Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127489 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harahap, Pony Purnamasari
"Logam emas (Au) merupakan salah satu logam transisi yang sedang berkembang dalam berbagai bidang penelitian seperti diagnostik maupun terapi. Nanopartikel emas dibuat dengan tiga variasi yaitu reduksi hidrogen tetrakloroaurat (HAuCl4) menggunakan gom arab (GA-AuNp), reduksi hidrogen tetrakloroaurat (HAuCl4) menggunakan natrium borohidrida (NaBH4) dengan penstabil gom arab (GA-AuNp), dan reduksi hidrogen tetrakloroaurat (HAuCl4) menggunakan NaBH4 (AuNp). Nanopartikel dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis, TEM, AFM dan PSA. Aktivitas antioksidan nanopartikel emas ditetapkan dengan metode DPPH. Stabilitas fisik nanopartikel emas selama 5 minggu penyimpanan pada suhu ruang ditentukan secara spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel emas berbentuk sferis, memiliki ukuran partikel berturut-turut 6,52 ± 0,66 nm; 4,045 ± 0,99 nm; dan 55,82 ± 39,87 nm. Persentase inhibisi sebesar 74,39%; 73,51%; dan 72,63%. Uji stabilitas menunjukkan bahwa nanopartikel emas GA-AuNp masih stabil secara fisik selama 5 minggu.

Gold (Au) is a metal transition element which has been developed in various research field, especially as therapeutic and diagnostic agent. Gold nanoparticles were synthesized by three variations, reducing hydrogen tetrachloroaurate (HAuCl4) using gum arabic (GA-AuNP); reducing hydrogen tetrachloroaurate (HAuCl4) using sodium borohydride (NaBH4) and gum arabic as a stabilizing agent (GA-AuNP); and reducing hydrogen tetrachloroaurate (HAuCl4) using NaBH4 (AuNP). Those nanoparticles were characterized by UV-Vis spectroscopy, TEM, AFM, and PSA. Antioxidant activity of gold nanoparticles were also measured by using the DPPH method. Physical stability of gold nanoparticles was determined by UV-Vis spectrophotometer during 5 weeks at room temperature. The results showed that the spherical gold nanoparticles, having a particle size 6.52 ± 0.66 nm; 4,045 ± 0,99 nm ; and 55.82 ± 39.87 nm. percentage inhibition of 74.39%; 73.51%; and 72.63%. Stability test showed that the GA-AuNp still physically stable for 5 weeks."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Kadek Ary Mas Dewi Wiantini
"Emas (Au) merupakan logam transisi yang saat ini banyak dikembangkan dalam berbagai aplikasi termasuk obat, diagnosis penyakit, dan terapi kanker. Nanopartikel emas dibuat dengan cara mereduksi larutan hidrogen tetrakloroaurat (HAuCl4) menggunakan gom arab. Gom arab juga digunakan sebagai penstabil pada pembuatan nanopartikel emas untuk mencegah terjadinya agregasi. Nanopartikel emas dimurnikan dengan menggunakan metode sentrifugasi ultrafiltrasi. Nanopartikel emas dikarakterisasi dengan menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis, FTIR, PSA dan TEM. Uji stabilitas nanopartikel emas secara in vitro dalam berbagai lingkungan yaitu aquabides, dapar pH 3, pH 7,4, pH 11, NaCl 0,35%, NaCl 0,5%, NaCl 0,9%, Sistein 1%, dan BSA 2% diamati selama 3 minggu dengan menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel emas sebagian besar berbentuk sferis, memiliki ukuran partikel 25,2 nm ±3,99 nm, indeks polidispersitas 0,299 ±0,013, potensial zeta +46,95 mV ±2,78 mV. Hasil uji stabilitas nanopartikel emas secara in vitro selama 3 minggu menunjukkan bahwa nanopartikel emas stabil di dalam aquabides, dapar pH 3, dapar pH 11, larutan NaCl 0,35%, NaCl 0,5%, NaCl 0,9%, dan tidak stabil dalam larutan dapar pH 7,4, larutan sistein 1%, dan BSA 2%. Hasil pengukuran partikel nanopartikel emas setelah uji stabilitas secara in vitro menunjukkan perubahan ukuran partikel menjadi 38,35 nm ±2,05 nm dan memiliki indeks polidispersitas 0,347 ±0,035. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa gom arab efektif digunakan sebagai penstabil maupun pereduksi pada pembuatan nanopartikel emas yang menghasilkan larutan koloid nanopartikel emas yang stabil.

