Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Mardiani
"Pada 26 Desember 1996 meletus kerusuhan di Tasikmalaya, Jawa Barat. Skripsi ini berupaya untuk mengungkapkan sebab-sebab serta dampak kerusuhan tersebut dengan menggunakan metode penelitian, yakni metode sejarah. Pemicu terjadinya kerusuhan tersebut adalah kasus penganiayaan ustadz oleh oknum Polisi. Kasus penganiayaan kemudian menimbulkan rasa solidaritas dari generasi muda Islam Tasikmalaya yang direpresentasikan dalam bentuk acara doa bersama pada 26 Desember 1996 di Mesjid Agung Tasikmalaya. Setelah acara doa bersama, ketidakpuasan akan penanganan kasus penganiaayaan membuat massa melakukan tindak kekerasan terhadap simbol kepolisian lalu bergeser pada tindak kekerasan terhadap aset etnis Tionghoa. Pergeseran sasaran kekerasan tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan teori collective action dari Charles Tilly. Kerusuhan di Tasikmalaya pada 1996, meminjam istilah Charles Tilly, termasuk dalam aksi kolektif dengan kekerasan bentuk brawls (aksi tanpa kekerasan yang berakhir dengan penyerangan) yang bergeser menjadi opportunism (kekerasan yang memanfaatkan kesempatan).

At December 26th 1996 a soical riot emerged in Tasikmalaya, West Java. Using methods of history as its research method, this thesis tries to explain causes and affects of that riot. The triger of the riot was ustadz’s mistreatment case by policemen. Hence, arising of the solidarity from Islam youth of Tasikmalaya. Then, they reacted by doing doa bersama at Mesjid Agung Tasikmalaya. At the end, mass felt unsatisfied toward mistreatment case handling, they did violence action to police symbol and shift to Chinese assets. Based on Charles Tilly’s collective action theory, the riot in Tasikmalaya is collective action by violence. The type of this collective action is brawls (nonviolence action which end by attacking) which is switching to opportunism (violence that exploiting opportunity)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Munandar Soelaeman
"ABSTRAK
Kerusuhan tanggal 26 Desember 1995 di kabupaten Tasikmalaya memiliki makna sosiologis berupa resistensi terhadap sistem orde baru dan simbol gerakan perlawanan santri. Hal tersebut terjadi di daerah yang dikenal sebagai kota "santri" dan terjadinya sebelum Orde Baru tumbang atau sebelum reformasi 20 Mei 1998, sehingga merupakan peristiwa murni dalam konteks struktur sosial masyarakat Orde Baru.
Permasalahan penelitian ini yaitu mengapa terjadi kerusuhan sosial dan bagaimana model resolusi konfliknya. Kerusuhan sosial merupakan salah satu bentuk dari perilaku kolektif (collective behavior) yang bersifat agresif yang dilakukan secara spontan dan keras (force). Penyebab kerusuhan terkait dengan konflik individu, konflik vertikal, konflik horizontal dan karakter resistensi masyarakatnya. Realitas kerusuhan menunjukkan dimulai dengan konflik individu, konflik horizontal, dan konflik vertikal sebagai akibat inkonsistensi kebijakan pemerintah. Untuk mengelaborasinya lebih tepat apabila dilakukan dengan pendekatan konstruktivis dan kondiisihitas struktural.
