Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104036 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Lestari
"Membaca label pangan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan seseorang untuk menjamin keamanan, kualitas dan kuantitas produk pangan yang akan dikonsumsi. Namun, kepatuhan untuk membaca label pangan dikalangan remaja masih rendah, sehingga dapat berdampak buruk pada kesehatan mereka. Remaja atlet merupakan kelompok khusus di kalangan remaja yang dituntut untuk memiliki kesehatan yang prima, sehingga pembacaan label pangan seharusnya menjadi perhatian khusus bagi mereka Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor dominan kepatuhan membaca label pangan pada Siswa/i SMA Negeri Khusus Olahragawan Ragunan Jakarta tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari 288 siswa, 42.5% patuh membaca label pangan. Uji statistik menunjukkan bahwa pengetahuan tentang gizi dan label pangan, sikap terhadap label pangan, dan keterpaparan terhadap sumber informasi mengenai label pangan berhubungan dengan kepatuhan membaca label pangan. Sedangkan, Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa responden yang cukup terpapar dengan sumber informasi mengenai label pangan berpeluang 21,222 kali untuk patuh membaca label pangan, dibandingkan dengan responden yang kurang terpapar dengan sumber informasi mengenai label pangan.
Penulis menyarankan pada siswa untuk lebih aktif dalam mencari informasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi dan label pangan, serta lebih meningkatkan kepedulian terhadap asupan makanan, dengan cara selalu membaca label pada kemasan pangan sebelum mengonsumsinya.

Read the food labels are one of attempt to do to ensure the safety, quality and quantity of food products to be consumed. However, the compliance to read the food labels among adolescents are too low, it can make a bad impact on their health. Young athletes are special group among adolescent who are required to have a good health, so read the food labels should be one of particular concern to them. The purpose of this study is to know the dominant factor of compliance to read food labels on Ragunan Athlete High School students in 2013. This research is quantitative research with cross sectional design.
The results in this study showed that 42.5% of 288 students compliance to read the food labels. Statistical test showed that nutrition and food labels knowledge, attitudes toward food labels, and exposed with sources of information about food labels associated with compliance read of food labels. Meanwhile, the results of multivariate test showed that the respondents were quite exposed with sources of information about food labels 21,222 times likely to compliance to read the food labels, compared with those who are less exposed to sources of information about food labels.
The writter recommend for students to be more active in seeking information to improve knowledge about nutrition and food labels, and increase awareness of food intake, by reading the labels on food packaging before consume.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfia Annisa Eka
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan membaca label pangan pada siswa SMA Negeri 39 Jakarta Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional . penelitian dilakukan pada bulan April tahun 2018 di SMA Negeri 39 Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 209 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner secara mandiri oleh responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda model prediksi.
Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui 68,6 responden patuh membaca label pangan. Hasil analisis bivariat menunjukan uang saku, persepsi terhadap label pangan, pentingnya kandungan gizi, dan pentingnya label pangan berhubungan dengan kepatuhan membaca label pangan. Analisis multivariat menunjukkan bahwa responden yang menganggap kandungan gizi adalah komponen yang penting berpeluang 7,325 kali untuk lebih patuh membaca label pangan, dibandingkan dengan responden yang tidak menganggap kandungan gizi merupakan komponen yang penting.
Peneliti menyarankan kepada siswa untuk lebih patuh membaca label pangan sebagai bentuk perlindungan konsumen agar terhindar dari pangan yang tidak aman. Sekolah disarankan melakukan edukasi label pangan dengan memasukkan pada mata pelajaran serta menempel anjuran membaca label pangan di kantin dan koperasi, sedangkan badan POM mengenalkan label pangan melalui media sosial.

