Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161995 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eny Haryati
"Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kepatuhan perawat melakukan hand hygiene sebelum dan sesudah penggunaan hand rub pocket/clip-on dispenser di Instalasi gawat darurat rumah sakit umum pusat Fatmawati. Desain penelitian ini pra-eksperiment dengan one-group pra-post test design. Perlakuan yang diberikan adalah hand rub pocket/clip-on dispenser. Penelitian ini mengambil sampel perawat Instalasi gawat darurat Fatmawati berjumlah 45 orang. Observasi dilakukan secara total sampling dengan menggunakan lembar format observasi World Health Organization. Hasil penelitian didapatkan Mayoritas responden adalah berusia 25-35 tahun, berjenis kelamin perempuan (64,4%) dan berpendidikan DIII Keperawatan (84,4%). Kepatuhan hand hygiene perawat Instalasi gawat darurat Fatmawati sebelum perlakuan rata-rata sebesar 0,45 (SD=0,20) dan sesudah perlakuan rata-rata sebesar 0,83 (SD=0,17). Penggunaan jenis hand hygiene terbanyak sesudah perlakuan adalah hand rub pocket/clip-on dispenser rata-rata 1,84 (SD=1,53). Hasil uji t dependen menyatakan p=0,00 (p < 0,05) berarti ada perbedaan tingkat kepatuhan hand hygiene perawat sebelum dan sesudah perlakuan. Penggunaan hand rub pocket/clip-on dispenser perlu diadakan di pelayanan rumah sakit.

This research aimed to know the differences of hand hygiene compliance of nurses before and after used of hand rub pocket/clip-on dispenser at emergency unit at the public hospital of Fatmawati. This research used design preeksperiment with one-group pre-post test design. The intervention were hand rub pocket/clip-on dispenser. The respondents are 45 emergency nurses at the Fatmawati hospital. Observations hand hygiene using format observation world health organization. Results, the majority of respondent were aged 25-35 years, female sex (64.4%) and educated DIII Nursing (84.4%). Hand hygiene compliance of nurses emergency unit at Fatmawati hospital before intervention by an average of 0.45 (SD = 0.20) and after intervention by an average of 0.83 (SD = 0.17). The most used type of hand hygiene hand rub was after intervention is hand rub pocket/clip-on dispenser on average 1.84 (SD = 1,53). The results of independent t-test, there were significant differences in the level of compliance of hand hygiene before and after intervention with p value of 0,000 (α < 0,05). The recommendations of this study is hand rub pocket/clip-on dispenser can used in the hospital service."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fandizal
"Infeksi terkait pelayanan kesehatan masih tinggi yaitu 6 mdash;16 pada 10 rumah sakit di Indonesia. Ketidakpatuhan perawat dalam melakukan kebersihan tangan masih rendah yaitu 22 mdash;60 dapat disebabkan oleh pengendalian kepala ruangan dan jenjang karir perawat. Kepatuhan kebersihan tangan oleh perawat masih belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 95 .Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi determinan kepatuhan perawat dalam melakukan kebersihan tangan pada pemberian asuhan keperawatan. Desain penelitian ini deskriptif analitikcross sectional. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data sekunder dari penelitian induk, yaitu peningkatan keselamatan pasien dalam pemberian asuhan keperawatan di Indonesia. Jumlah sampel 143 perawat sebagai responden penelitian. Data dianalisis menggunakan chi square, Spearman rho, dan regresi logistik.
Hasil analisis bivariat diperoleh variabel yang berhubungan dengan kepatuhan kebersihan tangan yaitu dukungan dan pengendalian oleh kepala ruangan serta shif dan jenjang karir perawat p 0,018, 0,001, 0,001, dan 0,012: ? 0,05 . Hasil analisis multivariat diperoleh variabel yang paling berpengaruh yaitu pengendalian oleh kepala ruangan dan jenjang karir perawat. Pengembangan metode pengendalian yang sesuai dengan budaya organisasi dan penerapan jenjang karir perawat yang berkelanjutan dapat meningkatkan kepatuhan kebersihan tangan, disamping faktor lainnya.