Metode penelitian adalah studi kasus yang bersifat eksploratif dan kualitatif dengan paradigma konstruktivis, yaitu melakukan konseptualisasi dengan "intepretatif reversible" antara segi empirik dan segi teoretik. Sumber data primer dari individu yang merepresentasikan dirinya dalam kelompok, organisasi, lembaga dan masyarakat. Pola sosial yang dikaji meliputi konflik individual, vertikal dan horizontal serta aspek resolusi konfliknya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa:
(1) Latar masalah kerusuhan barkaitan dengan bersinerginya konflik individual akibat tindakan penganiayaan oleh oknum polisi (terusiknva harkat dan martabat ulama yang menimbulkan kemarahan ummat), dengan faktor konflik vertikal (antara masyarakat dengan negara) dan konflik horizontal (antara warga masyarakat setempat dengan warga etnis Cina). Selain itu adanya sifat atau karakter daya resistensi masyarakat Tasikmalaya terhadap penguasa yang menindasnya dari masa ke masa. Faktor-faktor konflik Makro objektif tersebut meliputi beberapa hal berikut:
a. Konflik vertikal terkait dengan akibat Kebijakan pemerintah daerah beserta DPRD (sebagai suatu perserikatan yang dikordinasi secara memaksa) dengan legitimasi wewenangnya yang cenderung menjadi normatif. Wewenang tersebut telah mendominasi kelompok masyarakat, yang menyebabkan adanya ketidakpuasan. dari kekecewaan warga, sehingga menimbulkan konflik vertikal.
b. Konflik horizontal antara warga setempat dengan warga kelompok etnis Cina terjadi akibat perbedaan penguasaan akses ekorromi, yang meminggirkan pengusaha lokal, dan menjadikan oposisi kepentingan spesifik, eksklusif, penyimpangan sosial, dan main backing dengan aparat.
c. Adanya karakter daya resistensi masyarakat terhadap setiap penguasa penindas berupa tawaran kerangka ideal ideologi lslam, sebagai sumber pemusatan kekuatan yang dianggap sebagai alternatif petunjuk terbaik bagi penyelesaian penderitaan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
D478
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Asri Fauziah
"ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan bentuk-bentuk modal sosial yang ada pada Kelompok Tani Organik Cidahu dan hambatan dalam mempertahankan pertanian organik beserta upaya mengatasi hambatan tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bonding capital pada Kelompok Tani Organik Cidahu terlihat pada kegiatan bersama seperti pertemuan kelompok dan pengolahan pertanian organik. Sedangkan linking capital tergambar dari hubungan sosial antara Kelompok Tani Organik Cidahu dengan pihak eksternal seperti Gapoktan Simpatik, Pemerintah Desa, Dinas Pertanian dan Badan Penyuluh Pertanian. Selama menjalankan aktivitas pertanian organik, kelompok tani ini mengalami beberapa hambatan seperti malas mencatat aktivitas pertanian organik, mayoritas statusnya sebagai petani penggarap, tidak ada regenerasi petani, masalah pertanian hama dan pengairan dan penyuluh kurang proaktif. Sebagian hambatan tersebut dapat diatasi dengan modal sosial yang mereka miliki. Kesimpulan penelitian ini, bentuk modal sosial yang paling memiliki peran yang besar adalah linking capital khususnya hubungan Kelompok Tani Organik Cidahu dengan Gapoktan Simpatik. Sedangkan hambatan yang dirasakan oleh Kelompok Tani Organik Cidahu dalam mempertahankan pertanian organik tidak semuanya teratasi dengan baik, masih ada beberapa hambatan yang mengganggu aktivitas pertanian organik.

