Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfandella Pratama
"Kebutuhan masyarakat akan mobilitas yang tinggi pada zaman modern saat ini mendorong diciptakannya alat navigasi GPS Global Positioning System Agar dapat menunjang sistem penerimaan GPS yang baik dan akurat diperlukan antena penerima dengan spesifikasi yang memadai Antena GPS yang banyak digunakan bekerja pada frekuensi L1 GPS yaitu 1 575 GHz dengan parameter gain 2dBi axial ratio 3dB dan polarisasi melingkar ke kanan right handed circular polarization RHCP Untuk mencapai spesifikasi yang diharapkan pada skripsi ini dirancang sebuah antena mikrostrip patch segiempat catu tunggal dengan penambahan lima slot persegi panjang untuk mendapatkan polarisasi melingkar Berdasarkan hasil simulasi dan pengukuran diperoleh antena dengan polarisasi melingkar yang memiliki frekuensi resonansi di 1 575 GHz dengan gain 3 dBi dan axial ratio 1 52 dB.

Along with the community needs for high mobility in current modern era allowing to develop navigation systems like GPS Global Positioning System that presently widely used for supporting daily activities In order to accurately support the GPS reception system the received antenna is required to be sufficiently met the existing specifications Most of the GPS antennas work at the frequency of L1 band that is 1 575 GHz with the gain more than 2 dBi the axial ratio less than 3dB and have the right handed circular polarization RHCP In order to achieve the aforementioned specification in this thesis a single feed square microstrip patch antenna with five rectangular slots on the patch is designed for generating a circular polarization According to the simulated and measured results the antena operates well at the resonant frequency 1 575 GHz with the gain is approximately 3 dBi and the axial ratio by 1 52 dB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Budiastuti
"

AbstrakGlobal Positioning System (GPS) merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk mengetahui keberadaan suatu benda atau bahkan makhluk hidup dengan bantuan antena. Antena GPS yang pada saat ini umum digunakan dirancang menggunakan substrat yang kaku, sehingga pada umumnya GPS diintegrasikan dengan divais lain seperti ponsel atau jam. Pada saat ini, antenna GPS mulai dikembangkan dalam bentuk yang lebih fleksibel sehingga dapat diintegrasikan dengan benda yang digunakan sehari hari. Antena yang dirancang dalam penelitian ini ialah wearable microstrip patch antenna yang dirancang menggunakan CST Studio Suite. Antena ini dirancang untuk menjadi bagian dari pakaian, sehingga substrat yang akan dipakai merupakan bahan tekstil, yakni denim dengan permitivitas 1.77. Pengujian menunjukkan bahwa antena dapat bekerja pada rentang frekuensi 1.57 – 1.61 GHz. Pada resonan frekuensi 1.595 GHz, nilai return loss adalah -14.18 dB. Antena memiliki polarisasi melingkar pada frekuensi 1.625 – 1.65 GHz, dikarenakan nilai axial ratio < 3dB. Antena mendapatkan polarisasi yang sirkular dengan penggunaan perturbasi. Selain itu, penambahan transformator lambda per empat dan penambahan slot juga meningkatkan performa antena. Antena aman untuk digunakan di dada, paha, serta lengan. Hal ini karena pada simulasi antena, nilai SAR antena berada dibawah standar maksimum yang diizinkan, yakni 1.6 W/Kg pada penggunaan sampel 1 gram, serta 2.96 W/Kg pada penggunaan sampel 10 gram pada phantom. Namun, antena hanya direkomendasikan penggunaannya 14 mm dari paha, 9 mm dari dada, serta 7 mm dari lengan dikarenakan parameter kerja antena yang berubah apabila didekatkan dengan phantom. Semakin antena menjauhi badan, nilai return loss dan VSWR semakin membaik, namun, nilai axial ratio semakin meningkat sehingga nilainya melampaui 3 dB diatas jarak yang direkomendasikan.    