Health related infections are still high at 6 16 in 10 hospitals in Indonesia. Non compliance nurses in hand hygiene is still low 22 60 can be caused by the control of the head of the room and nurse career path. Compliance of hand hygiene by nurses still has not reached the set target that is 95 . The purpose of this study was to identify the determinant of nurse compliance in performing hand hygiene on nursing care. This research design is descriptive analytic cross sectional. The study was conducted by taking secondary data from the parent research, by title improving patient safety in providing nursing care in Indonesia. The sample size was 143 nurses as respondents. Data were analyzed using chi square, Spearman rho, and logistic regression.
The result of bivariate analysis showed that the variables related to hand hygiene compliance were support and control by the head of the room, shift of nurse, and nursing career path p 0.018, 0.001, 0.001, and 0.012 0.05 . Multivariate analysis results obtained the most influential variables are control by the head of the room and career path nurse. Development of control methods that are appropriate to the organizational culture and ongoing nursing career pathway can improve hand hygiene compliance, in addition to other factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustarim
"Infeksi terkait perawatan rumah sakit, dalam hal ini Infeksi Aliran Darah (IAD), merupakan masalah serius yang masih sering dijumpai. Salah satu strategi efektif untuk mengatasi hal ini adalah praktik cuci tangan sesuai rekomendasi WHO, namun sampai saat ini angka kepatuhan cuci tangan tenaga kesehatan masih saja belum optimal dilakukan karena berbagai faktor.
Tujuan: Mengetahui hubungan kepatuhan cuci tangan tenaga kesehatan terhadap angka kejadian IAD di unit neonatal sebelum dan setelah edukasi.
Metode: Penelitian potong lintang yang dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan mengumpulkan data secara retrospektif dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS), yaitu laporan audit angka kepatuhan cuci tangan dan kejadian IAD di unit neonatal selama periode Januari 2011-September 2014, kemudian dilakukan uji korelasi Spearman.
Hasil: Kejadian IAD mencapai rerata 9,4%0, dengan angka kepatuhan cuci tangan tenaga kesehatan mencapai rerata 68%.Kepatuhan cuci tangan tenaga kesehatan tertinggi pada perawat (70%), diikuti oleh dokter (57%), sedangkan terendah adalah petugas kebersihan dan laboratorium (22%).Tidak didapatkan hubungan korelasi secara statistik antara kepatuhan cuci tangan tenaga kesehatan terhadap kejadian IAD di unit neonatal sebelum dan setelah edukasi (p>0.05). Kepatuhan tertinggi diantara 5 kesempatan cuci tangan adalah setelah terkena cairan tubuh (84%), dan kepatuhan terendah pada kesempatan setelah kontak dengan lingkungan (46%).Terdapat perbedaan tingkat kepatuhan cuci tangan pada unit perawatan, dimana level 3 terbukti lebih tinggi (71,5%) daripada level 2 (69,1%).
Simpulan: Tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan di unit neonatal terhadap kejadian IAD sebelum dan setelah edukasi. Secara angka absolut didapatkan penurunan IAD pada peningkatan kepatuhan cuci tangan.

Healthcare-associated infection (HAI)- bloodstream infection (BSI) remains a serious problem that is often encountered. One of the most effective and simple practice strategy recommended by WHO to reduce HAI-BSI rate is hand hygiene in health care. Unfortunately, hand hygiene compliance of medical staff vary considerably among health centers because of multifactorial.
Objective. To analyse the correlation between hand hygiene compliance and bloodstream infection case in neonatal unit RSCM before and after hand hygiene edeucation.
Methods. Cross sectional study design was used. Hand hygiene compliance and bloodstream infection data was collected retrospectively from prevention and control infection hospital database during January 2011-September 2014. Spearman correlation test was performed to assess it.
Results. Bloodstream infection insidens rate is 9,4%0 and average of hand hygiene compliance in neonatal unit is 68%. The highest hand hygiene compliance is nurses (70%), and doctors (57%), the lowest hand hygiene compliance is laboran and cleaning services (20%). Hand hygiene practice in 5 moments was performed most often after body fluid expossure risk (84%) and the lowest is after touching patient surroundings (46%).There is no signifficant stastical correlation between hand hygiene compliance and bloodstream infection case in neonatal unit RSCM (p>0.05). The hand hygiene compliance in 3rd level(71,5%) is higher than 2nd level (69,1%).
