Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Syaugi
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa spesifik Annonaceous acetogenin dari hasil isolasi menggunakan kolom terbuka dan isolasi HPLC dan dapat mengidentifikasinya menggunakan alat berupa HPLC dan LCMS. Annonaceous acetogenin merupakan senyawa aktif yang terdapat di dalam daun Annona muricata. Senyawa ini telah diteliti tebukti bersifat antivirus, antibakteri, antitumor, dan antikanker secara spesifik terhadap kanker usus, payudara, paru-paru, pankreas, dan ginjal. Gugus lakton dalam senyawa Acetogenin akan menjadi gugus penting dari percobaan ini karena sifatnya yang terkonjugasi sehingga memungkinkan sinar UV untuk masuk ke dalam gugus tersebut. Percobaan akan dilakukan dengan membuat isolasi senyawa Annonaceous acetogenin yang spesifik menggunakan kolom kromatografi dengan pelarut propanol dan aseton, hasil isolasi menggunakan aseton digunakan sebagai pembanding.
Hasil isolasi dari Kromatografi kolom terbuka di isolasi lagi menggunakan HPLC reversed phase dengan kondisi yang dicocokan dengan jurnal acuan (Yang et al, 2010). Kemudian mengidentifikasi senyawa tersebut menggunakan HPLC untuk mendapatkan waktu retensi dan peak yang dicocokan dengan jurnal acuan (Yang et al, 2010). dan LCMS untuk mendapatkan berat molekul isolat. Dari hasil isolasi dilakukan analisa kuantitatif menggunakan spektroskopi UV-Vis dengan menggunakan panjang gelombang maksimum dari jurnal acuan (Kim et al. 1998), kemudian membuat kurva antara konsentrasi terhadap absorbsitivitas.

The objective of this research is to get a specific compund of Annonaceous acetogenin with isolation using open column chromatography and HPLC isolation and identified it using HPLC and LCMS. Annonaceous acetogenin are bioactive compound which are contained in Annona muricata leaves. This compound has been investigated and proven to act as antivirus, antibancteria, antitumor, and anticancer specifically to colon, breast, lung, pancreatic, and kidney breast. Lactone in Annonaceous acetogenin is an important group because its conjugated property toward UV light and Kedde Reagent. This research will began with an isolation from Annonaceous acetogenin with open column chromatography using propanol and aseton as eluent.
The results from open column chromatography is isolated again using HPLC Reversed phase with the condition matched with references (Yang et al. 2010). Then the isolate is identified using HPLC and LCMS to get the retention time and its molecular weight. After isolation and identification, we use the isolate to determine the quantitative analysis using maximum lengthwave from reference (Kim et al. 1998), then make the concentration versus absorbtivity curve.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvester Widyo W.
"Acetogenin Annonaceous adalah senyawa bioaktif hadir dalam daun Annona muricata. Dalam penelitian ini, isolasi senyawa asetogenin dilakukan dengan menggunakan tiga-fase kromatografi kolom terbuka pada ekstrak daun sirsak, fraksi F005. Melalui isolasi kromatografi kolom terbuka, senyawa asetogenin dalam fraksi dapat dipisahkan sehingga dapat digunakan sebagai senyawa standar murni untuk analisis kuantitatif. Kedde reagen ditambahkan, yang bereaksi terhadap kelompok lakton asetogenin, untuk memilih fraksi yang kaya akan senyawa asetogenin. Fraksi yang mengandung asetogenin hasil isolasi kolom terbuka dianalisis secara kualitatif dengan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Pengamatan dengan HPLC menunjukkan bahwa fraksi F005, isolat dari tahap kedua dan ketiga isolasi, yang dipilih oleh reagen Kedde, terbukti mengandung senyawa asetogenin sebagai berikut: bullatacin, squamocin, squamostatin-A, dan squamostatin-D. Hasil analisis kualitatif FTIR memperkuat keberadaan senyawa asetogenin dengan puncak serapan pada bilangan gelombang 1.750 cm-1, yang merupakan puncak serapan untuk kelompok lakton asetogenin. Isolasi dengan kolom HPLC menghasilkan bullatacin yang dapat digunakan sebagai senyawa standar untuk analisis kuantitatif senyawa asetogenin lain yang terkandung dalam fraksi daun sirsak.

