Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herwina Dewani
"Pariwisata telah menjadi sektor andalan sumber devisa, termasuk di Indonesia. Salah satu tujuan wisata wisatawan mancanegara ialah Pulau Jawa bagian tengah. Kondisi iklim mempengaruhi kenyamanan yang dirasakan wisatawan saat melakukan wisata. Cara untuk mengetahui tingkat kenyamanan iklim yang berkaitan dengan wisata dikenal dengan Tourism Climate Index (TCI). Studi mengenai TCI di Indonesia belum ditemukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan iklim daerah tujuan wisata di Pulau Jawa bagian tengah dan mengetahui kaitannya dengan jumlah kunjungan daerah tujuan wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan iklim daerah tujuan wisata di Pulau Jawa bagian tengah tidak ada yang termasuk kategori ideal. Nilai TCI tidak memiliki kaitan dengan jumlah pengunjung yang datang.

Tourism has become one of the sectors which are the mainstay source of foreign exchange in Indonesia. One of the region which become a tourist destination for foreign tourists is the central part of Java Island. Climatic conditions affect the tourists' comfortability while doing the tourism activity. Way to determine the level of comfort associated with tourism activities are known to the Tourism Climate Index (TCI). In Indonesia, the study of the TCI has not been found.
This research aims to determine the level of climate comfort tourist destinations in the central part of Java based on the value of TCI and knowing the relation between TCI value with the number of visits a tourist destination. The results showed that the comfort level for tourism’s climate in the central part of Java Island have no ideal category. There was no significant association between TCI value and the number of visitors who come to the tourist destination.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tries Apriliando
"Provinsi Bali merupakan provinsi dengan kegiatan ekonomi utamanya adalah sektor pariwisata. Keindahan alam Provinsi Bali, khususnya Pulau Bali memiliki daya saing pariwisata yang semakin unggul, yaitu menempati peringkat 32 dari 140 negara. Keberlanjutan sektor pariwisata sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim. Penelitian ini mencoba menganalisis pola tingkat kenyamanan iklim tahun 2010 hingga 2020 berdasarkan Tourism Climate Index (TCI), kemudian hasil analisis tersebut dijadikan sebagai bahan untuk melakukan prediksi nilai TCI hingga 15 Februari 2023. Hasil analisis pola tingkat kenyamanan iklim coba di asosiasikan dengan review wisatawan pada platform Tripadvisor.com. Hasil pemodelan nilai TCI digunakan untuk mengetahui besar akurasi model sehingga dapat berguna bagi sektor pariwisata. Analisis spasial dilakukan dengan metode interpolasi CoKriging berdasarkan data stasiun observasi BMKG dengan mempertimbangkan variabilitas ketinggian wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pola dry peak season pada 20 obyek wisata Pulau Bali, dimana iklim ternyaman terjadi pada saat puncak musim panas (Agustus). Hasil prediksi menunjukkan hasil yang cukup baik dengan tingkat toleransi kesalahan maksimal 9, sehingga dapat dijadikkan sebagai teknologi alternatif untuk prediksi tingkat kenyamanan iklim di masa mendatang.