Conclusion. There are no signifficant correlation between hand hygiene compliance and bloodstream infection, including before and after the hand hygiene educational programs in neonatal unit. Basically, there is a decline of bloodstream infection rates inthe increasedof hand hygiene compliance.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukron
"Prevalensi infeksi nosokomial di seluruh dunia menjadi perhatian yang serius bagi seluruh pelayanan kesehatan terutama di rumah sakit. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah ketidakpatuhan dalam pelaksanaan prosedur cuci tangan sesuia dengan standar prosedur operasional. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan perawat dalam pelaksanaan five moment hand hygiene di IRNA C RSUP Fatmawati tahun 2013.
Desain yang digunakan adalah deskritif obsevasional dengan pendekatan cross sectional. jumlah Sampel adalah 97 orang yang diambil dengan purposive sampling. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis data univariat.
Hasil penelitian di dapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat kepatuhan kurang sebesar 69,1%, kepatuhan sedang sebanyak 18,6% dan kepatuhan baik sebanyak 12,4%. Disarankan kepada seluruh perawat lebih meningkatkan dan peduli terhadap pentingnya pelaksanaan standar prosedur five moment hand hygiene, dan Rumah Sakit memberikan reward kepada perawat yang patuh dalam melaksanakan standar tersebut.

Prevalensi infection in the world has been more attention for healthy service especially in the hospital. One factor that had contributed is disobedience in conducting the procedure of hand washing is suitable with standard operating procedures. The aims of this research is to know the level of nurse obedience in conducting five moment hand hygiene in Irna C RSUP Fatmawati in 2013.
This research used design of observational descriptive by cross sectional approaching. The sum of respondence are 97 persons who were taken by purposive sampling. Data analysis which was done in this research is data analysis univariat.
The result of this research was got most of respondence had low level obedience 69,1%, middle of level obedience is 18,6 % and high level obedience is 12, 4 %. It was suggested to all nurses that they should improve and had more attention of importance in conducting the procedure and the hospital would give kind of reward to the nurse who had obedience in conducting the procedure of five moment hand hygiene.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sukma Prihartini
"Salah satu ancaman terhadap keselamatan pasien di rumah sakit adalah risiko penularan infeksi akibat perawatan kesehatan atau infeksi nosokomial. Hand hygiene dianggap sebagai cara yang paling efektif dalam mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial. Namun, tingkat kepatuhan hand hygiene yang dimiliki perawat belum mencapai kesempurnaan mutu dan keselamatan pasien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan hand hygiene pada perawat. Selain itu, penelitian ini juga membahas mengenai tingkat kepatuhan hand hygiene yang ditemukan dalam artikel yang ditinjau. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan narrative review, yang menggunakan data sekunder dari database online yaitu PubMed dan Google Scholar. Hasil penelitian, ditemukan 12 studi terinklusi terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan hand hygiene pada perawat dan penilaian tingkat kepatuhan hand hygiene. Dari 12 studi terinklusi, 6 studi diantaranya mengidentifikasi tingkat kepatuhan yang berkisar diantara 18,7% hingga 51% dinilai sebagai kepatuhan yang rendah, dan 60% hingga 82% dinilai sebagai kepatuhan yang baik. Penilaian kepatuhan hand hygiene yang baik terjadi pada momen setelah terpapar cairan tubuh pasien dan setelah berkontak langsung dengan pasien. Secara keseluruhan, hasil studi mengidentifikasi adanya faktor pengetahuan, sikap, fasilitas, pelatihan, role model, dan pengawasan yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan hand hygiene pada perawat. Beberapa hal yang dapat diusulkan dari penelitian ini dalam meningkatkan kepatuhan hand hygiene berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain diperlukan adanya dukungan dan komitmen yang tinggi dari manajer rumah sakit serta peningkatan pada program pelatihan.

