Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nia Kurniasih
"Kejadian abortus di Indonesia paling tinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 2 juta dari 4,2 juta kasus. Abortus juga merupakan penyebab ke 4 tertinggi dari kematian ibu. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus pada pekerja wanita di Perusahaan Garmen PT X Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat tahun 2013. Penelitian ini penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional, menggunakan data primer. Populasi penelitian adalah semua penderita abortus, jumlah sampel 98 dimana semua populasi dijadikan sampel. Analisis hubungan menggunakan uji chi square dengan CI 95% dan α = 0,05. Hasil menunjukan ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian abortus (7,500; 0,946-59,438). Sedangkan umur, paritas, jenis pekerjaan dan aktifitas kerja tidak berhubungan dengan kejadian abortus.

The incidence of abortion in Indonesia is the highest in South East Asia, which is two million from 4.2 million cases all over South East Asia. Abortion is also the fourth highest cause of maternal mortality. This research purposes to determine the factors associated with the incidence of abortion on women workers in the garment company named PT X Sumedang regency of West Java province in 2013. This quantitative research study with cross - sectional research design is using primary data. The study population was all patients with abortion, with the number of sample were 98, where all the population sampled. Analysis of the relationship using the chi square test with 95% CI and α=0.05. Results showed there was association between the incidence of abortion with pregnancy distance (7.500; 0.946 to 59.438). While age, parity, type of work and physical work activities not related to the incidence of abortion."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Wahyuni
"Abortus merupakan pengakhiran kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu untuk bertahan hidup di luar rahim (kehamilan kurang dari 22 minggu). Abortus merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Pendekatan etiologi merupakan cara terbaik dalam upaya menurunkan mortalitas dan morbiditas akibat abortus yang kejadiannya dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian abortus di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat tahun 2011. Sampel kasus sebesar 40 ibu abortus sedangkan kontrol sebesar 40 ibu yang sudah melahirkan aterm yang diambil berdasarkan dengan matching umur kemudian mengukur besarnya risiko pada kedua kelompok tersebut. Dengan demikian keseluruhan sampel berjumlah 80 orang. Desain penelitian menggunakan ?studi kasus kontrol?.
Hasil analisis menunjukkan bahwa umur ibu (p value 0,0l8), pekerjaan (p value 0,025), Riwayat abortus (p value 0,043), perilaku merokok (p value 0,002), Indeks Massa Tubuh/IMT (p value 0,001) dan asupan nutrisi/pola makan (p value 0,054) merupakan faktor risiko dan mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian abortus.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar petugas kesehatan khususnya bidan untuk dapat meningkatkan pelaksanaaan ANC (ante natal care) dan deteksi dini risiko pada kehamilan trimester I untuk mengetahui kelainan-kelainan yang timbul akibat kehamilan tersebut.

Abortion is defined as the termination of pregnancy by the removal or expulsion from the uterus of a fetus prior to viability outside the womb (less than 22 weeks gestation). Abortus is one of the causes of maternal death. Aetiological approach is the best way in order to reduce mortality and morbidity due to the incidence of abortion that influenced by several risk factors.
This study aims to determine risk factors associated with the incidence of abortion in the working area of Sungai Kakap clinic sub-district, Kakap Kubu Raya regency of West Kalimantan in 2011. The case sample is 40 mothers, and control is given to 40 mothers who had given aterm birth, and taken in accordance with matching age, and then measured the magnitude of risk in both groups. Thus the overall sample is 80 people. The study design is used the "Case Control Study".
The result of analysis showed that maternal age (p value 0.0l8), employment (p value 0.025), history of abortion (p value 0.043), smoking (p value 0.002), body mass index / BMI (p value 0.00l) and nutrient intake / diet (p value 0.054) were the risk factors and have a significant relationship to the incidence of abortion.