The aim of this study is to know the dominant factor that associated with food label reading behavior at SMA Negeri 39 Jakarta rsquo s students in 2018. This is a quantitative study with cross sectional design. This study conducted in April 2018 in class X and XI students of SMA Negeri 39 Jakarta, with 209 respondents. Data were collected with the use of self administered questionnaire. Data were analyzed using univariate, bivariate using chi square, and multivariat using logistic regression model.
The univariate result showed 68,6 respondents obedient of using food label. The bivariate result showed that pocket money, perception of the food label, the importance of nutrition, and the importance of food label are statistically have significant relation with the obedient of using food label. The importance of nutrition is the dominant factors that related to the obedient of using food labels based on multivariate analysis.
Researcher suggests students to use food label more often as a protection to the unhealth foods. The school must educate the students about food labels by adding the topic to the subjects and put some suggestions to read food labels at the canteen and cooperation, beside that, Badan POM also need to introduce food label by using social media.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mison Maryanto Rante
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan nilai estimasi VO2max siswa/siswi Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan pada 110 responden. Nilai estimasi VO2max diperoleh melalui metode pengukuran tidak langsung menggunakan tes Balke 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai estimasi VO2max responden laki-laki (47,33 ± 4,29 ml/kg/menit) lebih tinggi dibandingkan dengan responden perempuan (40,97 ± 4,54 ml/kg/menit). Variabel yang memiliki hubungan bermakna secara signifikan dengan nilai estimasi VO2max pada penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi (Z-skor IMT/U dan persen lemak tubuh), asupan vitamin B2, dan aktivitas fisik. Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi linear ganda memperoleh model prediksi nilai VO2max = 33,78 + (6,31 x jenis kelamin) – (1,52 x Z-skor IMT/U) + (2,73 x aktivitas fisik). Variabel dominan dalam menentukan besar nilai estimasi VO2max dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik. Status gizi yang baik dan aktivitas fisik yang teratur diperlukan untuk mencapai nilai VO2max yang baik.

This study aims to determine the dominant factor estimated VO2max value of Sekolah Khusus Olahragawan Jakarta student’s. This study used cross sectional design and conducted on 110 students. Estimated VO2max obtained by indirect measurement method using Balke 15 minutes test. The results showed that the average value of the estimated VO2max of male respondents (47.33 ± 4.29 ml/kg/min) is higher than female respondents (40.97 ± 4.54 ml/kg/min). Variables that have a statistically significant relationship with estimated VO2max value in this study were gender, nutritional status (Z-score BMI-for-age and percent body fat), vitamin B2 intake, and physical activity. Multivariate analysis with multiple linear regression models to obtain the predictive value of VO2max = 33.78 + (6.31 x gender) - (1.52 x Z-score BMI-for-age) + (2.73 x physical activity). Dominant variable in determining the value of the estimated VO2max in this study is a physical activity. Good nutritional status, and regular physical activity required to achieve a good VO2max value."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Yuniar Puteri
"Eating disorders didefinisikan sebagai penyimpangan perilaku makan ekstrem serta gangguan pada pikiran dan perasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental bahkan mengancam jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi faktor internal dan faktor eksternal dengan kecenderungan eating disorders serta mengetahui faktor dominan kecenderungan eating disorders pada siswa/i di SMA Negeri 81 Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain potong-lintang. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2020 melalui pengisian kuesioner online oleh responden (n=151). Kuesioner yang digunakan yaitu Eating Disorder Diagnostic Scale (EDDS), Body Areas Satisfaction (BASS) dan Multidimensional Body Self Relations Questionnaire (MBSRQ) terkait distorsi persepsi tubuh, Rosenberg Self-esteem Scale terkait kepercayaan diri, jenis kelamin, Depression Anxiety Stress Scale (DASS) terkait tingkat stres, The Media and Technology Usage and Attitudes Scale terkait pengaruh media sosial serta The Perceived Friend Preoccupation with Weight and Dieting Scale terkait pengaruh teman sebaya. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 78,8% responden memiliki kecenderungan eating disorders. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi antara pengaruh media sosial (p=0,007) dengan kecenderungan eating disorders. Uji regresi logistik menyatakan faktor dominan dari kecenderungan eating disorders adalah pengaruh media sosial (OR=3,407). Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan untuk dilakukan edukasi gizi pada remaja mengenai eating disorders dengan memanfaatkan media sosial demi meningkatkan pengetahuan kesehatan serta meningkatkan kewaspadaan terhadap eating disorders.