One of threat to patient safety in hospital is the risk of transmission of infections due to health care or nosocomial infection. Hand hygiene is considered as the most effective way to prevent and control nosocomial infection. However, the level of compliance with nurse’s hand hygiene has not yet reached the perfection of quality and patient safety. Therefore, this study aims to describe the factors that influence the compliance with hand hygiene in nurses. In addition, this study also discusses the level of compliance with hand hygiene in the reviewed article. This research was conducted with a narrative review approach, which uses secondary data from an online database; PubMed and Google Scholar. The results showed that 12 included studies were related to factors that influence compliance with hand hygiene in nurses, and assesment of the level of compliance with hand hygiene. From 12 included studies, 6 of them identified compliance levels ranging, from 18,7% to 51% rated as low compliance and 60% to 82% rated as good compliance. Assessment of good hand hygiene compliance occurs at the moment after risk of exposure to body fluids and after contact with patients. Overall, the results of the study identified factors of knowledge, attitudes, facilities, training, role models and supervision that affect the level of compliance with hand hygiene in nurses. Several things, that can be proposed from this research in improving the compliance of nurses with hand hygiene based on the factors is, there is a need for high support and commitment from hospital managers and an increase in training programs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Solely Houghty
"Kebersihan tangan dapat mencegah Health Care Associated Infections (HAIs) dan meningkatkan keselamatan pasien. Penggunaan fluorescence lotion pada pelatihan kebersihan tangan merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan experiential learning yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam kebersihan tangan. Tujuan untuk mengidentifikasi pengaruh program pelatihan kebersihan tangan terhadap pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam kebersihan tangan. Rancangan penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasy experiment dengan metode pretestposttest designs with comparison group. Sampel dalam penelitian adalah 32 perawat pelaksana untuk kelompok intervensi dan 38 perawat pelaksana untuk kelompok kontrol. Ada perbedaan pengetahuan dan kepatuhan kebersihan tangan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pelatihan kebersihan tangan (p<0,001, CI pengetahuan = 2,061 ; 3,541, CI kepatuhan = 6,792 ; 10,929, α = 0.05). Pelatihan kebersihan tangan perlu dilakukan berkesinambungan.

Hand hygiene prevents Health-Care-Associated Infections (HAIs) and improves patient safety. The use of fluorescence lotion in hand hygiene training is the implementation of a learning method which makes use of experiential learning aiming at improving the level of knowledge and compliance of nurses in maintaining hand hygiene. The research objective is to identify the influence of hand hygiene training program on the level of knowledge and compliance of nurses in maintaining hand hygiene. The research is a quantitative quasy experiment research using pretest-posttest design with comparison group. The research sample consists of 32 nurses in experiment group and 38 nurses in control group. The result shows a difference in the knowledge after hand hygiene training was conducted (p<0.001 , CI knowledge = 2,061 ; 3,541, CI compliance = 6,792 ; 10,929, α = 0.05α = 0.05) between those in the control group and those in the experiment group. It is recommended to sustainably conduct hand hygiene training program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Habibah Sari Melati
"Kebersihan tangan adalah salah satu hal yang penting dalam pengendalian infeksi di rumah sakit. Perawat sebagai lini terdepan layanan kesehatan, memiliki beban kerja yang fluktuatif, juga dituntut memiliki kepatuhan cuci tangan. Rumah Sakit. telah terakreditasi JCI Joint Commission International, dimana keselamatan pasien merupakan fokus utamanya, dan cuci tangan memiliki peranan yang sangat besar. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor beban kerja dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan perawat di Rumah Sakit S. Desain penelitiannya adalah potong lintang, dengan 55 sampel pada perawat yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat, Unit Perawatan Intensif dan Unit Hemodialisis. Data diambil dengan cara observasi dan kuisioner, yaitu menggunakan lembar observasi kepatuhan cuci tangan; lembar observasi perilaku. langkah cuci tangan; lembar observasi beban kerja; kuisioner karakteristik demografi; kuisioner pengetahuan; dan kuisioner persepsi. Data dianalisis dengan uji pearson untuk melihat hubungan kepatuhan cuci tangan dengan beban kerja; dan uji. tidak berpasangan untuk melihat hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan variabel perilaku, pengetahuan, persepsi, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerja. Selanjutnya dilakukan uji regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan cuci tangan dengan beban kerja; dengan pengetahuan; dengan persepsi cuci tangan; dengan usia; dengan pendidikan; dan dengan masa kerja. >0,05. Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan cuci tangan adalah perilaku. = 0,00 dan jenis kelamin. = 0,02. Faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan cuci tangan adalah perilaku. = 0,00 dan masa kerja. = 0,02. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan: beban kerja, karakteristik demografi usia, pendidikan dan masa kerja. pengetahuan, dan persepsi. Namun ditemukan hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan perilaku cuci tangan dan dengan jenis kelamin. Faktor yang paling dominan terhadap kepatuhan cuci tangan adalah perilaku cuci tangan dan masa kerja. Safety meeting/ safety talk dapat dilakukan secara berkala untuk mengatasi kendala dalam kepatuhan cuci tangan perawat.