Gold (Au) is a transition metal which has been developed in various applications including drug, disease diagnostic, and therapy of cancer. Gold nanoparticles were prepared by reducing HAuCl4 using gum arabic solution. Gum arabic also used as a stabilizer in the preparation of gold nanoparticles to prevent aggregation. Gold nanoparticles were purified by centrifugation ultrafiltration method. Gold nanoparticles were characterized by UV-Vis spectroscopy, FTIR, PSA, and TEM. In vitro stability studies of gold nanoparticles in various environment of aquabidest, buffer pH 3, pH 7,4, pH 11, NaCl solution 0,35%, NaCl 0,5%, NaCl 0,9%, sistein 1%, and BSA 2% was observed for 3 weeks by using UV-Vis spectrophotometer. The results showed that the spherical gold nanoparticles, have a particle sizes of 25,2 nm ±3,99 nm, polydispersity index 0,299 ±0,013, and zeta potential +46,95 mV ±2,78 mV. Stability test results of gold nanoparticles in vitro studies for 3 weeks showed that gold nanoparticles were stable in aquabidest, buffer pH 3, buffer pH 11, NaCl solution 0,35%, NaCl 0,5%, NaCl 0,9%, and unstable in buffer solution pH 7,4, cysteine solution 1%, and BSA 2%. Result of particle sizes after in vitro stability studies of gold nanoparticles showed changes in particle where the size became 38,35 nm ±2,05 nm and polydispersity index was 0,347 ±0,035. The result showed that gum arabic effectively used as stabilizer and reductant in the preparation of gold nanoparticles produces a solution of colloidal gold nanoparticles which were stable.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Dyah Pertiwi
"Nanopartikel emas berpotensi dikembangkan sebagai nano medisin karena sifat nya yang mudah disintesa, mempunyai banyak kegunaan dan biokompatibel pada tubuh manusia. Dengan bantuan gom arab sebagai penstabil, vinkristin dikonjugasikan dengan nanopartikel emas. Penelitian ini berhasil mengembangkan sintesis dan karakterisasi nanopartikel emas berbasis gom arab terkonjugasi vinkristin dengan distribusi ukuran partikel rata rata dibawah 100 nm dengan menggunakan analisa ukuran partikel dan mikroskop transmisi elektron. Dilakukan uji sitotoksik dengan metode garam tetrazolium/ MTT [3-(4,5- dimethylthiazo-2-yl-)-2,5-diphenyl tetrazolium bromide] pada konjugat vinkristin-gom arab-nanopartikel emas menggunakan lini sel MCF-7 and CCRF. Hasil uji sitotoksisitas digambarkan dengan nilai IC50. Hasil uji pada 2 formula (vinkristin-gom arab-nanopartikel emas sebelum pemurnian dan sesudah pemurnian dengan kromatografi size exclusion) terhadap lini sel MCF-7 mempunyai IC50 berturut turut sebesar 3,59 and 3,10 μg/mL, sementara vinkristin murni sebagai pembanding menunjukkan IC50 yang lebih besar yaitu 125 μg/mL. Terhadap lini sel CCRF, konjugat sebelum pemurnian dan sesudah pemurnian nilai IC50 berturut turut adalah 1,026 μg/mL dan 2,607 ug/mL. Sementara berdasarkan data in vivo untuk melihat biodsitribusi konjugat pada hewan uji dan kemampuan sebagai agen pengontras pada Computed tomography (CT) termyata konjugat mampu terdistribusi di liver dan ginjal hewan uji dan dihasilkan nilai Haunsfield Unit (HU) pada uji dengan Computed tomography (CT) pada konjugat VCR-GA-AuNP lebih tinggi dibandingkan nilai HU pada Iodium sebagai pembanding. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa konjugat (Vinkristin-Gom Arab-Nanopartikel emas) mempunyai kemampuan untuk diteliti lebih lanjut dan dikembangkan sebagai bahan baru terapi obat kanker terarah.

