Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priya Lukdani
"Penelitian ini membahas mengenai masalah sifat hubungan hukum antara Direksi dengan Perseroan Terbatas. Apakah pemberhentian Direksi Perseroan Terbatas dari jabatannya sebagai Direksi adalah juga merupakan pemutusan hubungan kerja menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif. Permasalahan yang dikaji adalah mengenai sifat hubungan hukum (legal nature) antara Direksi dengan Perseroan Terbatas, serta status hukum Ridwan Ramli setelah diberhentikan sebagai anggota Direksi menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Hasil temuan penelitian terhadap permasalahan-permasalahan tersebut adalah terdapat tiga (3) konsep sifat hubungan hukum antara Direksi dengan Perseroan Terbatas yaitu, konsep ketenagakerjaan, konsep perwakilan dan konsep kombinasi antara perwakilan dan ketenagakerjaan. Mengenai status hukum Ridwan Ramli setelah diberhentikan sebagai Direksi menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas adalah terdapat dua kemungkinan apakah Ridwan Ramli berasal dari internal (pemegang saham/pekerja) atau eksternal Perseroan Terbatas. sedangkan Berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan status hukum Ridwan Ramli setelah pemberhentian tersebut adalah masih sebagai pekerja di PT.National Utility Helicopter. Pemberhentian seseorang sebagai pekerja diatur secara detil meliputi sebab yang sah bagi putusnya hubungan kerja, prosedur pemutusan hubungan kerja sampai dengan akibat hukum berupa kompensasi atas putusnya hubungan kerja tersebut dalam bentuk paket pesangon.

This thesis analyses discusses the nature of the problem with the legal relationship between the Board of Directors with Limited Liability Company. Whether the dismissal of the Board of Directors from his position as Directors is also a termination of employment under the labor Act. This study uses normative legal research. Problem studied is the nature of the legal relationship (legal nature) between the Board of Directors of the Limited Liability Company, as well as the legal status Ridwan Ramli once dismissed as a member of the Board of Directors pursuant to the Limited Liability Company Act and the labor Act.
The findings of research on these issues is that there are three (3) concept of legal nature of the relationship between the Board of Directors of the Limited Company namely, employment concept, the concept of representation and the concept of combination between representation and employment. Ridwan Ramli legal status after being laid off as the Board of Directors pursuant to the Limited Liability Company Act is there are two possibilities whether from internal Ridwan Ramli (shareholder / employee) or external Company Limited. while Under the Labor Act Ridwan Ramli legal status after the dismissal is still a worker in PT.National Utility Helicopter. Dismissal of a person as an employee includes a detailed set of legitimate reasons for the breakup of work, termination procedure due to the legal form of compensation for the breakup of work in the form of severance packages.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S47279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zenita Soraya
"Skripsi ini membahas mengenai penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas pada suatu Perseroan Terbuka menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Adapun fokus penelitian yaitu bagaimana suatu PT TBK menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas menurut UUPT dan menganalisis apakah prosedur hukum pemberhentian anggota Dewan Komisaris pada PT. Megapolitan Development Tbk dalam Putusan No.103/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL. telah memenuhi pinsip transparansi dan akuntabilitas sebagaimana diatur dalam UUPT. Hasil penelitian yang menggunakan metode yuridis normatif menunjukkan bahwa prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam proses pemberhentian anggota Dewan Komisaris harus dilakukan dengan mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham. Yang kemudian kesepakatan tersebut harus dituangkan dalam Akta Rapat Umum Pemegang Saham dan pertanggungjawabannya dituangkan dalam laporan dari Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan PT.

