Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeane Sushinta Ariefyani
"Setiap agama mempunyai tempat untuk melakukan upacara dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Biasanya tempat ibadah merupakan sarana untuk melakukan upacara suatu aliran agama, misalnya: candi untuk umat Buddha atau Hindu, mesjid untuk umat Islam dan gereja untuk urnat Kristen. Gereja merupakan suatu bangunan atau wadah tempat jemaat berkumpul untuk menerima sakramen-sakramen yang bertujuan mendewasakan rohani dan menjadi penerang bagi umatnya melalui sikap dan ketaatannya terhadap Yesus Kristus.
Bangunan arsitektur gereja mempunyai ciri tersendiri yang disebabkan oleh faktor si pembuat, persedian material, dana serta berkaitan dengan teknologi yang berkembang pada masa itu. Sehubungan dengan hal tersebut maka suatu tinjauan deskriptif arsitektur terhadap gereja merupakan tema dalam skripsi ini.
Diketahui disini bahwa Gereja Katolik Santa Maria de Fatima dahulunya merupakan bangunan yang bercorak Cina dibangun pada abad 18-19 Masehi dan menjadi kediaman dari seorang bangsawan Cina. Pada masa sekarang bangunan rumah tinggal ini beralih fungsi menjadi gereja. Gereja yang terletak di Jalan Kemenangan III No.47 Jakarta Barat ini lebih dikenal dengan nama Gereja Toasebio. Gereja ini pada beberapa bagian bangunan mengalami perubahan, tetapi beberapa bagian lainnya masih menampakan keasliannya sebagai bangunan rumah tinggaI Cina. Selain itu belum pernah ada yang meneliti mengenai bangunan gereja ini baik aspek arsitektur maupun kesejarahannya.
Untuk itu permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah mengidentifikasikan dan menganalisis bagianbagian arsitekur bangunan Gereja Santa Maria de Fatima yang masih menunjukan ciri khas kecinaan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bangunan Gereja Santa Maria de Fatima mengalami beberapa bagian perubahan, yaitu dari segi denah secara keseluruhan sudah tidak menunjukan ciri kecinaan atau tidak sesuai dengan konsep rumah tinggal tradisional Cina. Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya courtyard atau impluviun: yang merupakan unsur yang penting dalam konsep rumah Cina yang dirubah menjadi ruang misa utama. Selain itu juga tidak ada ruang utama di mana terletak altar untuk meletakan abu leluhur nenek moyang karena ruang tersebut tidak menjadi bagian dari bangunan gereja, tetapi menjadi bangunan rumah tinggal.
Pada bangunan Gereja Katolik Santa Maria De Fatima bagian yang masih menunjukan kekhasan dari rurnah tradisional Cina yang kuat adalah bagian atap pada bangunan utama dan bangunan sisi utara serta sisi selatan. Bagian pintu utama yang terdapat di sisi utara serta selatan tidak mengalami perubahan. Sama halnya pula dengan bagian cornice, bracket yang terdapat pada beranda utama masih menampakan keasliannya. Bagian ini masih menyisakan hiasan-hiasan dekoratif khas Cina yang ditandai dengan motif-motif fauna dan flora. Bagian-bagian bangunan atau hiasan-hiasan bangunan yang tidak mengalami perubahan wajar adanya karena dalain aturan pembangunan gereja tidak menganut suatu aturan arsitektur yang baku. Mengenai bentuk fisik bangunan gereja katolik unsur lokal masih dapat diterapkan. Seperti halnya disebutkan dalam Konsili Vatikan II bahwa gereja tidak menganggap gaya seni manapun sebagai gayanya yang khas, tetapi tetap mengijinkan mengikuti selera tiap jaman menurut watak dan keadaan bangsa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S11743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hisbaro Muryantoro
"Gereja Puh Sarang yang dibangun oleh Ir.Hericus Maclaine Pont pada tahun 1936 merupakan bangunan gereja yang bercorak Hindu - Jawa.Maclaine mampu memadukan gaya arsitektur pada bangunan gereja yang melambangkan unsur-unsur kebudayaan lokal baik corak,persiapan materi dan pengerjaan bangunan yang melibatkan penduduk setempat...."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2008
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Audilia
"Arsitektur sebagai ilmu merancang tak hanya berkutat pada material, ruang, dan menyalurkan aspirasi. Bentuk maupun gaya bangunan yang berubah-ubah menunjukkan respon dari adanya keterlibatan dengan lingkungan sekitar dan dapat menjadi tantangan yang dapat menghilangkan karakteristik suatu tempat apabila dibiarkan. Regionalisme sebagai pendekatan dalam arsitektur menjadi salah satu pengetahuan yang dapat diterapkan untuk mengungkapkan kembali karakteristik dan nilai yang dimiliki daerahnya. Gereja Katolik di Indonesia menjadi salah satu contoh yang memiliki hubungan dengan pendekatan tersebut, terutama karena melakukan adaptasi dari budaya setempat untuk menjadi akrab dengan masyarakat, tetapi juga menunjukkan unsur gereja yang universal di dalamnya. Mangunwijaya, salah satu arsitek di Indonesia yang juga seorang budayawan, menunjukkan adanya penerapan dari pendekatan regionalisme dalam karya arsitekturnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh penerapan dari regionalisme di salah satu karyanya dan mengetahui langkah-langkah beliau dalam menerapkan regionalisme tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data pustaka dari berbagai sumber. Penulis menggunakan metode deskriptif analitik dalam menguji elaborasi teori mengenai regionalisme terhadap studi kasus Gereja Santa Maria Assumpta di Klaten karya Y. B. Mangunwijaya. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsep regionalisme dapat diterapkan di Indonesia. Penelitian juga menemukan adanya penerapan regionalisme yang tak hanya menampilkan karakteristik setempat tetapi juga penunjang kebutuhan umat di gereja.