Gold nanoparticles (AuNP) are potentially developed as nano medicine because AuNP are easily synthesized, functionalized, and biocompatible. With gum arabic as stabilizer, vincristine was conjugated with gold nanoparticles. Gold nanoparticles (AuNP) coated with conjugated gum arabic (GA) and vincristine (VCR) were successfully synthesized and characterized. The conjugation of GAVCR and AuNP displayed a narrow hydrodynamic particle size distribution with average size < 100 nm by TEM and particle size analyser. We investigated cytotoxic activity of conjugated vincristine-gum arabic-gold nanoparticle by tetrazolium salt assay (MTT) using cancer cell line MCF-7 and CCRF. Cytotoxic activity of conjugated VCR-GA-AuNP before and after purification by Size Exclusion Chromatography (SEC), against leukemia cell line CCRF and breast cancer cell line MCF-7 was described by IC50 value. All formulation had a cytototoxic of activity with IC50 <20 μg/ml. The IC50 of the conjugate before and after purification againts MCF-7 cell line were 3.59 and 3.10 ug/mL, respectively. Meanwhile, the IC50 of vincristine was considerable larger (>125 ug/mL). The IC50 of samples againts CCRF cell line were 1,026 μg/mL dan 2,607 ug/mL, respectively. Based on in vivo data to evaluate the biodistribution and their capacity for a contras agent, conjugate could distributed in the liver and kidneys with the resulting of Hounsfield Unit (HU) value of VCR-GA-AuNP is higher than the HU value of Iodine as a comparison. In conclusion, conjugated VCR-GA-AuNP had a good prospect for further investigation and could be developed as materials for new targeted cancer drug therapy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T41909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Sudarjat
"Doksorubisin merupakan obat pilihan utama dalam terapi kanker, tetapi memiliki indeks terapi rendah. Sehubungan dengan alasan tersebut maka pada penelitian ini dilakukan pembuatan dan karakterisasi nanopartikel emas (AuNP) - gom arab terfungsionalisasi doksorubisin untuk meningkatkan indeks terapinya. AuNP dibuat dengan mereduksi HAuCl4 dengan natrium sitrat kemudian ditambahkan gom arab sebagai penstabil (GA-AuNP) dan setelah itu difungsionalisasikan dengan doksorubisin (Dox-GA-AuNP).
Dox-GA-AuNP dikarakterisasi dengan spektrofotometri UV-Vis, spektrofotometri infra merah, dynamic light scattering dan transmission electron microscopy. Doksorubisin memiliki spektrum serapan Uv-Vis maksimal pada panjang gelombang 479 nm, sedangkan Dox-GA-AuNP memiliki spektrum serapan Uv-Vis maksimal pada panjang gelombang 485 nm. Spektrum IR Dox-GA-AuNP menunjukan adanya pita serapan ikatan keton dan amin yang berbeda dengan pita serapan ikatan keton dan amin pada doksorubisin bebas. Ukuran partikel Dox-GA-AuNP adalah 113,6 nm dengan karakteristik monodispersi (PDI 0,423), dan memiliki morpologi berbentuk sferis. Pengujian sitotoksik dilakukan terhadap doksorubisin bebas dan Dox-GA-AuNP.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pengujian sitotoksisitas Dox-GA-AuNP pada lini sel MCF-7 memberikan IC50 0,28 μg/mL sedangkan doksorubisin bebas memiliki IC50 1,305 μg/mL. Doksorubisin yang telah difungsionalisasikan dengan GAAuNP dapat mengurangi ikatan protein dengan serum albumin manusia dari 62,51 ± 2,21 % (Dox Bebas) menjadi 22,91 ± 10,9 % (Dox-GA-AuNP). Dengan menurunnya ikatan protein dan meningkatnya efek sitotoksisitas pada Dox-GAAuNP dibandingkan dengan doksorubisin bebas dapat disimpulkan bahwa Dox-GA-AuNP dapat meningkatkan indeks terapi doksorubisin.

Doxorubicin is a drug of choice for cancer therapy, but it has low index therapy. For that reason the reseach had been done to make and characterize gold nanoparticle - acacia gum functionalized doxorubicin to increase the therapy index. Gold nanoparticles was prepared by reducing HAuCl4 with sodium citrate and gum arabic was added as a steric stabilizer, and then being functionalized by doxorubicin (Dox-GA-AuNP).
Dox-GA-AuNP was characterized by UV - Vis spectrophotometry, infrared spectrophotometry, dynamic light scattering and electron microscopy transmission. The UV-Vis spectrometry showed that doxorubicin has a maximum spectrum absorbtion of 479 nm while Dox-GAAuNP is 485 nm, FTIR spectrofotometcy showed that Dox-GA-AuNP has ketone and amine bonds absorption band which is different from absorption band of doxorubicin. The particle size of Dox-GA-AuNP is 113.6 nm with Poly Dispersion Index of 0.423, and morphological shape is spheric. The cytotoxic assay was conducted on MCF-7 cell line for Dox-GA-AuNP and doxorubicin.