Eating disorders are defined as deviations in extreme eating behavior as well as disturbances in mind and feelings that can affect physical and mental health even life-threatening. This study aims to determine the tendency of eating disorders in adolescents at 81 Public Senior High School Jakarta based on several internal and external factors, and also find out the dominant factor. This study uses a quantitative method with a cross-sectional design. Data was collected in April 2020 through filling out online questionnaires by respondents (n = 151). The questionnaires used were Eating Disorder Diagnostic Scale (EDDS); Body Areas Satisfaction (BASS) and Multidimensional Body Self Relations Questionnaire (MBSRQ) related to distortion of body perception; Rosenberg Self-esteem Scale related to self-confidence; gender; Depression Anxiety Stress Scale (DASS) related to stress levels; The Media and Technology Usage and Attitudes Scale related to the social media influence; and The Perceived Friend Preoccupation with Weight and Dieting Scale related to peer influence. The results of this study indicate that 78.8% of respondents have tendency of eating disorders. Chi-square test result showed that there is a difference in the proportion between the influence of social media (p = 0.007) with the tendency of eating disorders. Logistic regression test states that he dominant factor of the tendency of eating disorders is the influence of social media (OR = 3,407). Based on the results of this study, the author suggest to do nutrition education about eating disorders in adolescents by utilizing social media for the sake of improving health knowledge and increase awareness of eating disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asseta Ismadhianti Kadar
"Studi pengaruh komposisi sarapan terhadap performa kognitif dan fisik dilakukan pada siswa/i SMP/SMA Negeri Khusus Olahragawan Ragunan yang terdiri dari 16 atlet renang dan 16 atlet senam. Tiga kombinasi sarapan yangdiberikan dibedakan berdasarkan nilai kkal, yaitu nasi, sereal, dan tidak sarapan. Performa kognitif diukur dengan melihat hasil tes kognitif yang sudah dirancang, sedangkan performa fisik dilihat dari nilai VO2 Max dan nilai critical swim speed untuk atlet renang. Hasil pengukuran diolah berdasarkan tiga jenis faktor, yaitu jenis sarapan, jenis kelamin, dan jenis olahraga.Hasil analisis menunjukkan bahwa Nasi dengan nilai kkal paling tinggi memberikan dampak paling baik dibandingkan kedua menu lainnya.

The study of the effect of breakfast composition on cognitive and physical performance done at Junior and Senior High School for Athletes Ragunan consisting of 16 swimming athletes and 16 gymnastics athletes. Three combination breakfast given by the kcal value, namely rice, cereals, and no breakfast. Cognitive performance was measured by looking at the results of cognitive tests that have been designed, while physical performance seen from the VO2 Max and the critical swim speed value for the swimming athletes. The measurement results processed by three types of factors, the type of breakfast, sex, and type of sport. The analysis showed that rice with the highest kcal best impact than the other menus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43232
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nabila Adzhani
"Literasi gizi merupakan kapasitas individu untuk memperoleh, mengolah, dan memahami informasi gizi dasar yang diperlukan untuk membuat keputusan gizi yang tepat. Literasi gizi mencakup pengetahuan dan keterampilan penting terkait gizi yang digunakan dalam membuat pilihan makanan. Remaja merupakan usia terbentuknya perilaku makan yang dapat berlanjut hingga dewasa dan berdampak pada kesehatan di kemudian hari. Namun, remaja rentan untuk mengembangkan perilaku makan yang buruk, sehingga memerlukan literasi gizi yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat literasi gizi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi gizi pada remaja, dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Mei 2024 dengan melibatkan 108 siswa/i kelas X dan XI di SMA Negeri 21 Jakarta, yang dipilih menggunakan metode quota sampling. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner secara mandiri oleh responden (self-administered). Hasil penelitian menunjukkan sekitar separuh dari responden memiliki tingkat literasi gizi total yang baik, serta tingkat literasi gizi fungsional, interaktif, dan kritikal yang tergolong baik. Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna pada tingkat literasi gizi total berdasarkan tingkat pendapatan rumah tangga dan peran teman sebaya. Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna pada tingkat literasi gizi fungsional berdasarkan tingkat pendidikan ibu. Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna pada tingkat literasi gizi interaktif berdasarkan tingkat pendidikan ayah, peran teman sebaya, peran guru, dan keterpaparan informasi gizi. Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna pada tingkat literasi gizi kritikal berdasarkan peran teman sebaya. Tingkat pendapatan rumah tangga merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat literasi gizi total pada remaja di SMA Negeri 21 Jakarta (OR = 3,5).

