Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nia Tania
"Pasien stroke merupakan kelompok risiko tinggi terhadap kejadian aspirasi, baik akibat penurunan kesadaran maupun gangguan menelan. Perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku perawat dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan pendekatan cross sectional, terhadap 78 perawat yang pernah merawat pasien stroke yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat memiliki tingkat pengetahuan cukup (43,6%), bersikap positif (96,2%), dan melakukan tindakan dengan baik (60,3%). Perilaku perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan perawat perlu dilakukan lebih baik lagi, untuk menghindari terjadinya aspirasi pada pasien stroke.

Stroke patients were high-risk groups on incidence of aspiration, either due to loss of consciousness or swallowing disorder. Nurses behavior plays an important role to prevent aspiration in stroke patients. The purpose of this study was to describe the behavior of nurses in preventing aspiration in stroke patients in RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. This study used a descriptive cross sectional method approach, with purposive sampling technique, to 78 nurses who had care stroke’s patients.
The result of study showed most of nurses had sufficient level of knowledge (43,6%), positive attitude (96,2%), and good action (60,3%) to prevent aspiration in stroke patients. The programs to increase knowledge, attitudes, and action of nurses needed to avoid the occurance of aspiration in stroke patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasitotul Jannah
"Stroke adalah gangguan pada neurologis yang di akibatkan karena adanya gangguan aliran darah otak yang dapat mengakibatkan kematian sel dan hilangnya fungsi neurologis. Salah satu manifestasi pada stroke adalah gangguan menelan. Pada pasien stroke yang mengalami gangguan menelan memiliki resiko tinggi terjadinya aspirasi. Perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke diantaranya mampu mendeteksi dini adanya gangguan menelan, melakukan terapi menelan, modifikasi nutrisi, penghisapan lendir dan perawatn mulut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat di instalasi pelayanan rawat inap gedung A RSCM tentang pencegahan aspirasi pada pasien stroke. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini berjumlah total 80 perawat yang bertugas di ruang stroke unit dan perawat yang bertugas di ruang penyakit dalam gedung A RSCM. Sampel dalam penelitian ini diambil melalui teknik purposive sampling. Hasil analisis deskriptif antara karakteristik responden dengan variabel univariate didapatkan hasil secara umum perawat yang bertugas di instalasi pelayanan rawat inap gedung A RSCM memiliki pengetahun cukup (42,7%). Berdasarkan tahap pengetahuan perawat yaitu tahu terkait tanda, gejala serta penyebab aspirasi memiliki pengetahuan baik (43,9%). Sedangkan pengetahuan perawat dalam memahami pencegahan aspirasi pada pasien stroke memiliki pengetahuan cukup (41,5%). Perlunya peningkatan pengetahuan perawat dalam memahami pencegahan aspirasi pada pasien stroke

Stroke is a neurological disorder caused by a disturbance in cerebral blood flow which can result in cell death and loss of neurological function. One of the manifestations of stroke is swallowing disorder. In stroke patients who experience swallowing disorders have a high risk of aspiration. Nurses play an important role in preventing aspiration in stroke patients, including being able to detect early swallowing disorders, perform swallowing therapy, modify nutrition, suction mucus and care for the mouth. The purpose of this study was to describe the knowledge of nurses in the inpatient service installation of Building A RSCM regarding the prevention of aspiration in stroke patients. This study used a descriptive research design with a cross-sectional approach. The sample of this study was a total of 80 nurses on duty in the stroke unit room and nurses on duty in the internal medicine room in Building A RSCM. The sample in this study was taken through a purposive sampling technique. The results of the descriptive analysis between the characteristics of the respondents and the univariate variable showed that in general the nurses who served in the inpatient service installation in Building A RSCM had sufficient knowledge (42.7%). Based on the level of knowledge, nurses know about the signs, symptoms and causes of aspiration, they have good knowledge (43.9%). While the knowledge of nurses in understanding the prevention of aspiration in stroke patients has sufficient knowledge (41.5%). The need for increased knowledge of nurses in understanding the prevention of aspiration in stroke patients"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Martauli S
"Perilaku caring perawat merupakan indikator penting dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien. Penelitian ini mengidentifikasi perilaku caring perawat diruang rawat inap bedah dan penyakit dalam rumah sakit "T" Jakarta. Peneliti menggunakan pendekatan potong lintang (cross-sectional) dengan total sampling ketenagaan perawat diruangan bedah dan penyakit dalam rumah sakit "T" Jakarta dengan jumlah 50 responden yang mengikuti penelitian. Penelitian menggunakan kuesioner dari Wolf (1988) yang terdiri dari 42 item pertanyaan.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan perilaku caring perawat diruang rawat inap bedah dan penyakit dalam rumah sakit "T" Jakarta dengan nilai (p=0,733; α=0,05). Perilaku caring perawat diruang bedah dan penyakit dalam memiliki perilaku caring keduanya dengan hasil sangat baik.
Penelitian ini diharapkan perawat profesional kedepannya perlu menjiwai profesinya dengan perilaku caring dalam melakukan pelayanan kesehatan karena perilaku caring merupakan inti dari keperawatan.