Bali Province is a region whose primary economic activity is centered around the tourism sector. The natural beauty of Bali Province, especially the island of Bali itself, has significantly enhanced its tourism competitiveness, ranking 32nd out of 140 countries. The sustainability of the tourism sector is strongly influenced by weather and climate conditions. This research aims to analyze the pattern of climate comfort levels from 2010 to 2020, based on the Tourism Climate Index (TCI). The results of this analysis are then utilized to predict the TCI value until February 15, 2023. Furthermore, the analysis of climate comfort levels is correlated with tourist reviews on the Tripadvisor.com platform. To model the TCI value, the accuracy of the model is determined, making it valuable for the tourism sector. Spatial analysis was conducted using the CoKriging interpolation method, utilizing BMKG observation station data, and accounting for the variability of the area's altitude. The results revealed a peak season pattern with dry conditions across 20 tourism sites on the island of Bali, with the most comfortable climate occurring during the peak of summer (August). The prediction results demonstrate satisfactory accuracy with a maximum error tolerance level of 9, making it a reliable technology for predicting future climate comfort levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Rose Zata Dini
"ABSTRAK
Industri pariwisata di Pulau Bali telah berhasil menarik wisatawan mancanegara dalam jumlah besar, sehingga menjadi kegiatan ekonomi utama. Kegiatan pariwisata berkaitan erat dengan kondisi internal di Pulau Bali, salah satu diantaranya adalah kondisi cuaca/iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola kenyamanan iklim sehubungan dengan jumlah kunjungan wisatawan asing. Berbasis pada data unsur iklim tahun 1986 ndash; 2016 di 4 lokasi, tingkat kenyamanan iklim ditentukan dengan menerapkan Tourism Climate Index TCI , yang divalidasi melalui survey lapang dan wawancara dengan wisatawan asing yang penentuannya dilakukan dengan teknik quota sampling. Analisis spasial dengan metode overlay peta dilakukan untuk mengetahui pola kenyamanan iklim menurut ketinggian, yang dikaitkan dengan jumlah kunjungan wisatawan asing menurut obyek wisata dan kawasan asal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenyamanan iklim di Pulau Bali 9 obyek wisata tergolong nyaman pada bulan Juni ndash; September, terutama obyek wisata yang berada di wilayah pegunungan. Besarnya jumlah kunjungan wisatawan pada obyek wisata di Pulau Bali bersamaan waktunya dengan tingginya tingkat kenyamanan iklim. Wisatawan merasa lebih nyaman ketika berada di obyek wisata yang tingkat kenyamanannya lebih tinggi.

ABSTRACT
The tourism industry in Bali has attracted large numbers of foreign tourists, making it the main economic activity. Tourism activities are closely related to internal conditions in Bali, one of which is weather climate conditions. This study aims to analyze the climate comfort pattern with the number of foreign tourists visits. Based on climate data from 1986 to 2016 in 4 locations, the climate comfort level was determined by applying the Tourism Climate Index TCI , which was validated through field surveys and interviews with foreign tourists who were determined by quota sampling techniques. Spatial analysis with map overlay method is used to find the climate comfort pattern according to height, which is associated by the number of tourist visits based on tourist attractions and the region of the tourists rsquo origin. The results showed that the comfort level in Bali of 9 attractions are relatively comfortable in June September, especially attractions in higher places. The large number of tourist visits is coincided with the optimal level of climate comfort. Tourists feel more comfortable while in the attractions with a higher level of climate comfort. "
2017
S67895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Wulandari Naro Putri
"Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memunyai garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada. Karena terletak di daerah tropis, diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (Hindia dan Pasifik) menjadikan pantai di Indonesia sangat strategis. Dengan jumlah 13.466 pulau yang ada di Indonesia, banyak diantaranya yang belum terkelola dengan baik terutama pulau kecil. Kondisi ini menjadikan sektor pariwisata pesisir pulau kecil menjadi potensi yang layak untuk dikembangkan di masa mendatang. Pulau Ayer adalah salah satu pulau wisata di kawasan Kepulauan Seribu yang memunyai daya tarik berupa bangunan cottage dengan gaya arsitektur yang unik. Hanya saja dalam perkembangannya, wisata pesisir pulau kecil ini menemui ancaman perubahan iklim yang tidak dapat menunggu. Untuk itu, Arsitek pun dituntut untuk lebih kreatif merancang model bangunan yang sesuai dalam mengantisipasi perubahan iklim.

Indonesia as the largest archipelagic country in the world has the second longest coastline after Canada. Being situated in the tropics, flanked by two continents (Asia and Australia) and two oceans (Indian and Pacific) made beach condition in Indonesia is very strategic. With a number of 13.446 islands in Indonesia, many of them are not well managed, especially small island. That was made a small island coastal tourism sector into a viable potential to be developed in the future. Ayer Island is one of the islands in the Thousand Islands region that has the appeal of cottage building with a unique architectural style. However, the development of small coastal island tourism meets the threat of climate change that can’t wait. To that end, Architect was required to be more creative designing appropriate building models in anticipation of climate change."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Purwani
"Pulau Bali menjadi destinasi utama wisata di Indonesia dan wisata pantai menjadi sektor utama. Fenomena perubahan iklim di Pulau Bali, dapat menggangu keberlanjutan wisata pantai di Pulau Bali. Untuk itu, perlu dilakukan studi guna mengetahui tingkat sensitivitas wisata pantai terhadap perubahan iklim. Metode yang digunakan adalah modifikasi perhitungan Indeks Sensitivitas Pantai Goodhue dan diskoring dengan tren frekuensi gelombang tinggi serta jumlah hari hujan pada 24 segmen pantai yang ada di Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Hasil studi menunjukan bahwa, wisata pantai di Bali semakin aman untuk dilakukan aktivitas di lautan seperti aktivitas berenang, karena frekuensi gelombang tinggi cenderung menurun. Sensitivitas wisata pantai dari yang baik adalah Pantai Selatan, Pantai Timur dan Pantai Barat.

