Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150530 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurniati Wulandari
"Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak daun waru diketahui memiliki efek terhadap pertumbuhan rambut. Pada penelitian ini, ekstrak daun waru diformulasikan dalam bentuk sediaan mikroemulsi dengan variasi konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5%. Bentuk sediaan ini dinilai memiliki kestabilan dalam jangka waktu lama secara termodinamika, mempunyai daya larut yang tinggi, serta mempunyai kemampuan berpenetrasi yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sediaan mikroemulsi ekstrak daun waru, kemudian sediaan tersebut diuji kestabilan fisik, keamanan, dan efek terhadap pertumbuhan rambut. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan dua metode yaitu cycling test dan penyimpanan pada tiga suhu yang berbeda: suhu rendah (4±2°C), suhu kamar (28±2°C), dan suhu tinggi (40±2°C). Uji keamanan sediaan dilakukan pada lengan atas bagian dalam manusia. Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan dengan mengoleskan sediaan mikroemulsi pada punggung tikus dan diukur panjang rambut pada hari ke-7 dan 14. Pada hari ke-21 dilakukan pengukuran panjang dan bobot rambut.
Setelah dilakukan cycling test dan penyimpanan pada tiga suhu berbeda, hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan stabil secara fisik. Hasil uji iritasi menunjukkan seluruh sediaan mikroemulsi ekstrak daun waru tidak menimbulkan efek iritasi. Sediaan mikroemulsi yang memiliki aktivitas pertumbuhan rambut paling besar adalah formula 3, yaitu yang mengandung ekstrak daun waru 7,5%.

Based on the previous researches, it is proven that the extracts of Hibiscus tiliaceus Linn. leaves are able to affect hair growth. In this research, the extracts of Hibiscus tiliaceus Linn. leaves are formulated into microemulsions in various concentrations namely 2.5%, 5%, and 7.5% respectively. Some advantages of these microemulsions are their characteristics of being thermodynamically stable system in quite a long time, possessing a high solvency ratio, and having good capability of penetration.
The purpose of this research is to formulate microemulsions from the extracts of Hibiscus tiliaceus Linn. leaves and to test their physical stability, the possibility of irritation, and the hair growth activity. Physical stability tests are performed using two methods which are cycling test and keeping in three different temperatures: high temperature (40±2°C), room temperature (28±2°C), and low temperature (4±2°C). Also, irritation test was carried out towards 9 volunteers upon their upper hands. The hair growth activity is executed by placing the microemulsions on the back of some white male rat. The hair growth then is measured on the 7thday and 14thday. Meanwhile, the measurement of hair length and the total weight of hair amount are done on day 21.
After cycling test and storing test finish, the result shows that the physical forms of microemulsions are stable in room temperature and high temperature. Also, all of the microemulsions do not cause irritation. The best result is demonstrated by the third microemulsion which contains 7.5% of extract Hibiscus tiliaceus Linn. leaves, for it shows the greatest hair growth activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Futty Dewi Nuzulia Famini
"Daun waru merupakan tanaman yang memiliki aktivitas pertumbuhan rambut. Pada penelitian ini, sediaan mikroemulsi yang dibuat mengandung 7,5% ekstrak daun waru dengan klorofil dan tanpa klorofil. Penghilangan klorofil pada daun waru diharapkan dapat meningkatkan estetika sediaan, akan tetapi dalam penelitian ini sediaan mikroemulsi ekstrak daun waru dengan klorofil maupun tanpa klorofil memiliki warna sediaan yang sama. Uji stabilitas fisik kedua formula dilakukan dengan metode cycling test, uji sentrifugasi, dan penyimpanan pada tiga suhu yang berbeda: suhu rendah (4±2oC), suhu kamar (28±2oC), dan suhu tinggi (40±2oC). Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan pada kelinci jantan putih dengan pengukuran panjang rambut pada hari ke-7, 14, dan 21, dan penimbangan bobot rambut pada hari ke-21. Uji keamanan dilakukan pada lengan dalam bagian atas sukarelawan. Uji stabilitas fisik menghasilkan kedua formula stabil. Sediaan mikroemulsi ekstrak daun waru dengan klorofil konsentrasi 7,5% memiliki aktivitas pertumbuhan rambut paling besar. Semua formula mikroemulsi tidak menimbulkan efek iritasi.

