Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129908 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zakiyyah Ahsanti Ruhiyati
"Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan untuk memantau kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Rendahnya pemanfaatan ANC dapat meningkatkan AKI dan AKB. Penelitian bertujuan melihat sosiodemografi dan tingkat pengetahuan ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC. Desain penelitian ini adalah deskriptif kategorik. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner dan teknik convinience sampling dengan sampel 100 responden. Hasil penelitian menunjukan, ibu hamil dengan frekuensi kunjungan ANC maksmimal 18 kali. Sosiodemografi ibu menunjukan mayoritas usia produktif, dengan tingkat pendidikan tinggi 79%, sebanyak 69% multipara. Ibu hamil memiliki tingkat keyakinan rendah sebanyak 84%, partisipasi sosial rendah sebesar 69%. Sebanyak 58% mendapat dukungan dan 77% memiliki pengetahuan baik tentang ANC. Upaya pemerintah perlu ditingkatkan dalam mempromosikan pelayanan ANC, khususnya untuk ibu hamil dengan akses yang sulit.

Antenatal Care is a health care services to monitor the health of the mother and fetus during pregnancy. The low utilization of ANC can improve MMR and IMR. The research aims to look at the knowledge level sociodemographic and pregnant women who had ANC visits. The study design was a descriptive categorical. Data were collected using questionnaires and convinience sampling technique with a sample of 100 respondents. The results showed that pregnant women with a frequency of ANC visits maksmimal 18 times. Maternal sociodemographic shows the majority of productive age, with a higher education level 79%, 69% multiparous. Pregnant women have a low level of beliefs as much as 84%, low social participation by 69%. A total of 58% support and 77% had a good knowledge of the ANC. Government efforts need to be improved in promoting ANC, especially for pregnant women with difficult access.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifadira Caesar Putri
"Latar Belakang Patient-centered care (PCC) dalam pelayanan kesehatan merupakan pendekatan terbaik dengan luaran pasien lebih optimal. Di Indonesia sendiri, PCC belum banyak diketahui penerapannya di fasilitas pelayanan kesehatan. Persepsi pasien dapat menjadi indikator yang baik dalam mengevaluasi penerapan layanan kesehatan. Persepsi pasien dapat berkaitan dengan berbagai faktor, salah satunya adalah faktor sosio demografis. Oleh karena itu, dilakukan studi bertujuan untuk mempelajari hubungan antara faktor sosio demografis dan persepsi pasien tentang PCC, khususnya di fasilitas kesehatan wahana pendidikan Universitas Indonesia. Metode Studi ini menggunakan data sekunder dengan desain cross-sectional pada subjek pasien yang berkunjung ke rumah sakit dan klinik wahana pendidikan Universitas Indonesia pada Januari - Februari 2023. Subjek disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi untuk selanjutnya diberikan kuesioner terkait interaksi dokter-pasien yang sudah diterima. Jawaban subjek kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-square dan uji Fisher untuk melihat sebaran karakteristik faktor sosio demografis dan dilihat hubungannya dengan persepsi mereka tentang pelayanan berorientasi pasien yang dilakukan oleh dokter. Hasil Dari 240 responden diperoleh sebaran karakteristik dengan faktor sosio demografis dimana lebih banyak pasien yang dewasa, berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan maksimal lulusan SMA, tidak bekerja, dan belum menikah. Dari hasil kuesioner, diperoleh bahwa pasien yang berusia anak-anak dimana informannya adalah orang tua, berjenis kelamin laki-laki, merupakan maksimal lulusan SMA, tidak bekerja, dan belum menikah merasa pelayanan yang mereka terima dari dokter sudah sesuai dengan prinsip pelayanan berpusat pada pasien. Kesimpulan Ditemukan terdapat perbedaan proporsi faktor sosio demografis dengan persepsi pasien tentang pelayanan berorientasi pasien di rumah sakit dan klinik wahana pendidikan Universitas Indonesia.