The results showed that Dox-GA-AuNP provides IC50 of 0.28 mg / mL while the IC50 of doxorubicin is 1.305 mg / mL. Protein bond of Dox-GA-AuNP is 22.91 ± 10.9 % while protein bond of doxorubicin is 62.51 ± 2.21 %. The decreasing of protein bond and increasing of cytotoxicity effect of Dox-GA-AuNP compared to doxorubicin conclude that Dox-GA-AuNP can increase the therapy index of doxorubicin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T43258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Rizqi
"Nanopartikel emas memiliki aktivitas sebagai antioksidan sehingga dapat digunakan sebagai konstituen anti-aging. Pembuatan nanopartikel emas menggunakan asam tetrakloroaurat (HAuCl4) dan ekstrak lidah buaya sebagai reduktor dengan dan tanpa natrium sitrat sebagai penstabil kimia telah berhasil dilakukan. Kedua variasi nanopartikel emas dikarakterisasi meliputi spektrum serapan, ukuran partikel, nilai potensial zeta, indeks polidispersitas, pH.
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa ukuran partikel nanopartikel emas tanpa penstabil kimia dan nanopartikel emas dengan penstabil kimia berturut-turut adalah 10,256 ± 2,465 nm dan 11,476 ± 4,303 nm. Pengujian aktivitas antioksidan kedua variasi nanopartikel emas dilakukan dengan metode DPPH dan didapatkan nilai rata-rata persen inhibisi nanopartikel emas tanpa stabilisator kimia adalah 72,96%, sedangkan nilai persen inhibisi rata-rata nanopartikel emas dengan stabilisator kimia sebesar 74,61%.

The antioxidant activity of gold nanoparticles has been developed as an anti aging constituent. In this study, synthesis of gold nanoparticles using tetrachloroaurate acid (HAuCl4) and aloe vera extract as reductor with ot without sodium citrate as chemical stabilizing agent has been done. Both variant were characterizated for absorption spectra, particle size, zeta potential, polydispersity index, and pH.
From the analyses of particle size of gold nanoparticles without chemical stabilizing agent and with chemical stabilizing agent were 10.256 ± 2.465 nm dan 11.476 ± 4.303 nm. Antioxidant activity of gold nanoparticles were investigated by DPPH method. The mean of inhibition percent both varian were 72.96% and 74.61%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilaporkan bahwa nanopartikel emas terbukti dapat digunakan untuk terapi kanker dengan memanfaatkan efektermal. Pembunuhan sel kanker dapat pula dilakukan dengan memanfaatkan radiasi radioisotop. Untuk itu, telah dilakukan kajian pembuatan nanopartikel emas radioaktif dengan aktivasi neutron di central irradiation position (CIP) reaktor nuklir G.A. Siwabessy dengan fluks neutron 1,26 x 1014 neutron s-1cm-2. Dari kajian ini diketahui bahwa dari iradiasi neutron pada emas alam dihasilkan 1 jenis radioisotop yaitu 198Au. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa radioaktivitas 198Au yang dihasilkan dari iradiasi selama 12 hari sebesar 0,366 Bq, 2,93 Bq, 9,90 Bq dan 23,4 Bq untuk partikel emas berukuran 100, 200, 300 dan 400 nm. Dengan iradiasi selama 12 hari, tingkat kejenuhan radioaktivitas
198Au sebesar 96,5%. Setelah peluruhan selama 10 hari, radioaktivitas 198Au di dalam partikel dengan diameter 100, 200, 300, 400 nm sebesar 0,027 Bq, 0,223 Bq, 0,753 Bq dan 1,78 Bq. Pengotor radioisotop yang dapat dihasilkan di dalam partikel emas adalah 108Ag, 110mAg, 64Cu, 66Cu, 205Pb dan 209Pb dengan total radioaktivitas sebesar 4,31 x 10-5 % dari radioaktivitas 198Au pada saat akhir iradiasi.