Annonaceous acetogenin are bioactive compounds present in the leaves of Annona muricata. In this study, the isolation of compounds asetogenin performed using three-phase open column chromatography on soursop leaf extract, fractions F005. Through a simple open-column chromatography isolation, acetogenin compounds in these fractions can be separated so that it can be used as a pure standard compounds for quantitative analysis. Kedde reagent is added to select the content-rich fraction acetogenin compounds, which react to the acetogenin lactone group. Fractions containing isolate of acetogenin were analyzed qualitatively using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Observations by HPLC showed that the fraction of F005, the isolates from second and third stages of isolation, which are selected by Kedde, shown to contain asetogenin compounds as follows: bullatacin, squamocin, squamostatin-A, and squamostatin-D. FTIR results reinforce the existence of acetogenin compound with the absorption peak at the wave number 1750 cm-1, which is the absorption peak for the acetogenin lactone group. Isolation with HPLC columns produced bullatacin that can be used as a standard compound for quantitative analysis of other acetogenin compounds contained in the fraction of soursop leaves."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Kaylyn Averil
"Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang memiliki dua subtipe, yaitu DMT1 dan DMT2. Salah satu tata laksana farmakologi terbaru untuk DMT2 adalah inhibitor SGLT2 yang bekerja dengan menghambat protein SGLT2. Saat ini, penelitian-penelitian dilakukan untuk menemukan senyawa baru yang dapat bertindak sebagai inhibitor SGLT2 dari bahan alam, tetapi masih memiliki beberapa kekurangan. Daun sirsak (Annona muricata L) telah diidentifikasi mengandung berbagai senyawa bioaktif yang memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah, terutama acetogenin. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi senyawa acetogenin pada daun sirsak sebagai alternatif inhibitor SGLT2.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional secara in silico dengan perangkat lunak DataWarrior untuk memprediksi nilai IC50 dan Molegro Virtual Docker untuk molecular docking.
Hasil
Seluruh senyawa acetogenin daun sirsak termasuk ke dalam kriteria “good activity” berdasarkan hasil prediksi nilai IC50. Tiga senyawa dengan nilai IC50 yang paling rendah adalah annohexocin (8.929 μM), murihexocin (8.71 μM), dan montanacin D (8.977 μM). Montanacin D memiliki rerank score paling negatif pada molecular docking antara protein 7VSI dengan senyawa terpilih (-147.99), sedangkan montanacin D memiliki rerank score paling tidak negatif pada molecular docking menggunakan protein 7WMV (-34.7753).
Kesimpulan
Seluruh senyawa acetogenin daun sirsak memiliki aktivitas penghambatan yang kuat terhadap SGLT2. Berdasarkan molecular docking, senyawa acetogenin daun sirsak berpotensi untuk menjadi alternatif inhibitor SGLT2 dengan montanacin D sebagai senyawa dengan potensi terbaik karena dapat berinteraksi dengan kuat pada situs aktif protein SGLT2 yang ditunjukkan dengan rerank score yang rendah.

Introduction
Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by increased blood glucose levels that have two subtypes, namely DMT1 and DMT2. One of the latest pharmacological treatments for DMT2 is the SGLT2 inhibitor which works by inhibiting the SGLT2 protein. Currently, studies are being conducted to find new compounds that can act as SGLT2 inhibitors from natural ingredients, but still have some shortcomings. Soursop leaves (Annona muricata L) have been identified as containing various bioactive compounds that have the ability to lower blood glucose levels, especially acetogenin. Therefore, this study was conducted to determine the potential of acetogenin compounds in soursop leaves as an alternative SGLT2 inhibitor.