Hand hygiene is one of the important things in hospital infection control. Nurses who act as the leading line of health services and have. fluctuating workload, are also required to have hygienic hands.. Hospital has been accredited JCI Joint Commission International. where patient safety is the main focus, and where having hygienic hands has. very big role. The purpose of this research is to know the workload factor and other factors related to the hand hygiene compliance of nurses at. Hospital. The research design is cross sectional, with 55 samples on nurses who work in Emergency Department, Intensive Care Unit and Hemodialysis Unit. Data were taken by observation and questionnaire, ie using hand hygiene compliance observation sheet. step hand hygiene behavior observation sheet workload observation sheet questionnaire of demographic characteristics hand hygiene knowledge questionnaire and perception questionnaires. Data were analyzed by pearson test to see the hand hygiene compliance relationship with workload and independent. Test to see the relationship between hand hygiene compliance with behavioral, knowledge, perception, age, gender, education, and working period. Furthermore, multiple linear regression test is also used.
Based on the analysis result, there is no significant relationship between hand hygiene compliance with workload with knowledge with perception with age with education and with working period. 0.05. The variables significantly associated with hand hygiene compliance were behavior. 0.00 and gender. 0.02. The most dominant factors affecting hand hygiene compliance were behavior. 0,00 and working period. 0,02. In this study, there was no relationship between hand hygiene compliance with workload demographic characteristics age, education and working period knowledge and perception. However, there was. relationship between hand hygiene compliance with hand hygiene behavior and gender. The most dominant factors for hand hygiene compliance are hand hygiene behavior and working period. Safety meeting safety talk can be done regularly to overcome obstacles in the hand hygiene compliance of nurse.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardita Sofyani
"Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat pasien di rumah sakit. Infeksi ini dapat terjadi akibat kuman dari pasien lain ataupun dari lingkungan berpindah melalui tangan perawat pada saat perawat melaksanakan berbagai asuhan keperawatan pada pasien. Infeksi nosokomial akan memperparah kondisi pasien, memperpanjang hari rawat pasien, bahkan sampai menjadi penyebab kematian. Pasien di ruang ICU turut terkena risiko infeksi nosokomial. Ruang ICU sebagai salah satu tempat untuk menangani pasien yang memerlukan pelayanan intensif ditempati oleh pasien yang butuh perawatan total. Daya tahan tubuh pasien ICU tidak sebaik daya tahan tubuh pasien yang tidak memerlukan perawatan total. Oleh karena itu pasien ICU lebih rentan terhadap infeksi.
Hand hygiene merupakan salah satu tindakan yang mudah dan efektif untuk penurunan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial memiliki keterkaitan langsung dengan pemenuhan pelaksanaan hand hygiene. Pelaksanaan hand hygiene yang sesuai dengan teknik dan waktu yang telah ditentukan akan menurunkan insiden infeksi nosokomial. Namun sayangnya, pemenuhan pelaksanaan hand hygiene oleh petugas kesehatan masih tergolong rendah.
Masih ditemukannya kejadian infeksi nosokomial di Rumah Sakit MH. Thamrin Salemba mengindikasikan hand hygiene petugas kesehatannya belum berjalan sesuai prosedur. Dari hasil observasi di ruang ICU ditemukan bahwa rata – rata pemenuhan hand hygiene oleh perawat yang bertugas di ICU Rumah Sakit MH. Thamrin Salemba baru mencapai 48%. Peneliti ingin mengetahui persepsi perawat mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan pelaksanaan hand hygiene di ICU Rumah Sakit MH. Thamrin Salemba.
Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menggali lebih jauh persepsi perawat mengenai faktor – faktor pemenuhan pelaksanaan hand hygiene. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara mendalam dan hasil observasi penelitian pendahuluan dan data sekunder diperoleh dari data SDM perawat Rumah Sakit MH. Thamrin Salemba.