Architecture as a science of designing, does not revolve around materials, spaces, and expressing aspirations only. The shape of the building style that changes from time to time shows the response of involvement to the surrounding environment and can be a challenge that may eliminate the characteristics of the place if it is left unnoticed. Regionalism as an approach in architecture becomes a knowledge that can be applied to express the characteristics and values of the region. The Catholic Church in Indonesia is one of the examples that has a connection with the approach, and not just related to the adaptation of local culture so it becomes familiar with the community, but also how it shows the universal church in it. Mangunwijaya, one of the architects in Indonesia, who was also a culturalist, pointed out the use of regionalism in his architectural works. This study aims to determine how far the application of regionalism in one of his works and discover his actions in implementing regionalism. The research used a qualitative approach and collected library data from various sources. The author used descriptive analytic methods in verifying elaborated theories about regionalism in the case study of the Church of Santa Maria Assumpta in Klaten by Y. B. Mangunwijaya. This research shows that the concept of regionalism can also be applied in Indonesia. The research also found the importance of applying regionalism which is not only to display the local characteristics but also to support the needs of the people in church."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cheviano Eduardo Alputila
"Gereja Santa Perawan Maria (GSPM), yang dibangun tahun 1896, merupakan bangunan untuk ibadah umat Katolik yang tertua di Kota Bogor, dan dapat dikatakan mewakili sejarah penyebaran agama Katolik di Kota Bogor. Berdasarkan pembabakan periodisasi perkembangan arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia, akhir abad 19 merupakan periode ketika gaya Neo-Klasik banyak diterapkan pada bangunan-bangunan terutama pada bangunan-bangunan publik. Neo-Klasisme adalah paham dalam arsitektur bangunan Eropa yang mengulang secara utuh atau dominan suatu gaya pada jaman arsitektur klasik Eropa. Objek dalam penelitian ini adalah GSPM yang terletak di jalan Kapten Muslihat No.22, Bogor. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gaya arsitektur yang diterapkan pada GSPM. Penelitian ini dibatasi hanya pada gaya bangunan Gereja dan hal-hal lain yang berkenaan dengan bentuk dan ragam hias GSPM. Penelitian ini menunjukkan bahwa gaya arsitektur Gotik sangat dominan diaplikasikan pada GSPM, atau dengan kata lain GSPM merupakan bangunan bergaya Neo-Gotik.