From these results, it is recommended that health workers, especially midwives to improve the practice of ANC (ante natal care) and the early detection of risk in the first trimester of pregnancy to know abnormalities that maybe appear from the pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wahyu Mulyana
"Latar Belakang : Masalah kesehatan reproduksi di industri padat karya pabrik sepatu dengan sebagian besar pekerja wanita ada bermacam-macam salah satunya adalah abortus, faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus mencakup faktor ibu dan lingkungan sehingga diperlukan identifikasi faktor-taktor risiko abortus untuk upaya pencegahannya.
Metode : Penelitian ini menggunakan disain penelitian cross-sectional di PT."Y" sebuah perusahaan pembuat sepatu. Subyek penelitian adalah pekerja wanita yang pernah hamil. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, pengamatan faktor ergonomi pada bulan Mei 2005 sampai Agustus 2005 dan pengukuran lingkungan pada Maret 2004.
Hasil : Subyek penelitian berjumlah 274 pekerja wanita yang pernah hamil dan 24 diantaranya mengalami abortus (prevalensi abortus 8,8%) . Faktor resiko yang berhubungan dengan abortus adalah lama menikah sampai kehamilan pertama dan jenis pekerjaan bukan operator. Lama menikah sampai kehamilan pertama yang lebih dari l tahun mempunyai risiko 0,460 kali dibanding yang kurang dari 1 tahun dengan (DR-0,460 95% Cl : 0,159-1,33), pekerja dengan pekerjaan bukan operator mempunyai risiko 3,56 kali pekerja sebagai operator dengan (OR =3,56 95% CI I,452-8,76). Faktor lain seperti siklus menstruasi, menarc, pajanan kimia dan faktor ergonomi tidak berhubungan dengan kejadian abortus.
Kesimpulan : Jenis pekerjaan bukan operator dan kehamilan yang terjadi lebih dari setahun setelah menikah berhubungan dengan kejadian abortus. Direkomendasikan untuk menetapkan kebijakan pekerja wanita yang hamil secara administratif untuk menghindarkannya dari risiko terjadinya abortus.

Background : One of reproduction health problem in labor shoes factory with most workers of woman is abortion, factors related to abortion incident is mother factors and environment that needed to related factors identification for preventive effort of women workers.
Method : The research design was cross-sectional at P'1'."Y" a company of shoes industry. Subject were women worker who have pregnant in 2004 - 2005. Observation of ergonomic factor with job analysis, interview subject and measurement chemical exposure were conducted in May 2005 - August 2005.
Result : Subject of this survey were 274 employee and 24 of them have suffered from abortion (prevalence of abortion as 8.8%). The related factors that affected the occurrence of abortion were non operator work type (OR =3,56 95% CI 1,452-8,76) and workers that pregnant more than one year after married (OR=0,460 95% CI : 0,159-1,33). The others factor such as menstrual cycle, monarch, chemical exposure and ergonomic factors were not correlate to abortion.
Conclusion : Non operator work type and pregnancy that happened more than one year after married related to occurrence of abortion. It is recommended to specify policy to pregnant women workers administratively to obviate her from related factor of abortion.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mulyati
"Di Indonesia proporsi kejadian abortus spontan adalah sebesar 17,75% (Profil Kesehatan , 2000) . Angka terbesar terjadi di Riau yakni 35,96% dan angka terendah di Papua yakni 7,72%. Menurut Affandi (2000) kejadian abortus di Indonesia diperkirakan 2,3 juta per tahun. Sebanyak 600.000 kasus diperkirakan disebabkan oleh kegagalan penggunaan kontrasepsi, sebanyak 720.000 kasus disebabkan oleh masalah ekonomi, dan sebanyak 1.000.000 kasus abortus spontan. Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus spontan, salah satunya adalah infeksi saluran reproduksi.
Telah dilakukan penelitian tentang Hubungan Riwayat Infeksi Saluran Reproduksi serta variable independen lain dengan Kejadian Abortus Spontan di lima Rumah Sakit di Wilayah DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan riwayat infeksi saluran reproduksi dengan kejadian abortus spontan.