Bali island is major destination in Indonesia and beach tourism becomes the main sector. The phenomenon of climate change in Bali, can interfere sustainability of tourism in Bali. Therefore, there should be a study to determine the sensitivity extent of beach tourism toward climate change. The method is a modification of Coastal Sensitivity Index Goodhue and have scoring with trend of high wave frequency and trend from number of rainy days in the 24 segments of the beach in Tabanan, Badung and Denpasar. The study results showed that tourism in Bali is getting safer to perform activities in the oceans such as swimming, because highfrequency waves tend to decline. Sensitivity of beach tourism in South Beach of Bali lower than East and West Beach. Sensitivity of beach tourism in East Beach of Bali is better than the West Beach.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niki Kurniasti
"Kabupaten Banyumas memiliki berbagai potensi wisata mulai dari wisata alam, wisata budaya maupun wisata sejarah, dimana arah pengembangannya difokuskan pada Kawasan Wisata Baturaden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tahap perkembangan yang telah dicapai tiap objek wisata di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilakukan melalui observasi lapang dan wawancara mendalam yang dilanjutkan dengan pengelompokkan tahap perkembangan objek wisata menurut teori Butler kemudian dilakukan analisis keruangan dengan metode komparatif berdasarkan jenis dan lokasi objek wisata. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tahap perkembangan objek wisata yang ada di Kabupaten Banyumas paling rendah berada di tahap kedua, dimana tahap perkembangan objek wisata alam lebih tinggi dibandingkan dengan tahap perkembangan objek wisata sejarah dan budaya. Objek – objek wisata yang lokasinya mengelompok di Kawasan Wisata Baturaden cenderung lebih tinggi tahap perkembangannya dibandingkan dengan objek wisata yang lokasinya soliter.

Banyumas has many potential tourist attractions ranging from natural, cultural and historical tourist attractions, where the direction of its development is focused on the Baturaden Area Tourism. This study aims to determine the extent to which stage of development has been achieved every attractions in Banyumas. The research was conducted through field observation and indepth interviews, followed by developmental stage grouping attractions by Butler's theory of spatial analysis is then performed by the comparative method based on the type and location of the attraction. From the analysis showed that stage of development of existing attractions in Banyumas lowest was in the second stage, which stage of development of natural tourist attraction is higher than the stage of development of historical and cultural attractions. A tourist objects located in the Area Tourism clumped especially Baturaden tend to be higher stage of development compared with the attraction of its location solitary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S77
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferri Firmansyah
"Pariwisata berbasis komunitas PBK sangat lekat dengan desa wisata. Suatu desa wisata dapat menjadi suatu industri pariwisata kalau telah menerapkan pariwisata berbasis komunitas secara tepat. Pariwisata berbasis komunitas sangat tergantung pada peran masyarakat dalam pelaksanaanya. Sikap, partisipasi, dan pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk peran masyarakat dalam pariwisata berbasis komunitas di desa wisata. Desa wisata kreatif Kenep merupakan desa wisata yang dibangun dari kesadaran warganya akan potensi kreatifitas yang dimiliki. Namun, semangat pengembangan desa wisata kreatif Kenep belum sepenuhnya dirasakan oleh segenap warga masyarakatnya.
Penelitian ini berusaha mengkaji peran masyarakat dalam pariwisata berbasis komunitas di desa wisata. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan mengukur persepsi masyarakat akan pariwisata berbasis komunitas di desa wisata dan peran yang telah mereka lakukan. Untuk menggali informasi lebih jauh dilakukan focus group discussion FGD dengan tokoh penggerak di desa wisata, penyebaran kuesioner, dan wawancara mendalam. Hubungan antara peran masyarakat dengan pariwisata berbasis komunitas di desa wisata dianalisis menggunakan data persepsi masyarakat hasil kuesioner dalam analisis structural equation modeling SEM.
Hasil penelitian menunjukkan sikap masyarakat tidak signifikan mempengaruhi pemberdayaan masyarakat. Lalu, partisipasi masyarakat mempengaruhi pemberdayaan masyarakat yang menentukan pariwisata berbasis komunitas di desa wisata kreatif Kenep.

