Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erika Mustika Nugroho
"Kitosan adalah salah satu contoh polimer yang memiliki bobot molekul besar dengan gugus amina dan gugus hidroksil, yang merupakan gugus reaktif. Gugus hidroksil ini terikat secara primer pada atom karbon nomor 6 dan secara sekunder terikat pada atom karbon nomor 3 sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses modifikasi. Pada penelitian ini, kitosan direaksikan dengan anhidrida suksinat untuk dilihat selektivitasnya terhadap gugus-gugus reaktif tersebut, dengan memvariasikan massa anhidrida suksinat dan suhu reaksi. Hasil sintesis ini dikarakterisasi menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red) dan 1H-NMR (Nuclear Magnetic Resonance). Analisis menggunakan FTIR pada perbandingan massa kitosan dengan suksinat 1 : 0,2 g hanya menunjukkan puncak serapan karbonil amida pada bilangan gelombang 1681 cm-1 dan hasil karakterisasi menggunakan 1H-NMR menunjukkan puncak pergeseran kimia pada rentang 2,5ppm-2,7ppm. Hasil analisis keduanya mengindikasikan anhidrida suksinat bereaksi dengan gugus amina. Pada perbandingan inilah reaksi kitosan dengan anhidrida suksinat selektif pada gugus amina.

Chitosan is one example of polymer with large moleculer weight. It has amino groups and hydroxyl groups which are primarily bound to carbon atom number 6 and secondary hydroxyl group in carbon atom number 3, they are reactive groups. They can also be used in the modification process. In this research, chitosan is reacted with succinic anhydride to observe the selectivity of these reactive groups by varying masses of succinic anhydride and the temperatur of reaction. The product of this synthesis is characterized with FTIR (Fourier Transform Infra Red ) and 1H-NMR (Nuclear Magnetic Resonance). Based on the result obtained with FTIR, when the mass ratio 1: 0,2 g, carbonyl peak appears only in the 1681 cm-1. Results of 1H-NMR characterization shows chemical shift at 2.4 to 2.8 ppm indicates that succinic anhydride reacts with the amine group. So in this ratio, chitosan which is reacted with succinic anhydride selective in amino groups.;Chitosan is one example of polymer with large moleculer weight. It has amino groups and hydroxyl groups which are primarily bound to carbon atom number 6 and secondary hydroxyl group in carbon atom number 3, they are reactive groups. They can also be used in the modification process. In this research, chitosan is reacted with succinic anhydride to observe the selectivity of these reactive groups by varying masses of succinic anhydride and the temperatur of reaction. The product of this synthesis is characterized with FTIR (Fourier Transform Infra Red ) and 1H-NMR (Nuclear Magnetic Resonance). Based on the result obtained with FTIR, when the mass ratio 1: 0,2 g, carbonyl peak appears only in the 1681 cm-1. Results of 1H-NMR characterization shows chemical shift at 2.4 to 2.8 ppm indicates that succinic anhydride reacts with the amine group. So in this ratio, chitosan which is reacted with succinic anhydride selective in amino groups.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S46921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pristi Amalia Nurcahyani
"Material untuk penyerapan fosfat secara selektif disintesis menggunakan metode ion imprinted polymer, dengan kitosan sebagai bahan dasar utama. Untuk meningkatkan daya adsorpsi kitosan, maka dilakukan modifikasi kitosan menggunakan anhidrida suksinat, yang kemudian dikomplekskan dengan Fe(III). Fe(III)-kitosan suksinat dikontakkan dengan fosfat sehingga terbentuk kompleks cetakan-polimer, yang selanjutnya diikat silang menggunakan MBA untuk menstabilkan situs aktif yang terbentuk. Cetakan kemudian dielusi menggunakan KOH 1,0 M, dengan tujuan terbentuknya rongga bagi masuknya ion fosfat.
Keberhasilan sintesis IIP terkonfirmasi menggunakan FTIR dimana terjadi penambahan puncak serapan gugus baru, yaitu karbonil (1750-1600 cm-1), amida (1600-1500 cm-1), fosfat (1100-1000 cm-1), dan ikatan Fe-O (650-400 cm-1). Selain itu, meningkatnya Tm pada hasil DSC menunjukkan adanya penambahan ikatan dan mengindikasikan keberhasilan sintesis, sehingga modifikasi kitosan ini menghasilkan naiknya sifat kestabilan termal yang dibuktikan dengan hasil pengamatan TGA dimana pada rentang suhu yang sama (30-500°C), material baru belum terdekomposisi sempurna.
