Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194744 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rindya Ayu Murti
"Skripsi ini membahas hubungan antara family functioning dan keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pengambilan data terhadap 302 siswa SMA yang berada di daerah Jakarta dan Depok dilakukan dengan menggunakan dua buah kuesioner. Pertama, Family Assesment Device yang dikembangkan oleh Epstein, Baldwin dan Bishop (1983), kedua, Bullying Questionnaire yang dikembangkan oleh Duffy (2004) dan telah dilakukan modifikasi oleh peneliti dan rekan.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara family functioning dan keterlibatan siswa SMA dalam perilaku bullying, dengan r(302) = -0,282, p < 0,05. Hal itu berarti semakin tinggi family functioning, semakin rendah keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA, dan sebaliknya.

This study explored the relationship between family functioning and bullying involvement of senior high school student. This is a quantitative research with correlational design. Two questionnaires, Family Assesment Device (Epstein, Baldwin & Bishop, 1983) and modification of Bullying Questionnaire (Duffy, 2004), were used to obtained data from 302 senior high school student in Jakarta and Depok.
Pearson correlation test indicated negative significant correlation between family functioning and bullying involvement of senior high school student, with r(302) = -.282, p < .05. That means the higher family functioning, the lower bullying involvement of senior high school student, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimny Hilda Fauzia
"Studi ini meneliti hubungan antara family functioning dan respons bystander bullying pada siswa SMA. Respons bystander bullying dikategorikan menjadi tiga, yaitu defender (menolong korban), outsider (tidak melibatkan diri), dan reinforcer (mendukung pelaku). Alat ukur yang digunakan adalah Family Assessment Device (Miller, Ryan, Keitner, Bishop, & Epstein, 2000) dan Alat Ukur Respons Bystander Bullying yang merupakan modifikasi dari penelitian Gini, Pozzoli, Borghi, dan Franzoni (2008). Sampel penelitian ini adalah 101 siswa SMA di Jakarta dan Depok.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara family functioning dan respons sebagai defender. Berikutnya, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara family functioning dengan respons outsider dan reinforcer. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya sekolah melibatkan keluarga dalam upaya minimalisasi respons outsider dan reinforcer, serta mencegah bullying di sekolah.

This research aims to study the relationship between family functioning and bullying bystander response among high school students. Bullying bystander responses are categorized into three, namely defender (to help victims), outsider (not involved), and reinforcer (supporting actors). The instruments used in this research are Family Assessment Device (Miller, Ryan, Keitner, Bishop, & Epstein, 2000) and the Bullying Bystander Response Measurement Tools which is a modification of the study conducted by Gini, Pozzoli, Borghi, and Franzoni (2008). The samples are 101 high school students in Jakarta and Depok.
The result indicates that there is no significant relationship between family functioning and response as a defender. The result also shows that there is a negative and significant relationship between family functioning with outsider response and reinforcer. The implication of this study suggest to involve families in effort to minimize bystander response as outsider and reinforcer, and also to prevent bullying at school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Mega Paranti
"ABSTRAK

Studi tentang bullying selama ini lebih banyak membahas hubungan dyadic pelaku dan korban, padahal studi pada saksi mata bullying (bystander) juga penting dilakukan. Studi di ranah kontekstual terutama level sekolah juga dapat mengembangkan pemahaman mengenai bullying. Bullying adalah perilaku agresif atau menyakiti orang lain secara sengaja, berulang-ulang, yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan fisik, verbal dan sosial. Penelitian ini membahas

hubungan antara school safety dan respons bystander siswa SMA pada kejadian bullying. School safety dihubungkan dengan 3 jenis respons bystander bullying, yaitu defender, outsider, dan reinforcer. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Penelitian dilakukan pada 130 siswa SMA dan SMK di Jakarta dan Depok. Hasil pengujian menunjukkan terdapat hubungan positif antara school safety dan respons defender bystander, r(128) = 0,233, p < 0,01. Lalu, terdapat hubungan negatif antara school safety dan respons outsider bystander, dengan r(128) = -0,302, p < 0,01. Sementara itu, terdapat korelasi yang tidak signifikan antara school safety dan respons reinforcer bystander. Dalam penelitian ini juga dapat diketahui hubungan school safety dan respons bystander bullying pada tiap peran bullying yang dialami partisipan.