Introduction Patient-centered care (PCC) in healthcare is the best approach with optimal patient outcomes. In Indonesia, PCC has not been widely recognized in health care facilities. Patient perception can be a good indicator in evaluating the implementation of health services. Patient perception can be related to various factors, one of which is sociodemographic factors. Therefore, a study was conducted to study the relationship between sociodemographic factors and patients' perceptions of PCC, specifically in the educational health facility of Universitas Indonesia. Method This study used secondary data with a cross-sectional design on patient subjects who visited the Universitas Indonesia teaching hospital and clinic in January - February 2023. Subjects were adjusted according to the inclusion and exclusion criteria and then given questionnaires related to doctor-patient interactions that had been received. Subjects' answers were then analyzed using the Chi-square test and Fisher test to see the distribution of sociodemographic factor characteristics and their association with their perceptions of patient-oriented services performed by doctors. Results Of the 240 respondents, the distribution of characteristics with sociodemographic factors was obtained where more patients were adults, male, had a maximum education of high school graduates, were not working, and were not married. From the results of the questionnaire, it was found that patients who are children where the informants are the parents, male, are a maximum of high school graduates, not working, and not married feel that the services they receive from doctors are in accordance with the principles of patientcentred care. Conclusion It was found that there was a difference in the proportion of socio-demographic factors with patients' perceptions of patient-centred care at the University of Indonesia's teaching hospitals and clinics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Mutiara Asri
"Latar Belakang Pelayanan berorientasi pasien dianggap memiliki lebih banyak manfaat yang ditandai dengan hasil kesehatan yang lebih baik, kepuasan pasien yang lebih besar, serta pengurangan biaya kesehatan. Walaupun memiliki manfaat yang sangat besar dengan berbagai alasan, pendekatan ini belum banyak diterapkan pada negara berkembang salah satunya di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukannya evaluasi pada fasilitas kesehatan di Indonesia untuk melihat apakah pelayanan berorientasi pasien telah diterapkan atau belum, salah satunya dengan melihat dari persepsi pasien. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan mengeksplorasi karakteristik pendekatan pelayanan berorientasi pasien pada sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, terkhusus pada fasilitas kesehatan Universitas Indonesia. Metode Studi ini akan menggunakan data sekunder hasil kuesioner dengan desain penelitian cross-sectional pada pasien di Rumah Sakit dan Klinik Wahana Pendidikan Universitas Indonesia yang berkunjung periode Januari - Februari 2023 sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusinya. Lalu akan dilakukan uji chi square dan fisher (jika tidak memenuhi syarat) untuk melihat hubungan antara faktor pelayanan kesehatan dengan persepsi pasien mengenai pelayanan berorientasi pasien. Hasil Penelitian ini melibatkan 240 responden dengan pasien yang melakukan kunjungan ke Klinik Makara, merupakan kunjungan pertama, kunjungan pertama, pelayanan ke dokter umum, serta mengunjungi poli umum secara signifikan lebih merasa bahwa mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pelayanan berorientasi pasien atau merasa lebih terbantu dan mendapatkan pelayanan yang baik dari dokter. Kesimpulan Terdapat hubungan bermakna antara faktor pelayanan kesehatan terhadap persepsi pasien tentang pelayanan berorientasi pasien di rumah sakit dan klinik wahana pendidikan Universitas Indonesia.