 


Abstract – Global Positioning System (GPS) is a system used to track one’s whereabouts; be it for the living or goods, using antennas. The antennas that are commonly used are usually designed with rigid materials, which then are integrated with mobile devices or smart watches. These days, GPS antennas are developed in a more flexible form and can be integrated with the goods that are more commonly used in our daily life. The antenna that is proposed in this research is a wearable microstrip patch antenna designed using CST Studio Suite. This antenna is proposed to be integrated with daily clothing; hence textile fabrics, jeans which has permittivity of 1.77, will be utilized as a substrate material. Test that are performed shows that the antenna works on the range of the frequency of 1.57 – 1.61 GHz. Resonant frequency of the antenna is 1.595 GHz, with return loss value of -14.18 dB. Antenna has axial ratio value < 3 dB from frequency range 1.625 – 1.65 GHz, hence is circularly polarized. Antenna could achieve circular polarization from its truncated patch. Also, antenna could achieve better performance from the utilization of quarter wave transformator and slot. The antenna is safe to be used on body part such as thigh, chest, and arm as simulation shows that the SAR value of the antenna is under the maximum standard that’s allowed to be used. The maximum SAR value allowed for an antenna to be safe for human body use is less than 1.6 W/Kg for 1 gr sample and 2.96 W/Kg for 10 gr sample on phantom simulation. However, the recommendation of the antenna’s usage is 14 mm from thigh, 9 mm from chest, and 7 mm from arm since antenna’s parameter changed due to the presence of human phantom. If the antenna is moved further away from the phantom, the value of return loss and VSWR is decreased, but the axial ratio is raising and goes beyond 3 dB when antenna is placed further than the recommendation distance.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Adi Saputro
"Saat ini, antena mikrostrip telah mendapatkan perhatian yang sangat besar dalam desain antena untuk sistem komunikasi nirkabel. Hal ini dikarenakan bentuknya yang kompak, kecil, ringan, serta mudah diintegrasikan dengan devais yang lain. Oleh karena itu, dalam skripsi ini dirancang antena mikrostrip dengan penambahan struktur Left-Handed Metamaterial (LHM) untuk tujuan miniaturisasi dan peningkatan gain. Frekuensi kerja antena dalam perancangan ini adalah 2,35 GHz dengan bandwidth 100 MHz. Finite Integration Technique (FIT) digunakan untuk melakukan analisis numeris terhadap desain antena.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa antena single elemen bekerja pada frekuensi 2,30 - 2,39 GHz dengan bandwidth 90 MHz (3,8 %), return loss -27,44 dB pada frekuensi tengah, dan gain 4,51 dBi. Sedangkan untuk antena array dua elemen bekerja pada frekuensi 2,29 - 2,42 GHz dengan bandwidth 128 MHz (5,4 %), return loss -28,98 dB pada frekuensi tengah, dan gain 8,2 dBi. Kemudian, dilakukan validasi antena dengan pengukuran di ruang anechoic chamber.
Hasil pengukuran untuk single elemen menunjukkan bahwa antena bekerja pada frekuensi 2,26 - 2,38 GHz dengan bandwidth 114 MHz (4,89 %), return loss - 21,53 dB pada frekuensi tengah, dan gain 4,62 dBi. Sedangkan untuk antena array dua elemen, antena bekerja pada frekuensi 2,26 - 2,41 GHz dengan bandwidth 146 MHz (6,21 %), return loss -25,92 dB, dan gain 8,97 dBi. Dengan menggunakan struktur LHM, dimensi antena dapat dikurangi hingga 51 % untuk single elemen dan 39 % untuk array dua elemen. Bahkan untuk antena array dua elemen, gain antena dapat ditingkatkan hingga 8,97 dBi.