ABSTRACT

The study of bullying have mainly discussed the dyadic relationship of perpetrator and victim, whereas studies on bullying witnesses (bystanders) are also important. Studies in contextual domain especially school level can also develop the understanding of bullying. Bullying is aggressive behavior or intentional harm to another person, repeatedly, that involves an imbalance of physical, verbal and social strength. This study examines the relationship between school safety and bystander responses of high school students on bullying incidents. School safety associated with 3 types of bullying bystander response, the defender, outsider, and reinforcer. This research is a quantitative study with a correlational design. The study was conducted on 130 high school students in Jakarta and Depok. The study results showed a positive relationship between school safety and defender bystander response, r (128) = 0.233, p <0.01. Then, there is a negative relationship between school safety and outsider bystander response, with r(128) = -0.302, p <0.01. Meanwhile, there is no significant relationship between school safety and reinforcer bystander response. In this research can also be known the relationship between school safety and bullying bystander response in each role bullying experienced by participants.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Rahmawati
"ABSTRAK

Bullying adalah jenis kekerasan yang sering terjadi di lingkungan sekolah yang dapat mengakibatkan siswa-siswi mengalami masalah dalam prestasi akademis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bullying dengan prestasi akademis siswa di SMA X di Jakarta. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian ini berjumlah 140 siswa-siswi kelas X dan XI dengan menggunakan stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian dan jenis bullying dengan prestasi akademis siswa. Namun, ada hubungan antara frekuensi bullying dengan prestasi akademis siswa. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak sekolah dan bidang ilmu keperawatan.


ABSTRACT

Bullying is a kind of violence that often occur in school environment which result in student having problem with academic achievement. This study aimed to measure the relationship of bullying and academic achievement at senior high school X in Jakarta. Design of this study is descriptive corellative with cross sectional approach. Respondents in this study are 140 students in grade 10 and 11 with stratified random sampling. The results of this study show that there are not relationship between prevalence and type of bullying with student?s academic achievement. But, there are relationship between frequent of bullying with student?s academic achievement. Hope this study can be useful for the school and for the field of nursing science.

"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Rahmadara
"Tujuan penelitian ini untuk melihat ada tidaknya hubungan antara pola asuh orangtua dengan peran-peran dalam perilaku bullying pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan ex post facto field study. Partisipan penelitian ini terdiri dari 132 siswa kelas 5 dan 6 dari empat SD Negeri di daerah Jakarta dan Bekasi.
Adapun pola asuh orangtua dibedakan menjadi tipologi yang dibuat Baumrind (1980 dalam Martin & Colbert, 1997) yakni authoritarian, authoritative, permissive dan uninvolved. Sementara peran-peran dalam perilaku bullying adalah peran sebagai pelaku, bystander, defender, dan korban.
Hasil uji Pearson Chi Square yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara pola asuh orangtua dengan peran-peran dalam perilaku bullying pada taraf signifikansi 0.05. Dengan demikian, anak yang memiliki orangtua dengan pola asuh berbeda tidak menjamin ia akan memiliki peran yang berbeda pula dalam perilaku bullying di sekolahnya.