This thesis discusses about the principles of transparency and accountability in the public company under the Law Number 40 of 2007 on Limited Liability Company. The focus of the research is how a public company apply the principles of transparency and accountability by the Company Law and legal procedures to analyze whether the dismissal of members of the Board of Commissioners of PT. Megapolitan Development Tbk in State Court Decision No.103/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL. has met the principles of transparency and accountability as stipulated in the Company Law. Results of studies using normative methods shows that the principles of transparency and accountability in the discharge of the members of the Board of Commissioners has to do with the mechanism of the General Meeting of Shareholders. Then the agreement must be set forth in the General Meeting of Shareholders Deed and accountability outlined in the report of the Board of Directors and Board of Commissioners for the management and supervision of the company."
2014
S54159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barran Naufal Pradana
"Tenaga Kerja Asing yang menjabat sebagai anggota direksi tidak hanya menjalankan fungsinya sebagai organ perseroan terbatas dalam satu perseroan. Direktur asing yang dipertimbangkan karyawan sebagaimana dimaksud dalam Hukum Ketenagakerjaan dapat menjalankan fungsinya di beberapa perusahaan selama Tenaga Kerja Asing diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebagai anggota direksi dan secara sesuai dapat menjalankan fungsingya. Penulisan ilmiah ini berbentuk yuridis-normatif, bertipologi normatif, dengan menggunakan data sekunder dan metode analisis deskriptif. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perangkat hukum di Indonesia memberikan perlindungan hukum terhadap Tenaga Kerja Asing yang menjabat sebagai direktur. Akan tetapi, akibat kurang adanya kepastian hukum dalam peraturan pelaksana ketenagakerjaan, pemberi kerja diharuskan untuk mengetahui dan cermat dalam memberikan kepastian informasi kepada Direktur Asing untuk memulai tugasnya perseroan guna menghindari Tenaga Kerja Asing dalam melanggar peraturan ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia.

Foreign Worker who serve as members of the board of director do not only undertake their functions as organs of limited liability company in one company. Foreign director are considered as employee pursuant to Labour Law could undertake their functions in several companies as long as Foreign Worker have been appointed with the General Meeting of Shareholders as a member of the board of directors and could properly undertake their functions. This is a legal normative thesis with normative typology, utilizing secondary legal data and descriptive analytic method. Based on the result of these thesis, it can be concluded that the legal instruments in Indonesia provide legal protection for foreign worker who serve as directors. However, due to lack of legal certainty in executive labour regulations, employers are required to understand and scrupulous in providing information to the Foreign Director in order to begin their duties for preventing such violation of applicable labour regulations in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T52660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Wulandari
"Tesis ini membahas dua permasalahan. Pertama, tentang alasan yang
dijadikan dasar untuk memberhentikan anggota Direksi dalam RUPS menurut
UUPT No. 40/2007. Kedua bagaimana pandangan pengadilan terhadap alasan
RUPS dalam memberhentikan anggota Direksi dalam sengketa antara PT. Patra
Drilling Contractor (PT. PDC) melawan Amir Hamzah Dilaga. Penulisan dalam
tesis ini menggunakan metode yuridis normatif. Hasil penelitian menemukan
pelaksanaan RUPS PT. PDC telah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme syarat
dan prosedur yang diatur dalam anggaran dasar Perseroan dan UUPT No. 40/2007
yaitu sudah dilakukan pemanggilan RUPS dan anggota Direksi yang
diberhentikan telah diberi hak membela diri dengan telah diundangnya anggota
Direksi yang diberhentikan tersebut. Akan tetapi yang bersangkutan tidak hadir,
sehingga dinilai tidak mempergunakan haknya untuk membela diri dan
pemberhentian terhadap anggota Direksi Perseroan Terbatas dapat dengan alasan
yang dipandang tepat secara subyektif oleh RUPS itu sendiri."
2014
T41771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Praditya Ningrum
"Direksi sebagai salah satu organ PT berwenang untuk melakukan tindak pengurusan sesuai dengan maksud dan tujuan PT. Namun adakalanya Direksi melakukan tindak pengurusan di luar kewenangan yang dimilikinya.Skripsi ini mengkaji tentang akibat hukum dan pertanggung jawaban anggota direksi yang melakukan perbuatan hukum yang dilakukan di luar kewenangannya, serta menganalisis putusan Mahkamah Agung No. 55/k/Pdt/2009 yang menetapkan anggota direksi H. Anhar HA.Wahab tidak bersalah atas perbuatan melawan hukum melakukan perjanjian kredit dengan Bank Pembangunan Daerah NTB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan direksi yang dilakukan di luar kewenangannya tidak memiliki akibat hukum terhadap PT kecuali PT meratifikasinya, anggota direksi yang melakukan perbuatan hukum di luar kewenangannya dapat bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng, dan putusan MA yang menetapkan Anhar sebagai Direktur Utama PT. Lamere tidak bersalah adalah tepat karena tidak bertentangan dengan ketentuan ADPT dan UUPT. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yang menggunakan data sekunder sebagai data utamanya.