Hasil karakterisasi dengan SEM-EDX menunjukkan bahwa pengompleksan dan pengelusian fosfat berhasil dilakukan, dimana terkonfirmasi dengan munculnya unsur Fe dan P dan berkurangnya persen atom P setelah dilakukan elusi. Adsorben yang disintesis diuji sifat adsorpsi serta elusinya, dan diperoleh persen adsorpsi sebesar 87.55% dan persen elusi sebesar 85.1%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa adsorben dapat menyerap fosfat dengan baik dan fosfat yang sudah teradsorpsi dapat dilepaskan kembali menggunakan basa.

Material for selective phosphate adsorption was synthesized using ion imprinted polymer method, with chitosan as the raw material. In order to increase the adsorption ability of chitosan, chitosan has been modified using succinic anhydride to form chitosan-succinate, subsequently formed complex using Fe(III). Phosphate was added to Fe(III)-chitosan succinate to form template-polymer complex, then it was cross-linked by using MBA. Moreover, the template was leached using KOH 1,0 M to form the cavity for phosphate ion.
The result of IIP was confirmed using FTIR which occur new absorption peaks of functional groups, such as carbonyl (1750-1600 cm-1), amide (1600-1500 cm-1), phosphate (1100-1000 cm-1), and Fe-O bond (650-400 cm-1). In addition, the increased of Tm on the DSC result showed there was some addition of bonds and indicate the success of synthesis, so that the modification of chitosan increases the thermal properties. It was proven furthermore by TGA thermogram in which at the same temperatur range (30-500°C), the new material not decomposited at all.
SEM-EDX data showed that the complexation and leaching process were success, which confirmed by measuring the Fe and P elements, also the P element atomic percent was decrease after leaching. The synthesized adsorbent was tested the adsorption and desorption properties, and the percent adsorption was 87.55% and percent desorption was 85.1%. These values indicate that the adsorbent can adsorbs phosphate well, and the phosphate can be released using base.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Supono
"Hidrogel kitosan-cangkok-poli(N-vinil pirrolidon) telah disintesis melalui teknik polimerisasi radikal bebas. Dalam penelitian ini, monomer N-vinil pirrolidon (NVP) dicangkokkan pada kitosan menggunakan inisiator ammonium persulfat (APS) dan agen pengikat silang N,N’-metilen bisakrilamida (MBA) dalam sistem larutan. Untuk membuktikan bahwa monomer itu telah tercangkok, dilakukan karakterisasi dengan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Differential Scanning Calorimetry (DSC), dan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui bentuk morfologi hidrogel. Pengaruh komposisi monomer NVP, agen pengikat silang, dan waktu polimerisasi terhadap kemampuan swelling telah diamati. Swelling optimum diperoleh sebesar 54,6% pada waktu polimerisasi 3 jam dengan komposisi monomer NVP 0,8 mL dan konsentrasi pengikat silang 2%.