Hibiscus tiliaceus, Linn. leaves are a plant having affect on hair growth. In this research, the microemulsion preparations are made containing 7.5% extracts Hibiscus tiliaceus, L. leaves with chlorophyll and without chlorophyll. The removal of chlorophyll in the Hibiscus tiliaceus, L. leaves is expected to improve the aesthetics of the preparation, but in this research the microemulsion contains extracts Hibiscus tiliaceus, L. leaves with and without chlorophyll has the same color preparations. Physical stability test are performed using methods cycling test, centrifugation test, and keeping in three different temperatures: low temperature (4 ± 2°C), room temperature (28 ± 2°C) and high temperature (40 ± 2°C). The hair growth activity is executed on some white male rabbits were by hair length measurements on day 7, 14, and 21, and total weights of hair on day 21. Irritation test is done on the upper hands volunteers. Physical stability test has resulted both of formulas was stable. The microemulsion contains extracts Hibiscus tiliaceus, L. leaves with chlorophyll in concentration of 7.5% has the greatest hair growth activity. All of the microemulsion formulas do not cause irritation.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Indriwinarni
"ABSTRAK
Ekstrak daun waru (Hibiscus tiliaceus Linn.) secara empiris telah dikenal sebagai tanaman penyubur rambut dan mencegah kerontokan rambut. Pada penelitian ini, 1%, 2% dan 3% (%b/b) ekstrak daun waru diformulasikan dalam sediaan gel karena lebih mudah dibersihkan dan tidak lengket dalam penggunaannya dibandingkan salep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah formulasi gel tersebut memiliki stabilitas fisik, aktivitas pertumbuhan rambut dan aman untuk digunakan. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan pengamatan gel yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4±2°C), suhu kamar (28±2°C), suhu tinggi (40±2°C) dan cycling test. Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan dengan mengoleskan sediaan gel pada punggung tikus dan diukur panjang rambut pada hari ke-7 dan 14. Pada hari ke-21 dilakukan pengukuran panjang dan bobot rambut. Keamanan sediaan gel tersebut dilakukan dengan melakukan uji iritasi pada lengan atas bagian dalam manusia. Hasil penelitian menunjukkan kestabilan fisik pada penyimpanan suhu kamar (28±2°C), suhu rendah (4±2°C) dan cycling test. Selain itu, sediaan gel dengan kandungan ekstrak daun waru 3% memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang paling besar, sedangkan uji iritasi menunjukkan seluruh sediaan gel ekstrak daun waru tidak menimbulkan efek iritasi.

ABSTRACT
Waru leaves extract is widely used for hair growth and prevent of hair fall. In this research, 1%, 2% and 3% (%w/w) waru leaves extract were formulated in gel because it due to easier to clean and not sticky like ointment. This research was intended to figure out whether the gel had physical stability, hair growth activity and safe to use. The physical stability test including the storage at low temperature (4±2°C), room temperature (28±2°C), high temperature (40±2°C) and cycling test. The hair growth activity test was conducted by applying the gel on mice?s dorsal and the length measured on day 7 and 14. On the 21 th day, the length and weight of hair were measured. The safety of realted was tested by implemanting irritation test on human?s forearm. This research resulted that shown waru leaves gel 1%, 2% and 3% have physical stability with storage at low temperature (4±2°C), room temperature (28±2°C) and cycling test. Beside that, 3% concentration of waru leaves gel showed the best hair growth activity, while all kinds of gel were save to used. "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S934
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tanty Citra Dewi