Santa Perawan Maria Church (GSPM) was built in 1896, and is the oldest Catholic church in Bogor that is still existed until now. It could be said that this church represents the spreading of Catholic religion in Bogor. Based on the chronology of Dutch Colonial architecture in Indonesia, end of 19th century was the period when Neo-Classism was strongly applied on public buildings. Neo-Classic is an architectural style which tried to bring back the glory of old classic European architectural style but in a more flexible way. Object of this research is the GSPM which is located at Jalan Kapten Muslihat No.22, Bogor. Aim of this research is to identify the architectural style applied in GSPM, particularly on the formal aspect and decoration or ornamentation as well. This result of this research shows that Gothic architectural style are very strong applied on GSPM, or in other words it can be said that GSPM is a Neo-Gothic building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11424
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Bagus Pangestu
"ABSTRAK
Peristiwa pengeboman beberapa gereja di Surabaya tahun 2018 merupakan salah satu aksi teroris yang paling besar di Indonesia terhadap suatu komunitas keagamaan tertentu. Melalui perantaraan media, berita mengenai terorisme dapat tersebar ke seluruh penjuru negeri. Penelitian ini berusaha melihat bagaimana pengaruh kultivasi media televisi terhadap respons fear of crime yang dialami jemaat gereja yang berlokasi di Sukatani, Depok. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Sebanyak 97 orang responden dalam penelitian ini merupakan jemaat gereja Kuasi Paroki Bunda Maria Ratu yang berusia di atas 18 tahun dan aktif pergi ke gereja. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel kultivasi media televisi dan variabel respons. Hasil dari uji korelasi juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan dengan kekuatan yang lemah antara variabel kultivasi media televisi dan variabel respons fear of crime dengan nilai r 0,285 dan arah hubungan yang positif. Sedangkan, dari keempat dimensi fear of crime yang diujikan, responden cenderung mengalami communicative behavior sebagai respon dari fear of crime yang dirasakannya.

ABSTRACT
The bombing of several churches on Surabaya in 2018 is one of the biggest terrorist acts in Indonesia towards religious community. Through media, news about terrorism can be spread throughout the country. This study try to see how is the influence of television media cultivation on fear of crime responses experienced by the church members which located in Depok. The study is conducted with quantitative approach. The total of 97 respondents in this study were Kuasi Paroki Bunda Maria Ratu church members who were over 18 years old and actively went to church. The results of the chi square test show that there is a relationship between television media cultivation variables and fear of crime responses variables. The results of the correlation test also show that there is a relationship with a weak correlation between television media cultivation variables and the fear of crime response variable with an r value of 0.285 and the direction of a positive relationship. Meanwhile, from the four dimensions of fear of crime that were tested, respondents tended to experience communicative behavior as a response to the fear of crime they felt."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Harris Baris Agustinus
"Konstitusi RI menjamin kemerdekaan setiap penduduk dalam memeluk dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya. Namun, puluhan tahun sejak kemerdekaan Republik Indonesia, konflik akibat pendirian rumah ibadat masih jamak terjadi. Beberapa kasus menunjukkan bahwa kaum minoritas di daerah mayoritas penduduk memeluk agama berbeda mengalami hambatan dalam mendirikan rumah ibadat. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana negara memainkan peran dalam konflik yang berlangsung di tengah masyarakat dalam kasus penolakan pembangunan Gereja HKBP Filadelfia di Kabupaten Bekasi dan Gereja Katolik Santa Clara di Kota Bekasi. Disebutkan oleh Theda Skocpol, negara bersifat otonom dan negara memiliki instrumen-instrumen untuk mencapai tujuannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan standpoint dalam penanganan konflik di dua kasus tersebut memengaruhi proses penyelesaian konflik sekaligus menguji otonomi negara. Dalam kasus Gereja HKBP Filadelfia, peran "civil society" melalui kelompok kepentingan (interest groups) yang menolak pembangunan gereja memberi kontribusi negatif pada penyelesaian konflik karena berhasil menaklukkan otoritas politik demokratis, yaitu negara yang direpresentasikan oleh Pemda Kabupaten Bekasi.

