Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150857 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yesa Crystalia
"Siklofosfamid merupakan antineoplastik golongan agen pengalkilasi yang banyak digunakan dalam kemoterapi kanker. Siklofofamid bekerja dengan mengalkilasi basa DNA pada posisi N7 guanin menghasilkan N7-metilguanin. Siklofosfamid bersifat tidak selektif dan dapat mengalkilasi gugus nukleofil lain pada DNA yaitu O6 guanin menghasilkan O6-metilguanin yang berpotensi menyebabkan mutasi yang dapat memicu kanker sekunder. Pendeteksian O6-metilguanin sebagai salah satu contoh alkilguanin dapat menjadi salah satu cara monitoring terapi untuk menghindari risiko kanker sekunder pada pasien kanker yang diberikan siklofosfamid. Pada penelitian ini dilakukan analisis O6-metilguanin dalam darah pasien kanker. DNA sampel diisolasi menggunakan QIAgen DNA Mini Kits, lalu dihidrolisis menggunakan asam format. Hasil hidrolisis diinjeksikan ke KCKUTSM/ SM dengan kolom C18 Acquity UPLC BEH (1,7 μm, 2,1×100 mm) menggunakan elusi isokratik, fase gerak asam asetat 0,05% dalam aquabidestasetonitril (95:5), laju alir 0,3 mL/menit, metode ionisasi ESI+, kuantitasi MRM 166,1>149,1 dan 166,1>134,1, volume injeksi 10,0 μL. O6-metilguanin muncul pada 1,46 menit. Perhitungan menurut kurva kalibrasi memberikan batas deteksi 1,05 ng/mL dan batas kuantitasi 3,50 ng/mL. Dari 72 sampel yang dianalisis, O6-metilguanin terdeteksi pada 17 sampel, dan dapat dikuantitasi pada 1 sampel dengan kadar 5,8680 ng/mL.

Cyclophosphamide is one of the alkylating agents that widely used in cancer chemotherapy. It alkylates N7-guanine on DNA as major target, forming N7- methylguanine. Cyclophosphamide is not selective and can alkylate other nucleophilic groups such as O6-guanine forming O6-methylguanine which is potencial to causes mutation leading to secondary cancer in patients who administered it. O6-methylguanine detection as one of alkylguanine can be one way to monitor chemotherapy, therefore secondary cancer risk can be avoided. This research analyzes O6-methylguanine in cancer patients? blood. DNA samples were isolated by QIAgen DNA Mini Kits, and hydrolyzed using formic acid. The hydrolysate was injected to UPLC-MS/MS, column C18 Acquity UPLC BEH (1.7 μm, 2.1×100 mm), isocratic elution in 3 minutes, mobile phase consisted of acetic acid 0.05% in aquabidest - acetonitrile (95:5), flow rate 0,3 mL/min, ionization method ESI+, quantification traces 166.1>149.1 and 166.1>134.1, injection volume 10,0 mL. O6-methylguanine?s peak showed in 1,46 min. Extrapolation from calibration curve data gave limit of detection 1.05 ng/mL and limit of quantitation 3,50 ng/mL. Among 72 analyzed samples, O6-methylguanine was detected on 17 samples, and could be quantified on 1 sample at concentration 5.8680 ng/mL."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Maria Vianney
"Siklofosfamid merupakan salah satu obat kemoterapi golongan nitrogen mustar yang merusak DNA melalui alkilasi pada basa DNA dan menghasilkan DNA adducts. Alkilasi yang terjadi pada posisi N7 basa guanin menimbulkan efek sitotoksik yang berguna untuk terapi kanker. Akan tetapi, alkilasi yang terjadi pada posisi O6 basa guanin dapat memberikan efek mutagenik dan karsinogenik yang dapat memicu terbentuknya kanker sekunder. Senyawa karsinogenik tersebut dapat ditemukan dalam kadar yang sangat rendah pada pasien yang memperoleh terapi kanker agen pengalkilasi. Analisis O6-metilguanin dapat menjadi salah satu cara pemantauan terapi obat untuk menghindari risiko kanker sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode analisis yang sensitif dan selektif serta tervalidasi menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi-tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Analisis O6-metilguanin dilakukan menggunakan sampel Dried Blood Spot (DBS) dan allopurinol sebagai baku dalam. Kondisi analisis optimum diperoleh dengan menggunakan kolom C18 Acquity® Bridged Ethylene Hybrid (BEH) 1,7 µm, 100 mm x 2,1 mm; fase gerak larutan asam formiat 0,05%-asetonitril (95:5 v/v); laju alir 0,1 mL/menit; elusi gradien selama 6 menit; dan deteksi pada m/z 165,95 > 149 untuk O6-metilguanin dan m/z 136,9 > 110 untuk allopurinol. Metode analisis tervalidasi berdasarkan Food and Drug Administration (FDA) tahun 2018 dengan rentang konsentrasi linear antara 0,5-20 ng/mL.