"Gel adalah suatu sediaan yang baik sebagai sabun mandi, karena mudah dibilas dan memiliki penampilan fisik yang baik. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terbukti kaya akan kandungan xanton yang memiliki potensi aktivitas antioksidan yang sangat tinggi terutama pada hasil fraksinasi diklorometana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah formulasi gel sabun mandi yang mengandung fraksi diklorometana dari ekstrak metanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan konsentrasi yang bervariasi, yaitu 0,03; 0,08 dan 0,13% memiliki aktivitas antioksidan dan kestabilan fisik. Penentuan aktivitas antiokidan fraksi dan sediaan gel dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal DPPH. Uji kestabilan fisik dilakukan dengan pengamatan gel yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4±2oC), suhu kamar (29±2°C) dan suhu tinggi (40±2°C).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 rata-rata dari fraksi diklorometana kulit buah manggis sebesar 14,09 ppm, dan gel 0,13% fraksi diklorometana kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi yaitu 17379,32 ppm bila dibandingkan dengan gel 0,03% fraksi diklorometana kulit buah manggis (31576,08 ppm), gel 0,08% fraksi diklorometana kulit buah manggis (20890,62 ppm) dan gel vitamin C sebagai blanko positif (52904,46 ppm). Sediaan gel sabun mandi yang mengandung fraksi diklorometana kulit buah manggis 0,03; 0,08 dan 0,13% stabil secara fisik pada suhu rendah (4±2°C), suhu kamar (29±2°C) dan suhu tinggi (40±2°C)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vany Priskila
"Sejak dahulu, bonggol pisang telah dikenal secara empiris dapat memicu pertumbuhan rambut, namun belum ada suatu penelitian yang membuktikan pernyataan tersebut. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui stabilitas fisik dan aktivitas pertumbuhan rambut sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak air bonggol pisang dengan variasi konsentrasi 2%, 4%, dan 8%. Sediaan hair tonic dibuat dengan bahan tambahan etanol 96%, propilen glikol, menthol, propil paraben, metil paraben, dan natrium metabisulfit. Uji stabilitas fisik dilakukan pada suhu rendah, suhu kamar, dan suhu tinggi. Hair tonic diaplikasikan ke kulit punggung tikus yang telah dicukur untuk menguji aktivitas sediaan. Aktivitas ditentukan melalui perhitungan panjang rambut dan bobot rambut tikus. Hasil uji stabilitas fisik menunjukkan ketiga formulasi stabil pada penyimpanan suhu rendah, suhu kamar, dan suhu tinggi. Formula yang memberi hasil paling potensial terhadap pertumbuhan rambut tikus adalah hair tonic dengan konsentrasi ekstrak bonggol pisang 4%.

Since the first, banana weevil has been known empirically can trigger hair growth, but there is no research that proves the statement. The purpose of this study was to determine the physical stability and activity of hair growth hair tonic preparations containing extracts of banana weevil water by varying the concentration of 2%, 4% and 8%. Hair tonic preparations made with 96% ethanol, propylene glycol, menthol, propyl paraben, methyl paraben, and sodium metabisulfite. Physical stability test performed at low temperature, room temperature, and high temperatures. Hair tonic is applied to the back skin of mice that had been sheared to test preparation activities. Activity is determined by calculating the weight of long hair and rat hair. Physical stability of the test results showed all three formulations is stable at low temperature storage, room temperature, and high temperatures. Formula that gives the most potent against the rat hair growth hair tonic with banana weevil extract concentration of 4%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42650
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khesia Ghassani Nusmara
"Daun tanaman pare (Momordica charanthia L.) secara tradisional digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan rambut. Tujuan penelitian ini adalah membuat sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak etanol daun pare dan menguji aktivitasnya terhadap pertumbuhan rambut serta stabilitas fisik dari sediaan hair tonic. Hair tonic dibuat dengan kandungan ekstrak daun pare pada konsentrasi berbeda yaitu 1%, 2% dan 4%. Sediaan ini diaplikasikan pada kulit tikus secara topikal dan panjang rambut diukur pada hari ke-7, 14 dan 21 sedangkan bobot rambut diukur pada hari ke 21. Hair tonic minoksidil digunakan sebagai kontrol positif.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa formula terbaik yang dapat meningkatkan pertumbuhan rambut adalah formula yang mengandung 4% ekstrak etanol daun pare. Aktivitas peningkatan pertumbuhan rambut pada formula ini tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif minoksidil. Sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak daun pare 1%, 2% dan 4% menunjukkan kestabilan fisik yang baik pada penyimpanan suhu kamar dan suhu tinggi. Pada penyimpanan suhu rendah terlihat adanya ketidakhomogenan hair tonic formula 3 yang mengandung ekstrak daun pare sebesar 4%.