Disain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dengan melibatkan 381 orang responden yang terbagi dalam 127 orang kelompok kasus dan 254 orang kelompok kontrol. Analisis data meliputi bivariat, dan multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T4603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Permana
"Aborsi merupakan salah satu penyebab penting kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari determinan sikap permisif terhadap aborsi dikalangan remaja tidak kawin usia 15 -24 tahun di Indonesia. Data penelitian ini adalah SKRRI 2007. Variabel terikat adalah sikap terhadap aborsi ( permisif , tidak permisif ). Variabel bebasnya terbagi dalam tiga komponen, yakni kognitif ( pemahaman tentang kesehatan reproduksi, peran orang tua, peran sekolah dan peran lingkungan jauh sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi ), afektif ( tempat tinggal, pengalaman berpacaran ,kepemilikan pacar, gaya pacaran, perilaku seksual dan kepemilikan teman yang pernah aborsi ) dan konatif ( umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan ). Analisis data dilakukan dengan tabulasi silang antara karakteristik latar belakang dan sikap terhadap aborsi. Analisis determinan sikap terhadap aborsi menggunakan regresi logistik binner.
Hasil analisis menunjukkan persentase remaja tidak kawin usia 15 -24 tahun yang permisif terhadap aborsi lebih tinggi pada yang tidak memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi, tidak mendapatkan peran orang tua, sekolah dan lingkungan jauh sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi, bertempat tinggal di pedesaan, tidak memiliki pengalaman berpacaran, sedang memiliki pacar, melakukan sesuatu saat berpacaran, pernah berhubungan seks, memiliki teman berperilaku aborsi, berada pada kelompok umur 20-24 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan tingkat pendidikan SLTA+. Faktor-faktor yang signifikan secara statistik mempengaruhi sikap permisif terhadap aborsi adalah faktor kognitif ( pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan peran lingkungan jauh sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi ), faktor afektif ( daerah tempat tinggal, gaya pacaran, perilaku seksual dan kepemilikan teman berperilaku aborsi ), faktor konatif ( usia dan tingkat pendidikan ).

Abortion is an important cause of maternal mortality. This study aims to investigate the determinants of attitude toward abortion among unmarried adolescents age 15 -24 years in Indonesia. The data used come from the result of SKRRI 2007. The dependent variable is the attitude toward abortion ( permissive , or not permissive ). The independent variable are cognitif factors ( understanding of reproductive health, the parents role, school role and environment role as sources of information about reproductive health ), affective factors ( area of residence, dating experiences, ownership of girlfriend, style of courtship, sexual behavior and possession of a friend who had an abortion ), conative factors ( age, gender and level of education). The data was analyzed use the cross tabulation between the background characteristics and the attitudes toward abortion. The analysis of the determinants of attitudes towards abortion was done by employ the binary logistic regression.
The result of study show the percentage of those who are permissive toward abortion was higher among the adolescents aged 15-24 years who have no understanding of reproductive health, not get the role of parents, schools and the environment as a source of reproductive health information, residing in rural areas, have no dating experiences, have a girlfriend, do something when dating, had sex experiences, have friends behave abortion, are in the age group 20-24 years, male sex and level of education are above senior secondary.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29671
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Affan Solihin
"Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penggunaan misoprostol 600 mcg dosis tunggal per oral untuk evakuasi sisa konsepsi pada abortus inkomplit.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode Quasi Eksperimental dengan one group pretest-posttest design. Populasi pada penelitian adalah semua wanita yang terdiagnosa abortus inkomplit pada usia kehamilan < 12 minggu di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan Rs Jejaring pada bulan Juni 2018 sampai dengan Juni 2019 dengan jumlah subjek 31 orang, dan pengambilan sampel secara konsekutif. Evaluasi efektivitas terlihat setelah 7 hari dosis tunggal 600 mcg misoprostol dengan mengukur <15 mm ketebalan endometrium pada USG transvaginal
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas penggunaan misoprostol 600 mcg dosis tunggal per oral pada subjek penelitian adalah sebesar 93,55%, yaitu sebanyak 29 dari total 31 subjek. Efek samping yang dialami subjek setelah diberikan misoprostol adalah perdarahan yang jumlahnya kurang dari hingga sama dengan menstruasi (71,0% dan 9,0%), diare (6,5%), dan menggigil (67,7%), serta tidak ditemukan efek samping muntah. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji T berpasangan pada saat sebelum dan 24 jam sesudah pemberian misoprostol, didapatkan adanya perbedaan bermakna antara ketebalan endometrium (nilai p < 0,001).