Board of Directors as one of the organs Company Limited shall be liable for the management of the Company for the interest of the Company and in accordance with the objectives and purposes of the Company. However sometimes the maintenance of Directors committed outside its authority. This thesis analyse about legal consequences and responsibilities of the directors who act outside the authority of the law, as well as analyze the Supreme Court decision No.55/k/Pdt/2009 which establishes a director PT. Lamere is not guilty of unlawful conduct credit agreement with Bank Pembangunan Daerah NTB.
This research has founded that the directors act committed outside the authority has no legal effect on PT but PT ratified, member of the board of directors who perform legal acts outside the authority to take severally and jointly liability, and a Supreme Court decision that set Anhar as President Director of PT. Lamere not guilty is precisely because it does not conflict with the provisions of Article of Association PT and Company Law. This research is a normative juridical using secondary data as main data.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S45369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rudijanto
"Tesis ini membahas tanggung jawab direksi perseroan terbatas dalam pembuatan dan pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu dengan tenaga kerja, Berdasar Undang-undang Nomor. 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas dan Undang-undang No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, sehingga penelitian ini berbasis pada analisis terhadap norma hukum, baik hukum dalam arti peraturan perundang- undangan, maupun hukum dalam arti putusan pengadilan. Hasil penelitian menyarankan bahwa dalam pembuatan perjanjian kerja waktu tertentu perlu diperhatikan pihak yang berwenang menandatangani perjanjian itu; Hanya yang berwenang yang boleh menandatangani surat perjanjian; perlu adanya peran aktif pemerintah untuk mengawasi pelaksanaan perjanjian ini; dan perlu dibentuk lembaga pengawas perjanjian kerja yang independen.

This thesis discusses the responsibilities of directors in making the limited implementation of the agreement and work with a certain time of labor, By Tax Act. 40 In 2007, the Limited Company and Act No. 13 in 2003, on Employment. This research is a qualitative research method using a normative juridical research, so this research is based on the analysis of legal norms, both in terms of legal regulations, and law in the sense that the court decision. Results of research suggest that in making the agreement work time needs to the authorities that sign the agreement; Only authorized personnel should sign the agreement; need the active role of the government to oversee the implementation of this agreement, and supervisory agencies need to be agreement that the independent work."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T26075
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luhulima, Rio Evert
"ABSTRAK
Direksi yang menjalankan fungsinya sebagai organ perseroan terbatas bukan
merupakan karyawan sebagaimana dimaksud dalam Hukum Ketenagakerjaan.
Akan tetapi, seorang anggota direksi tertentu dapat menjalankan peran ganda,
sebagai seorang direktur dalam arti hukum perseroan sekaligus sebagai karyawan
perseroan terbatas. Penulisan ilmiah ini berbentuk yuridis-normatif, bertipologi
normatif, dengan menggunakan data sekunder. Jenis bahan hukum yang
dipergunakan adalah primer, sekunder, dan tersier. Teknik pengumpulan data
yang dipakai adalah studi dokumen literatur diserta wawancara dan diskusi.
Metode analisis data dilakukan secara kualitatif-induktif, sehingga menghasilkan
suatu bentuk penelitian deskriptif-preskriptif dan analitis. Dari hasil penelitian
tersebut, didapat sebuah kesimpulan bahwa perangkat hukum di Indonesia
memberikan perlindungan hukum yang sama terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA)
dan tenaga kerja Warga Negara Indonesia yang diputus hubungan kerjanya
berdasarkan hukum ketenagakerjaan. TKA yang diberhentikan dari anggota
Direksi diperlakukan sama dengan anggota Direksi Warga Negara Indonesia,
berdasarkan hukum perusahaan.