Method
This study used an in silico observational analytical research method with DataWarrior software to predict IC50 values and Molegro Virtual Docker for molecular docking. Results
All acetogenin compounds of soursop leaves are included in the criteria of “good activity” based on the results of the predicted IC50 values. The three compounds with the lowest IC50 values are annohexocin (8.929 μM), murihexocin (8.71 μM), and montanacin D (8.977 μM). Montanacin D has the most negative rerank score in molecular docking between 7VSI protein and selected compounds (-147.99), while montanacin D has the least negative rerank score in molecular docking using 7WMV protein (-34.7753). Conclusion
All acetogenin compounds of soursop leaves have strong inhibitory activity against SGLT2. Based on molecular docking, acetogenin compounds of soursop leaves have the potential to be an alternative SGLT2 inhibitor with montanacin D as the compound with the best potential because it can interact strongly at the active site of SGLT2 protein as indicated by a low rerank score.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shufi Ramadiani Swari
"Senyawa bioaktif Annonaceous acetogenin yang berasal dari tanaman sirsak (Annona muricata) ditemukan memiliki sifat sitotoksik dan antitumor secara spesifik terhadap beberapa jenis kanker, di antaranya adalah kanker usus, payudara, paru-paru, pankreas, dan ginjal. Acetogenin yang diperoleh dari proses ekstraksi daun sirsak, kemudian dianalisis secara kualitatif (TLC, BST, FTIR) dan kuantitatif (Spektrofotometri UV-Vis). Hasil ekstraksi terbagi menjadi lima fraksi yang diberi nama F001, F002, F003, F0004, F005, dan diduga bahwa F005 mengandung acetogenin. F005 kemudian diisolasi dan terpisah ke dalam 13 bagian dengan bagian 6-9 mengandung acetogenin.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung kandungan gugus lakton acetogenin, menggunakan senyawa standar andrographolida. Penggunaan andrographolida sebagai senyawa standar dikarenakan senyawa murni acetogenin sulit didapat, dan andrographolida memiliki gugus lakton yang hampir sama dengan acetogenin, selain itu pada daun sirsak hanya acetogenin yang memiliki gugus lakton sehingga penentuan berdasarkan gugus lakton dapat dilakukan.
Berdasarkan analisis kualitatif, hasil ekstraksi dan isolasi positif mengandung senyawa aktif acetogenin dan dari hasil analisis kualitatif diketahui F005 mengandung acetogenin paling banyak dibandingkan dengan hasil isolasi. Besarnya kandungan acetogenin pada F005 adalah 14.2% sedangkan untuk hasil isolasi berkisar antara 7% - 12%.

Bioactive substance annonaceous acetogenin which is originated/derived from soursop plant (Annona muricata) has been found to posses specific cytotoxic and anti-tumor properties to several cancers including colon, pancreatic, lung, and breast cancers. The acatogenin extracted from sousop leaves was analyzed qualitatively using TLC, BST, FTIR and quantititavely using UV-Vis spectrophotometry. The extracts were divided into 5 (five) fractions and F005 fraction was found to contain acetogenin. The F005 was isolated, producing 13 bottles in which bottles 6 to 9 contained acetogenin.
Quantitaive analysis was performed by measuring acetogenin lactone group using standard andrographolida compound. The use of this standard compound was due to the difficulty in finding pure acetogenin compound, and by the fact that andrographolida compound have similar lactone group with that of acetogenin, In addition, in soursop leaves there was only acetogenin which had lactone group so that the determination based on lacton group could be carried out.
On the basis of qualitative analysis, the result of extraction and isolation were positively confirmed to contain the active acetogenin ingredient, while the quantitative analysis showed that F005 produced more acetogenin than the isolation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43095
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Maulana
"ABSTRAK
Senyawa Annonaceous acetogenin (asetogenin) dari daun sirsak telah terbukti memiliki sifat antikanker. Gugus asetogenin terdiri dari berbagai senyawa, salah satunya adalah Annonacin yang banyak terdapat di bagian daun tanaman sirsak. Adapun tujuan dari isolasi ini adalah untuk mendapatkan senyawa annonacin yang dapat digunakan sebagai standar untuk penelitian lebih lanjut. Isolasi annonacin terdiri dari tiga tahap yaitu maserasi, fraksinasi, dan isolasi. Pelarut yang digunakan antara lain etanol, etil asetat, heksana, kloroform, dan air. Hasil isolasi tersebut diuji dengan menggunakan kedde reagent untuk mengetahui ada atau tidaknya gugus lakton serta jumlah konsentrasi lakton yang dikandung. Hasil uji reagen kedde menunjukkan adanya gugus lakton dengan perubahan warna menjadi pink-ungu. Jumlah konsentrasi lakton terkandung dari F4.4 241,86 mg/gr. Sitotoksisitas annonacin diuji menggunakan metode Brine Shrimp Test dengan menghitung LC50. Didapat nilai LC50 sebesar 1,04 ppm. Analisis kualitatif hasil isolasi dilakukan menggunakan HPLC dan LC-MS menghasilkan terdapat senyawa annonacin dari F4.4 dengan berat molekul 597,23.