Introduction Patient-oriented services are considered to have more benefits, characterized by better health outcomes, greater patient satisfaction, and reduced health costs. Even though it has enormous benefits for various reasons, this approach has not been widely applied in developing countries, one of which is Indonesia. Therefore, it is necessary to evaluate health facilities in Indonesia to see whether patient-oriented services have been implemented or not, one of which is by looking at patient perceptions. Therefore, this research will explore the characteristics of a patient-oriented service approach in the health service system in Indonesia, especially at the X University health facilities. Method This study will use secondary data from questionnaires with a cross-sectional research design on patients at the Wahana Pendidikan Hospital and Clinic, University of X who visited the period January - February 2023 in accordance with the inclusion and exclusion criteria. Then chi square and Fisher tests will be carried out (if they do not meet the requirements) to see the relationship between health service factors and patient perceptions regarding patient-oriented services. Results This research involved 240 respondents with patients who visited the clinic, namely the first visit, first visit, service to a general practitioner, and visited a general polyclinic who were significantly more likely to feel that they received services that were in line with patient-oriented services or felt more helped and received better services. good from the doctor. Conclusion There is a significant relationship between health service factors and patient perceptions of patient-oriented services at hospitals and educational clinics at University X."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Indah Pramanti
"ABSTRAK
Nama : Wayan Indah PramantiProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Hubungan Antara Karakteristik Individu, Motivasi DanKarakteristik Organisasi Dengan Perilaku Dokter DanPerawat Dalam Penerapan Pelayanan Berpusat Pada PasienDi RSU Ganesha, Gianyar Tahun 2018Pembimbing : Dr. Ede Surya Darmawan S.K.M., M.D.M.Pelayanan berpusat pada pasien PBP merupakan paradigma baru pelayanankesehatan di rumah sakit. Penelitian terkait penerapan PBP di Indonesia masihsangat terbatas. Penelitian ini dilatarbelakangi belum diketahuinya gambaranperilaku dokter dan perawat dalam menerapkan PBP di RSU Ganesha, Gianyar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku PBP pada dokterdan perawat serta menganalisis hubungan status kepegawaian, motivasi, dankarakteristik organisasi terhadap penerapan PBP. Penelitian ini memiliki desaincross sectional dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada seluruhdokter dan perawat. Total sampel penelitian sebanyak 141 responden. Hasilpenelitian menunjukkan sebagian besar responden 80,1 memiliki perilaku PBPyang baik. Pada komponen perilaku PBP yang diteliti yaitu komponen melibatkanpasien dan keluarga, berbagi informasi, memberi dukungan fisik, dukunganemosional, dan pelayanan yang berkelanjutan juga menunjukkan lebih banyakproporsi perilaku yang baik dengan persentase masing-masing sebanyak 68,1 ;84,4 ; 96,5 ; 94,3 ; dan 91,5 . Variabel umur, motivasi, dan karakteristikorganisasi seperti imbalan, supervise, desain pekerjaan, kepemimpinan, sertabudaya organisasi signifikan hubungannya dengan perilaku dokter dan perawatdalam menerapkan PBP nilai p

ABSTRACT
Name Wayan Indah PramantiStudy Program Study of Hospital AdministrationTitle The Relationship Between Individual Characteristics,Motivation and Organizational Characteristics With TheBehavior of Doctors and Nurses in The Implementation ofPatient Centered Care at Ganesha General Hospital, Gianyar,2018.Counselor Dr. Ede Surya Darmawan S.K.M., M.D.M.Patient centered care PCC is a new paradigm of health care services in hospital.In Indonesia, research related to implementation of PCC is still very limited.Background of this research is there not yet known about the behavior of doctorsand nurses in implementing PCC in Ganesha General Hospital, Gianyar. The aimsof this study are to find out the PCC behavior in doctors and nurses as well asanalyze the relationship of individual, psychological, and organizationalcharacteristics to the implementation of PCC. This study has a cross sectionaldesign using a questionnaire distributed to all doctors and nurses. The total sampleis 141 respondents. The results showed that most respondents 80,1 had goodPCC behavior. In the PCC behavioral component studied, the componentsincluding the involvement of patients and families, sharing information, providingphysical support, emotional support, and sustainable health services also showed agreater proportion of poor behavior with percentage of 68.1 84.4 96.5 94.3 and 91.5 respectively. Variables of age, motivation, and organizationalcharacteristics such as rewards, supervision, job design, leadership, organizationalculture are significantly related to the behavior of doctors and nurses inimplementing PCC p "
2018
T50002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keisya Karami
"Latar Belakang: Prevalensi BBLR di Indonesia sudah mengalami penurunan sejak tahun 2000 akan tetapi penurunan ini belum mencapai target gizi global. Prevalensi BBLR kembali meningkat di tahun 2019 dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga di tahun 2022 prevalensi BBLR mencapai 12,58%. BBLR berpengaruh besar terhadap angka kematian neonatal dan kematian bayi. Di Indonesia, BBLR mejadi masalah kesehatan masyarakat sebab BBLR berkontribusi selama bertahun-tahun sebagai penyebab utama kematian neonatal. Tingginya angka kejadian BBLR akan berpengaruh pada tingginya AKB. BBLR dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan hipertensi dalam kehamilan pada ibu yang melakukan kunjungan ANC dengan bayi BBLR di Indonesia.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross sectional dan menggunakan data sekunder berupa data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah bayi dengan BBLR sedangkan variabel independennya adalah hipertensi dalam kehamilan. Penelitian ini juga memiliki variabel kovariat yang meliputi variabel usia ibu, tingkat pendidikan, tempat tinggal, jumlah kunjungan ANC, riwayat aborsi, suplementasi Fe, status merokok, dan jenis kelamin bayi. Sampel penelitian ini merupakan perempuan berusia 15-49 tahun yang pernah melahirkan dalam 5 tahun terakhir sebelum pelaksaan survei. Data akan dianalisis secara univariat, bivariat, dan stratifikasi.