The Indonesian Constitution guarantees the independence of every citizen in embracing and worshiping according to their religion and beliefs. However, decades since the independence of the Republic of Indonesia, conflicts due to the construction of houses of worship are still common. Some cases show that minorities in majority areas of different religions experience obstacles in establishing a hous of worship. The purpose of this research is to find out how the state plays a role in the ongoing conflict in society with two case studies, namely the rejection of the establishment of the Filadelfia HKBP Church in Bekasi Regency and the Santa Clara Catholic Church in Bekasi City. As stated by Theda Skocpol, the state is autonomous and the state has instruments to achieve its own goals. The method used in this research is qualitative method. The data collection techniques used in this research are interviews, and documentary studies. The results showed that the standpoint differences in conflict resolution in the two cases affected the conflict resolution process and at the same time tested state autonomy. In the case of the HKBP Filadelfia Church, the role of "civil society" through interest groups who refused the church's construction contributed negatively to conflict resolution because it succeeded in conquering democratic political authority, namely the State represented by the Bekasi Regency local government."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
T55338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Airen Meleagrina Regia
"Masyarakat etnis Tionghoa merupakan salah satu masyarakat etnis terbesar di Indonesia. Msyarakat etnis Tionghoa membangun sebuah pemukiman yang berada di Jakarta, yaitu kawasan Glodok. Kawasan Glodok selain dikenal sebagai pemukiman masyarakat etnis Tionghoa, kawasan ini juga dikenal sebagai pusat perdagangan terbesar di Jakarta. Dengan keberagaman kebudayaan di masyarakat etnis Tionghoa mempengaruhi kepada pembentukan pola persebaran pemukiman masyarakat etnis Tionghoa di kawasan Glodok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa persebaran pemukiman masyarakat etnis Tionghoa dan faktor-faktor yang mempengaruhi bentang budaya masyarakat etnis Tionghoa di kawasan Glodok, Jakarta. Metode yang digunakan adalah menganalisis temuan secara kualitatif dengan melakukan wawancara dengan macam tokoh masyarakat dan pejabat publik di kawasan Glodok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola persebaran permukiman etnis Tionghoa di kawasan Glodok memiliki ciri yaitu persebaran dengan bentuk rumah toko (Ruko) dan pesebaran masyarakat etnis Tionghoa di kawasan Glodok saat ini adalah menyebar dan mengikuti jalan dan pusat perdagangan. Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi bentang budaya di kawasan Glodok adalah mata pencaharian, kesenian, bahasa, religi dan adat.

The Chinese ethnic community is one of the largest ethnic communities in Indonesia Indonesia. The Chinese ethnic community built a settlement in Jakarta, namely in Glodok. The purpose of This study is to analyze the distribution of settlements of the Chinese ethnic community and the factors that influence the cultural landscape of the ethnic Chinese community in Glodok, Jakarta. To analyze the findings qualitatively, the method is used by conducting interviews with various community leaders and public officials in the Glodok region. The results showed that the distribution pattern of ethnic Chinese settlements in Glodok that has a characteristic of a residence in the form of a shophouse the distribution of the Chinese ethnic community in the Glodok area is spreading and following the trade center. While the factors that influence the cultural landscape in the Glodok area are livelihood, arts, languages, religion and custom."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal
"

Pelayanan jasa kesehatan rumah sakit di Indonesia akhir-akhir ini banyak mengalami perubahan. Salah satu paradigma baru yang berkembang adalah mengenai mutu sehingga banyak rumah sakit yang meredefinisi ulang tujuannya ke arah fokus pada pelanggan.

Saat ini belum ada metode baku untuk mengukur kepuasan pelanggan terhadap mutu layanan rumah sakit. Penelitian ini mencoba menerapkan metode SERVQUAL yang dikembangkan Zeithaml, et at., 1990 yang membagi variabel layanan daiam lima dimensi mutu yaitu keandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan perwujudan.

Penelitian ini merupakan penelitian survei, dilakukan terhadap 49 karyawan yang berobat di Instalasi Rawat JaIan RS Santa Maria selama bulan Juni 2001. Sebagai variabel kepuasan dihitung gap skor antara persepsi dengan harapan.

Dari uji validitas dan reliabilitas didapatkan semua atribut dalam kuesioner mempunyai korelasi cukup erat kecuali untuk atribut mengenai pelayanan tanpa membedakan jam kedatangan pasien yang mempunyai korelasi rendah.

Hasil penelitian didapatkan SERVQUAL SCORE negatif untuk semua dimensi pelayanan yang berarti secara keseluruhan pelanggan tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Setelah diteliti masing-masing atribut ditemukan dua atribut yang mempunyai skor paling jelek yaitu mengenai ketersediaan obat dan peralatan yang lengkap, bersih dan modern.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menyusun strategi peningkatan mutu pelayanan di Instalasi Rawat Jalan RS Santa Maria dengan nilai skor sebagai acuan prioritas penyelesaian masalah. Disarankan untuk penelitian lanjutan melibatkan responden yang bukan karyawan rumah sakit.


Employees Satisfaction Analysis in Santa Maria Hospital Pekanbaru As an ASKES Participants Through Services in Santa Maria's Outpatient Unit Using SERVQUAL MethodForward-moving corporations and health care organizations are shifting their attention away from outdoing their competitors toward satisfying their customers. Successful corporations recognize the importance of a customer focus and the direct relationship between a customer focus and business success. Customer-oriented people treat customer satisfaction as a much higher priority than what's traditional or convenient for themselves as providers. Managers who treat employees as customers recognize that satisfied employees do not jump ship but instead have motivation to contribute to the organization's objectives.