Cyclophosphamide is a nitrogen mustard chemotherapy drug that damage DNA through alkylation in the DNA base and produce DNA adducts. Alkylation that occurs in the N7 position of guanine base has a cytotoxic effect which is useful for cancer therapy. However, the alkylation that occurs in the O6 position of guanine bases can have mutagenic and carcinogenic effects that can trigger secondary cancer. This carcinogenic compound can be found in very low concentration in cancer patients who had been receiving alkylating agent as their anticancer therapy. Analysis of O6-methylguanine can be one of the ways of therapeutic drug monitoring to avoid secondary cancer risk. The aim of this study is to develop a sensitive, selective and validated analytical method using Ultra-High-Performance Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry (UHPLC-MS/MS). In this study, analysis of O6-methylguanine was done in Dried Blood Spot (DBS) and using allopurinol as an internal standard. The optimal analysis conditions were obtained using a C18 Acquity® Bridged Ethylene Hybrid (BEH) column (1.7 µm, 100 mm x 2.1 mm); mobile phase was 0.05% formic acid-acetonitrile (95:5 v/v); flow rate 0.1 mL/minute; gradient elution for 6 minutes; and detection at m/z 165.95 > 149 for O6-methylguanine and m/z 136.9 > 110 for allopurinol. The validated analysis method is based on the Food and Drug Administration (FDA) in 2018 with a linear concentration range between 0.5-20 ng/mL."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Egah Mustika Sunanto
"Siklofosfamid merupakan obat antikanker berupa pro-drug yang diaktifkan oleh enzim sitokrom P450 menjadi 4-hidroksisiklofosfamid 4-OHCP. Kadar 4-OHCP dalam tubuh dapat menggambarkan pembentukan fosforamid mustar yang dapat mengalkilasi DNA dan memberikan efek sitotoksik terhadap sel kanker. Analisis siklofosfamid dan 4-OHCP dilakukan pada Dried Blood Spot DBS 17 pasien kanker Rumah Sakit Kanker Dharmais yang diberikan rejimen siklofosfamid secara KCKUT-SM/SM sebagai upaya pemantauan terapi obat. Pengambilan darah dilakukan pada jam ke-2 dan ke-4 setelah pemberian kemoterapi melalui ujung jari.
Hasil validasi metode bioanalisis parsial menghasilkan akurasi dan presisi intra hari dengan diff dan koefisien variasi KV tidak lebih dari 15 dan tidak lebih dari 20 pada konsentrasi LLOQ. Kurva kalibrasi yang linear didapat pada rentang 50-30.000 ng/mL untuk siklofosfamid dan 10-1000 ng/mL untuk 4- OHCP. Metode ini telah memenuhi syarat akurasi dan presisi intrahari sesuai European Medicines Agency EMEA tahun 2011. Hasil analisis pada 17 pasien kanker menunjukkan kadar siklofosfamid berkisar antara 6045,980 ng/mL hingga 37024,403 ng/mL dan 4-OHCP berkisar antara 33,155 ng/mL hingga 246,362 ng/mL. Hasil yang diperoleh dapat menjadi salah satu parameter pemantauan terapi siklofosfamid.

Cyclophosphamide is an anticancer in the form of prodrug activated by cytochrome P450 enzyme into 4 hydroxycyclophosphamide 4 OHCP. 4 OHCP levels in the body can describe formation of phosphoramide mustard that can alkylate DNA and give cytotoxic effects to cancer cells. Analysis of cyclophosphamide and 4 OHCP was performed on 17 Dried Blood Spots DBS of cancer patients who received cyclophosphamide as chemotherapy regiment from Dharmais Cancer Hospital by KCKUT SM SM for therapeutic drug monitoring. Samples were taken at 2nd and 4th hours after drug administration with finger prick method.