Community based tourism CBT is closely related to tourism village. A tourism village become a tourism industry if it has implemented community based tourism appropriately. Community based tourism depends on the community role on its implementation. Attitude, participation, and empowerment are roles to community based tourism in tourism village. Kenep creative tourism village is a village built from the citizen awareness of their potential creativity. However, the spirit of developing Kenep creative tourism village has not been fully perceived by members of the community.
This study examines community role in community based tourism on tourism village. This study used qualitative and quantitative approaches by measuring community perception and their roles on community based tourism. Information was gathered by focus group discussion FGD , dissemination of questionnaires, and in dept interview. The relationship between community role and community based tourism in tourism village was analyzed using community perception data from questionnaire results through structural equation modeling SEM process.
The results showed that community participation affects community empowerment which determine the success of community based tourism in Kenep creative tourism village, while community attitude does not affect community empowerment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T47257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Utami
"Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat di dunia, termasuk di Indonesia. Namun, perubahan iklim yang terjadi saat ini membayangi perkembangan sektor pariwisata melalui perubahan karakteristik destinasi wisata, termasuk Bali, sbeagai destinasi wisata utama pariwisata Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak variabel iklim terhadap inbound tourism di Bali. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari 23 negara selama 25 tahun dengan menggunakan metode fixed effect. Hasilnya, kenaikan suhu di Bali masih akan menaikkan jumlah wisatawan mancanegara. Sementara kenaikan suhu di negara asal akan menurunkan jumlah wisatawan yang datang ke Bali. Selain itu, adanya kejadian bom akan menurunkan wisatawan dan depresiasi riil nilai rupiah tidak akan menaikkan jumlah wisatawan mancanegara dan kenaikan pendapatan wisatawan akan menaikkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali.

Tourism is one of rapidly growing sector in the world, including in Indonesia. However, climate change which happening now overshadows the development of the tourism sector through changes in the characteristics of tourist destinations, including Bali, as the main tourist destinations in Indonesia. This study was conducted to look at the impact of climate variables on inbound tourism in Bali. This study uses secondary data from 23 countries over 25 years using a fixed effect method. As a result, the temperature rise in Bali still will raise the number of foreign tourists. While the temperature rise in the country of origin would decrease the number of tourists coming to Bali. In addition, bombings would decrease the number of tourists and real depreciation of Rupiah will not reduce the number of foreign tourists and the increasing of touris?s income would increase the number of foreign tourist arrivals to Bali.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Astariningsih Setyoputri
"

Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang memiliki perkembangan pesat. Daya tarik wisata memiliki kekuatan tersendiri untuk menarik wisatawan melakukan perjalanan wisata. Daya tarik wisata pada umumnya berdasarkan adanya aksesibilitas yang tinggi dan fasilitas penunjang untuk melayani para wisatawan. Faktor penentu wisatawan memilih destinasi wisata adalah preferensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi wisatawan terhadap wisata pantai yang terletak di Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis spasial dan analisis statistik crosstab untuk menjawab pertanyaan preferensi wisatawan terhadap daya tarik wisata pantai. Obyek wisata pantai di Kabupetan Kebumen memiliki daya tarik yang beragam, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Atraksi berupa site attraction dan event attraction, fasilitas, dan aksesibilitas menjadi karakteristik pada obyek wisata dengan daya tarik rendah. Obyek wisata dengan daya tarik sedang memiliki atraksi berupa site attraction dan event attraction, serta fasilitas sebagai karakteristik obyek wisata. Obyek wisata daya tarik tinggi memiliki atraksi dan fasilitas sebagai karakteristiknya. Mayoritas obyek wisata di Kabupaten Kebumen memiliki daya tarik rendah. Berdasarkan hasil crosstab, obyek wisata dengan daya tarik tinggi memiliki jenis preferensi wisatawan yang berbeda. Hal ini disebabkan karena preferensi wisatawan tidak hanya pada atraksi.