ABSTRAK
A limited company director is not an employee under the law of employment.
But, a director doing particular function could act double role, as a director of a
limited company and an employee of the company as well. This is a legalnormative
thesis with normative typology, which uses secondary data. The
research used primary, secondary, and tertiary legal sources. Data is compiled
with techniques such as literature study, interview and discussion. Data analytical
methods are qualitative-inductive which produce a descriptive-prescriptive and
analytical form of research. As result of the research, law in Indonesia gives the
same protection for both terminated foreign worker and local worker under the
labor law. Nevertheless, law in Indonesia also gives the same protection for both
terminated foreign director and local director under the company law."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T41725
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzulul Iman
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pertanggungjawaban perusahaan serta
perlindungan tenaga kerja sehubungan dengan pelaksanaan akusisi yang menggunakan
skema sebagai upaya guna menghindari ketentuan Pasal 126 ayat (1) Undang-Undang
Perseroan Terbatas dan Pasal 163 Undang-Undang Ketenagakerjaan dengan cara
membentuk suatu Special Purpose Vehicle (SPV) dengan mendirikan suatu perusahaan
untuk dijadikan suatu Holding Company sebagai pemegang saham dari perusahaan yang
dijadikan Subsidiary Company dan pada dasarnya perusahaan – yang dijadikan
Subsidiary Company – itulah yang merupakan perusahaan target, yang mana pada
nantinya secara “di atas kertas” saham dari SPV tersebutlah yang akan diakuisisi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai siapa yang dimaksud
dengan tenaga kerja dan pengusaha sehubungan dengan eksistensi dari Holding
Company dan Subsidiary Company di dalam suatu kelompok (grup) usaha serta
bagaimana pertanggungjawaban ketenagakerjaan dari Holding Company terhadap
tenaga kerja dari Subsidiary Company-nya, khususnya dalam hal dilaksanakannya suatu
transaksi akuisisi yang mempergunakan skema sebagaimana disebutkan di atas. Jenis
penelitian ini adalah Yuridis Normatif yang bersifat deskriptif analitis, yaitu penelitian
hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka dengan menjalankan
tahapan penelitian, yaitu penelitian kepustakaan dan/atau didampingi dengan penelitian
lapangan. Pada kesimpulannya, penelitian ini menemukan bahwa meskipun terpisah
sebagai badan hukum yang berbeda dan terdapat pembatasan pertanggungjawaban
hukum di antara Holding Company dan Subsidiary Company, namun di dalam hal
pertanggungjawaban ketenagakerajan, terdapat pandangan akan adanya satu kesatuan
sosial dan ekonomi di antara Holding Company dan Subsidiary Company, dimana
pembentukan suatu Holding Company maupun Subsidiary Company tidak lah dapat
dilaksanakan guna mengesampingkan maupun mencurangi perlindungan hak dan
kepentingan hukum para tenaga kerja, sehingga dalam hal ini Holding Company tetap
memiliki pertanggungjawaban ketenagakerjaan terhadap tenaga kerja Subsidiary
Company-nya.

ABSTRACT
This thesis discusses the company liability and labor protection in connection
with the implemenation of the acquisition that uses a scheme as an attempt to evade the
provisions of Article 126 paragraph ( 1 ) Limited Liability Company Law and Article
163 of the Labor Law by forming a Special Purpose Vehicle ( SPV ) by setting up a
company to be used as a Holding Company as a shareholder of the company that to be
used as a Subsidiary Company and basically the company - that to be used as the
Subsidiary Company - is the target company, which in later "on paper" shares of the
SPV is exactly what will be acquired. The purpose of this study is to analyze as to who
is a employee and employers in relation to the existence of the Holding Company and
Subsidiary Company in a group company as well as how the labor liability of the
Holding Company to the employee of its Subsidiary Company, particularly in terms of
the implementation of the acquisition trasaction that uses the scheme as mentioned
above. This research is a Juridical Normative that a tend of descriptive analytical, i.e.
the legal research that is carried by researching the material literature by running the
stages of research, the research literature and/or assisted with field research . In
conclusion , this study found that although as a separate legal entity and there are an
limited liability of the Holding Company and Subsidiary Company, but in terms of labor
liability, there is a perspective that there is a social and economic unity between the
Holding Company and Subsidiary Company, the formation of a Holding Company and
Subsidiary Company was not able to be implemented in order to rule out or rigging the
legal protection of the rights and interests of the employees, so in this case the Holding
Company retains the labor liability for its Subsidiary Company’s employee."
Salemba: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jacinta Azalea Hapsari
"Skripsi ini mencoba mengkaji dan membahas mengenai pertanggungjawaban yang dapat dibebankan kepada Kurator secara pribadi apabila terdapat kesalahan dalam tugasnya melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit sebagaimana diatur dalam Pasal 72 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Hal tersebut dibahas dengan melihat teori-teori kesalahan yang digunakan sebagai hukum positif di Indonesia, seperti dalam hukum pidana, karena UU No. 37 Tahun 2004 tidak memberikan penjelasan dan pengaturan lebih lanjut mengenai pertanggungjawaban atas kesalahan yang dilakukan Kurator dalam menjalankan tugas pengurusan dan pemberesan harta pailit. Dalam skripsi ini juga akan dibahas mengenai posisi Direksi dalam suatu Perseroan Terbatas yang telah dinyatakan pailit, sebagai organ yang menjalankan pengurusan Perseroan Terbatas pada umumnya. Kemudian dalam skripsi ini akan menganalisis putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya agar lebih relevan.