Nutrition literacy is an individual's capacity to obtain, process, and understand basic nutrition information needed to make appropriate nutrition decisions. Nutrition literacy includes important nutrition-related knowledge and skills used in making food choices. Adolescence is the age when eating behavior is formed which can continue into adulthood and can impact health in the future. However, this age group is vulnerable to developing poor eating behavior, so they need good nutrition literacy. This research was conducted to determine the level of nutrition literacy and factors related to the level of nutrition literacy in adolescents, using a cross-sectional study design. The research was conducted from April to May 2024 involving 108 students in grades 10 and 11 at SMA Negeri 21 Jakarta, in which the samples were selected using the quota sampling method. A self-administered questionnaires were used to collect data for this study. The results showed that around half of the respondents had a good level of total nutrition literacy, as well as a good level of functional, interactive and critical nutrition literacy. There are significant differences in the proportion of total nutrition literacy levels based on household income level and the role of peers. There are significant differences in the proportion of functional nutrition literacy levels based on the mother's education level. There are significant differences in the proportion of interactive nutrition literacy levels based on the father's education level, the role of peers, the role of teachers, and exposure to nutrition information. There are also significant differences in the proportion of critical nutrition literacy levels based on the role of peers. Household income level is the dominant factor associated with the level of total nutrition literacy of adolescents at SMA Negeri 21 Jakarta (OR = 3.5)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Permata Surya
"Sering mengonsumsi fast food dapat berdampak pada rendahnya kualitas diet dan tingginya kejadian obesitas. Sekolah di Kecamatan Tangerang Kota, diketahui memiliki aksesibilitas yang tinggi untuk mendapatkan fast food, sehingga dikhawatirkan membuat para siswanya mengonsumsi fast food dalam frekuensi sering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food modern pada siswa-siswi SMA Negeri di Kecamatan Tangerang Kota, Kota Tangerang pada tahun 2013. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dilkumpulkan dengan menggunakan kuesioner dari 178 siswa, sedangkan jarak dan kemudahan diketahui melalui observasi lapangan dan diukur menggunakan pencitraan satelit dengan bantuan perangkat lunak Google Maps Geo-coding JavaScript API versi 2.0.
Hasil menunjukkan sebanyak 62% responden mengonsumsi fast food dalam frekuensi sering, terdapat perbedaan proporsi yang signifikan pada pendidikan terakhir ibu (p=0,045), status pekerjaan ibu (0,037) dan uang saku (0,003) dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food. Setelah diuji secara multivariat, hanya uang saku yang menunjukkan p value secara signifikan (p=0,013) dengan interpretasi siswa yang memiliki uang saku besar beresiko 2,566 kali sering mengonsumsi fast food dibandingkan siswa yang memiliki uang saku kecil setelah dikontrol variabel pendidikan terakhir ibu, status pekerjaan ibu, jarak sekolah terhadap restoran fast food, dan kemudahan akses. Kesimpulan yang didapatkan adalah uang saku merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food siswa-siswi SMA Negeri di Kecamatan Tangerang Kota, Kota Tangerang, tahun 2013.

Often to eat fast food can have an impact on poor quality of diet and high incidence of obesity. Schools in district of Tangerang Kota known to have high accesibility to fast food. It will give implication of higher frequency for eating fast food. Objective in this study is to determine the dominant factor in determining the frequency of fast food consumption in the state high school students in the district of Tangerang Kota at 2013. The research method is quantitative cross-sectional design. The data was collected by questionaire of 178 students. While, the distance known from direct observation and measured using satellite imaging with aid of Google Maps, Geo-coding Java Script API version 2.0.
Result showed that 62% of respondents had higher frequency of eating fast food. There is a significant difference in the proportion of mother's education level (p=0.045), mohter’s employment status(0.037) and daily allowance (0,003) in determining the frequency of fast food consumption. After multivariate test, only daily allowance that shows significant p value (p=0,013) with the interpretation of the students who had little pocket money after the controlled variable of mother’s education level, mother’s employment status, distance of school to fast food restaurant, and accesibility. In conclude, the amount of daily allowance is the most dominant factor in determining the frequency of fast food consumption in state high school student, district of Tangerang Kota, Tangerang.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah Nugroho Putri
"Skripsi ini membahas tentang faktor ekternal dan internal yang berhubungan dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada atlet wanita di SMP/SMA Negeri Ragunan (Khusus Olahragawan). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan disain cross sectional. Hasil penelitian yaitu 50% atlet wanita mengalami kecenderungan penyimpangan perilaku makan terdiri dari 1,2% anoreksia nervosa, 4,9% bulimia nervosa, dan 43,9% EDNOS. Lalu, hanya faktor internal seperti perilaku diet, citra tubuh, dan kepercayaan diri yang mempunyai hubungan signifikan dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan. Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk menyebarluaskan informasi mengenai penyimpangan perilaku makan melalui kurikulum pendidikan, penyuluhan, seminar, dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan, psikolog, dan pelatih.