Nurse caring behavior is an important indicator in providing nursing cared to patients. This study identified the nurse caring behavior inpatient surgical and hospital medicine "T" Jakarta. Researchers used cross-sectional sampling with a total workforced of nurses and disease in the surgical room of the hospital "T" Jakarta with 50 respondents who followed the study. The study used a questionnaire of the Wolf (1988) which consists of 42 question items.
The results of the study showed that there was no differenced in the behavior of the nurses caring inpatient surgical and internal medicine in "T" Jakarta Hospital with values (p=0,733; α=0,05). Surgical nurses and internal medicine has an excellent cared behavior.
This study is expected in the future need to be a professional nurse by profession animating caring behavior in the health service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Tania
"Abstrak
Pasien stroke merupakan kelompok risiko tinggi terhadap kejadian aspirasi, baik akibat penurunan kesadaran maupun gangguan menelan. Perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku perawat dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke di salah satu Rumah Sakit tipe A di Jakarta. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan pendekatan cross sectional, terhadap 78 perawat yang pernah merawat pasien stroke yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat memiliki tingkat pengetahuan cukup (43,6%), bersikap positif (96,2%), dan melakukan tindakan dengan baik (60,3%). Perilaku perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan perawat perlu dilakukan lebih baik lagi, untuk menghindari terjadinya aspirasi pada pasien stroke."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
600 UI-JKI 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Della Desvina
"Tujuan Penelitian Stroke merupakan penyebab kedua kematian secara global dan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan pasien stroke berdasarkan tipe stroke hemoragik dan iskemik di RSPON Jakarta. Metode Desain penelitian menggunakan kohort retrospektif. Pasien rawat inap dengan diagnosis stroke pertama dimasukkan ke dalam penelitian. Sampel terdiri dari 134 pasien stroke hemoragik dan 134 pasien stroke iskemik yang dicatat dalam rekam medis pada periode waktu 1 Januari-30 November 2018. Pasien diamati dari waktu diagnosis hingga event (meninggal) dalam kurun waktu 30 hari. Hasil Analisis Kaplan Meier menunjukkan probabilitas 30 hari kesintasan pasien stroke iskemik (91,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan pasien stroke hemoragik (78,3%)(p<0,05). Rata-rata kesintasan pasien stroke iskemik, yaitu selama 27 hari, sedangkan pasien stroke hemoragik selama 23 hari. Hasil analisis cox regression didapatkan, risiko kematian pasien stroke hemoragik 4,05 kali lebih besar dibandingkan pasien stroke iskemik setelah dikontrol oleh umur dan diabetes melitus di RSPON Jakarta (p<0,05) dalam kurun waktu 30 hari. Kesimpulan Probabilitas kesintasan pasien stroke iskemik lebih tinggi dibandingkan pasien stroke hemoragik di RSPON Jakarta tahun 2018.