This thesis tries to examine and discuss about the responsibility that can be charged to the Bankruptcy Trustee rsquo s own asset if there is a mistake in his duty to arrangement and ordering the bankrupt property as regulated in Article 72 of Law no. 37 Year 2004 concerning Bankruptcy and Postponement of Obligation of Debt Payment. This is discussed by looking at the theories of error that are used as positive law in Indonesia, as in criminal law, because of Law no. 37 of 2004 does not provide further explanation and regulation regarding the accountability for the mistakes made by the Bankruptcy Trustee in carrying out the task of managing and securing the bankruptcy property. In this thesis will also be discussed about the position of the Board of Directors in a Limited Liability Company that has been declared bankrupt, as an organ that runs the management of Limited Liability Company in general. Then in this thesis will analyze the decision of Commercial Court in Surabaya District Court to be more relevant.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora R. Tjandrakusuma
"Perseroan merupakan salah satu bentuk badan usaha, yang dibentuk untuk melakukan usaha semata-mata guna mencari keuntungan yang nantinya akan dibagikan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham yang telah sebelumnya menyisihkan sebagian harta mereka, untuk menjadi harta milik perseroan. Sebagai badan hukum, perseroan mempunyai hak dan kewajiban dalam masyarakat, dan dalam hal perseroan tidak melaksanakan tanggung jawabnya seusai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang berhubungan dengan lingkungan hidup, masyarakat dan lingkungan sekitarnya maka akan terjadi benturan-benturan kepentingan dengan para pemangku kepentingan perseroan seperti pemerintah, komunitas sekitar, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat luas, dan terjadinya masalah sosial dan kerusakan lingkungan hidup, yang pada gilirannya menimbulkan berbagai masalah bagi pemerintah, masyarakat, lingkungan dan yang pasti bagi perseroan itu sendiri. Sebenarnya tidak ada perseroan yang dapat mempunyai usaha yang berkesinambungan ditengah-tengah masyarakat yang miskin, serta lingkungan hidup yang rusak, karena perseroan hanya dapat berkembang dengan baik dan memperoleh keuntungan yang memadai apabila masyarakat di mana perseroan itu berada juga berkembang, dan untuk berkembangnya masyarakat diperlukan adanya lingkungan hidup dan keadaan ekonomi yang baik dan berkembang. Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengatur mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam pasal 74, yang mengatur bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, merupakan peraturan pertama didunia yang mewajibkan tanggung jawab sosial dan lingkungan, yang mungkin dimaksudkan oleh pembentuk undang-undang sebagai kepatuhan terhadap peraturan peraturan perundangan-undangan yang ada. Pengertian tanggung jawab sosial yang dimengerti di negara lain adalah melakukan hal yang baik bagi masyarakat melebihi kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat. Penulis membahas "Creating Shared Value" suatu konsep yang berbeda dengan tanggung jawab sosial perseroan atau "Corporate Social Responsibility" dan pelaksanaannya oleh PT Nestlé Indonesia.

A limited liability company is one of the forms of business entities, established solely to make profit which will be paid as dividend to its shareholders who have put aside part of their assets to become the asset of the formed limited liability company. As a legal body, a limited liability company has its rights and obligation in the society, and in the event that a limited liability company does not perform its responsibility in line with the prevailing laws and regulations relating to the environment, society and surrounding communities, conflicts of interest will occur with its stakeholders such as the government, surrounding community, non government organizations and the society at large. The occurrence of social problem and environmental destruction will cause problems to the government, society, community and for sure to the limited liability company itself. In fact, no limited liability company can have a sustained business in a poor society and damaged environment, since a limited liability company can only develop and gain sufficient profit if the society in which it exists has also developed well, and for the society to develop well it requires sustained environmental and good economic conditions. Law number 40 year 2007 on Limited Liability Company has introduced the concept of social and environmental responsibilities in its article 74, which stipulates that any limited liability company having its business undertakings in and/or relating to natural resources, is obliged to implement social and environmental responsibilities. This is the first law in the world that obliges social and environmental responsibilities, which might be intended by the law makers for limited liability companies to be in compliance with the prevailing laws and regulations. The understanding of corporate social responsibility as understood in other country is to do good for the society relating to the environment, economic and social aspects beyond compliance to prevailing regulations. The writer discusses "Creating Shared Value" a concept which is different from the "Corporate Social Responsibility" and its implementation by PT Nestlé Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T30020
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>