The results of partial validation method produced intra day accuracy and intra day precision with diff and coefficient of variation CV were not more than 15 and not more than 20 in LLOQ concentration. Linear calibration curves were obtained in the range of 50 ndash 30,000 ng mL for cyclophosphamide and 10 1000 ng mL for 4 OHCP. This method has been fulfilled for intra day accuracy and precision according to European Medicines Agency EMEA Guidelines, 2011. The results of the 4 OHCP concentration analysis in 17 cancer patients showed that cyclophosphamide levels ranging from 6045.980 ng mL to 37024.403 ng mL and 4 OHCP was in the range of 33.155 ng mL to 246.362 ng mL. The results could be one of the monitoring parameters of cyclophosphamide therapy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athalia Theda Tanujaya
"Siklofosfamid merupakan salah satu obat golongan agen pengalkilasi nitrogen mustar
yang sering digunakan dalam kemoterapi kanker. Namun demikian, penggunaan
siklofosfamid dengan dosis yang tinggi dan jangka waktu yang panjang telah terbukti
dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker sekunder. Hal ini dapat ditandai dengan
terbentuknya DNA adduct yang mutagen, seperti N5-Nitrogen mustarformamidopirimidin
(NM-Fapy-G). Oleh karena itu, adduct tersebut dapat dijadikan
salah satu biomarker terjadinya kanker sekunder pada pasien yang menerima
siklofosfamid. Beberapa peneliti telah mengembangkan metode untuk menganalisis NMFapy-
G dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi – Tandem
Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Namun demikian, seluruh penelitian tersebut
masih menggunakan sel atau jaringan sebagai biospesimennya sehingga tidak aplikatif
apabila ingin diimplementasikan kepada pasien. Oleh karena itu, tulisan ini dibuat untuk
memaparkan gagasan terkait kesesuaian penggunaan Dried Blood Spot (DBS) sebagai
metode biosampling darah; metode ekstraksi dan hidrolisis DNA yang tepat untuk
memperoleh adduct NM-Fapy-G; dan metode analisis yang sesuai untuk menganalisis
NM-Fapy-G. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, maka DBS telah terbukti
dapat digunakan dalam penelitian ini; QIAamp DNA Mini Kit dapat digunakan untuk
mengekstraksi DNA dari kertas DBS; metode yang telah dikembangkan oleh Gruppi et
al., (2015) dapat digunakan untuk hidrolisis DNA; dan analisis dapat dilakukan dengan
menggunakan kondisi analisis yang telah dikembangkan Chen et al., (2020) dengan
sedikit modifikasi. Metode yang diajukan diharapkan dapat digunakan dalam penelitian
NM-Fapy-G selanjutnya. Apabila hasil yang didapatkan positif, diharapkan dapat segera
diimplementasikan untuk menganalisis NM-Fapy-G pada pasien kanker yang menerima
siklofosfamid sehingga kemungkinan tejadinya kanker sekunder dapat diprediksi

Cyclophosphamide is one of the alkylating nitrogen mustard agents that is frequently used
for cancer chemotherapy. Nevertheless, long-term use of high dosage cyclophosphamide
has been proven to increase the risk of secondary cancer. This can be traced by the
mutagenic DNA adduct formation, for instance, N5-Nitrogen mustardformamidopyrimidine
(NM-Fapy-G). Consequently, it may serve as one of the secondary
cancer biomarkers in cancer patients who are receiving cyclophosphamide treatment.
There are already several NM-Fapy-G analysis methods employing Liquid
Chromatography-Tandem Mass Spectrometry (LC-MS/MS) developed by experts.