Kesimpulan: efektifitas misoprostol dosis tunggal 600 mcg per oral untuk evakuasi sisa konsepsi akibat abortus inkomplit pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu adalah sebesar 93,55%. Efek samping yang ditemukan adalah perdarahan, diare, dan menggigil. Efek samping dari muntah tidak ditemukan pada penelitian ini. Terdapat juga perbedaan signifikan antara ketebalan endometrium sebelum dan 24 jam setelah pemberian misoprostol.

Objective This study is aimed to find out the effectiveness of oral 600 mcg single dose misoprostol for the evacuation of conception remnant in cases of incomplete abortion.
Method This research is done by quasi experimental method with one group pretest-posttest design. The population of the study is all women who were diagnosed with incomplete abortion in less than 12 weeks of gestation in Cipto Mangunkusumo National general Hospital and affiliations hospital from June 2018 to June 2019. Women who met the study criteria, were treated with oral misoprostol 600 mcg single dose and then undergo conception evacuation evaluation and side effects evaluation. Effectiveness evaluation was seen after 7 days of single dose 600 mcg of misoprostol by measuring <15 mm endometrial thickness on transvaginal ultrasound.
Results the effectiveness of using single dose oral misoprostol 600 mcg in the study subjects was 93.55%, which was 29 out of a total of 31 subjects. The side effects experienced after being given misoprostol were bleeding with less than the same amount as menstruation (71.0% and 9.0%), diarrhea (6.5%), and shivering (67.7%), and not found side effects of vomiting. Based on data analysis using paired T test before and 24 hours after administration of misoprostol, there was a significant difference between endometrial thickness (p value <0.001).
Conclusion The effectiveness of oral 600 mcg single dose misoprostol for the evacuation of incomplete abortion conception tissue in less than 12 wga is 93,55%. The side effects found were bleeding, diarrhea, and shivering found in this research.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erik A. Rahman
"Latar belakang: Setiap tahunnya sekitar 13 78.000 dari kematian ibu terjadi akibat tindakan aborsi yang tidak aman. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN memprediksikan dari 2.5 juta kasus aborsi per tahun, 1.5 juta diantaranya dilakukan oleh remaja. Masalah kesehatan reproduksi remaja dari tahun ke tahun semakin mengkhawatirkan. Perilaku seksual yang cenderung permisif dan berani disertai keterbatasan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi telah meningkatkan risiko aborsi. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk menilai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap aborsi pada dewasa muda. Desain penelitian berupa deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Sampel yakni perempuan dewasa muda berusia 18-24 tahun, pemilihan sampel berdasarkan metode konsekutif sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel minimal pada penelitian ini adalah 41. Pengetahuan, sikap dan perilaku dinilai dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program stastistik dan disajikan dalam bentuk tabel univariat dan tabel tabulasi silang. Hasil: Pada penelitian ini, total responden adalah 55. Tingkat pengetahuan baik didapatkan pada 28 50.9 responden dan pengetahuan sedang pada 27 49.1 responden. Sikap sedang pada 29 52.7 responden, sikap baik pada 20 36.4 responden dan sikap kurang pada 6 10.9 responden. Perilaku baik didapatkan pada 30 54.5 responden dan perilaku sedang pada 25 45.5 responden. Kesimpulan: Responden pada penelitian ini dominan memiliki tingkat pengetahuan baik, sikap sedang dan perilaku baik terhadap aborsi.