Tourism is one of the industrial sector growing rapidly. The tourist attraction has its strength to attract tourists traveling. Tourist attractions mostly based on high accessibility and facilities to serve the tourist. Preference is a determinant tourist to determine tourism destinations. The purpose of this research is to find out preference tourists for tourist attraction of beaches in Kebumen Regency. The method used to achieve the purpose of the research is spatial analysis and crosstab. Beach tourist objects have low, medium, and high-level attractions. Beach tourist objects that have low level have characteristics like site attractions, event attractions, facilities, and accessibility. The medium level one has characteristics like site attractions, event attractions, and facilities. The high-level one has characteristics like site attractions, event attractions, and facilities. The tourist objects in Kebumen majority have low level attractions. Based on crosstab, the tourist objects that first liked by respondents and have high-level attractions have different preferences type. Because preferences are not only by their attractions.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Maharani Darmawan
"Adanya fenomena perubahan iklim yang terjadi saat ini membawa dampak yang cukup nyata terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Dampak yang ditimbulkan cukup serius sehingga banyak kerugian yang harus ditanggung. Salah satu dampak yang cukup berpengaruh membuat kondisi fisik dan lingkungan manusia semakin terancam adalah adanya degradasi lahan, erosi, tanah longsor dan lahan tidak produktif lahan kritis. Dari beberapa contoh dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim, lahan kritis di DAS Citarik menjadi salah satu akibat nyata yang ditimbulkan. Varibel yang digunakan adalah data curah hujan per stasiun selama periode 31 tahun 1986 ndash; 2016 yang berada di wilayah DAS Citarik. Penilaian keterpaparan curah hujan menggunakan parameter frekuensi curah hujan lebat 50-100 mm/hari, curah hujan sangat lebat > 100 mm/hari, jumlah rata-rata curah hujan musim hujan, dan jumlah rata-rata dasarian curah hujan per stasiun pengamat curah hujan.
Analisis yang dihasilkan bahwa wilayah bagian selatan dari DAS Citarik yang terpapar tinggi khususnya di Kecamatan Cikancung, Paseh, Cicalengka, Nagreg, Solokan Jeruk dan Majalaya. Hal ini diperkuat karena didaerah tersebut memiliki ketinggian dan kemiringan lereng yang cukup curam dan berada di ketinggian 1200-1400 mdpl hingga lebih dari 1400 mdpl serta tingkat kecenderungan curah hujan yang bertambah signifikan di daerah tersebut. Nilai produktivitas pertanian di DAS Citarik cenderung rendah di wilayah lahan kritis dengan tingkat keterpaparan perubahan iklim tinggi. Sedangkan, produktivitas pertanian cenderung tinggi di wilayah lahan tidak kritis dengan tingkat keterpaparan sedang.

The existence of climate change phenomenon bring a real impact on human life everyday. The impact is serious enough so many losses to be borne. One of the most influential impacts to make the physical and human condition more threatened is land degradation, erosion, landslide and unproductive land critical land. From some examples of the impacts of climate change, critical land in the Citarik watershed becomes one of the real effects. The variables used are the rainfall data per station during the 31 years period 1986 2016 located in the Citarik watershed area. The assessment of rainfall exposure uses the frequency parameters of heavy rainfall 50 100 mm day, very heavy rainfall 100 mm day, average rainfall amount of rainy season, and average rainfall decade amount of rainy season per station observer of rainfall.
The analysis resulted that the southern part of the Citarik watershed was exposed particularly in Cikancung, Paseh, Cicalengka, Nagreg, Solokan Jeruk and Majalaya sub districts. This is reinforced because the area has a height and slope of a fairly steep slope and at an altitude of 1200 1400 mdpl up to more than 1400 mdpl and the level of rainfall tendency is increased significantly in the area. The value of agricultural productivity in the Citarik watershed tends to be low in critical land areas with high levels of climate change exposure. Meanwhile, agricultural productivity tends to be high in non critical land areas with moderate exposure levels.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>