Currently, the study of microstrip antenna has been great interest in most of antenna design for wireless communication due to its characteristics, such as light weight, compact, small, and easy to be integrated with other devices. This research will investigate a microstrip antenna which is constructed of Left-Handed Metamaterial (LHM) structure aiming at miniaturization and gain enhancement as well. In this research, a single element and a two element array antennas are proposed in order to have the resonant frequency at 2.35 GHz with the bandwidth 100 MHz. The antennas are numerically analyzed by using the Finite Integration Technique (FIT).
The simulation results show that the antenna works at 2.30 - 2.39 GHz with the bandwidth 90 MHz (3.8 %), return loss -27.44 dB at the center frequency and the gain 4.51 dBi for a single element. As for two element array antenna, the frequency operation is 2.29 - 2.42 GHz with the bandwidth 128 MHz (5.4 %), return loss -28.98 dB at the center frequency and the gain 8.2 dBi. The antennas are validated by the measurement that is conducted in an anechoic chamber.
The results show that the antenna works at frequency 2.26 - 2.38 GHz with the bandwidth 114 MHz (4.89 %), return loss -21.53 dB at the center frequency and the gain 4.62 dBi for single element. In addition, as for two element array antenna, it works at 2.26 - 2.41 GHz with the bandwidth 146 MHz (6.21 %), return loss -25.92 dB and the gain 8.97 dBi. Therefore, by using a LHM structure, the antenna dimension can be effectively reduced up to 51% and 39 % for single element and two array element, respectively. Moreover, the gain of two element array can be increased up to 8.97 dBi.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trimo Sugeng Prihatin
"ABSTRAK
MICS(Medical Implant Communications System) adalah salah satu teknologi yang sedang berkembang dalam bidang kesehatan. Dimana Implant Devices dalam hal ini adalah antena, dimasukan kedalam tubuh manusia diantara lapisan kulit dan lemak. Salah satu aplikasi nya yaitu untuk memonitoring kondisi pasien seperti : memonitor tekanan darah, temperatur, serta menonitor posisi pasien/hewan yang hilang. Sistem kerja dari antena implan adalah antena akan mengirimkan sinyal informasi yang akan di tangkap oleh Penerima RF yang berada disekitar nya (External RF Receiver). Antena mikrostrip pada aplikasi MICS bekerja pada rentang frekuensi yang rendah yaitu 402-405 MHz, besarnya frekuensi kerja akan mempengaruhi ukuran fisik dari antena. Semakin besar frekuensi kerjanya, semakin kecil bentuk fisik dari antena dan sebaliknya. Frekuensi kerja yang rendah akan menghasilkan ukuran panjang gelombang yang besar, sehingga bentuk fisiknya juga besar sehingga di perlukan teknik miniaturisasi. Antena implan yang dirancang disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak CST berbasis Finite Integration Technique (FIT) dan bekerja pada frekuensi 403 MHz, dengan menggunakan teknik miniaturisasi slot dan shorting pin yaitu menghubung singkatkan patch dan ground pada ujung antena nya. Antena akan ditanamkan pada model lengan bagian atas

ABSTRACT
MICS (Medical Implant Communication System) is one of the developed technologies which is used in medical applications. Antenna is one of implant devices which is implanted inside human body between skin and fat layer. Implantable devices are becoming widely researched for different field of applications, both for humans and animals. Some examples of applications are: monitoring blood pressure, temperature, tracking dependent people or lost pets. Antenna implant is transferring diagnostic information to external RF receiver. The allocation frequencies regarding on ITU for MICS application is 402 MHz until 405 MHz. The low frequencies which is used, the bigger dimension of antenna that we get and vice versa. The model of antenna is Microstrip plannar with slot and shorting pin miniaturization techniques. Antenna design was simulated using CST software with Finite Integration Technique (FIT) base.."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Yuswardi
"ABSTRAK
Antena mikrostrip merupakan salah satu alternatif antena dalam komunikasi wireless. Hal ini dikarenakan antena mikrostrip memiliki massa yang ringan dan bisa menyesuaikan dengan bentuk perangkat komunikasi. Pada skripsi ini, dibahas teknik untuk meminiaturisasi yaitu dengan metamaterial CRLH. Antena yang dirancang bekerja pada frekuensi 3.3 ? 3.4 GHz. Antena dirancang dan disimulasikan dengan menggunakan software CST Microwave Studio 2011. Dari hasil simulasi, didapat bandwidth 470 MHz dengan VSWR ≤ 2 pada frekuensi 3.3 GHz. Sedangkan hasil pengukuran, frekuensi kerja bergeser menjadi 3.26 namun masih dalam range frekuensi 3.3 ? 3.4 GHz. Bandwidth yang diperoleh 250 MHz dengan VSWR ≤ 2. Dengan teknik CRLH ini bisa mereduksi dimensi antena sebesar 61.11%