Hydrogels of chitosan-graft-poly(N-vinylpyrrolidone) had been synthesized via free radical polymerization technique. In this research, monomer N-vinylpyrrolidone (NVP) was grafted onto chitosan by using APS as initiator and N,N '-methylene bisacrylamide (MBA) as crosslinking agent in the solution system. In order to prove that the monomers were grafted, FTIR spectroscopy, DSC analysis were used, and Scanning Electron Microscope (SEM) to determine the morphology of hydrogels. The influence monomer compositions, concentration of crosslinking agent, and polymerization time on the ability of swelling was observed. The optimum swelling was obtained at 54,6% in the polymerization time of 3 hours with 0.8 mL NVP monomer composition and concentration of crosslinking of 2%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prastika Krisma Jiwanti
"Penyebaran virus influenza telah menjadi pandemik global dan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Deteksi Neuramindase sebagai salah satu enzim dalam virus influenza menggunakan reaksi inhibisi oleh Zanamivir, dilakukan secara elektrokimia menggunakan elektroda Au dan Au-BDD sebagai elektroda kerja, platina sebagai elektroda pendukung dan Ag/AgCl sebagai elektroda pembanding. Zanamivir tidak elektroaktif pada permukaan elektroda. Tetapi keberadaan Zanamivir diperkirakan menyebabkan deaktivasi reaksi reduksi Au2O3 menjadi Au. Sehingga perilakunya dapat diamati melalui cyclic voltammetry. pH optimum 7, batas deteksi Zanamivir pada elektroda Au 5,62 x 10-5 M dan pada elektroda Au-BDD adalah 6,26 x 10-6 M. % RSD pengukuran zanamivir pada elektroda Au dan Au-BDD adalah 5,6 % dan 3,45 %. Konsentrasi maksimum Neuraminidase yang dapat diinhibisi oleh Zanamivir 1x10-5M adalah 20 mU, dengan batas deteksi 2,48 mU. pH optimum inhibisi Neuraminidase oleh Zanamivir adalah 6,8 dengan waktu inhibisi maksimum 25 menit.. Selektifitas sensor diukur dengan melakukan pengukuran pada larutan dengan interferensi mucin. Dengan konsentrasi mucin Bovine Submaxillary Glands dan mucin Porcine Stomach masing-masing sebesar 0,178571 mg/ml dan 0,019 mg/ml, hanya terjadi penurunan respon arus masing-masing sebesar 1,57 % dan 1,92 %.

Influenza viruses become the new global pandemics with significant socio-economic impact. Therefore, continuous monitoring is required. In this work, detection method of Neuraminidase as influenza virus enzyme was developed by electrochemical method using Au and Au-BDD as working electrode, platinum as counter electrode, and Ag/AgCl as reference electrode. Zanamivir is electrochemically inactive. However, zanamivir deactivate the reduction of Au2O3 to be Au. Optimum pH held on pH 7 and diffusion coefficient 1,8786 x 10-8 m2/s. LOD of Zanamivir on Au electrode 5,62 x 10-5 M and 6,26 x 10-6 M on Au-BDD electrode. Reproducibilities of zanamivir measurement on Au and Au-BDD electrode are 5,6 % and 3,45 %. The maximum concentration of Neuraminidase inhibited by 1x10-5M zanamivir are 20 mU with 2,48 mU limit of detection. The optimum inhibition pH is 6,8 and inhibition time is 25 minute. Selectivity of the sensor measured by doing the measurement under mucin interference influences. 0,178571 mg/mL of mucin Bovine Submaxillary Glands and 0,019 mg/mL of mucin Porcine Stomach may decrease the respone current 1,57 % and 1,92 %.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Mandala
"Reaksi esterifikasi antara glukosa dengan asam lemak dapat menghasilkan ester asam lemak-glukosa. Pada penelitian ini, asam lemak diperoleh dari reaksi hidrolisis minyak kelapa sawit yang dijual dipasaran. Reaksi esterifikasi dilakukan secara enzimatik menggunakan katalis lipase Candida rugosa E.C.3.1.1.3 terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4-Kitosan. Nanopartikel Fe3O4- Kitosan disintesis dengan metode kopresipitasi kemudian dilakukan karakterisasi dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red), XRD (X-Ray Diffraction), dan EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy). Imobilisasi lipase Candida rugosa pada nanopartikel Fe3O4-Kitosan menggunakan metode ikat silang dengan glutaraldehida sebagai agen pengikat silang. Hasil imobilisasi dilakukan uji aktivitas dan persen loading. Persen loading imobilisasi lipase yang diperleh adalah 62,20% dan aktivitas hidrolisis lipase terimobilisasi sebesar 6,18 U/mL dan aktivitas spesifiknya sebesar 2,65 U/mg serta efisiensi imobilisasi sebesar 34,54%. Dari hasil optimasi esterifikasi diperoleh persen konversi optimum sebesar 3,70 % dengan kondisi reaksi pada suhu 35°C , ratio glukosa : asam lemak 1 : 90, dan waktu reaksi selama 16 jam dan 40% massa enzim terimobilisasi.