Abstract
It was reported that gold nanoparticle could be used for cancer therapy using thermal effect. It is possible to kill cancer cells using radiation of radioisotope. Study on preparation of radioactive gold by neutron activation at central irradiation position (CIP) of G.A. Siwabessy reactor with neutron flux 1.26 x 1014 neutron s-1cm-2 has been carried out. It was revealed that a radioisotop of gold (198Au) was produced by neutron activation from natural gold. Calculation results showed that 198Au with radioactivity of 0.366 Bq,
2.93 Bq, 9.90 Bq and 23.4 Bq was produced for nanoparticle with diameter of 100, 200, 300 and 400 nm by neutron irradiation for 12 days. The saturation factor was 96.5%. After 10 days of decay, the radioactivity was 0.027 Bq, 0.223 Bq, 0.753 Bq and 1.78 Bq in nanoparticle with diameter of 100, 200, 300 and 400 nm. The radionuclide impurities were 108Ag, 110mAg, 64Cu, 66Cu, 205Pb and 209Pb with the total radioactivity was 4.31 x 10-5 % of the total radioactivity of 198Au at the end of irradiation."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"ABSTRAK
Emas (Au) merupakan logam transisi yang telah banyak dikembangkan sebagai
agen terapi dan diagnosis kanker. Au valensi +3 memiliki aktivitas toksik
terhadap sel kanker dan valensi 0 dapat digunakan untuk deteksi kanker. Au
valensi +3 dan 0 diformulasikan menjadi bentuk nanopartikel dengan pembawa
dendrimer Poliamidoamin (PAMAM) generasi 4. Nanopartikel Au0 dan Au3+
dalam dendrimer PAMAM G4 dikarakterisasi meliputi spektrum serapan, ukuran
partikel, pH serta sitotoksisitasnya secara in vitro terhadap sel kanker payudara
MCF-7 menggunakan metode MTS. Spektrum nanopartikel Au?dendrimer
PAMAM G4 sebelum dan setelah penyimpanan selama 6 minggu memberikan
serapan yang sama. Nanopartikel Au?dendrimer PAMAM G4 yang dihasilkan
berukuran 2-30 nm. Nilai IC50 nanopartikel Au?dendrimer PAMAM G4 valensi
+3 dan 0 serta dendrimer PAMAM G4 berturut-turut adalah 73,79, 131,86 dan
114,82 μM menunjukkan bahwa nanopartikel Au3+-dendrimer PAMAM bersifat
sitotoksik sedangkan nanopartikel Au0?dendrimer PAMAM G4 dan dendrimer
PAMAM G4 tidak bersifat sitotoksik terhadap sel MCF-7. Dendrimer PAMAM
G4 merupakan sistem pembawa nanopartikel dengan toksisitas yang sangat
rendah, nanopartikel Au3+-dendrimer PAMAM G4 berpotensi sebagai agen
antikanker dan nanopartikel Au0?dendrimer PAMAM G4 bersifat nonsitotoksik
sehingga dapat dikembangkan untuk diagnosis kanker.

ABSTRACT
Gold (Au) is a metal transition element which has been widely used as therapeutic
and cancer diagnostic agent. Au3+ cation is known having toxic activity against
cancer cells, while Au0 element can be used as cancer diagnostic agent. Au3+ and
Au0 nanoparticles were prepared using Polyamidoamine (PAMAM) dendrimer
generation 4. Au3+ and Au0 were characterized by UV-Vis spectra, particle size,
pH and its cytotoxicity were analyzed against MCF-7 breast cancer cells by MTS
assay. The UV-Vis spectra of Au?PAMAM dendrimer G4 before and after 6
months storage had similarity absorbances. The sizes for Au-PAMAM dendrimer
G4 nanoparticles measured by TEM and DLS methods were 2-30 nm. For its
cytotoxicity assay, the IC50 value of Au3+-PAMAM dendrimer G4, Au0-PAMAM
dendrimer G4, and PAMAM dendrimer G4 were 73.79; 131.86 and 114.82 μM,
which showed that Au3+?PAMAM dendrimer G4 was toxic while Au0?PAMAM
dendrimer G4 and PAMAM dendrimer G4 were nontoxic in MCF-7 cells.