However, cells and tissues are still utilized as the biospecimens, thus it is discovered not
applicative and hard to be performed in patients. Therefore, this summary is presented to
emphasize the idea of adopting Dried Blood Spot as the blood's biosampling method;
DNA extraction and hydrolysis method that is suitable for enriching NM-Fapy-
G adduct; and method that is proper for NM-Fapy-G analysis. Based on the literature
study, DBS has been proven beneficial for this analysis; DNA can be extracted from the
DBS cards by using QIAamp DNA Mini Kit; DNA hydrolysis can be executed according
to the method that has been developed by Gruppi et al., (2015); and method from Chen
et al., (2020) research with a little bit of adjustment can be applied for NM-Fapy-G
analysis. Hopefully, the proposed idea will be accepted in future NM-Fapy-G analysis,
so it can soon be implemented for NM-Fapy-G analysis in cancer patients who have been
administered cyclophosphamide. Hence, the possibility of secondary cancer may be
predicted.
"
Depot: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cyril Muhammad
"ABSTRAK
Siklofosfamid merupakan obat antikanker yang umum digunakan dalam regimen kemoterapi untuk penyakit kanker payudara. Namun, penggunaan siklofosfamid dapat menyebabkan efek samping yaitu sistitis hemoragik yang dapat menyebabkan pendarahan saat berkemih dan berkembang menjadi kanker kandung kemih. Efek samping tersebut disebabkan oleh hasil samping dari metabolisme siklofosfamid yaitu akrolein. Akrolein akan diekskresikan melalui urin dalam bentuk metabolit yaitu 3-HPMA. Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran kadar 3-HPMA dalam urin pasien kanker. Sampel urin diambil 4 jam setelah pemberian siklofosfamid dan urinalisis dilakukan untuk melihat resiko terjadinya hematuria. Analisis dilakukan secara KCKUT-SM/SM fase terbalik yang dilengkapi dengan sistem deteksi spektrometri massa triple quadrupole ESI positif. Preparasi sampel dilakukan dengan pengasaman dan dilusi. Metode analisis yang digunakan linier dengan rentang analisis 40-10000 ng/mL untuk 3-HPMA. Hasil analisis kadar 3-HPMA dalam 40 pasien kanker menunjukkan hasil yang sangat bervariasi, dengan konsentrasi terukur berkisar antara 113-9495 ng/mL dan kadar ternormalisasi kreatinin berkisar antara 650-5596 ng/mg kreatinin.
Pasien dengan hasil positif hematuria menunjukkan rata-rata kadar 3-HPMA yaitu 4839 ng/mg kreatinin, sementara untuk pasien dengan hasil negative hematuria menunjukkan rata-rata kadar yaitu 2419,431 ng/mg kreatinin.

ABSTRACT
Cyclophosphamide is an alkylating agent commonly used in chemotherapy regimens for breast cancer, non-Hodgkins lymphoma, leukemia, and lung cancer. However, the use of cyclophosphamide can cause toxic side effects on the bladder, namely hemorrhagic cytitis which can cause hematuria and can later develop into bladder cancer. These side effects are caused by the byproduct of cyclophosphamide metabolism, acrolein. 3-HPMA is a stable metabolite of acrolein found in urine that serves as biomarker of acrolein. In this study, we developed a method to quantify 3-Hydroxy Propyl Mercapturic Acid (3-HPMA) in cancer patients urine. Urine samples were taken 4 hours after cyclophosphamide administration and urin alysis was done to observe the risk of hematuria. Analysis of 3-HPMA was performed by reversed phase UPLC-MS/MS equipped with triple quadrupole mass spectrometer positive ESI mode detection. The mobile phase used for analysis is 0,1% formic acid in water and in acetonitrile (90:10 v/v). The MRM was set at m/z 222.10>90.97 for 3-HPMA and 164.10 > 122.02 for the internal standard NAC. Sample preparation was done by acidification and simple dilution. The analytical method used is linear within the consentration range of 40-10000 ng/mL. The results showed varied levels of 3-HPMA in 40 cancer patients urine, with measured concentrations ranging from 113-9495 ng/mL and creatinine-adjusted levels ranging from 650-5596 ng/mg creatinine. Patients with positive results of hematuria showed 3-HPMA levels that were relatively high with mean level of 4839 ng/mg creatinine."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlita Gustiyanti