Stroke is the second leading cause of death in the world and still a major health problem in Indonesia. The aim of this study was to identify survival of stroke patients according to hemorrhagic (HS) and ischemic (IS) stroke type in National Brain Center Hospital Jakarta. Methods A cohort retrospective study. Acute first-ever stroke inpatients were included in this study. The sample consists of 134 HS and 134 IS and recorded in medical record from January 1 to November 30, 2018. All study patients were followed-up from diagnosis time to event (death) in 30 days. Results Kaplan-Meier analysis showed that survival probability at 30 days was higher for IS (91,8%) than HS (78,3%) (p < 0,05). Mean survival time of IS (27 days) was longer than HS (23 days). Cox Regression analysis found the risk of death for HS was 4,05 times greater than the risk of death for IS after adjusted by age and diabetes mellitus in National Brain Center Hospital Jakarta (p < 0,05) at 30 days. Conclusions Survival probability IS was higher than HS within 30 days of the first-ever stroke in National Brain Center Hospital Jakarta"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Rahmayanto
"Indeks Kinerja Individu (IKI) sebagai hasil penilaian kinerja perawat seharusnya menggambarkan perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku caring dengan Indeks Kinerja Individu perawat pelaksana di rumah sakit. Desain penelitian menggunakan cross sectional melibatkan 228 perawat pelaksana di satu rumah sakit pemerintah di Jakarta yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Pengukuran menggunakan Caring Behavior Inventory (CBI)-42 dan IKI didapat dari data sekunder. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku caring dengan Indeks Kinerja Individu perawat pelaksana (p=0,680) walaupun skor perilaku caring perawat tinggi dan nilai IKI yang sangat baik. Selain itu didapatkan dimensi hubungan positif dan memberikan perhatian dalam perilaku caring perlu ditingkatkan. Kesimpulan: Perilaku caring tidak berhubungan dengan Indeks Kinerja Individu, namun hal ini kemungkinan karena perilaku caring mendapat proporsi yang kecil dalam penilaian tersebut. Penilaian kinerja yang mengevaluasi perilaku caring perawat secara lebih obyektif dan dari survey kepuasan pasien perlu dikembangkan agar dapat ditindaklanjuti dengan program penguatan perilaku caring.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Trisnawati Handayani
"Perilaku caring dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis, salah satunya adalah karakteristik kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik kepribadian dan perilaku caring perawat di rumah sakit. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang melibatkan 153 perawat di satu rumah sakit swasta di Jakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Caring Behavior Inventory (CBI-24) dan data sekunder hasil tes Myers Briggs Type Indicators (MBTI). Hasil uji anova didapatkan ada perbedaan skor perilaku caring di antara karakteristik kepribadian, namun tidak bermakna secara statistik (p=0,320; α=0,05). Hasil analis post hoc test didapatkan perawat berkarakteristik conceptualizers memiliki skor perillaku caring tertinggi, sementara experiencers memiliki skor terendah. Kesimpulan: Karakteristik kepribadian menurut MBTI tidak berhubungan dengan perilaku caring perawat. Hal ini mungkin karena MBTI tidak secara spesifik mengukur kepribadian caring. Hasil tes psikologi tentang karakteristik kepribadian perawat dapat digunakan dalam pengembangan karir dan penempatan perawat. Akan tetapi, alat ukur yang lebih spesifik mengukur kepribadian caring diperlukan untuk seleksi dan mengukur perilaku caring perawat yang lebih stabil.

Caring behavior can be influenced by psychological factors, one of which is personality characteristics. This study aimed to determine the relationship between personality characteristics with nurses' caring behavior in hospitals. The study design used a cross-sectional approach involving 153 nurses in a private hospital in Jakarta. The samples selected by convenience sampling technique. This study used Caring Behavior Inventory (CBI-24) and secondary data from Myers Briggs Type Indicators (MBTI) test results. The result of statistic test found that there was a difference in caring behavior scores among personality characteristics, but it was not statistically significant (p = 0.320; α= 0.05), In the post hoc test analysis showed that the conceptualizers's nurses had the highest caring behavior score, while the experiencers's nurses had the lowest scores Conclusion: Personality characteristics according to the MBTI are not related to the caring behavior of nurses. The possible cause that MBTI does not specifically measure caring personality. The results of psychological tests on the personality characteristics of nurses can be used in career development and nurses placement. However, a more specific tool in measuring caring personality is needed to identify and measure the nurse caring behavior which is more stable."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aktiva Noviyanti
"Stroke termasuk bagian dari penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Penyakit multikausal ini terjadi dipengaruhi oleh banyak faktor risiko, salah satunya karena pola makan yang berisiko.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola konsumsi makanan berisiko pada pasien stroke di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Desain penelitian ini adalah deskriptif cross-sectional dengan menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan analisis data uji proporsi. Penelitian ini dilakukan pada 82 responden yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling pada pasien stroke rawat jalan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta. Hasil penelitian ditemukan 50,4% pasien memiliki pola konsumsi makanan tinggi natrium yang berlebih, 50% memiliki pola konsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol yang berlebih, sedangkan hanya 23,3% pasien stroke yang memiliki pola konsumsi kurang sayur dan buah. Dengan demikian, pola konsumsi makanan tinggi natrium, lemak, dan kolesterol menjadi faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya stroke.