ABSTRACT
Microstrip antenna has become one of the alternative antenna design in wireless technology. This is mainly because its characteristics which are light weight and easily adjusted in most of communication devides. This final project propose a miniaturization technique by using CRLH metamaterial element. The antenna design work at frequency 3.3 ? 3.4 GHz and simulated using CST Microwave Studio. The simulation results show a relatively wide bandwidth of 470 MHz with VSWR ≤ 2 at 3.3 GHz, while the measurement has a frequency shift to 3.26 GHz, but still in the 3.3 ? 3.4 GHz frequency range. And the antenna bandwidth is also become narrower to 250 MHz with VSWR ≤ 2. So, with this proposed design, the antenna dimension can be effectively reduced to 61.11%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1692
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andhieto Rafi Fatoni
"

Penelitian menggambarkan tantangan dan kekurangan pada horn antena yang dapat diatasi melalui penggunaan antena mikrostrip. Antena mikrostrip sebagai alternatif yang lebih efisien dan mudah diimplementasikan. Pembahasan selanjutnya difokuskan pada pengembangan antena mikrostrip dual-band untuk rentang frekuensi yang relevan dengan aplikasi stasiun bumi dan satelit IoT. Penggunaan antena mikrostrip dual-band dijelaskan sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi pada frekuensi 3,8 GHz – 4,2 GHz dan 6,9 GHz – 7,2 GHz. Karakteristik desain, seperti impedansi, selektivitas, dan efisiensi, menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan kinerja antena. Metodologi penelitian melibatkan simulasi menggunakan perangkat lunak elektromagnetik untuk mengoptimalkan parameter desain. Antena yang didapatkan dari hasil fabrikasi menghasilkan antena yang memiliki frekuensi kerja  di 3,933 GHz – 4,2 GHz dan 7 GHz – 7,179 GHz, gain 9,6 dBi untuk frekuensi 4 GHz dan 6,5 dBi untuk frekuensi 7 GHz dan polarisasi linear.


The research background describes the challenges and limitations of horn antennas that can be overcome through the use of microstrip antennas. Microstrip antennas are presented as a more efficient and easily implementable alternative. Further discussion is focused on the development of dual-band microstrip antennas for frequency ranges relevant to Earth station and IoT satellite applications. The use of dual-band microstrip antennas is described as a solution to meet communication needs at frequencies of 3.8 GHz - 4.2 GHz and 6.9 GHz - 7.2 GHz. Design characteristics such as impedance, selectivity, and efficiency are the main focus in efforts to improve antenna performance. The research methodology involves simulation using electromagnetic software to optimize design parameters. The antennas obtained from fabrication yield antennas with operating frequencies at 3.933 GHz - 4.2 GHz and 7 GHz - 7.179 GHz, with a gain of 9.6 dBi for the 4 GHz frequency and 6.5 dBi for the 7 GHz frequency, exhibiting linear polarization.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daryanto
"WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) menjadi salah satu teknologi telekomunikasi nirkabel yang paling sering dikaji belakangan ini. Hal ini dikarenakan WiMAX dipercaya memiliki kemampuan transmisi data dengan bitrate yang cepat serta bandwidth yang lebar. Dengan mengadopsi antena MIMO diharapkan mampu meningkatkan efisiensi transmisi sinyal yang secara teoristis telah terbukti. Selain itu, kebutuhan akan antena berdimensi kecil menjadi salah satu nilai tambah karena kebutuhan ruang lebih sempit, mudah untuk difabrikasi secara masal serta kemudahan untuk mengkoneksikannya dengan keseluruhan perangkat. Untuk itu, perancangan antena mikrostrip dapat dijadikan salah satu kandidat antena untuk aplikasi WiMAX.
Pada skripsi ini dilakukan perancangan antena MIMO 2X2 mikrostrip patch segitiga dengan slot ring yang beroperasi pada frekuensi kerja WiMAX 2.300-2.390 MHz. Penggunaan satu lapis substrat dan teknik pencatuan saluran mikrostrip secara langsung (direct microstrip line) diharapkan mampu memperoleh antena dengan dimensi kecil. Penambahan slot ring pada elemen peradiasi berbentuk segitiga menghasilkan bandwidth yang lebih lebar dibandingkan karakteristik aslinya. Dengan menggunakan simulator HFSS v.11, rancangan optimum menghasilkan bandwidth antena 1 sebesar 112 MHz, antena 2 sebesar 112 MHz, antena 3 sebesar 113 MHz, dan antena 4 sebesar 109 MHz dengan referensi VSWR< 1,9.
Sementara itu, hasil pengukuran menunjukkan bahwa bandwidth yang dihasilkan oleh antena 1 hingga antena 4 secara berurutan memiliki nilai 105 MHz, 108 MHz, 110 MHz, 120 MHz dengan referensi VSWR<1,9. Dengan menerapkan mode dua antena sebagai pemancar (antena 2 dan antena 4) dan dua antena sebagai penerima (antena 1 dan antena 3), mutual coupling antar antena tersebut yaitu S12: -25,31 dB, S32: -23,22 dB, S41: -23,17 dB dan S43: -24.6 dB.

WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) has recently become one of wireless telecommunication technology which is most frequently studied. It is because WiMAX is believed to be able to transmit with high bitrate and has wide bandwidth. By adopting MIMO antenna, it is expected that the system is able to increase signal transmission which has been proven theoritically. Besides, design of compact antenna is an additional value for limited space, easy to mass-manufactured and easy to be connected to the entire device system. Thus, design of microstrip antenna can be one of candidate of antenna for WiMAX application.
In this research, design of MIMO equitriangular micostrip antenna 2x2 with ring slot operates on WiMAX frequency 2.300-2390 MHz. Using single layer substrat and direct microstrip feed line are proposed in order to get compact antenna. Additional ring slot on triangular patch results wide bandwidth compare to its nature characteristic. Using HFSS v.11 simulator, it is obtained optimized design which has bandwidth of antenna 1 to 4 each : 112 MHz, 112 MHz, 113 MHz, and 109 MHz.
Measurement of proposed antenna shows that the antenna 1 to 4 each has bandwidth 105 MHz, 108 MHz, 116 MHz, 120 MHz with reference VSWR<1,9. Applying two transmitters and two receivers antenna mode, shows that mutual coupling between each antena are S12: -25,31 dB, S32: -23,22 dB, S41: -23,17 dB dan S43: -24.6 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1451
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuli Zulkifli
"Dalam sistem komunikasi, antena memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, antena harus memenuhi beberapa persyaratan seperti: gain yang tinggi, polarisasi melingkar dan keterarahan yang baik. Dalam makalah ini, telah didesain sebuah an tena susun microstrip secara linear yang terdiri dari empat elemen berbentuk patch segitiga dengan slot berbentuk silang untuk sistem satelit Quasi-Zenith. Penelitian secara simulasi maupun eksperimen telah dilakukan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa 3 dB axial ratio bandwidth diperoleh sebesar 87 MHz (2,569-2,656 GHz) dan melalui hasil pengukuran diperoleh sebesar 96 MHz (2,556-2,652 GHz). Antena susun linear 4 elemen menghasilkan gain sebesar 13,73 dB dan pola radiasi maksimum pada sudut 40 °and -40°. Baik hasil simulasi maupun pengukuran memperlihatkan bahwa kinerja antena telah memenuhi spesifikasi yang diperlukan untuk sistem satelit Quasi-Zenith.