ABSTRACT
This research describes the forms of social capital that exist in the Cidahu Organic Farmers Group and barriers in maintaining organic farming and efforts to overcome these obstacles. The research approach used is qualitative with descriptive type. The results showed that the bonding capital of Cidahu Organic Farmer Group was seen in joint activities such as group meeting and processing of organic farming. While linking capital is reflected from the social relationship between Cidahu Organic Farmer Group with external parties such as Gapoktan Simpatik, Pemerintah Desa, Dinas Pertanian and Badan Penyuluh Pertanian. During the run of organic farming activities, this group farmer experienced several obstacles such as lazy records of organic farming activities, majority status as farmers tillers, no regeneration of farmers, agricultural problems pests and irrigation and less proactive extension workers. Some of these obstacles can be overcome with the social capital they have. The conclusion of this research, the form of social capital that has the greatest role is linking capital, especially the relationship of this group farmer with Gapoktan Simpatik. While the obstacles perceived by this group in maintaining organic agriculture are not all resolved well, there are still some obstacles that interfere with organic farming activities."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Karim
"Beragamnya permasalahan kesejahteraan sosial telah mendorong pendekatan pembangunan sosial menjadi bagian dari solusi. Ketidaksesuaian kemampuan angkatan kerja dengan pemberi kerja menjadi isu yang kritis dalam peningkatan jumlah pengangguran, fakta ini menyebabkan permasalahan kesejahteraan sosial semakin kompleks. Munculnya berbagai macam wirausaha sosial dengan berbagai macam fokus permasalahan sosial yang ditangani menjadikan istilah Social Enterpreneurship seolah tak asing bagi khalayak. Penggabungan jenis aktivitas nirlaba dan laba yang dihubungkan dengan misi sosial membutuhkan semangat kewirausahaan dalam setiap geraknya. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan deskripsi dan hasil analisa dari proses pengembangan wirausaha sosial dengan menganalisis strategi dan kegiatan dalam usaha pembangunan sosial melalui peningkatan kapasitas manusia serta dampak yang terjadi pada perusahaan dan peserta pelatihan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Informan yang diperoleh dengan metode purposive sampling terdiri dari tim manajemen perusahaan dan peserta pelatihan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam. Peserta pelatihan adalah mereka yang mengikuti program pelatihan manufaktur bidang pengelasan dan permesinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telah bertransformasi menjadi wirausaha sosial. Kepekaan terhadap tingginya angka pengangguran usia efektif kerja di daerah perusahaan berada, mendorong perusahaan merubah paradigma profit-oriented menjadi purpose-oriented. Pergeseran nilai fundamental ini menjadi hal yang menarik dari studi ini, terjadinya transformasi sebuah perusahaan yang kemudian akhirnya menghadirkan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan sekitarnya.

The diversity of social welfare problems has placed social development approach to be part of the solution. The mismatch of the ability of workforce with employer’s expectation is a critical issue in increasing the number of unemployed, this fact causes problem of social welfare become more complex. The emergence of various kinds of social entrepreneurship with various kinds of focus on social problems being handled makes the term social entrepreneurship seems familiar to the public. Combining the types of nonprofit and profit activities associated with social mission requires an entrepreneurial spirit in every move. This research seeks to obtain a description and analysis results from the process of developing social entrepreneurship by analyzing strategies and activities in social development efforts through increasing human capacity and the impact for the company and participants.
This research study used a qualitative approach with descriptive research type. Research informants obtained through purposive sampling method consisted of corporate’s management team and training participants. Data collection was conducted through observation and in-depth interview. The trainees were those who followed manufacturing program, especially in the fields of welding and machining. The results show that the company has transformed into social entrepreneurship. Sensitivity to the high unemployment rate of working age in the area of the company is located, encouraging companies to change the profit-oriented paradigm to be purpose-oriented. This fundamental value shift becomes an interesting aspect of this study, the transformation of a company then finally presents a sustainable positive impact on the surrounding environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Selama ini tasawuf dengan berbagai wadah tarekatnya hanya dimengerti dengan kumpulan aktivitas batiniah, sebagai proses mendekatkan diri kepada Tuhan. Padahal lebih dari itu, tasawuf sebenarnya bisa terlibat langsung dengan realitas maknawi kehidupan manusia. Ajaran tentang syari'at, tarekat dan hakikat tidak bs dipisahkan satu dengan lainnya, dan akan terlihat nyata menjadi satu kesatuan ketika ia dihadapkan dengan peristiwa alami manusia. Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang mengajarkan empat nilai utama: kesempurnaan suluk, adab [etika], dzikir, dan murakabah yang berdiri di atas prinsip dasar Islam, Iman, dan Ihsan menuntut perwujudannya melalui kesalehan sosial, termasuk keterlibatannya dalam penanganan bencana di daerah yang terkena bencana gempa bumi. Pertanyaannya, bagaimana tarekat ini menjadikan kenyataan bencana sebagai suatu pengalaman bersama untuk mencapai kesalehan sosial sebagaimana yang diajarkan dalam tasawuf sosial? Dalam kasus peran serta penanganan gempa bumi di Cigalontong Tasikmalaya, tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah memulai internalisasi paham kesempurnaan suluk oleh para oleh para pengikutnya juga bisa mengamalkan tasawuf sosial. Nilai-nilai humanisme dalam tasawuf sosialnya akan menjadi aktual dan fungsional, terlebih bagi masyarakat yang sangat rentan dengan bencana alam ini."