Since November 2000, Santa Maria Hospital Pekanbaru had changed the employee's health program to an insurance company : PT ASKES. To assess this decision we need a model of customer satisfaction study that can be used to internal customers. This quantitative study called SERVQUAL developed by Zeithaml, et al. ( 1990 ) consisted of two sections : (1) an expectations section and ( 2) a perceptions section measured customer's assessments within five service categories : reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangibles.

This study was a cross sectional survey using descriptive analysis approach. The population of study were all the employees in Santa Maria Hospital. The sample used were employees who visited the outpatient's unit during June 2001.

The study showed negative SERVQUAL SCORE for all the five dimension. The more negative SERVQUAL SCORE, the more serious the service quality shortfall in the eyes of customers. The most negative score for reliability dimension was the statement for drug supplies and the most negative score for tangibles dimension was the statement for modem-looking equipment. Clearly, there is a mismatch between the priorities expressed by customers and the levels of quality delivered by the hospital management

The study recommended that the SERVQUAL method can be used to asses customer satisfaction in hospital fields and for the next study should include respondents who are not hospital's employees.

"
2001
T428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Gozali Surono
"Masalah kesehatan yang terjadi secara global saat ini adalah resistensi antimikroba. Resistensi ini menyebabkan meningkatnya mortalitas penyakit, memanjangnya lama hari rawat dan meningkatkan biaya perawatan. Salah satu strategi yang diusung untuk menanggulangi resistensi ini adalah dengan menerapkan pola kuman sebagai acuan dalam perumusan panduan penggunaan antibiotika yang rasional. Pola kuman berguna bagi para klinisi untuk membantu memberikan petunjuk dalam pemberian terapi empiris. Pola kuman juga berfungsi untuk menunjukkan tren sensitivitas jenis kuman terhadap suatu jenis antibiotika. Indonesia menunjukkan kepeduliaannya dengan membuat suatu peraturan tentang Program Pengendalian Resistensi Antibiotika (PPRA). Rumah sakit Santa Maria merupakan rumah sakit swsata yang sudah menerapkan pola kuman dalam panduan penggunaan antibiotika. Penelitian yang dilakukan terhadap kasus infeks jaringan lunak di RS Santa Maria mendapatkan bahwa Staphylococcus aureus merupakan jenis kuman yang paling banyak ditemukan di kasus infeksi jaringan lunak dan pada uji sensitivitas antibiotika masih mempunyai derajat sensitivitas yang cukup baik terhadap golongan cephalosporin generasi ketiga. Pola kuman ini juga mendorong para klinisi agar memberi pengobatan sesuai dengan panduan antibiotika yang diberlakukan di RS Santa Maria. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dengan penerapan pola kuman terhadap panduan penggunaan antibiotika, pasien mempunyai outcome sembuh dengan lama hari rawat yang lebih pendek (5.45 hari vs 4.3 hari dengan P<0.001), biaya belanja obat antibiotika berkuurang (Rp.79.982.730 vs Rp.41.020.622) dan rata-rata total biaya yang lebih efisien (Rp.13.854.266 vs Rp.11.930.250). Hal ini dikarenakan jumlah penggunaan antibiotika yang berkurang setelah PPRA. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan dalam ere PPRA di RS Santa Maria adalah mengoptimalkan pemakaian penggunaan jenis antibiotika spektrum sempit dan peningkata kualitas pengumpulan data pola kuman dengan teknik yang benar, alat yang menunjang dan sumber daya manusia yang berkompetensi di bidangnya . Beberapa hal yang harus diperhitungkan oleh rumah sakit terkait pola kuman ini adalah manfaat yang didapat haruslah lebih besar nilainya daripada biaya investasi, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan baik terhadap pasien, klinisi dan rumah sakit.