Dari hasil penelitian diketahui persepsi perawat mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan hand hygiene di ICU Rumah Sakit MH. Thamrin Salemba adalah faktor kurangnya pengetahuan perawat mengenai teknik dan lima waktu pelaksanaan hand hygiene, beban kerja perawat yang lebih tinggi dan kekurangan tenaga, masih kurangnya jumlah wastafel dan letaknya yang jauh. Alasan lainnya yaitu saat manangani kondisi darurat, perawat merasa prosedur hand hygiene merepotkan, faktor malas, air yang mati atau keran yang rusak. Beberapa dari faktor di atas sesuai juga dengan hasil yang ditemukan penelitianterdahulu terkait topik ini. Untuk itu, sebaiknya pihak rumah sakit kembali melaksanakan program penyegaran untuk perawat agar pengetahuan perawat dan kesadaran akan pentingnya hand hygiene dapat meningkat. Selain itu, perlu adanya penambahan jumlah wastafel seperti yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan mengenai Standar Pelayanan ICU. Menambah jumlah perawat atau tetap mempertahankan sistem subtitusi perawat dengan kemampuan sama dalam menangani pasien intensif, namun lebih mematangkan sistemnya. Kepala ICU mengingatkan perawat agar tetap tenang saat kondisi darurat dan selalu menyediakan alkohol hand rubbing di dalam kantong.

Nosocomial infections are infections acquired in hospital patients. These infections can occur due to germs from other patients or from the environment can be transferred through the hands of nurses at the variety of nursing care to patients. Nosocomial infections will exacerbate the patient's condition, extending the day care of patients, even to the cause of death. Patients in the ICU also exposed to the risk of nosocomial infection. ICU is a place for patients who need intensive care and total care. ICU patient's immune system is certainly not as good as the patient's immune system does not require total care. ICU patients therefore more susceptible to infection.
Hand hygiene is the one of easy and effective measures to decrease nosocomial infections. Nosocomial infections have a direct connection with the implementation of hand hygiene compliance. Implementation of appropriate hand hygiene techniques and the time allowed will reduce the incidence of nosocomial infections. But unfortunately, the implementation of hand hygiene compliance by healthcare workers is still low.
The incidence of nosocomial infections is still found at MH Hospital. Thamrin Salemba. It indicates hand hygiene of health workers has not been appropriate to the procedure. From the observation in the ICU was found that the average of hand hygiene compliance by nurses who worked in the ICU MH. Salemba Thamrin Hospital only reached 48%. Researchers want to know nurses’perception about the factors that affect the implementation of hand hygiene compliance in ICU MH. Thamrin Salemba hospital.
Researchers using qualitative research methods to explore further nurses’ perception about the factors in implementation of hand hygiene compliance. In this study, researchers used the primary data and secondary data. Primary data obtained from in-depth interviews and the results of preliminary research observations. The secondary data obtained from Human Resources data.
From the results of research known nurses’ perception about the factors that influence hand hygiene in ICU MH. Thamrin Salemba Hospital. Nurses’ perception about factors in hand hygiene practice compliance are lack of knowledge of nurses regarding the implementation of the technique and five moments for hand hygiene, nursing workload and lack of higher power, insufficient numbers of the sink and the remoteness. Another reason are when emergencies situation, nurses feeling of involute hand hygiene procedure, lazy factor, die or tap water damaged. Therefore, we recommend the hospital to re-implement hand hygiene program for nurses so that the nurse's knowledge and awareness of the hand hygiene importance can be improved. In addition, the need for addition of sinks based on rules in the Decree of the Minister of Health on Service Standards of ICU. Increase the number of nurses or hospital still uses nurse subtitution system, but hospital should make the system better. ICU head remind the nurses to keep calm during emergency conditions and always provides a handrubbing alcohol inside the pocket
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anitha
"[Kebersihan tangan merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penularan agen patogen saat memberikan pelayanan kesehatan, namun tingkat kepatuhan kebersihan tangan perawat masih rendah. WHO meluncurkan strategi multimodal dengan salah satu strateginya adalah strategi pengingat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh poster sebagai media pengingat terhadap kepatuhan kebersihan tangan perawat pelaksana di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso. Desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pre eksperimen menggunakan desain perlakuan ulang (one group pre and post test design). Sampel 34 perawat diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon, uji Spearman, dan t test Independent. Hasil penelitian ditemukan ada perbedaan yang bermakna terhadap kepatuhan kebersihan tangan perawat pelaksana di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso sebelum dan setelah