The focus of this study is external and internal factor relating to eating disorder of the female athletes in SMP/SMA Negeri, Ragunan (High School Athlete). The research in quantitative with cross-sectional design. The result is 50% female athletes have eating disorder such as 1,2% anoreksia nervosa, 4,9% bulimia nervosa, and 43,9% EDNOS. And than internal factor as diit behaviour, body image, confidence related to significant with eating disorder. The researcher suggests that school should give infomation about eating disorder by education curriculum, workshop and cooperate to team medic, psychologist, and coach/trainer athletic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Sulistyani Purnama
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan membaca label informasi nilai gizi, persepsi terhadap rasa produk, dan faktor lain dengan kepatuhan membaca label informasi nilai gizi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2012 di SMK Mandalahayu, Bekasi, dengan actual subject sebanyak 124 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian angket kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square dan Odds Ratio. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan membaca label informasi nilai gizi hanya 14,5%. Uji statistik menunjukkan faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan membaca label informasi nilai gizi adalah kemampuan membaca label informasi nilai gizi (p-value=0,042; OR=6,711), persepsi terhadap harga produk (p-value=0,044; OR=3,167) dan persepsi terhadap rasa produk (p-value=0,022; OR=10,400). Untuk meningkatkan kepatuhan dalam penggunaan label tersebut, disarankan agar pihak sekolah mengadakan suatu kegiatan setelah jam pelajaran yang membahas tentang label informasi nilai gizi.

The objectives of this study were to determine the relationship amongs the ability to read the nutritional labels, perception of the product taste, also other factors with complience in reading nutritional labels. This quantitative research used cross sectional design and sampling was done by simple random. It was conducted in April-May 2012 in SMK Mandalahayu, Bekasi with actual subject 124 respondents. Data were collected with the use of self-administered questionnaire. Data analysis was performed using chi-square statistical test and Odds Ratio. The result showed only 14,5% of respondents comply in reading the nutritional labels. The significant relation pointed out by the ability to read the nutritional labels (p-value=0,042; OR= 6,711), perception of the product price (pvalue=0,044; OR=3,167), and perception of the product taste (p-value=0,022; OR=10,400). To improve the complience in using the nutritional labels, it is recommended that the school held an activity after class that discuss about the nutritional labels."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Melody
"Literasi label pangan kemasan yang masih kurang baik mengantarkan pada perilaku kurang patuhnya membaca label pangan kemasan. Padahal pada label pangan kemasan terdapat informasi mengenai kandungan gula, natrium, dan lemak pada pangan terkait yang dapat membantu masyarakat dalam mempertimbangkan pilihan pangannya sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari media video terhadap literasi label pangan pada siswa/i di SMAN 48 Jakarta Timur tahun 2022. Penelitian ini menggunakan rancangan kuasi eksperimental, dimana terdapat kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak dilakukan randomisasi. Total sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 76 orang. Data penelitian diperoleh melalui kuesioner secara daring yang dapat diisi secara mandiri oleh responden dan kemudian hasilnya akan dianalisis secara univariat dan bivariat (Uji T Berpasangan dan Uji Beda Mean). Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat perubahan yang signifikan pada responden kelompok eksperimen sebelum dan setelah diberikan media video. Nilai rata-rata literasi label pangan kemasan antar kelompok ditemukan berbeda secara signifikan, dimana kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Media video terkait label pangan kemasan yang dibuat dan digunakan pada penelitian ini dianggap berpengaruh dan dapat digunakan untuk meningkatkan literasi label pangan kemasan.

Poor packaged food labels literacy leads to the behavior of less obedient on reading packaged food labels. Whereas on packaged food lables there are informations about sugar, sodium, and fat content in related foods that can help people consider their food choices as an effort to prevent non-communicable disease, such as diabetes, hypertension, and obesity. This study aims to know the effect of video on packaged food label literacy on students at X senior high school East Jakarta in 2022. This study used a quasi-experimental design, where there are a treatment group and a control group that were not randomized. The total sample in this study is 76 people. The research data is obtained trough an online questionnaire which the respondents could fill out independently and then the results will be analysed univariate and bivariate (Paired T-Test and Mean Difference Test). The results of the study found that there are significant changes in the experimental group respondents before and after being given the video. The average value of packaged food label literacy between groups was found to be significantly different, where the experimental group is higher than the control group. Video about packaged food labels that were created and used in this study are considered influential and can be used to improve packaged food label literacy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>