This research was conducted to find the correlation between parenting style and the roles in bullying behavior among elementary students, and how much each parenting style contributes to the roles in bullying behavior. This study is an ex post facto field study. Participants of this study consisted of 132 students in grade 5 and 6 of the four primary schools in Jakarta and Jakarta.
The foster parents can be divided into patterns created Baumrind typology (1980 in Martin & Colbert, 1997) which is authoritarian, authoritative, permissive and uninvolved. While roles in bullying behavior is the role of a bully, bystander, defender, and the victim.
Pearson Chi-Square test results obtained in this study showed no significant relationship between parent and parenting roles in bullying behavior at the 0.05 level. Thus, children who have parents with different parenting does not guarantee it will have different role in bullying behavior at school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuarita Yudhistira. author
"Bullying terjadi di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Langdon & Prable, 2008). Hasil-hasil studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan angka kejadian bullying di SMA.Kejadian bullying paling banyak memberikan pengaruh kepada siswa yang berperan sebagai bystander (Hazler, 1996 dalam Comitee for Children, 2005).Salah satu tipe dari bystander adalah outsider. Sementara itu, menurut Frisen dkk (2007) salah satu faktor menyebabkan seseorang melakukan tindakan bullying terhadap orang lain adalah kurangnya respek.
Penelitian ini berusaha melihat hubungan respek dan peran outsider dalam perilaku bullying pada siswa SMA.Partisipan dari penelitian ini berjumlah 178 orang yang berasal dari dua sekolah yang berbeda (sekolah negeri dan swasta). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungna negatif yang signifikan antara respek dengan peran outsider. Selain itu, juga ditemukan perbedaan mean yang signifikan pada respek antara partisipan yang tergolong outsider dan bukan outsider. Hasil yang signifikan ini dapat dijelaskan melalui komponen karakter.

Bullying happens at every level of education, from primary school to university (Langdon & Prable, 2008). The results of previous studies also shows that there is an increase of bullying incidence in high school level. The impact of bullying mostly happens to students who act as bystander (Hazler, 1996 in Comitee for Children, 2005). One of the types of bystander is outsider.Meanwhile, according to Frisen et al (2007) one of the factors causing a person to bully others is the lack of respect.
This study is aimed to look at the correlation between respect and the role of outsider in bullying behavior among high school students. Participants of this research were 178 students who came from two different schools (public and private schools). Results of this study indicate that there is a significant negative correlation between the respect to the role of outsider. In addition, this study also found a significant difference of mean of respect between the participants who had role as outsider with participants who had role as non-outsider. This significant results can be explained by the character components.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsa Ilmi Budiarti
"Seiring dengan teknologi, informasi dan komunikasi yang semakin modern, muncul fenomena baru yaitu cyberbullying sebagai dampak negatif atas perkembangan tersebut. Sifat tanpa-batas dan anonimitas dalam dunia maya seakan menjadi faktor yang tidak bisa terhindarkan dalam mendukung cyberbullying. Dalam skripsi ini, penulis melihat faktor lain dengan asumsi bahwa semakin positif interaksi dalam peer group dan semakin rendah pengalaman bullying serta pengetahuan siswa tentang peraturan sekolah terkait kekerasan maka semakin rendah perilaku cyberbullyingnya. Unit analisis penelitian ini adalah individu yaitu siswa Sekolah Menengah Atas di Jakarta. Data penelitian diperoleh dari hasil survei kuisioner terhadap 336 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa diantara ketiga variabel yang digunakan, interaksi dalam peer group menjadi variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku cyberbullying siswa. Hal ini menunjukkan bahwa teman sebaya melalui interaksinya memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam mendukung perilaku cyberbullying siswa.