Leaves of bitter melon (Momordica charanthia L.) are traditionally used to promote hair growth. This research was carried out to formulate hair tonic dosage form which contain ethanolic extract of bitter melon leaves and evaluate its hair growth-promoting activity and physical stability of hair tonic dosage forms. Hair tonics were made using bitter melon extract in various concentration, which are 1%, 2% and 4%. These dosage forms were applied topically on rats skin and the length of hairs were measured on 7th, 14th and 21th day while the weight of hairs were measured on 21th day. Minoxidil hair tonic used as positive control.
The results showed that the best formulation for promoting hair growth was given by the formulation which contains 4% ethanolic extract of bitter melon leaves. The hair growth-promoting activity of these formulation was not significantly different to minoxidil hair tonic. Hair tonic dosage forms which contain bitter melon leaves extract 1%, 2% and 4% showed a good physical stability at room temperature and high temperature storage. There was any irregularities in the hair tonic which contains extract of bitter melon leaves by 4% at low temperature (4 °C ± 2 °C ).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42966
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noviati Panca Sari
"Rambut kepala yang tumbuh subur dan lebat mendukung penampilan seseorang. Bila mengalami kerontokan dan tidak segera diatasi dapat menyebabkan kebotakan. Saat ini telah dikembangkan bahan penyubur rambut yang berasal dari alam. Daun murbei yang telah lama dikenal sebagai bahan pencerah kulit untuk produk kosmetika, secara tradisional juga digunakan sebagai bahan penyubur rambut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis aktivitas pertumbuhan rambut sediaan hair tonic ekstrak etanol daun murbei dan memperoleh sediaan hair tonic yang stabil dan aman. Hair tonic yang dibuat terdiri dari tiga kadar ekstrak etanol daun murbei, yaitu 4, 8, dan 16% (b/v). Cara pengujian aktivitas pertumbuhan rambut dengan mengoles sediaan pada punggung kelinci jantan galur New Zealand yang telah dibagi menjadi enam bagian perlakuan, yaitu kontrol normal, kontrol negatif (basis hair tonic), kontrol positif (minoksidil) dan ketiga sediaan tersebut. Pengukuran panjang rambut dilakukan pada hari ke-7, 14, 21, 28, 35, dan 42. Untuk ketebalan rambut diukur dengan Scanning Electron Microscope (SEM) pada minggu I dan VI, sedangkan kelebatan dan bobot rambut diukur pada minggu VI. Hasil analisis statistik menunjukkan kadar 4% dan 16% memiliki aktivitas yang setara dengan kontrol positif, sedangkan kadar 8% aktivitasnya lemah pada parameter kelebatan rambut. Sediaan hair tonic ekstrak etanol daun murbei yang dibuat bersifat stabil dalam penyimpanan. Untuk pengujian keamanan menggunakan metode Patch test dan HET-CAM. Hasilnya sediaan hair tonic yang dibuat aman digunakan untuk kulit dan sedikit iritan pada mata.

A person with lush and healthy hair has a looking good appearance. When hair are lost and were not treated, it can lead to baldness. Mulberry previously known as a skin lightening agent for cosmetic products, traditionally also used for hair growth. The purpose of this research is to analyze the activity of hair growth from hair tonic which contain ethanol extract of mulberry leaves and to obtain a stable and safe hair tonic product. Hair tonic from mulberry leaves was made into three concentration, they are 4, 8, and 16%. Activity of hair growth was tested by applying the product on the dorsal site of New Zealand male rabbits divided into six sections of treatment, namely normal, negative (base hair tonic), positive control (Minoxidil) and three concentrations. Hair length measurements performed on days 7th, 14th, 21st, 28th, 35th, and 42nd. Hair thickness was measured by Scanning Electron Microscope (SEM) at week 1st and 6th, while the hair density and weight were measured at weeks 6th. Statistical analysis showed that the concentration of 4% and 16% have an activity equivalent to the positive control, whereas the levels of 8% has weaker activity on density parameter. This hair tonic containing mulberry leaves extract are stable at storage. Skin safety test using Patch test was safe and HET-CAM methode showed mild eye irritation.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T43164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Meitania Utami
