelas dalam menerapkan prafabrikasi sebagai solusi ber-arsitektur yang responsif terhadap keadaan, kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Temuan dari tulisan ini mengungkap bahwa ada beberapa hal yang menjadi indikasi keberhasilan prafabrikasi dan prasyarat kondisi yang mendukung pelaksanaannya antara lain kesesuaian konteks, kecermatan desain terhadap kemampuan produksi dan potensi yang tersedia, dan kreativitas dalam mengadaptasikan desain terhadap selera dan budaya masyarakat.

Starting with knock down, simple practical joining system and easier construction, prefabrication begins its fame in architecture. Having orientation in its effectiveness, efficiency and low-number of workers, prefabrication has a lot of issues related with its existence. The issues that brought into this discussion are prefabrication through technology, architecture and its social economy aspect due to an effort figuring how prefabrication could be accomplished within architecture and construction.
By references of theories, data, observation, interview and some analysis of prefabricated building, i try to explain about what prefabrication is. Not merely as a practical technology but also as a tool, system, approach and method which affect positively to social and economy life of society. Descriptive analysis came as an effort to give explanation about kinds of prefabrication and its development, especially relationships between prefabrication and architecture, technology and social economy. So that it finally construct a systematic and clear thoughts pattern to use prefabrication as a solution in architecture that responsively react to conditions, needs and wishes from society.
This writing reveals several things that indicate promising results of prefabrication and requirements supporting its accomplishment, some of them are contextually fit in, smart design deal with potential and production availability, and creativity to adapt design to taste and culture of the society.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48415
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lanawati
"Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa prestasi belajar siswa di sekolah tidak terlepas dari kemampuan inteligensi (IQ) yang dimiliki siswa. Diperkirakan siswa yang memiliki kemampuan inteligensi yang tinggi juga akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Namun dalam proses belajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, bahkan ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. IQ bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan siswa di sekolah, masih banyak faktor lain yang menentukan, seperti kreativitas, kepribadian, emosi dan sebagainya.
Menurut Goleman manusia mempunyai dua inteligensi yang berbeda yaitu Emotional Intelligence (EI) dan Rational Intelligence (IQ). Keberhasilan kehidupan seseorang tidak hanya ditentukan oleh IQ, melainkan juga ditentukan oleh EI. Selanjutnya ia juga menunjukkan bahwa EI dapat dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar (Goleman, 1995:284).
Berdasarkan pandangan di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana hubungan antara EI, IQ dan prestasi belajar yang diperoleh siswa SMU di sekolah, serta melihat sumbangan yang diberikan EI dan IQ terhadap prestasi belajar, dan sumbangan yang diberikan dimensi-dimensi EI (kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial) dan IQ terhadap prestasi belajar.
Dalam penelitian ini siswa yang dipilih sebagai subyek penelitian adalah siswa SMU, di mana pada masa ini siswa dianggap telah menunjukkan perkembangan kematangan fisik, mental, emosional dan sosial (Hurlock, 1987). Sebanyak 129 siswa SMU Methodist dilibatkan dalam penelitian ini. Kepada mereka diberikan Inventori EI (Emotional Intelligence Inventory) dan Tes CFIT (Culture Fair Intelligence Test), sedangkan prestasi belajar diperoleh dari nilai rata-rata raport cawu III tahun ajaran 1997-1998.