Along with the information and communication technology which are increasingly modern, emerging new phenomenon called cyberbullying as a negative impact on those development. Limitlessness and anonymity in cyberspace become factors that can’t be avoided in favor of cyberbullying. In this thesis, the authors examines other factors related to cyberbullying under the assumption that positive interaction within peer group, also lower level of bullying experiences and student’s knowledge about school’s regulations related to violence contributed to lower lever of student’s cyberbullying behavior. The unit of analysis of this study is high school students in Jakarta. Datas were obtained from the results of questionnaire survey towards 336 respondents. The results show that among three variables used, the interaction within peer group becomes the most influential variables on student’s cyberbullying behavior. This statement shows that peer group through their interaction fairly strongly affected student’s cyberbullying behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S61295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Kurniawan
"Skripsi ini mencoba menjelaskan hubungan antara konsep pertahanan diri dengan perilaku bullying siswa Sekolah Menengah Atas ?X? di Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pertahanan diri dengan perilaku bullying siswa Sekolah Menengah Atas ?X? di Bandung dengan cara membuktikan teori pertahanan diri dari Reckless (1962) ke dalam data empiris di lapangan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik survei. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden berukuran 91 orang. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cara non probabilitas sampling dengan metode pengambilan sampel secara quota sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara pertahanan diri dengan perilaku bullying. Dengan kata lain, hasil temuan di lapangan mendukung hipotesis di dalam penelitian ini sekaligus bersesuaian dengan teori pertahanan diri yang dikemukakan oleh Walter Reckless.
This undergraduate thesis attempts to explain the relationship between the concept of containment and bullying behaviors of Senior High School students "X" in Bandung. The purpose of this study was to know how the relationship of containment and bullying behavior of Senior High School students "X" in Bandung by way of proving containment theory of Reckless (1962) into the empirical data in the field.
The methodology used in this study is a quantitative research method with survey techniques. The data was collected by giving questionnaire to the respondent size 91 people. The sampling technique is done by quota non-random sampling.
The results of this study indicate that there is a significant relationship between containment and bullying behavior. In other words, the findings in the field support the hypothesis in this study correspond well with the theory of containment by Walter Reckless.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Fitrianto
"Penelitian ini ingin mengetahui hubungan trait kepribadian terhadap perilaku bullying. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe non experimental dan field study. Seluruh partisipan sebanyak 152 orang dengan rentang usia remaja madya. Ada dua alat ukur yang digunakan, yaitu alat ukur trait kepribadian NEO PI dari Costa dan McCrae (1992) dan alat ukur bullying yang merupakan modifikasi alat ukur bullying dari Astari (2008). Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, sedangkan analisis hasil dilakukan dengan menggunakan metode statistik.
Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hasil adalah regresi berganda. Perhitungan regresi berganda yang dilakukan menunjukkan bahwa: (1) Trait kepribadian memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku bullying; (2) Domain trait agreeableness dan openness memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perilaku bullying.

This study would like to re veal the correlation of trait pe rsonality and bullying behavior.This is quantitative non experimental type and field study re search. All 152 participants are middle adolescent. There are two scales use d, trait personality scales NEO PI from Costa a nd McCrae and bullying scales modified from Astari (2008). Data from this research collected by questionnaires and analyzed using statistic method.
Statistic technique to analyze data using multiple regression. Computation of multiple regression show that: (1) Trait persona lity has a significant correlation with bullying behavior; (2). Doma in trait agreeableness a nd openness has the most significant contribution with bullying behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.2 FAJ h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Muliaty
"Bullying marak terjadi di mana saja dan kapan saja. Umumnya bullying meningkat ketika seseorang memasuki masa SMP dan SMA. Laki-laki maupun perempuan dapat terlibat tindakan bullying, namun laki-laki lebih sering terlibat dibandingkan perempuan. Penelitian akan bullying terkait kepuasan akan tubuh lebih banyak pada perempuan, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara bullying mengenai tampilan fisik dengan body satisfaction pada remaja putra korban bullying. Pengukuran bullying dan body satisfaction menggunakan alat ukur yang disusun oleh peneliti. Partisipan berjumlah 60 siswa SMP dan SMA yang pernah menjadi korban bullying.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara bullying dengan body satisfaction pada korban (r = -0.255; p = 0.049, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi bullying yang dialami, maka semakin rendah body satisfaction remaja putra korban bullying. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masih banyak remaja putra korban bullying yang tidak puas akan tampilan fisiknya.
Bullying is a well known problem and could happened anywhere and any time. In general, bullying heightened during middle-senior high. Both male and female can be involved in bullying but males are more involved. Researches about bullying and body satisfaction are generally dominated by female participants so this research was conducted to find the correlation between appearance related bullying and body satisfaction among male adolescence victims. Bullying and body satisfaction is measured using instruments derived by researcher. The participants of this research are 60 middle high and high school male students who have the general characteristics of a victim.
The main results of this research shows that there is a significant negative correlation between bullying and body satisfaction (r = -0.255; p = 0.049, significant at L.o.S 0.05). This suggests that with higher bullying actions the victims received, the victims would develop increasingly lower body satisfaction. Based on this results, it is advisable that teachers, parents and friends actively prevent and stop bullying actions. Many victims become dissatisfied with their physical appearance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>