PAMAM dendrimer G4 is a low toxicity nanoparticles template, Au3+-PAMAM
dendrimer G4 can be potential anticancer agent and Au0?PAMAM dendrimer G4
is nontoxic that can be used for cancer detection.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43844
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasyithoh Fatimiyah
"Nanopartikel emas semakin diminati oleh para peneliti karena sifat elektronik, optik, dan kimia yang unik dari partikel emas berskala nano. Namun, dalam pembuatan AuNP, bahan kimia yang dapat merusak lingkungan digunakan, sehingga dalam beberapa tahun terakhir pendekatan sintesis hijau telah dikembangkan. Dalam penelitian ini, AuNP dibuat dengan menggunakan ekstrak kacip fatimah yang memiliki karakterisasi dan stabilitas yang baik. Sintesis AuNP menggunakan larutan HAuCl4 30% dan ekstrak kernip fatimah dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%, diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 300 rpm, dan ditambahkan larutan natrium sitrat sebagai capping agent. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan alat pengukur pH, spektrofotometer UV-VIS, Particle Size Analyzer (PSA), dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Uji stabilitas dilakukan. AuNP disimpan pada suhu kamar selama 56 hari. Hasil sintesis AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5% terbentuk pada 535,50 nm dengan daya serap 0,720 A, pH 3,83, ukuran partikel 59,93 ± 1,35 nm, nilai polidispersitas 0,463 ± 0,06, a Potensi zeta -31,0 ± 7,44 mV, dan ditemukan morfologi berbentuk bola, pentagonal, dan tidak beraturan. Pada uji stabilitas AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5%, 10%, dan 15% selama 56 hari yang diamati menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan PSA, ditemukan bahwa AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5% memiliki stabilitas yang lebih baik daripada AuNP dengan konsentrasi ekstrak 10% dan 15%. . Sintesis AuNP menggunakan ekstrak kacip fatimah memiliki karakterisasi dan stabilitas yang baik pada konsentrasi ekstrak 5%, diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 300 rpm dan ditambahkan natrium sitrat sebagai capping agent.

Gold nanoparticles are increasingly in demand by researchers due to the unique electronic, optical and chemical properties of nanoscale gold particles. However, in the manufacture of AuNP, chemicals that can damage the environment are used, so in recent years a green synthesis approach has been developed. In this study, AuNP was prepared using an extract of the fatimah kacip which has good characterization and stability. Synthesis of AuNP using 30% HAuCl4 solution and kernip fatimah extract with a concentration of 5%, 10%, and 15%, stirred for 5 minutes at a speed of 300 rpm, and sodium citrate solution was added as a capping agent. Characterization was performed using a pH measuring device, UV-VIS spectrophotometer, Particle Size Analyzer (PSA), and Transmission Electron Microscopy (TEM). Stability test was carried out. AuNP was stored at room temperature for 56 days. The results of the synthesis of AuNP with a concentration of 5% extract were formed at 535.50 nm with an absorption capacity of 0.720 A, pH 3.83, a particle size of 59.93 ± 1.35 nm, a polydispersity value of 0.463 ± 0.06, a zeta potential of -31, 0 ± 7.44 mV, and the morphology is spherical, pentagonal, and irregular. In the AuNP stability test with an extract concentration of 5%, 10%, and 15% for 56 days, which was observed using a UV-VIS and PSA spectrophotometer, it was found that AuNP with an extract concentration of 5% had better stability than AuNP with an extract concentration of 10% and 15%. . Synthesis of AuNP using kacip fatimah extract has good characterization and stability at a 5% extract concentration, stirred for 5 minutes at a speed of 300 rpm and sodium citrate is added as a capping agent."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Foliatini
"Alginat merupakan polisakarida alam sehingga bersifat biokompatibel dan non toksik. Berdasarkan karakteristiknya, alginat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pemodifikasi dalam sintesis nanopartikel Au dan Ag. Karena nanopartikel Au dan Ag memiliki ukuran partikel dan wettability yang dapat diatur, maka komposit Au/alginat dan Ag/alginat diharapkan dapat diaplikasikan sebagai penstabil emulsi. Metode sintesis yang digunakan adalah metode bottom-up dengan bantuan energi gelombang mikro. Karakterisasi nanopartikel dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, Particle Size Analyzer, Transmission Electron Microscopy, dan spektrofotometer FTIR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alginat berperan sebagai pereduksi dan penstabil dalam sintesis nanopartikel Au dan Ag menggunakan bantuan energi gelombang mikro. Pada kondisi optimum, nanopartikel Au dan Ag yang dihasilkan memiliki ukuran < 10 nm dan berbentuk bulat. Karakteristik morfologi nanopartikel hasil sintesis tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu rasio konsentrasi alginat/prekursor logam, pH, daya iradiasi, dan konsentrasi NaCl. Kondisi optimum dalam sintesis nanopartikel Au dan Ag berturut-turut adalah pada konsentrasi prekursor logam 0.20-0.40 mM (Au) dan 0,50 mM (Ag), pH 6- 10 (Au) dan 10-12 (Ag), konsentrasi alginat 0,25-0.375%b/v (Au) dan 0,075%b/v (Ag), daya iradiasi 50-100% dari daya total 800 W, waktu iradiasi 2-3 menit (Au) dan 1-2 menit (Ag), dan tanpa ditambahkan dengan NaCl.