Untuk penelitian ini dilakukan adaptasi Inventori EI melalui analisis butir, penentuan validitas dan reliabilitas. Sampel normatif adalah siswa SMU dan mahasiswa S1, sejumlah 895 orang dari SMU Kalam Kudus, SMU Bethel, Universitas Atma Jaya, Universitas Kristen Indonesia. Data diperoleh melalui pemberian tes secara kelompok. Prosedur adaptasi inventori EI adalah : butir-butir EI yang telah disusun berdasarkan Bar-On Emotional Inventory (Bar-On, 1997) dan Meta Mood Scale (Salovey, 1996), serta beberapa butir yang disumbangkan oleh Rudy Salan, dan beberapa butir lagi disusun oleh penulis sendiri, dikonsultasikan bersama tiga orang nara sumber. Uji coba diadakan untuk menentukan waktu yang diperlukan dan kejelasan pengertian bahasa. Kemudian hasil uji coba digunakan untuk mengambil data adaptasi inventori EI. Analisis butir dilakukan dengan metode skala Liked. Dalam menilai taraf reliabilitas butir-butir digunakan rumus Cronbach's Alpha, kemudian untuk melihat validitas konstruk dilakukan analisis faktor dengan rotasi varimaks.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara EI dan prestasi belajar (r = 0.150 dengan p = 0.090). El juga berkorelasi secara tidak bermakna dengan IQ (r = 0.054 dengan p = 0.545). Namun ditemukan korelasi yang bermakna antara IQ dan prestasi belajar (r = 0.239 dengan p = 0.006). Dari analisis regresi untuk menghitung sumbangan varians EI dan IQ terhadap prestasi belajar, dengan metode step-wise, varians yang keluar hanya IQ, dan diperoleh multiple regression sebesar 0.239. Dengan kata lain dalam penelitian ini hanya IQ yang memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar (R2 = 5.7%), sedangkan EI tidak memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar. Dalam menghitung sumbangan varians dari ke lima dimensi EI (self-awareness, self-control, self-motivation, empathy dan social skill) dan IQ terhadap prestasi belajar, ternyata hanya IQ dan SC (self-control) yang memberikan sumbangan signifikan kepada prestasi belajar (R= 0.324). Dengan kata lain, SC dan IQ memberikan sumbangan varians sebesar 10.5%, di mana 4.8% sumbangan dari dimensi SC dan 5.7% sumbangan dari varians 1Q. Hal ini berarti dari ke lima dimensi EI hanya dimensi SC yang memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar.
Saran yang diajukan untuk penelitian lanjutan ialah perlu melakukan penelitian lanjutan dengan sampel yang menurut konstruk teoritik lebih sesuai, yaitu orang dewasa yang sudah mempunyai pengalaman kehidupan sehari-hari. Perlu melakukan validitas eksternal dengan menemukan hubungan tes EI ini dengan instrumen lainnya. Selain itu juga disarankan agar dalam mendapatkan data prestasi belajar siswa perlu menggunakan tes yang baku."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theodora Natalia Kusumadewi
"Banyak penelitian di seluruh dunia mengenai penggunaan internet memfokuskan pada topik penggunaan internet game online, setelah dilaporkan banyak pemain internet game online (gamer) secara mengkhawatirkan menjadi sangat menggemari (ke arah kecanduan) dan juga menunjukkan perilaku anti sosial selama bermain, termasuk melanggar peraturan dan menghindari tanggungjawab sosial (Loton, 2007). Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah mencari hubungan antara kecanduan terhadap internet game online dengan keterampilan sosial pada 187 remaja (77,5% laki-laki) dengan rata-rata usia partisipan penelitian: 16,7. Seluruh partisipan telah melengkapi skala Internet Addiction Disorder (IAD) milik Ivan Goldberg dan skala Social Skills Inventory (SSI) milik Ronald Riggio, yang keduanya telah diadopsi ke dalam bahasa Indonesia.
Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecanduan internet game online dan keterampilan sosial pada remaja dengan korelasi sebesar r=-.216**, signifikan pada l.o.s 0.01. Selain itu, ditemukan pula hubungan yang signifikan antara kecanduan internet game online dengan faktor usia dan dengan dua domain dari keterampilan sosial, antara lain, Emotional Sensitivity (ES) dan Social Expressivity (SE).