ABSTRACT
Compounds of Annonaceous acetogenin (asetogenin) from soursop leaf has been shown to have anticancer properties. Asetogenin group consists of a variety of compounds, one of which is that many Annonacin located on the leaves of the soursop plants. The purpose of isolation is to get annonacin compounds that can be used as a standard for further research. Isolation of annonacin consists of three phases, namely maceration, fractionation, and isolation. Solvents used include ethanol, ethyl acetate, hexane, chloroform, and water. isolation results were tested using kedde reagent to determine the presence or absence of the lactone group and the number concentration of lactones contained. Kedde reagent test results indicate the presence of the lactone group to change into a pink-purple color. Total concentrations of F4.4 lactone contained 241.86 mg / g. Annonacin cytotoxicity was tested using Brine Shrimp Test method by calculating the LC50. Obtained LC50 values of 1.04 ppm. Qualitative analysis of the results was performed using HPLC isolation and LC-MS produces compounds contained annonacin F4.4 with a molecular weight of 597.23.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munna Chamad A.
"Senyawa bioaktif asetogenin yang diekstrak dari daun sirsak. Annona muricataL memiliki potensi sebagai obat antikanker. Untuk memaksimalkan potensinya dibutuhkan sistem pelepasan terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sistem pengantar asetogenin berbasis mikrosfer kitosan tersalut alginat. Mikrosfer yang dihasilkan diharapkan memberikan profil pelepasan terkendali asetogenin pada berbagai kondisi pH fluida sintetik pencernaan memiliki persentase efisiensi dan pemuatan asetogenin yang tinggi. Pemilihan metode preparasi penautan silang dengan tripolifosfat untuk menjerat obat dan metode gelasi ionotropik dengan alginat untuk mencegah peluruhan mikrosfer pada lambung. Mikrosfer kitosan tersalut alginat ini dievaluasi berdasarkan kandungan lakton pada asetogenin yang terlepas terhadap waktu. Pembuatan mikrosfer ini menggunakan metode preparasi taut silang dan gelasi ionotropik memiliki rilis yang tinggi pada kondisi asam dan rilis yang rendah pada kondisi basa. Pemuatan obat di dalam mikrosfer kitosan tersalut alginat didapatkan sebesar 3 34 dengan efisiensi enkapsulasi didapatkan sebesar 86 74.

Acetogenin as bioactive compound that are extracted from soursop leaves. Annona muricata L has potential as an anticancer drug. There is a need of a safe delivery of acetogenins for oral administration through controlled release system. This study aims to produce acetogenin delivery system based chitosan microsphere coated with alginate. The resulting microsphere are expected to provide controlled release profile acetogenin on various synthetic gastrointestinal fluids at different pH. Crosslinking method by tripolyphospate impacts of acetogenin loading and ionotropic gelation method impacts to avoid release in acid pH digestive system and compatible in residence time of each digestive organ. Chitosan microsphere coated with alginate will be evaluated by its drug loading and release profile. This microsphere by crosslinking agent method and ionotropic gelation method has a high release in acidic and low release in alkaline conditions. Chitosan microsphere coated with alginate also able to load 3 34 of drug and have 86 74 as value of encapsulation efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Ruslina Yanita Dewi
"Sistem pengantaran obat merupakan hal yang harus terus dikembangkan dalam upaya mengatasi penyakit kanker dan untuk membuat obat yang lebih aman untuk tubuh. Asetogenin merupakan salah satu senyawa bioaktif yang terbukti dapat mengobati penyakit kanker. Kitosan merupakan salah satu polimer alam yang memiliki sifat biodegradabel dan biokompatibilitas yang baik serta dapat membentuk polikation sehingga dapat digunakan sebagai mikrosfer penyalut obat. Sedangkan etil selulosa merupakan polimer alami yang memiliki sifat biokompatibilitas yang baik dan tahan terhadap pH asam lambung sehingga dapat melindungi obat dan mikrosfer agar lepas pada sasarannya. Preparasi mikrosfer dilakukan dengan metode emulsi taut silang dengan menggunakan emulsifier span 80 dan agen penaut silang tripolifosfat (TPP) dengan variasi perbandingan kitosan dan etil selulosa. Dari hasil pengamatan profil pelepasan obat diketahui bahwa etil selulosa dapat menghambat laju pelepasan asetogenin dan preparasi dengan menggunakan rasio kitosan dengan etil selulosa sebanyak 2:5 lebih efektif dan stabil dalam pelepasan obat maupun emulsinya.