Mekanisme reduksi dan stabilisasi nanopartikel melibatkan pembentukan kompleks antara gugus karboksil dengan logam, reaksi pembentukan radikal alginat, reaksi reduksi prekursor logam oleh radikal alginat, dan penataan lapisan alginat di sekeliling permukaan partikel. Stabilisasi sterik dari polimer dan stabilisasi elektrostatik dari anion karboksilat berperan dalam menghambat agregasi nanopartikel. Perhitungan energi int eraksi antar nanopartikel menunjukkan bahwa stabilisasi sterik memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan stabilisasi elektrostatik dalam menghambat interaksi tarik-menarik van der Waals.
Sebagaimana umumnya material nanopartikulat lainnya yang dapat menstabilkan emulsi, nanopartikel Au(Ag)/alginat dapat diaplikasikan sebagai penstabil emulsi minyak dalam air (minyak : kloroform, solar, minyak zaitun) setelah dihidrofobisasi dengan campuran asam merkaptoundekanoat (mercaptoundecanoic acid, MUA) dan dodekanatiol. Kemampuan emulsifikasi nanokomposit Au(Ag)/alginat/MUA/dodekanatiol dan karakteristik morfologi emulsi dipengaruhi oleh konsentrasi MUA dan dodekanatiol, rasio Au(Ag)/alginat : pemodifikasi, rasio fasa minyak : air, dan pH. Emulsifikasi yang efektif dapat berjalan pada kondisi berikut : [dodekanatiol] = 5%, [MUA] = 0,001 g/25mL, rasio fasa minyak : fasa air = 1:90, pH = 4-10, rasio nanopartikel : MUA : dodekanatiol = 6:2:2 (Au) dan 10:2:2 (Ag). Kestabilan emulsi yang menggunakan penstabil Au(Ag)/alginat/MUA/dodekanatiol dipengaruhi oleh pH, volume nanokomposit dan konsentrasi NaCl. Lebih jauh lagi, nanopartikel Au(Ag)/alginat yang telah dimodifikasi dengan tiol memiliki potensi untuk dapat diaplikasikan dalam bidang biomedis, misalnya dalam sistem penghantaran obat dan terapi fototermal.

Alginate is natural polysaccharide therefore it is biocompatible and non toxic. Due to these properties, alginate is potential to be applied as modifier in the Au and Ag nanoparticle synthesis. Au and Ag nanoparticles have adjustable particle size and wettability, thus Au/alginate and Ag/alginate-based nanocomposites are promising material for emulsion stabilizer. Bottom-up method was used in the synthesis of Au and Ag nanoparticle, and the reaction was aided by microwave irradiation. The as-prepared nanoparticles was characterized by UV-Vis spectrophotometry, Particle Size Analyzer, Transmission Electron Microscopy and FTIR spectrophotometry.
The results showed that alginate played a role as both reducing agent and stabilizer in the microwave-assisted Au and Ag nanoparticle synthesis. At optimum condition, the resulting Au and Ag nanoparticles have particle size < 10 nm and spherical in shape. Morphology of nanoparticles was greatly influenced by concentration ratio of alginate/metal precursor, pH, irradiation power, and NaCl concentration. Optimum condition in the Au and Ag nanoparticle synthesis achieved at metal precursor concentration of 0.20-0.40 mM (Au) and 0,50 mM (Ag), pH 6-10 (Au) and 10-12 (Ag), alginate concentration of 0.25-0.375%w/v (Au) and 0.075%w/v (Ag), irradiation power of 50-100% of 800 W, irradiation time of 2-3 minutes (Au) and 1-2 minutes (Ag), without the presence of NaCl.