Background Approximately 13 78,000 of maternal deaths every year caused by unsafe abortion. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN predicts 2.5 million abortions per year, 1.5 million of them committed by teenagers. Adolescent reproductive health problems is more alarming year by year. Sexual behavior tends to be permissive and bold with limited knowledge of reproductive health has increased the risk of abortion. Methods The aims of this study was to assess the knowledge, attitudes and practice regarding abortion in young adults. This is a descriptive cross sectional study. Samples were young female aged 18 24 years that taken by consecutive methods and selected by inclusion and exclusion criteria. The minimum sample in this study was 41. The knowledge, attitudes and practice was assessed using questionnaires. The results were analyzed using statistical program and presented in tables and cross tabulation table.Results In this study, a total sample was 55. Twenty eight 50.9 of respondents had a good knowledge and 27 49.1 of respondents had a moderate knowledge. Twenty nine 52.7 of respondents had a moderate attitude, 20 36.4 of respondents had a good attitude and 6 10.9 respondents lack of attitude. Thirty 54.5 of respondents had a good practice and 25 45.5 respondent had a moderate practice. Conclusions Dominantly, respondents in this study had a good level of knowledge and moderate attitude toward abortion. "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadar Sukri
"ABSTRAK
Abortus adalah suatu akhir dari kehamilan sebelum fetus cukup berkembang dan bertahan hidup. Abortus dapat terjadi akibat faktor umur ibu, infeksi, kelainan endokrin, faktor imunologi, keadaan gizi, dan faktor genetik.
Telah dilakukan pemeriksaan kromosom pada jaringan abortus dan diperoleh hasil 4 kasus dengan penambahan jumlah pada kromosom 21 (47 XY + 21) satu kasus ada penambahan pada kelompok D, dan satu kasus lain didapat Triploide pada semua metaphase (69 XXX).
Terjadinya trisomi kromosom adalah akibat dari gagal memisah (non- disjunction), sedangkan pada Triploide disebabkan oleh terjadinya dispermi dan kegagalan memisah kromosom dalam meiosis.
Kemampuan hidup janin pada kelainan kromosom ini adalah sangat kecil sekali. Pada trisomi 21 masih dapat ditemukan pada anak-anak tapi menggambarkan fisik yang khas. Penambahan material autosom (trisomi) lebih dapat ditelorir dari pada pengurangan autosom (monosomi). Konsepsi dengan monosomi autosom biasanya selalu diikuti dengan terjadinya abortus."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Sukyati
"Kematian ibu yang terjadi selama kehamilan sebagian besar disebabkan oleh perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, partus lama/macet dan abortus. Fenomena tersebut mendorong profesi keperawatan untuk terus mengembangkan ilmu sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Laporan ini bertujuan menggambarkan pelaksanaan praktek residensi keperawatan maternitas selama satu tahun meliputi asuhan keperawatan pada masa childbearing normal dan resiko tinggi, bayi baru lahir normal dan resiko tinggi, perempuan yang mengalami masalah reproduksi dan ginekologi ditatanan klinik maupun di komunitas. Residen juga melakukan asuhan keperawatan pada kasus dengan focus of interest yaitu abortus inkomplit dengan mengaplikasikan teori need for help yang dikombinasikan dengan teori unpleasant symtomps. Selain itu, laporan ini juga memaparkan tentang kegiatan pencapaian kompetensi perawat spesialis maternitas melalui penerapan peran sebagai pemberi perawatan, pendidik, konselor, koordinator, komunikator, advokat serta agen perubahan dan peneliti.

Maternal deaths that occur during pregnancy are mostly caused by bleeding, hypertension in pregnancy, infection, old / stuck particles and abortion. This phenomenon encourages the nursing profession to continue to develop knowledge in line with the demands of society to quality health services. This report aims to describe the implementation of a one-year maternity nursing residency practice covering normal and high-risk childbearing nursing care, normal and high-risk newborns, women with reproductive and gynecological problems in clinical and community settings. The resident also performs nursing care in a case with a focus of interest ie an incomplete abortus by applying the need for help theory in combination with the unpleasant symtomps theory. In addition, this report also describes the activities of the achievement of nursing specialist maternity competence through the application of roles as carers, educators, counselors, coordinators, communicators, advocates and agents of change and researchers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Callahan, Daniel
London: Collier-Macmillan, 1970
363.46 CAL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>