Drug delivery system is developed in order to overcome cancer and also to make drugs safer for the body. Acetogenin is one of the bioactive compounds that is proven to treat cancer. Chitosan is a natural polymer that has biodegradability and biocompatibility properties and can make polycation that can be used as drug coating microspheres. While ethyl cellulose is a natural polymer which has good biocompatibility and resistant to pH of gastric acid so that can protect the drug and microsphere to release in its target. Preparation of microsphere is made by emulsion crosslinking method using span 80 as emulsifier and tripolifosfat (TPP) as crosslinking agent with ratio of chitosan and ethyl cellulose variation. From the observation of release profile is known that erhyl cellulose can retard release rate of acetogenin and preparation using ratio of chitosan and ethyl cellulose of 2:5 is a more effective and stable in the release and emulsion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufti Rahadian Chemi
"Asetogenin telah diketahui memiliki sifat sitotoksisitas dan dapat digunakan sebagai senyawa anti kanker yang jauh lebih baik dibandingkan senyawa kemoterapi konvensional. Pemilihan metode preparasi emulsi taut dengan lesitin sebagai surfaktan utama adalah untuk dapat meningkatkan kelarutan fraksi asetogenin dalam kitosan serta meningkatkan pemuatan asetogenin. Pemuatan asetogenin pada mikrosfer kitosan-lesitin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi lesitin yang digunakan. Bila konsentrasi asetogenin dalam mikrosfer kitosan-lesitin dinyatakan sebagai mg ekivalen andrografolida/g mikrosfer, maka pemuatan fraksi asetogenin pada mikrosfer kitosan dengan konsentrasi lesitin 0.1% adalah sebesar 37 mg/gr dan dengan konsentrasi 0.4% sebesar 62 mg/gr. Pengaruh penggunaan lesitin diamati dalam pelepasan asetogenin sebagai fungsi waktu dalam larutan yang menyerupai larutan dalam sistem pencernaan. Dalam larutan asam, seperti dalam lambung, profil pelepasan asetogenin menunjukkan adanya pelepasan tiba-tiba (burst effect). Secara umum pelepasan asetogenin dalam larutan dengan pH tinggi (6,8 dan 7,4) menunjukkan hasil yang lebih rendah dibandingkan dalam larutan dengan ph rendah (1,2). Pengaruh peningkatan konsentrasi lesitin tampak dengan menurunnya pelepasan asetogenin dari mikrosfer kitosan dalam larutan dengan pH rendah.

Acetogenin has been shown to have cytotoxic properties and can used as an anti-cancer compounds that are much better than conventional chemotherapy. Emulsion crosslinking method with lechitin as major surfactant is to increase the solubility of acetogenin fraction in chitosan and improve drug loading. Drug loading increase as lecithin concentration increase. If concentration of acetogenin in microsphere expressed as mg equivalent/gr microsphere, then drug loading of acetogenin fraction in microsphere with lecithin concentration 0.1% is 37 mg/gr and with lecithin concentration 0.4% is 62 mg/gr. Effect of lecithin observed in the release of asetogenin as a function of time in a solution resembling a solution in the digestive system. In acid solution, such as in the stomach, the release profiles showed asetogenin sudden release (burst effect). In general release asetogenin in a solution with a high pH (6.8 and 7.4) showed lower results than in a solution with a low pH (1.2). Effect of increasing concentrations of lecithin appears to decrease the release of asetogenin of chitosan microspheres in a solution with a low pH."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Paramita Afriadi
"Sirsak merupakan salah satu tanaman yang dikenal memiliki sitotoksisitas yang baik dan berpotensi sebagai antikanker. Suatu senyawa dalam tanaman sirsak merupakan senyawa bioaktif yang bertanggung jawab atas sitotoksisitas tanaman ini. Senyawa bioaktif adalah annonaceous acetogenin yang akan digunakan sebagai obat. Asetogenin digunakan sebagai obat sesuai dengan dosisnya dalam tubuh sehingga tidak mengakibatkan efek samping terhadap pengguna.Mikrosfer kitosan dengan penaut silang dibuat agar dapat melepaskan senyawa asetogenin secara terkendali pada sistem pencernaan.