Researches around the world about internet using have focused to the topic after reports of gamers becoming alarmingly preoccupied (lead to addiction) with internet game online dan shows anti social behavior to support play, including breaking rules and neglecting social responsibilities (Loton, 2007). The aim of this study was to find a relationship between internet game online addiction and social skills among 187 adolescents (77,5% are male), with mean age: 16.7. All participants completed two scales: Internet Addiction Disorder (IAD) by Ivan Goldberg and Social Skills Inventory (SSI) by Ronald Riggio, both were adopted to Indonesian language.
This study reveals a significant association betweeen addiction and social skills in adolescents whose addicted to internet game online, with correlation r=-.216**, significant in l.o.s. 0.01. It is also found a significant relation among internet game online addiction to age factor and two social skills domains, are Emotional Sensitivity (ES) and Social Expressivity (SE).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penelitian ini dilakukan untuk mendapat gambaran mengenai hubungan antara
self-regulated learning (SRL) dan creative self-efficacy (CSE) pada mahasiswa
arsitektur. Self-regulated learning didefinisikan sebagai sejauh mana pelajar
menggunakan proses metakognisi, motivasi, dan tingkah lakunya untuk
berpartisipasi aktif dalam proses belajarnya. Creative self-efficacy didefinisikan
sebagai keyakinan yang sementara pada individu mengenai kemampuan dirinya
untuk melakukan tugas spesifik tertentu yang membutuhkan produksi solusisolusi
baru, orisinal, atau sesuai. Creative self-efficacy terdiri dimensi creative
thinking self-efficacy (CTSE) dan creative performance self-efficacy (CPSE).
Pengukuran SRL menggunakan alat ukur Strategi Self-Regulated Learning yang
disusun oleh Hariseno (2012) dan pengukuran CSE menggunakan alat ukur
Revised Model of CTSE II and CPSE II Inventories yang disusun oleh Abbott
(2010). Partisipan penelitian berjumlah 159 mahasiswa arsitektur dari beberapa
perguruan tinggi di Jakarta, Depok, dan Bandung. Melalui teknik statistik Pearson
Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara
self-regulated learning dengan creative thinking self-efficacy (r = 0.269; p =
0.001, signifikan pada L.o.S 0.01) dan creative performance self-efficacy (r =
0.342; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01) pada mahasiswa arsitektur.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan bagi mahasiswa arsitektur untuk
meningkatkan self-regulated learning dalam proses belajarnya karena semakin
tinggi self-regulated learning mahasiswa arsitektur, semakin tinggi creative selfefficacy
mereka., This research was conducted to find the correlation between self-regulated
learning and creative self-efficacy among architecture college students. Selfregulated
learning defined as the degree to which students are metacognitively,
motivationally, and behaviorally active participants in their own learning process
(Zimmerman, 2008). Creative self-efficacy defined as an individual?s state-like
belief in his or her own ability to perform the specific tasks required to produce
novel, original, or appropriate solutions (Abbott, 2010). Creative self-efficacy
consists of dimension of creative thinking self-efficacy (CTSE) and dimension of
creative performance self-efficacy (CPSE). Self-regulated learning was measured
using an instrument named Strategy of Self-Regulated Learning made by
Hariseno (2012) and creative self-efficacy was measured using Revised Model of
CTSE II and CPSE II made by Abbott (2010). Participants of this research were
159 architecture college students from some colleges in Jakarta, Depok, and
Bandung. The Pearson Correlation indicates that self-regulated learning correlates
positively and significantly with creative thinking self-efficacy (r = 0.269; p =
0.001, significant at L.o.S 0.01) and creative performance self-efficacy (r = 0.342;
p = 0.000, significant at L.o.S 0.01) among architecture college student. Based on
research results, it suggested for architecture college student to improve their selfregulated
learning in learning process because the higher self-regulated learning
architecture student, the higher their creative self-efficacy.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nadya Megawindah Paramitha
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi konsumsi buah, sayur, makanan cepat saji, tinggi gula, dan tinggi lemak dihubungkan dengan tingkat stres, jenis kelamin, pengetahuan gizi, uang saku per bulan, pengaruh media, dan pengaruh teman sebaya. Penelitian dengan desain cross sectional ini dilakukan di Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia selama bulan April- Mei 2012. Jumlah sampel yang pada penelitian ini adalah 106 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan melalui kuesioner, Food Frequency Questionnaire, dan Perceived Stress Scale.