dilakukan intervensi (p<0,001). Disarankan pihak manajemen RS dan petugas Infection Prevention Control Nurse (IPCN) mempertahankan dan meningkatkan penggunaan media poster untuk mengingatkan perawat melakukan kebersihan tangan sehingga dapat mencegah peningkatan HAIs;Hand hygiene is the most effective measure to prevent pathogen transmission during health-care delivery, but compliance of nurses in performing hand hygiene is usually
low. WHO developed a multimodal strategies for increasing a compliance in hand hygiene and one of the strategies are reminders strategies. This study aims to identify the influence of posters as reminders to nurses hand hygiene performance compliance at Hospital Infection Disease Prof Dr Sulianti Saroso. Quantitative research design with pre experiments method using one group pre and post test
design. Sample are 34 nurses and purposive sampling technique was used. Wilcoxon test, independent t test, and Spearman test was used for data analys. Result of the study found there is a significant differences compliance of hand hygiene of nurses at Hospital Infection Disease Prof Dr Sulianti Saroso before and after the intervention
(p<0,001) it suggested to the hospital management and Infection Prevention Control Nurse (IPCN) officer to maintain and increase of posters uses to remind nurses in performing hand hygiene that coul prevent the increasing of HAIs, Hand hygiene is the most effective measure to prevent pathogen transmission during
health-care delivery, but compliance of nurses in performing hand hygiene is usually
low. WHO developed a multimodal strategies for increasing a compliance in hand
hygiene and one of the strategies are reminders strategies. This study aims to identify
the influence of posters as reminders to nurses hand hygiene performance
compliance at Hospital Infection Disease Prof Dr Sulianti Saroso. Quantitative
research design with pre experiments method using one group pre and post test
design. Sample are 34 nurses and purposive sampling technique was used. Wilcoxon
test, independent t test, and Spearman test was used for data analys. Result of the
study found there is a significant differences compliance of hand hygiene of nurses at
Hospital Infection Disease Prof Dr Sulianti Saroso before and after the intervention
(p<0,001) it suggested to the hospital management and Infection Prevention Control
Nurse (IPCN) officer to maintain and increase of posters uses to remind nurses in
performing hand hygiene that coul prevent the increasing of HAIs]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiah Salsabila
"Pendahuluan. Kepatuhan cuci tangan yang rendah merupakan masalah bagi banyak tempat pelayanan kesehatan. Hal ini bisa menjadi masalah karena praktik cuci tangan sudah terbukti efektif mencegah Healthcare-associated Infections (HAI). Riset ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan agar dapat membantu proses pembuatan program promosi cuci tangan yang lebih efektif.
Metode. Studi cross sectional dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan. Penelitian ini dilakukan di Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Ciptomangunkusumo. Subyek penelitian adalah perawat yang sedang aktif bertugas. Setelah diobservasi, kuesioner dibagikan kepada subyek-subyek tersebut. Untuk analisis data, penelitian ini menggunakan Fishers Exact Test.
Hasil. Data dikumpulkan dari 89 responden. Seluruh responden adalah perempuan dan mempunyai usia rata-rata 31.79 tahun. Sebanyak 86.5% lulus D3 dan 93.3% mempunyai tingkat kepatuhan cuci tangan sedang. Hanya sedikit yang memiliki kepatuhan cuci tangan yang baik. Semua faktor yang telah diteliti, yaitu pengetahuan, persepsi, motivasi, niat, dan sikap) tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kepatuhan cuci tangan.
Kesimpulan. Semua responden yang terkumpul adalah perempuan dan mayoritas lulusan D3. Pengetahuan, persepsi, motivasi, niat, dan sikap terhadap cuci tangan tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kepatuhan cuci tangan. Walaupun demikian, ditemukan bahwa mayoritas dari subjek penelitian menunjukkan kepatuhan cuci tangan yang sedang meskipun memiliki pengetahuan yang rendah tentang praktik cuci tangan. Hal ini dapat membuka diskusi mengenai batasan-batasan penelitian dan faktorfaktor lain yang dapat berhubungan dengan hasil penelitian ini."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>