Esterification reaction between glucose and fatty acid could produce glucose-fatty acid esters. In this study, fatty acid was synthesized from hydrolysis reaction of palm oil. Esterification reaction was carried out enzymatically using immobilized Candida rugosa lipase EC.3.1.1.3 on Fe3O4-chitosan nanoparticles. Fe3O4-chitosan nanoparticles was synthesized using co-precipitation method and was characterized using FTIR (Fourier Transform Infra Red), XRD (X-Ray Diffraction), and EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy). Candida rugosa lipase was immobilized on Fe3O4-chitosan nanoparticles using cross-linking method with glutaraldehyde as cross linker. Loading percentage of immobilized lipase was 62,20%. Hydrolysis activity of immobilized lipase was 6,81 U/mL, the specific activity was 2,65 U/mg and the immobilization efficiency was 34,54%. From this optimization study of esterification, the highest fatty acid conversion percentage was obtained using 1 : 90 ratio of glucose : fatty acid, 16 hours reaction time, immobilized lipase 40% of substrate’s mass, and at temperature 35°C. The highest fatty acid conversion percentage was 3,70%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Anwarud Dawam
"Sintesis komposit zeolit hibrida yang diimobilisasi pada glassy carbon telah diteliti. Preparasi lapisan tipis zeolit Na-ZSM-5 dan zeolit SOD pada permukaan glassy carbon telah berhasil disintesis menggunakan dua langkah sintesis. Pertama, Na-ZSM-5 disintesis dengan cara merendam substrat pada larutan koloid Na-ZSM-5 yang dibuat dengan menggunakan metode double template, dan dilakukan kristalisasi dalam autoklaf secara hidrotermal pada suhu 150°C. Setelah dicuci dan dikalsinasi pada suhu 550°C, Na-ZSM-5 yang terimobilisasi pada glassy carbon dijadikan substrat untuk menumbuhkan Nasodalit melalui metode seeding. Analisis XRD bubuk Na-ZSM-5 menunjukkan bahwa ZSM-5 telah berhasil disintesis. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil SEM yang menunjukkan kristal Na-ZSM-5 yang berbentuk heksagonal telah berhasil menutupi permukaan glassy carbon, dan hasil EDS yang mengindikasikan rasio Si/Al (~25). Hasil XRD pada powder Na-Sodalit menunjukkan kristal yang terbentuk berupa campuran Na-Sodalit dan H-Sodalit. Dari hasil karakterisasi tersebut, komposit yang terbentuk dapat dinamakan Sodalit/ZSM-5/glassy carbon atau disingkat menjadi SOD/ZSM-5/GC. Uji adsorpsi gas amonia dilakukan dalam ruang terisolasi dengan menghitung pertambahan berat dari zeolit setelah diberikan amonia kering dalam waktu kontak selama 1 jam. Powder ZSM-5; Powder SOD; Komposit memiliki kapasitas adsorpsi sebesar 0,0448; 0,0315; dan 0,00231. Dapat disimpulkan bahwa bentuk zeolit mempengaruhi daya adsorpsi dari komposit, dan komposit masih didominasi oleh zeolit Na-ZSM-5.
Composite of hybrid zeolite on glassy carbon has been observed. Preparation of thin layer zeolite Na-ZSM-5 and zeolite SOD on glassy carbon have been done trough two different method. First, Na-ZSM-5 was synthesized by immersing the substrate in colloidal solution of ZSM-5 precursor containing two different template, as known as double template method and moved into autoclave for crystallization hydrothermally at 150°C. After rinsed and calcined at 550°C, glassy carbon that immobilized with Na-ZSM-5 became the substrate to grow Nasodalite trough seeding method. The XRD pattern of powdered Na-ZSM-5 that produced during hydrothermal synthesis indicates that the Na-ZSM-5 synthesis was successful. This result also supported by images obtained in the SEM measurement, it shows hexagonal crystal of Na-ZSM-5 which covered surface of glassy carbon. While EDS measurements of crystals indicate the Si/Al ratio is (~25). XRD pattern from powdered Na-sodalit shown the compound of zeolite that has been synthesized was Na-sodalit and H-sodalit. The composite will be named with SOD/ZSM-5/GC. Adsorption of ammonia gas was observed by calculating the gain of the zeolite after contact within a given ammonia gas for 1 hour. The capacity of adsorption of Powder ZSM-5; Powder SOD-NaY; Composite was 0,0448; 0,0315; dan 0,00231. The conclusion type of zeolite has an effect for capacity of adsorption of composite, while composite still dominated by zeolite Na-ZSM-5."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irkham