The mechanism of reduction and stabilization of nanoparticles involved the formation of complex between carboxyl groups and metal, formation of alginate radicals, reduction of metal precursor by alginate radicals, and arrangement of alginate layers surrounding the nanoparticle surface. Steric stabilization from bulky polymer structure and electrostatic stabilization from carboxylate anion play a role in inhibiting nanoparticle aggregation. The calculation of interaction energies between nanoparticles showed that steric stabilization have larger contribution than that of electrostatic stabilization.
Like other nanomaterials which are generally able to stabilize emulsion, Au(Ag)/alginate nanoparticles were able to be applied as stabilizer of oil in water emulsion (oil : chloroform, diesel oil, olive oil) after hydrophobization with the mixture of mercaptoundecanoic acid (MUA) and dodecanethiol. Emulsification capacity of Au(Ag)/alginate/MUA/dodecanethiol nanocomposite and the morphology of the emulsion were influenced by MUA and dodecanethiol concentration, ratio of Au(Ag)/alginate : modifier, ratio of oil : water phase, and pH. The effective emulsification was achieved at : [dodecanethiol] = 5%, [MUA] = 0.001 g/25mL, rasio of oil : water phase = 1:90, pH = 4-10, ratio of nanoparticle : MUA : dodecanethiol = 6:2:2 (Au) and 10:2:2 (Ag). The stability of emulsion stabilized by Au(Ag)/alginate/MUA/dodecanathiol was affected by pH, nanocomposite volume and NaCl concentration. Furthermore, thiol-modified Au(Ag)/alginate nanoparticles have potency to be applied in biomedical field, for example in drug delivery system and photothermal therapy.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
D2052
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zhuisa Martiara Sari
"Emas (Au) merupakan salah satu logam transisi yang dapat dimanfaatkan sebagai agen terapi, khususnya agen antikanker. Dendrimer merupakan makromolekul yang banyak digunakan sebagai pembawa nanopartikel. Nanopartikel emas dibuat dengan pembawa dendrimer Poliamidoamin (PAMAM) generasi 4 (G4) pada berbagai rasio mol Au : dendrimer. Penelitian ini bertujuan membuat nanopartikel emas dengan dendrimer PAMAM G4 (nanogold-PAMAM G4) pada rasio mol Au : dendrimer (1 : 0,7), (1 : 0,07) dan (1 : 0,007). Nanogold- PAMAM G4 dipisahkan dengan metode ultrasentrifugasi dengan kecepatan 50.000 rpm selama 45 menit pada suhu 4ºC. Karakterisasi fisikokimia nanogold- PAMAM G4 dilakukan menggunakan TEM, PSA, FTIR, Spektrofotometer UVVis dan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan ukuran partikel nanogold-PAMAM G4 berada pada rentang 1,83 ± 0,58 - 24,53 ± 13,30 nm. Hasil karakterisasi nanogold-PAMAM G4 menunjukkan partikel cenderung stabil (indeks polidispersitas = 0,457 dan 0,422) dan efisiensi penjerapan dendrimer PAMAM G4 antara 51,44% - 94,15%. Nanogold-PAMAM G4 (1 : 0,07) memberikan hasil yang paling optimal dengan efisiensi penjerapan = 94,15%.

Gold (Au) is one of transition metals that can be used as therapeutic agents, especially anticancer agents. Dendrimer is one of the macromolecul that usually used as nanoparticle carrier. Gold nanoparticles with dendrimer Polyamidoamine (PAMAM) G4 carrier are made at different molar ratio of Au: Dendrimer. The aims of the research are made a preparation of gold nanoparticles with dendrimer PAMAM G4 (nanogold-PAMAM G4) on the molar ratio Au: dendrimer (1: 0,7), (1: 0,07) and (1: 0,007). Purification of nanogold-PAMAM G4 using ultrasentrifuge method in 50.000 rpm during 45 minutes with temperature 4ºC. Physicochemical characterization of nanogold-PAMAM G4 performed using TEM, PSA, FTIR, UVVis Spectrophotometer and Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results show that the particle size of nanogold-PAMAM G4 between 1,83 ± 0,58 - 24,53 ± 13,30 nm. The results of the characterization nanogold-PAMAM G4 show stable particles (polydispersity index = 0.457 and 0.422) and entrapment efficiency dendrimer PAMAM G4 of 51,44% - 94,15%. Nanogold-PAMAM G4 (1: 0,07) give the most optimal result with entrapment efficiency = 94.15%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43349
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>