Hasil: Diantara ibu yang melakukan kunjungan ANC didapatkan proporsi ibu dengan hipertensi dalam kehamilan yang melahirkan bayi BBLR sebesar 5% sedangkan ibu yang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan dan melahirkan bayi BBLR memiliki proporsi sebesar 3,3%. Ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan akan berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir yang rendah dibanding ibu yang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan (OR=1,54; 95% CI: 1,036-2,304). Penelitian ini juga menemukan terdapat risiko yang lebih tinggi pada ibu berusia ≥35 tahun untuk melahirkan bayi BBLR dibanding ibu pada kelompok usia 20-34 tahun (OR=1,41; 95% CI: 1,053-1,909). Analisis stratifikasi menemukan variabel usia ibu, pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal, jumlah kunjungan ANC, riwayat aborsi, suplementasi Fe, status paparan rokok, dan jenis kelamin bayi sebagai variabel confounding terhadap hubungan hipertensi dalam kehamilan pada ibu yang melakukan kunjungan ANC dengan bayi BBLR di Indonesia.
Kesimpulan: Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan hipertensi dalam kehamilan pada ibu yang melakukan kunjungan ANC dengan bayi BBLR.

Background: The prevalence of Low Birth Weight (LBW) in Indonesia has decreased since 2000, but the decreases have not yet reached the global nutritional target. The prevalence of LBW increased again in 2019 and continues to increase every year until 2022 the prevalence of LBW reaches 12.58%. LBW has a major effect on neonatal mortality and infant mortality. In Indonesia, LBW is a public health problem because LBW has contributed for many years as the main cause of neonatal death. The high incidence of LBW will affect the high Infant Mortality Rate (IMR). LBW can be influenced by several factors, one of the factors is hypertension. This study aims to determine the description and relationship of hypertension in pregnancy in mothers who conduct ANC visits with LBW babies in Indonesia.
Methods: This research was conducted using a cross-sectional study design and used secondary data (Basic Health Research data for 2018). The dependent variable in this study was infants with LBW while the independent variable was hypertension in pregnancy. This study also has covariate variables which include mother's age, education level, place of residence, number of ANC visits, history of abortion, Fe supplementation, smoking status, and baby's gender. The sample of this study were women aged 15-49 years who had given birth in the last 5 years prior to the survey. The data will be analyzed by univariate, bivariate and stratification.
Results: Among mothers who did ANC visits, the proportion of mothers with hypertension in pregnancy who gave birth to LBW babies was 5%, while mothers who did not experience hypertension in pregnancy and gave birth to LBW babies had a proportion of 3.3%. Mothers who experience hypertension in pregnancy will have a higher risk of giving birth to babies with low birth weight than mothers who do not experience hypertension in pregnancy (OR=1.54; 95% CI: 1.036-2.304). This study also found that there was a higher risk for mothers aged ≥35 years to give birth to LBW babies than mothers in the age group 20-34 years (OR=1.41; 95% CI: 1.053-1.909). Stratification analysis found the variables of mother's age, mother's education, area of residence, number of ANC visits, history of abortion, Fe supplementation, smoking exposure status, and baby's sex as confounding variables on the relationship between hypertension in pregnancy in mothers who had ANC visits with LBW babies in Indonesia.