Hasil analisis univariat menunjukkan 55,7% responden tergolong jarang mengonsumsi buah dan sayur dan 53,8% responden sering mengonsumsi makanan cepat saji, tinggi lemak, dan tinggi gula. 72,6% dari responden adalah wanita dan 27,4% responden adalah pria. Sebanyak 71,7% responden memiliki tingkat stres yang tergolong tinggi. 52,8% responden memiliki pengetahuan gizi baik, 52,8% responden tergolong tidak memiliki pengaruh media massa, dan 87,7% responden termasuk dalam kategori ada pengaruh teman sebaya.
Hasil analisis bivariat dengan uji chi square menemukan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan konsumsi buah dan sayur (OR = 4,366). Selain itu juga ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (OR = 2,977) dan tingkat stres (OR = 2,648) dengan konsumsi makanan cepat saji, tinggi lemak, dan tinggi gula. Sementara itu, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan konsumsi buah dan sayur dan antara pengetahuan gizi, uang saku per bulan, pengaruh media massa dan teman sebaya dengan konsumsi sayur, buah, makanan cepat saji, tinggi lemak, dan tinggi gula.

The purpose of this study was to understand consumption frequency of fruit, vegetable, fast food, fats, and sweets and their relation to stress level, gender, nutritional knowledge, pocket money, media influence, and peer influence. This cross sectional study was held in Architecture Department, Faculty of Engineering, University of Indonesia in April-May 2012. Total sample in this study was 106. Data was collected using questionnaire, Food Frequency Questionnaire, and Perceived Stress Scale.
The result of univariate analysis showed that 55,7% respondents rarely consume fruit and vegetable and 53,8% respondents often consume fast food, fats, and sweets. 72,6% respondents were women and 27,4% respondents were men. 71,7% respondents reported had high stress level, 52,8% respondents had good nutritional knowledge, 52,8% respondents didn?t have media influence, and 87,7% respondents had peer influence.
The result of bivariate analysis using chi square test found significant relation between gender and fruit and vegetable consumption (OR = 4,366). Furthermore, significant relation was also found between gender (OR = 2,977) and stress level (OR = 2,648) with fast food, fats, and sweets consumption, but there was no significant relation found between stress level and fruit and vegetable consumption, also between nutritional knowledge, pocket money, media and peer influence with fruit, vegetable, fast food, fats, and sweets consumption.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
14-17-711689305
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ripa Endriman
"Penelitian ini membahas pengaruh kinerja tanggung jawab sosial perusahaan terhadap asimetri informasi di pasar saham pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Penelitian ini menganalisis dampak perbedaan tingkat kepemilikan institusional terhadap hubungan antara kinerja tanggung jawab sosial perusahaan dan asimetri informasi. Sampel berjumlah 60 perusahaan yang diambil berdasarkan kriteria seleksi awal perhitungan Indeks SRI-KEHATI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh negatif terhadap asimetri informasi dan tingkat kepemilikan institusional memperlemah hubungan negatif antara kinerja tanggung jawab sosial perusahaan dan asimetri informasi.

This research discusses the influence of corporate social responsibility performance on stock market information asymmetry for listed firms in Indonesian Stock Exchange from 2009-2011. This research analyzes the effect of difference in institutional ownership level on the relation between corporate social responsibility performance and information asymmetry. Sample of 60 firms taken based on initial selection criteria for calculation of SRI-KEHATI Index. The result shows that corporate social responsibility performance has negative influence on information asymmetry and level of institutional ownership weakens negative relation between corporate social responsibility performance and information asymmetry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilian Belinda
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>