Stroke is a non-communicable disease which can lead to death and disability. This multicausal disease is brought on by many risk factors; for instance, risky dietary patterns. This research is conducted to investigate the risky dietary patterns of stroke patients at the National Brain Center Hospital (Rumah Sakit Pusat Otak Nasional). This research is carried out using cross-sectional descriptive design; implying the use of Food Frequency Questionnaire (FFQ) and proportion testing method to collect and analyze the data. There are 82 respondents chosen using purposive sampling technique among the ambulatory stroke patients at the National Brain Center Hospital. This research finds that among the 82 stroke patients, 50,4% have an excess of natrium in their diet, 50% regularly consume foods and beverages which are high in fat and cholesterol, and 23,3% lack for fruits and vegetables intake. These findings suggest that dietary patterns which are high in natrium, fat, and cholesterol can be the risk factor for stroke."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyadi
"Stroke merupakan salah satu penyebab kematian ketiga. Ketahanan Hidup Satu Tahun Pasien Stroke dipengaruhi oleh umur, tipe stroke, larna hari rawat, diabetes melitus, hipertensi, hiperkolesterol, penyakit jantung, merokok, jenis kelarnin dan riwayat stroke. Desain penelitian ini adalah kohort restrospektif. Probabilitas ketahanan hidup pasien stroke satu tahun sebesar 61% . Pasien stroke berulang memiliki resiko meninggal 2,0 kali dibandingkan yang stroke pertama pada penyakit jantung dan kolesterol yang sarna. Pasien stroke yang menderita penyakit jantung memiliki resiko meninggal 2,8 kali dibandingkan dengan yang tidak menderita penyakit jantung pada riwayat stroke dan kadar kolesterol yang sarna. Pasien stroke dengan kolesterol memiliki resiko meninggal 1,8 kali dibandingkan dengan yang tidak kolesterol pada riwayat stroke dan penyakit jantung yang sarna.

Stroke is the third most common cause of death. A one-year survival rate of stroke patients has been affected by their ages, type of stroke, period of treatment, diabetes mellitus, hypertension, hypercholesterolemia, heart disease/cardiovascular disease, smoking, gender, and the patients' parental/maternal history of stroke. This research uses retrospective cohort design. The probability of stroke patients' survival rate for the duration one year is 61%. Patients with frequent stroke recurrence have 2,0 times of death risk compared to patients with first time stroke on identical level of medical history in heart disease and cholesterol leveL Whereas stroke patients with heart disease have 2,8 times of death risk compared to stroke patients with no heart disease on identical level of medical history in stroke illness and cholesterol level. Meanwhile stroke patients with hypercholesterolemia have 1,8 times of death risk compared to stroke patients with low cholesterol level on identical level of medical history in stroke illness and heart disease."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30357
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Lestari
"Perilaku caring dapat membuat sikap perawat peduli terhadap kondisi pasien dan lebih bertanggung jawab. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara perilaku caring dengan sikap perawat terhadap end of life care di satu rumah sakit di Jakarta. Desain penelitian ini adalah deskripsi. Sampel data yang diambil 115 perawat di ruang ranap, dan ruang khusus dengan metode incidental sampling. Instrumen penelitian Caring Behavior Assessment Tool (CBA) untuk menilai perilaku caring, dan terjemahan The Frommelt Attitude Toward Care of the Dying Scale (FATCOD) untuk menilai sikap perawat pada end of life. Hasil penelitian terdapat hubungan antara perilaku caring dengan sikap perawat terhadap end of life. Perilaku caring penting untuk dijadikan budaya dalam merawat setiap klien.

Caring behavior can make nurses care about the patient's condition and be more responsible. The purpose of this study was to determine the relationship between caring behavior and nurses' attitudes towards end-of-life care at a hospital in Jakarta. The research design is descriptive. The data sample was taken by 115 nurses in the concurrent room, and in a special room using the incidental sampling method. The research instrument is the Caring Behavior Assessment Tool (CBA) to assess caring behavior, and the translation of The Frommelt Attitude Toward Care of the Dying Scale (FATCOD) to assess nurses' attitudes towards end-of-life care. The results of the study found a relationship between caring behavior and nurses' attitudes towards end-of-life care. Caring behavior is important to become a culture in caring for each client."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>