Conclusion: This study conclude that there is a relationship between hypertension in pregnancy in mothers who visit ANC with LBW babies.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: NY Springer Publishing, 2015
362.1 HEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Anggi Yani
"Komplikasi menyebabkan kematian pada ibu dapat dicegah dan diselamatkan melalui pemeriksaan kehamilan dengan mengakses pelayanan antenatal (ANC) minimal 4 kali kunjungan ke fasitilas kesehatan. Meskipun cakupan ANC di Indonesia baik pada kunjungan pertama (K1), namun tidak menjamin pada kunjungan berikutnya sehingga berdampak pada jumlah cakupan K4 yang lebih rendah dengan selisih 21%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap keteraturan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017 dengan jumlah sampel 14.448 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan ibu berpengaruh terhadap ibu yang melakukan kunjungan ANC secara tidak teratur dengan nilai OR= 1,20 pada ibu dengan pendidikan dibawah SMA. Selain itu, paritas tinggi (≥4 anak) (OR=1,91), status ekonomi sedang (OR=1,75) dan status ekonomi rendah (OR=2,36), ibu yang tidak memiliki asuransi kesehatan (OR=0,85) dan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga (OR=0,56) berisiko lebih tinggi untuk melakukan kunjungan ANC secara tidak teratur. Untuk meningkatkan kesadaran pentingnya kunjungan ANC secara teratur diharapkan pemerintah dapat mengoptimalkan program wajib belajar 12 tahun dan pembinaan kepada masyarakat akan pentingnya program tersebut serta mengoptimalkan pelaksanaan posyandu dan meningkatkan pemberdayaan kader.

Complications leading to deaths of maternal pregnancy can be prevented and treated with antenatal care by performing antenatal care (ANC) in a medical facility at least four times. Despite the satisfactory scope of ANC in Indonesia during the first visit (K1), the scopes during the next visits are not guaranteed, resulting in a lower K4 scope with a difference of 21%. This research aims to analyze the influence of pregnant maternal level of education on performing ANC visits in Indonesia based on SDKI data in the year 2017. The research design used was cross-sectional using secondary data from the Indonesia Demographic and Health Survey 2017 with a sample of 14,448. The result showed that the maternal level of education can influence the irregularity of ANC visits with value of OR=1.20 in maternal with education below high school. In addition, high parity (>= 4 children) (OR=1,91), middle economic status (OR=1,75) and low economic status (OR=2,36), maternal who did not have health insurance (OR= 0,85) and maternal who did not receive family support (0,56) had a higher risk of having less than four antenatal visits. To increase awareness of the importance of antenatal care visits, the government is expected to optimize the mandatory 12 years education program and and coaching the community on the importance of the program as well as optimizing the implementation of posyandu and increasing the empowerment of cadres."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Antenatal care (ANC) merupakan program yang efektif untuk mencegah dan mengatasi anemia selama kehamilan. Studi ini bertujuan untuk menilai pelayanan antenatal care dan hubungannya dengan status anemia pada ibu hamil di Jakarta Timur. Studi potong lintang ini dilaksanakan pada 285 ibu dengan kehamilan ≥32 minggu. Pelayanan ANC dan kadar hemoglobin dinilai.
Studi menunjukkan bahwa ibu hamil dengan skor pengetahuan rendah?sedang tentang gejala berbahaya kehamilan dan peran keluarga dalam ANC, secara bermakna lebih rendah berresiko menderita anemia. Hal ini terkait dengan kecenderungan lebih baiknya konsumsi suplemen/multivitamin yang mengandung zat besi oleh subyek dengan skor rendah?sedang.