"Indonesia merupakan negara terbesar produsen minyak kelapa sawit. Dalam aktifitas agroindustri kelapa sawit tidak dapat dihindari pemakaian herbisida. Residu herbisida dari perkebunan kelapa sawit memiliki potensi mencemari air tanah disekitarnya. Salah satu herbisida yang dipakai pada perkebunan kelapa sawit dan berpotensi mencemari air tanah adalah paraquat, karenanya perlu dilakukan studi cara penghilangan paraquat dari air yang tercemar. Degradasi fotokatalitik merupaka salah satu cara potensial untuk eliminasi paraquat. Dalam penelitian ini dilakukan studi degradasi fotokatalitik paraquat diklorida dalam air menggunakan TiO2 nanotube (TiO2-NT) yang terimobilisasi pada permukaan logam titanium. Lapisan TiO2-NT dipreparasi dengan cara anodisasi logam titanium, dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 500oC. Karakterisasi TiO2-NT dilakukan dengan spektrometri UV-Vis-DRS, XRD, dan SEM, serta cara fotoelektrokimia. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa TiO2 yang dipreparasi memiliki energi celah sebesar 3,3 eV (UV-Vis-DRS), berfasa kristal anatase dan ukuran kristalit sebesar 29,95 nm (XRD), dan menunjukkan morfologi highly ordered nanotube (SEM). Karakterisasi secara fotoelektrokimia menunjukkan bahwa iluminasi sinar UV pada lapisan TiO2-NT memberikan arus cahaya, yang mengindikasikan kemampuan TiO2-NT menghasilkan pasangan elektron dan hole positif (aktif sebagai fotokatalis). Uji kemampuan degradasi secara fotokatalitik TiO2-NT terhadap air yang mengadung paraquat, menunjukkan bahwa TiO2-NT yang dirangkai dalam reaktor fotokatalitik mampu mengurangi konsentrasi paraquat dalam larutan yang diuji. Untuk kondisi uji yang dilakukan dengan sistem batch (4 lembaran Ti/TiO2-NT vs volume larutan 200 ml) pada konsentrasi paraquat 5, 10, 20 ppm penurunan konsentrasi paraquat berturut-turut sebesar 7,62%, 19,42%, dan 15,98%. Sedangkan untuk system alir (40 lembaran Ti/TiO2-NT vs volume larutan 8L) pada konsentrasi paraquat 5, 10, 20 ppm penurunan konsentrasi paraquat berturut-turut sebesar 12,51%, 8,54%, dan 9,38%). Secara umum dengan kondisi uji yang dilakukan pada penelitian ini, baik untuk sistem batch dan sistem alir, Ti/TiO2-NT yang dipreparasi belum menunjukan kemampuan signifikan dalam mendegradasi paraquat. Rasio luas geometri (S) lembaran Ti/TiO2-NT dibanding volume larutan uji (V), S/V, yang sangat kecil, serta ketebalam lapisan (loading TiO2) yang kecil mungkin menjadi penyebab utama hasil tersebut.

Indonesia is the world’s first largest palm oil producer and in intensive culture areas of oil palm trees, the surface and groundwater is contaminated by pesticides used in plantations. One of the compound that can contaminated groundwater is paraquat, an active compound from herbicide. Photocatalytic degradation of organic compounds in water is a clean and promising technology for the treatment of a variety of polluted media. In this research the photocatalytic degradation of paraquat dichloride in water using TiO2 nanotubes (TiO2-NT) were immobilized on the surface of titanium metal is being studied. TiO2-NT prepared by anodizing titanium metal, followed by calcination at a temperature of 500oC. Characterization of TiO2-NT performed with UV-Vis spectrometry-DRS, XRD, and SEM, and photoelectrochemical. The characterization results showed that the prepared TiO2 has a band gap of 3.3 eV (UV-Vis-DRS), have anatase crystalline phase and crystallite size of 29.95 nm (XRD), and showed