Global health issue that is crucial nowadays problems is antimicrobial resistance. This resistance leads to increased disease mortality, extended length of stay and increased cost of treatment. One of the strategies that is carried out to overcome this resistance is to apply antibiogra, patterns as a reference in the formulation for rational use of antibiotics guidelines. Antibiogram patterns are useful for clinicians in giving empirical therapy thorough an educated guess. Antibiogram patterns are also useful to show trends of antibiotic sensitivity againts certain type of germ. Indonesia shows its concern by making a regulation on the Antimicrobial Stewardship (AMS). Santa Maria Hospital, a private hospital has applied antibiogram patterns to formulate antibiotic guidelines. This thesis was conducted on soft tissue infections cases found in Santa Maria Hospital . The result was that Staphylococcus aureus is the most commonly germ found in cases of soft tissue infections and still has a moderate sensitivity to antibiotic such as third generation of cephalosporin. This antibiogram pattern also encourages clinicians to treat patient diagnosed with soft tissue infection based on the antibiotic guidelines that applicable in Santa Maria Hospital. The results of this study found that with the application of antibiogram patterns to formulate antibiotic guidelines, brings benefit such as not only patients were recovered from the infection but also recovery with shorter length of stay (and 5.45 days vs 4.3 days with P<0.001), cost expenses for phharmacy logistic decreased (Rp.79.982.730 vs Rp.41.020.622) and decreased mean of treatment cost (Rp.13.854.266 vs Rp.11.930.250). The reason for this to happened is that the amount of antibiotic used to treat pastient is decreased after AMS . Some matter that need to be improved in the AMS program at Santa Maria Hospital is to optimize the use of narrow spectrum antibiotics and to improve the quality of collecting data for antibiogram pattern by improving techniques, supporting tools and competent human resources. Consideration that must be taken into account is that regarding this antibiogram pattern bring benefits for patients, clinicians and hospitals which is more important than the investment costs, operational costs, and maintenance costs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Sarah Saraswati
"Gereja digunakan sebagai tempat ibadah bagi komunitas Kristen & Katolik, di mana kegiatan seperti berkhotbah, berdoa dan menyayi berlangsung. Akustik dalam arsitektur itu penting karena kegiatan yang dilakukan di dalam gereja di antara komunitas-komunitas besar. Skripsi ini akan didasarkan pada dua gereja yaitu Katedral dan Gereja St. Immanuel, Jakarta Pusat dimana pemeriksaan dan studi struktur interior akan dilakukan untuk memahami pekerjaan akustik di dalamnya. Pengaturan dan bagaimana ruangnya, juga memainkan peran penting karena dapat memengaruhi gelombang suara. Analisis bagaimana ruang interior bulat dan persegi panjang serta posisi kursi akan dilakukan, untuk memahami bagaimana suara menyebar di dalam ruangan. Bahan bangunan juga penting karena memainkan peran penting baik sebagai reflektor, penyerap atau resonator yang mempengaruhi kekuatan, frekuensi dan gema suara di dalam. Ini penting karena suara yang dianggap sudah volume maksimum dapat merusak telinga manusia dan juga bisa menjadi polusi suara bagi orang lain yang tidak ada di dalam gereja. Sebaliknya, kebisingan dari luar bisa menjadi gangguan bagi orang yang di dalam Gereja sehingga analisis tentang bagaimana bangunan membatasinya dari itu akan dilakukan juga. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas akustik kedua Gereja yang dipilih untuk memahami bagaimana perbedaan dimensi, bentuk dan bahan mempengaruhi akustiknya. Dengan demikian akustik gereja penting karena memiliki korelasi yang kuat dengan kegiatan yang dilakukan di dalamnya.

Church is used as a place of worship for the Christian and Catholic community, where activities such as preaching, praying and singing takes place in. The architectural acoustics is important due to the activities done inside the church among the big community. This paper will be based on two churches which are the Cathedral and St. Emmanuel Church, Central Jakarta where examination and studies of the interior structure will be done to understand the work of acoustics within. Arrangements and how the space is, also plays an important role as it might affect the sound-wave. Analyzing how the round and rectangular interior space as well as the seat positioning will be done, to understand how the sound spread within the room. Materials of the building is also important as it plays an important role as either reflectors, absorbent or resonators which effect the strength, frequency and reverberation of the sound inside. This is important because sound that is seen as the maximum volume can destruct the human’s ears and could even end up being a noise pollution for others that are not inside the church. The other way around too, noise from outside could be a disturbance for the people inside the Church so analysis on how the building confine itself away from it will be done too. This paper aims to compare the acoustics quality of the two chosen Churches to understand how the difference in dimension, form and materials effects the acoustics. Thus the acoustics of the church is important as it has a strong correlation with the activities that is done within. Church is used as a place of worship for the Christian and Catholic community, where activities such as preaching, praying and singing takes place in. The architectural acoustics is important due to the activities done inside the church among the big community. This paper will be based on two churches which are the Cathedral and St. Emmanuel Church, Central Jakarta where examination and studies of the interior structure will be done to understand the work of acoustics within."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>