JTW 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1998
303.6 AMA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agustiar Hamdani O`bany
"ABSTRAK
Kiasifikasi ataupun penggolongan bentuk muka burnt merupakan salah satu cara untuk
mernpermudah dalarn memberikan gambaran muka buini dan sebenarnya merupakan sebuah
proses yang berlangsung secara terus menerus. Terlepas dart kiasifikasi mana yang balk, mudah
diterapkan dan dimengerti, semuanya itu mempunyai tujuan yang sarna, yaitw bermaksud
menyederhanakan bentuk perrnukaan burnt yang sangat kompleks menjadi unit-unit yang
memiliki kesarnaan dalam sifat dan perwatakannya. Berbagai tulisan balk menurut Pannekoek,
Beinmelen maupun Sandy rnenyebutkan bahwa daerah panelitian secara fisiografi umurn berada
pada wilayah depresi berupa cekungan, barisan pegunungan vulkartik serta wilayah lipatan
selatan dan lipatan utara,
Dengan latar belakang dan tujuan yang telah diuraikan, permasalahan yang dibahas pada
penelitian mi adalah:
Unit - Unit Geomorfologi apa saja yang terdapat pada Daerah Tasikmalaya dan Sekitarnya?
Untuk menjawab permasalahan di atas, digunakan berbagai pendekatan dan sistem kiasifikasi
yang telah ada dengan mellhat berbagai aspek geornorfologi, terutama sangat ditekankan
kepada aspek morfologi dan aspek morfogenesis, sehingga dthasilkan wilayah bentukan asal dan
unit-unit geornorfologi daerah penelitian yang disertai uraian deskriptif setiap unit
geomorfologi.
Dengan melihat serta membandmgkan adanya keterkaitan dan berbagai aspek geomorfologi
daerah penelitian, terdapat 5 (lima) bentukan asal yang mempengaruhi adanya perbedaan
bentuk muka burnt. Ke-5 bentukan asal tersebut adalah:
1. Wilayah Bentukan Asal Fluvial
2. Wilayah Bentukan Asal Denudasi - Degradasi
3. Wilayah Bentukan Asal Struktural
4. Wilayah Bentukan Asal Vulkanik
5. Wilayah Bentukan Asal Karstik - Eksokarst dan Endokarst
Pada daerah penelitian, proses denudasi hanya dipengaruhi oleh proses degradasi yang terdapat
di sebelah selatan dan barat taut Tasikmalaya dan di beberapa tempat di sebelah timur taut
Ciaxnis, dirnana pengikisan dan pengangkutan sangat dorninan pada masa sekarang. Untuk
wilayah bentukan asal Karstik, pada penelitian ku dikelompokkan kedalam dua bagian, yaltu;
bentukan karstik-eksokarst berupa bentukan karstik permukaan di sebelah selatan dan barat
daya Tasikxnalaya dan bentukan karstik-endokarst, yaitu; bentukan karstik bawah permukaan
berupa Gua batugamping yang berada di sebelah selatan Tasikrnalaya dalarn lingkungan Unit
Lereng dan Perbukitan Karstik Terkikis.
Dalarn pengelompokkan unit-unit geomorfologi, dikelornpokkan kedalarn dua bagian, yakni:
unit-unit geomorfologi dan detil unit geomorfologi, dengan dasar pertimbangan bahwa detil unit
geomorfologi sangat ditekankan pada keberadaan satu unit geornorfologi sebagal sebuah proses
dalant rnenghasilkan tipe-tipe betuk muka bumi yang tidak tertampung pada sekala peta yang
digunakan.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1997
S33778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S33546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
S33980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>