highly ordered nanotube morphology (SEM). Photoelectrochemical characterization showed that the UV light illumination on TiO2-NT layer provides curent of light, which indicates the ability of TiO2-NT produce pairs of electrons and positive holes (active as photocatalysts). Test the ability of TiO2-NT photocatalytic degradation of water, which contained paraquat, showed that TiO2-NT are strung together in a photocatalytic reactor capable of reducing the concentration of paraquat in the tested solution. For the test conditions are performed with batch systems (4 sheets Ti/TiO2-NT vs volume of the solution 200 ml) at a concentration of paraquat 5, 10, 20 ppm decrease in the concentration of paraquat in a row of 7.62%, 19.42%, and 15 , 98%. As for the flow system (40 sheets TiO2-NT/Ti vs 8L solution volume) at a concentration of paraquat 5, 10, 20 ppm decrease in the concentration of paraquat, respectively for 12.51%, 8.54%, and 9.38%). In general, the conditions of the tests conducted in this study, both for batch and flow systems, the prepared TiO2-NT/Ti not shown significant ability to degrade paraquat. Ratio geometry (S) TiO2-NT/Ti sheet compared to the volume of test solution (V), S / V, which is very small, as well as the thickness of the layer (TiO2 loading) that are small may be the main cause of these results.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah lingkungan global seperti efek rumah kaca semakin menjadi masalah yang perlu dicarikan masalahnya. Metana dan karbondioksida sebagai gas yang mempunyai kontribusi terhadap efek rumah kaca tersebut perlu direduksi agar menghasilkan sesuatu yang lebih berguna. Salah satu cara untuk mereduksi gas tersebut adalah dengan konversi CH4 dan CO2 untuk menghasilkan gas sintesis (CO + H2). Proses ini dikenal dengan proses reformasi CO2/CH4
Reaksi reformasi CO2/CH4 (CH4 + CO2 <=> 2CO + 2H2) adalah reaksi endotermis.
Reaksi ini dapat dilakukan dengan dan tanpa katalis. Katalis yang umum digunakan di
industri adalah nikel, karma katalis nikel cukup aktif dan selektif disamping memiliki
harga yang relatif murah. Permasalahan yang dihadapi dalam reaksi ini adalah temperatur
reaksi yang tinggi dan kecenderungan pembentukan deposit karbon melalui reaksi
Boudouard, maka dari itu sangat penting dilakukan penelitian mengenai katalis untuk
reaksi reformasi CO2/CH4 agar diperoleh katalis yang mernpunyai aktifitas dan selektifitas
yang tinggi dan dapat menurunkan temperatur reaksi serta harga yang relatif murah.
Tulisan ini membahas hasil uji aktifitas katalis Ni/Al2O3, Ni-Cu/Al2O3, Ni-
Co/Al2O3, Ni-Co-Cu/Al2O3, Ni-Pt/Al2O3 dan Ni-Ru/Al2O3 serta Rh/Al2O3 yang digunakan
sebagai pembanding. Uji aktifitas variasi temperatur dilakukan pada rentang temperatur
600-900°C dan rasio CO2/CH4 =3/1 dan variasi rasio umpan dari 1/1 hingga 3/1, serta uji
stabilitas selama 24 jam pada temperatur 800°C dan rasio CO2/CH4=3/1.
Hasil yang diperoleh menunjukkan urutan aktifitas katalis pada temperatur rendah
(600 °C) berdasarkan konversi CH4 adalah Ni-Cu/Al2O3 > Ni-Co/Al2O3 > Rh/Al2O3 > Ni-
Ru/Al2O3 > Ni-Pt/Al2O3 = Ni/Al2O3 > Ni-Co-Cu/Al2O3, sedangkan berdasarkan konversi
CO2 adalah Rh/Al2O3 > Ni-Ru/Al2O3 > Ni-Pt/AI2O3 > Ni-Co/Al2O3 > Ni-Cu/Al2O3>
Ni/Al2O3>Ni-Co-Cu/Al2O3. Selektifitas CO lebih tinggi dari pada selektifitas Hg. Semua
katalis mengalami perubahan warna menjadi hitam dan penurunan luas permukaan akibat
deposit karbon. Semakin besar rasio umpan rasio H2/CO semakin turun. Selama pengujian
24 jam semua katalis relatif stabil, kecuali katalis Ni/Al2O3, Ni-Cu/Al2O3 dan Ni-Co-
Cu/Al2O3 terdeaktifasi setelah 18, 22 dan 8 jam beroperasi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brady, James E.
New York: John Wiley & Sons, 1981
540 BRA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lippincott, W.T.
New York: John Wiley & Sons, 1977
540 LIP c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>