In satellite communication system, antenna plays an important role. Therefore, the antenna must meet some requirements, such as high gain, circular polarization, and good directivity. In this paper, a four element linear array triangular patch microstrip antenna with cross slot is designed to be used for Quasi-Zenith satellite system. A simulation study as well as experimental study was carried out. The simulation showed that the 3 dB axial ratio bandwidth of 87 MHz (2.569-2.656 GHz) is achieved while the measured results showed 96 MH z (2.556-2.652 GHz). The linear array of 4 element antenna has a gain of 13.73 dB and maximum radiation pattern at 40° and -40°. Simulation and experiment results show that this antenna has met the characteristic requirements of Quasi-Zenith satellite."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taufal Hidayat
"Kebutuhan akan antenna yang bersifat murah, ringan dan low profile namun dapat menghasilkan performansi berupa Gain yang besar dan Half Power Beamwidth (HPBW) yang kecil semakin tinggi. Untuk mencapai spesifikasi tersebut salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan merancang antena mikrostrip array menggunakan teknik pencatuan berupa aperture coupled dengan slot berbentuk jam pasir. Dengan jenis antena ini berhasil diperoleh antena array yang berkerja pada frekeuensi 2.85 GHz- 2.9 GHz dengan gain array 8 element sebesar 13 dB serta dengan HPBW sebesar 110 .Dengan meningkatkan jumlah array, maka Gain yang diperoleh dapat lebih tinggi serta dengan HPBW yang lebih kecil.

Requirement for low cost, light and low profile antenna but with high gain and very small half power beam width (HPBW) is increasing nowadays. One method to achieve these specification is using microstrip array design using aperture coupled feeding technique with hour glass slot. With this method, an array antenna with eight element has been designed. This antenna works at band frequency 2.85 GHz -2.9 GHz with gain about 13 dB and HPBW about 110. By increasing the number of array element, the gain can be higher with smaller HPBW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43325
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hartuti Mistialustina
"Dimasa sekarang sistem komunikasi membutuhkan antena dengan versatilitas yang tinggi. Kebutuhan akan antena yang dapat beroperasi pada frekuensi yang berbeda atau dapat dikonfigurasi ulang adalah suatu hal yang bermanfaat karena perubehan sistem mungkin terjadi. Teknologi antena mikrosttip dengan frekuensi ganda berkembang pesat. Salah satu metodenya yang populer adalah Miscellaneousloading diuji frequency. Pada tekuik ini frekuensi ganda dihasilkan dengan menambahkan beban, diantamnya adalah beban stub. Penelitian yang dilakukan oleh Davidson. S.E dan Richards, W.F memperoleh hasil bahwa perubahan panjang studi dapat menala basil frekuensi resonansi. Namun pada penelitian tersebut penalaan hanya dilakukan peda saat simulasi untuk memperoleh frekuensi yang diinginkan, setelah pabrikasi penalaan tidak dilakukan lagi. Pada kundisi lain kemampuan penalaan pada suatu antena memberikan kesempatan untuk melaknkan pengembangan dalam hal fungsi dan kernampuan dari teknologi komunikasi frekuensi tinggi. Pada skripsi ini telah dHakukan rancang bangun antena segiempat frekuensi ganda ditala dengan menggunakan beban stub yang berperan sebagai resonator dan juga penala berupa saluran mikrostrip yang terbuat dari lempengan tembaga yang dapat diubah-ubah posisinya. Penalaan dapat dilakukan hingga tahap pabrikasi. Digunakan lima variasi ukuran beban dengan panjang 0,5/.d dan lebar masing-masing 12 mm, 10 mm, 8 mm, 6 mm, dan 4 mm. Pencatuan yang digunakan adalah dengan menggunakan saiuran mikrostrip dengan inset Antena rancangan pada awalnya merupakan suatu desain antena yang bekerja pada frekuensi sekitar 2,4 GHz, Setelah diberi beban dari hasil pengukuran diperoleh bahwa ukuran beban yang optimal dalam menghasilkan frekuensi resonansi ganda ditala adalah 0,5hd x 4 mm. Beban ini menghasilkan antena dengan daerah frekuensi operasi 2.41 GHz sampai dengan 2,66 GHz untuk frekuensi resonansi pertama dan 1,22 GHz sampai dengan l,94 GHz untuk frekuensi resonansi kedua. Gain antena hasil rancangan adalah 4,49 dE untuk frekuensi resonansi 2,37 GHz dan 4.48 dB untuk frekuensi resonansi 1,55 GHz dan 2,48 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>