"Kerontokan rambut yang sering diakhiri kebotakan merupakan problema estetik yang sangat dikhawatirkan setiap orang. Akar rimpang tanaman akar manis telah diakui memiliki aktivitas pertumbuhan rambut berdasarkan penggunaan tradisional. Pada penelitian ini, 2,5%, 5% dan 10% ekstrak akar manis diformulasikan dalam bentuk hair tonic karena penggunaannya lebih mudah dan tidak lengket seperti sediaan semisolid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas pertumbuhan rambut ekstrak etanol akar manis, stabilitas fisik dan keamanannya. Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan dengan mengoleskan sediaan hair tonic pada punggung kelinci dan diukur panjang rambut, ketebalan rambut (diameter rambut), bobot rambut dan kelebatan rambut. Uji stabilitas fisik dilakukan pada penyimpanan suhu rendah (4oC±2oC), suhu ruang (25oC±2oC) dan suhu tinggi (40oC±2oC) serta cycling test. Analisa kuantitatif asam glisirisat dalam ekstrak etanol akar manis dengan spektrofotometer UV menunjukkan kadar sebesar 156,65 mg/g atau 15,665%. Uji keamanan dilakukan dengan uji iritasi mata dengan metode HET-CAM dan uji iritasi kulit dengan metode patch test. Hasil menunjukkan bahwa sediaan hair tonic ekstrak akar manis 5% dan 10% memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang setara dan bahkan lebih baik dibandingkan kontrol positif minoksidil 2%. Hasil uji stabilitas fisik menunjukkan sediaan hair tonic ekstrak akar manis memiliki stabilitas fisik yang baik. Dari hasil uji keamanan iritasi kulit tidak terjadi iritasi, sedangkan hasil uji HET-CAM menunjukkan sediaan mengiritasi ringan pada mata.

Hair loss which is often terminated to alopecia becomes a very worried aesthetic problem for everyone. Rhizome root of liquorice plant has been recognized to have hair growth activity by traditional use. In this study, 2.5%, 5% and 10% liquorice extract formulated in the form of hair tonic because of its use easier and not sticky like semisolid dosage. The purpose of this study was to determine the hair growth activity of ethanol extract of liquorice, physical stability and safety. Hair growth activity test conducted by rubbing hair tonic preparations on the rabbit?s back and measured the hair length, hair thickness, hair weight and hair density. Quantitative analysis of glycyrrhizic acid from ethanol extract of licorice with UV Spectrophotometer showed level about 156,65 mg/g or 15,665%. Physical stability test performed at low temperature storage (4°C±2°C), room temperature (25°C±2°C) and high temperature (40°C±2°C) as well as cycling test. Safety test has done by eye irritation test with HET-CAM method and skin irritation test with patch test method. The results showed that the hair tonic containing liquorice extract 5% and 10% have an equivalent activity of hair growth and even better than the positive control minoxidil 2%. Physical stability test showed that liquorice extract hair tonic has good physical stability. The results of safety test showed with no skin irritation, meanwhile HET-CAM test showed that the hair tonic containing liquorice extract has mild eye irritation.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T45228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trie Gusti Lingling
"Xantin oksidase mengkatalisis oksidasi hipoxantin dan xantin menjadi asam urat. Kadar asam urat yang meningkat memiliki keterkaitan terhadap penyakit hiperurisemia, yaitu kelainan biokimiawi yang ditandai dengan kadar asam urat dalam darah yang tinggi (7 mg/dL untuk laki-laki dan 6 mg/dL untuk wanita). Salah satu tanaman obat yang telah dilaporkan mempunyai efek terhadap penyakit hiperurisemia adalah Averrhoa bilimbi L. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai penghambatan dari fraksi etil asetat daun Averrhoa bilimbi L. dan mengidentifikasi golongan senyawa kimianya. Serbuk daun dimaserasi dengan metanol 80%, kemudian dilakukan fraksinasi menggunakan corong pisah dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Selanjutnya fraksinasi dilanjutkan dengan kromatografi kolom dari fraksi etil asetat dengan fase diam silika gel dan fase gerak heksan : etil asetat diperoleh 26 fraksi, 5 fraksi dengan bobot terbesar dilakukan uji penghambatan aktivitas xantin oksidase. Fraksi teraktif adalah fraksi Y dengan nilai IC50 21,92 μg/mL. Kinetika penghambatan menggunakan Plot Lineweaver-Burk menunjukkan bahwa fraksi Y mempunyai aktivitas penghambatan yang bersifat kompetitif. Dari hasil identifikasi yang dilakukan, fraksi Y yang diperoleh merupakan golongan fenol dan flavonoid.