Simulasi profil pelepasan dilakukan dengan buffer pH: 1,2; 6,8; 7,4; 1,2 penambahan enzim α-amilase; 6,8 penambahan enzim β-glukosidase; dan 7,4 penambahan enzim α-amilase. Penentuan efisiensi enkapsulasi ekstrak asetogenin dan profil pelepasannya dari mikrosfer kitosan-TPP dilakukan dengan metode penentuan kandungan total lakton menggunakan spektrofotometri sinar tampak.Hasilnya keberadaan enzim dalam larutan untuk pengamatan profil pelepasan menunjukkan peningkatan jumlah asetogenin yang dilepaskan empat kali lebih besar dibandingkan larutan yang tanpa enzim.

Soursop is a plant that is known to have good cytotoxicity and potential as anticancer. A compound in soursop plant bioactive compounds that are responsible for the cytotoxicity of this plant. Annonaceous acetogenin bioactive compounds is to be used as medicine. Asetogenin used as a medicine in accordance with the dose in the body so it does not cause side effects on patients. Chitosan microspheres and cross-linker were made in order to release acetogenin controlled substance in the digestive system.
Simulations performed with buffer release profiles pH: 1,2: 6,8; 7,4; 1,2 addition of enzyme α-amilase; 6,8 addition of enzyme β-glukosidase; and 7,4 addition of enzyme α-amilase. Determination of encapsulation efficienty acetogenin extract and release profile of chitosan-TPP microspheres made by the method of determination of total lactones content using spectrophotometry uv-vis. The presence of enzymes in solution to release profile observations show an increase in the number acetogenin released four times larger than that without the enzyme solution.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Wijaya
"Senyawa bioaktif yang berasal dari tanaman sirsak atau Annona muricata telah lama diteliti dan terbukti bersifat antikanker, selain itu juga bersifat antiparasit, insektisida, anticacing, antibakteri, dan antivirus. Senyawa bioaktif, yang diekstrak dari daun sirsak, bernama annonaceous acetogenin dan telah berhasil dilakukan analisa secara kualitatif. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan ekstrak yang kaya akan annonaceous acetogenin melalui maserasi daun sirsak yang sudah kering dengan pelarut etanol 95%, fraksinasi, dan kolom kromatografi. Senyawa annonaceous acetogenin yang terbukti larut dalam fraksi metanol 90% (Fraksi F005) dari tahapan fraksinasi dianalisis dengan LC-MS (Liquid Chromatography-Mass Spectroscopy) dengan adanya senyawa yang berat molekulnya 612 dan BST (Brine Shrimp Lethality Test) dengan nilai LC50 (Lethal Concentration) di bawah 1000 ppm. Dari kolom kromatografi terhadap fraksi F005 didapatkan 12 botol di antara 15 botol yang terbukti mengandung annonaceous acetogenin dari analisis TLC (Thin Layer Chromatography), LCMS, dan BST, dan selanjutnya dianalisis dengan HPLC untuk mengetahui banyaknya campuran senyawa yang terkandung di dalamnya.

Bioactive compound from soursop plants or Annona muricata has been investigated for a long time and proven to act as an anticancer, furthermore as parasiticidal, insecticidal, antibacterial, and antiviral. This bioactive compound, which is extracted from soursop leaves, is annonaceous acetogenin and suceeded in qualitative analysis. This aim of research is to get a rich content of annonaceous acetogenin by macerate the soursop leaves with ethanol 95%, fractinate, and isolate with column chromatography. Annonaceous acetogenin is proven to be soluble in methanol 90% fraction (Fraction F005) from fractination step which analyzed using LC-MS (Liquid Chromatography-Mass Spectroscopy) with 612 for its molecular weight and BST (Brine Shrimp Lethality Test) with LC50 below 1000 ppm. From column chromatography for fraction F005, it gave 12 bottles among all 15 bottles which are proven to contain annonaceous acetogenin by analyzing them using TLC (Thin Layer Chromatography), LC-MS, and BST, furthermore by HPLC to give knowledge about the mixture of compounds contained in them."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1216
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>