Antenatal care (ANC) is an effective program to prevent and overcome anemia during pregnancy. This study aimed to assess ANC services and its association with anemia status among pregnant women in East Jakarta. A cross sectional study was conducted among 285 pregnant women with ≥32 weeks gestation. ANC services and hemoglobin level were assessed.
This study showed pregnant women with low?medium score on education related to danger sign on pregnancy and family role on maternal care, had significantly lower risk of anemia. This contrary results was due to a tendency of better supplement/multivitamin containing iron consumption by subjects with lower-medium score.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Reza Prabowo
"Salah satu cara menurunkan angka kematian ibu adalah meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. Penelitian ini mencari hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai pemeriksaan kehamilan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Koja pada Maret 2013. Sampel diambil sebanyak 109 orang dengan metode konsekutif. Kualitas pelayanan antenatal dinilai melalui daftar tilik. Sedangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalu kuesioner. Data dianalisis dengan uji chi-square. Mayoritas ibu hamil dalam golongan tidak berisiko, berpendidikan lebih tinggi, tidak bekerja, beban finansial keluarga di bawah rata-rata, paritas tidak lebih dari dua, dalam trimester ketiga, memiliki kunjungan yang lebih, ditemani saat berkunjung, dan tidak memiliki pengalaman pemeriksaan kehamilan. Kualitas pelayanan antenatal yang baik 42,2% dan tenaga kesehatan belum mencuci tangan, menggunakan sarung tangan, dan memberi edukasi menyusui. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil baik. Ada hubungan kualitas pelayanan antenatal (p=0,010) dan pendidikan (p=0,020) serta pekerjaan (p=0,039) ibu hamil terhadap pengetahuan mengenai pemeriksaan kehamilan. Ditambah, ada hubungan antara pendidikan (p=0,017) ibu hamil dengan perilaku mengenai pemeriksaan kehamilan. Kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Koja perlu ditingkatkan dengan memperketat aturan mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan serta edukasi menyusui untuk meningkatkan keamanan dan wawasan pasien.

One way to reduce maternal mortality rate is to improve antenatal care (ANC) quality. This research finds association between quality of ANC with knowledge, attitude, and practice about pregnancy assessment. Research design is cross-sectional. Data collection was performed at Puskesmas Kecamatan Koja on March 2013 and 109 subjects taken with consecutive sampling method. Quality of ANC is valued in checklist, while knowledge, attitude, and practice is valued by questionnaire. Data was analyzed with chi-square test. The majority of pregnant women there are in unrisk, higher education level, unemployed, below average finance, not more than two parities, in third trimester, have more visits, accompanied while visiting ANC, and no pregnancy assessment?s experience. Good quality of ANC is 42,2% and healthcare giver haven?t washed their hands, wore gloves, and given lactacy education. Knowledge, attitude, and practices is good. There is significant difference between quality of ANC (p=0,010), education level (p=0,020), and occupation (p=0,039) with knowledge about pregnancy assessment. In addition, there is siginificant differences between education level and pregnant women?s knowledge (p=0,017). Quality of ANC at Puskesmas Kecamatan Koja needs improving by strict policy in washing hands, wearing gloves, and lactacy education in order to increase patient safety and knowledge."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taylor, Carol
"Help your students develop the blended competencies (cognitive, technical, interpersonal, and ethical/legal) they will need to effectively care for patients in both institutional and community-based practice settings with this updated Eighth Edition of the best-selling "Fundamentals of Nursing. "Packed with clinical examples, proven pedagogy, striking illustrations, and online learning tools (including video clips, animations, and interactive learning activities), this best-selling text takes a holistic approach as it distills the fundamentals that nursing students need to know to respond to today s healthcare challenges competently, enthusiastically, and accountably.
Reflecting today s rapidly evolving healthcare delivery system, the Eighth Edition offers new content, new pedagogy, a revised art and photo program, and a wide range of online teaching and learning resources to save you time and help your students succeed."
Philadelphia: Wolters Kluwer Health, 2015
610.73 TAY f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>