Xanthine oxidase catalyses oxidation of hypoxanthine to xanthine and then to uric acid. Increasing uric acid levels have related to hyperurisemia, which is a biochemical abnormalities signed by high level of serum uric acid. It was result of overproduction or underexcretion of uric acid or combination of both. The purpose of this research was to fractionated, the ability Averrhoa bilimbi L. leaves in inhibiting xanthine oxidase activity and identification of chemical constituents. The powder leaves were maserated with 80% methanol and further partitioned with n-hexane and ethyl acetate. The next partition was separated by column chromatography from ethyl acetate fraction with stationary phase silica gel dan mobile phase n-hexane : ethyl acetate. The result is, fraction Y by fraction ethyl acetate had activity to xanthine oxidase with IC50 values 21.92 μg/mL. The kinetics of inhibition with Lineweaver-Burk Plot showed that the fraction Y was a competitive inhibitor of xanthine oxidase. Based on identification, fraction Y was indicated of fenol and flavonoid groups."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent Cahya Saputra
"Hiperpigmentasi pada kulit manusia yang disebabkan oleh sintesis melanin yang berlebihan sangat mengurangi estetika penampilan seseorang. Upaya untuk mengatasi hiperpigmentasi adalah dengan mencari senyawa pemutih yang dapat menurunkan jumlah melanin yang disintesis pada kulit, yaitu senyawa penghambat enzim tirosinase. Telah diketahui daun trengguli (Cassia fistula L.) memiliki efek dalam menghambat aktivitas enzim tirosinase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak dan fraksi pada genus tanaman yang sama yaitu kulit batang johar (Cassia siamea Lam.) memiliki efek yang serupa atau tidak. Tiga ekstrak kulit batang johar yang diuji yaitu ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol pada konsentrasi akhir 250 ppm. Kemudian dilakukan fraksinasi pada ekstrak dengan aktivitas penghambatan tertinggi menggunakan kromatografi kolom dipercepat hingga didapat fraksi-fraksi. Fraksi kembali diuji pada konsentrasi akhir 250 ppm. Dilakukan identifikasi fitokimia pada ekstrak dan fraksi dengan aktivitas penghambatan tertinggi. Didapatkan ekstrak metanol memiliki aktivitas penghambatan enzim terbesar dengan persentase inhibisi sebesar 22,56711% dan fraksi dengan aktivitas penghambatan tertinggi adalah fraksi metanol E dengan persentase inhibisi sebesar 19,1919%. Diketahui ekstrak metanol mengandung glikosida, saponin, antrakuinon, steroid, terpenoid, dan tanin, sedangkan fraksi metanol E mengandung glikosida, antrakuinon, steroid, terpenoid, dan tanin.

Hyperpigmentation on human skin caused by excessive melanin sythesis is very uncomfortable for personal’s esthtetics. The effort to reduce hyperpigmentation is discovering whitening skin agent which is able to reduce melanin content synthesized by skin, though the tyrosinase enzyme inhibition. It had been known that the leaves of trengguli (Cassia fistula L.) have tyrosinase enzyme inhibition activity. The purpose of this research is to know whether the extract and fraction on the same genus plant of johar (Cassia siamea Lam.) stem bark have the same activity or not. Three extracts of johar were tested; n-hexane, ethyl acetate, and methanol extract on final concentration 250 ppm. Then highest inhibition activity extract was fractionated by vacuumed column chromatography to be some fractions. Fractions were again tested on final concentration 250 ppm. The highest inhibition activity extract and fraction were identified phytochemically. The result is methanol extract is the highest inhibition activity with inhibitory percentage 22,56711% and the highest inhibition activity fraction is methanol fraction E with inhibitory percentage 19,1919%. The methanol extract has glycoside, saponin, anthraquinone, steroid, terpenoid, and tannin, on the other hand methanol fraction E has glycoside, anthraquinone, steroid, terpenoid, and tannin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>