"Siklofosfamid adalah kemoterapi yang bekerja sebagai agen pengalkilasi dan merupakan prodrug sehingga membutuhkan aktivasi oleh enzim sitokrom P450 untuk berubah menjadi metabolit aktifnya, yaitu 4-hidroksisiklofosfamid 4-OHCP. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh metode optimum dan tervalidasi untuk analisis siklofosfamid dan 4-OHCP dalam dried blood spot menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi-Tandem Spektrometri Massa KCKUT-SM/SM. Penelitian siklofosfamid dan 4-hidroksisiklofosfamid secara simultan ini dikembangkan pertama kalinya dalam sampel dried blood spot. Metabolit 4-OHCP bersifat tidak stabil dalam cairan biologis, sehingga prosedur derivatisasi dilakukan sebelum analisis, yaitu menggunakan semikarbazid hidroklorida. Pemisahan dilakukan pada kolom UPLC Class BEH C18 menggunakan fase gerak asam format 0,01 dalam air-metanol 50:50 dengan mode elusi isokratik pada laju alir 0,3 mL/menit selama 4 menit. Deteksi massa dilakukan pada Waters Xevo TQD dengan Electrospray Ionization positif untuk siklofosfamid, 4-OHCP, dan heksametilfosforamid sebagai baku dalam dengan nilai m/z berturut-turut adalah 260,968 > 139,976; 338,011 > 224,979; dan 180,17 > 92,08. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode pengendapan protein dengan pelarut metanol ? ?asetonitril 2:1. Metode ini linear pada rentang 50-30.000 ng/mL untuk siklofosfamid dan 10-1.000 ng/mL untuk 4-OHCP dengan r berturut-turut adalah 0,9972 dan 0,9984. Nilai LLOQ untuk siklofosfamid dan 4-OHCP berturut-turut adalah 50 ng/mL dan 10 ng/mL. Nilai diff dan KV untuk akurasi dan presisi intra hari dan antar hari tidak melebihi 15 dan tidak melebihi 20 pada konsentrasi LLOQ. Secara keseluruhan metode ini telah memenuhi persyaratan validasi yang mengacu pada European Medicines Agency Guidelines 2011.

Cyclophosphamide is a chemotherapy that acts as an alkylating agent and a prodrug that requires activation by the cytochrome P450 enzyme to convert into its active metabolite, 4 hydroxycycrophosphamide 4 OHCP. The purpose of this research is to obtain the optimum and validated method for the analysis of cyclophosphamide and 4 OHCP in dried blood spots using Ultra Performance Liquid Chromatography Tandem Mass Spectrometry UPLC MS MS. This simultaneous cyclophosphamide and 4 OHCP study was developed for the first time in dried blood spot sample. The 4 OHCP metabolite is unstable in biological fluids, so the derivatization procedure was performed prior to analysis, using semicarbazide hydrochloride. The separation was performed on UPLC Class BEH C18 column using mobile phase of 0.01 formic acid in water methanol 50 50 with isocratic elution mode at 0.3 mL minute for 4 min. Mass detection was performed on Waters Xevo TQD with Positive Electrospray Ionization for cyclophosphamide, 4 OHCP, and hexamethylphosphoramide as internal standard with m z values respectively are 260.968 139.976 338.011 224.979 and 180.17 92.08. Extraction was performed using protein precipitation method with methanol acetonitrile 2 1. This method was linear in the range of 50 30,000 ng mL for cyclophosphamide and 10 1,000 ng mL for 4 OHCP with r respectively are 0.9972 and 0.9984. The LLOQ values for cyclophosphamide and 4 OHCP were 50 ng mL and 10 ng mL. The value of diff and CV for accuracy and precision intra days and between days did not exceed 15 and did not exceed 20 of LLOQ concentrations. Overall this method has met the validation requirements that refer to European Medicines Agency Guidelines 2011.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Yanuarti Utami
"Siklofosfamida adalah obat antineoplastik yang sering diberikan dalam regimen kemoterapi dosis tinggi. Adanya toksisitas tinggi dari regimen tersebut, maka diperlukan analisis siklofosfamida dalam plasma untuk memonitor kadarnya. Pada penelitian ini, telah dikembangkan metode kromatografi cair kinerja tinggi yang sederhana dan reprodusibel untuk penentuan kadar siklofosfamida dalam plasma manusia. Sistem kromatografi terdiri dari kolom Shimpack® C18 (250 × 4,6 mm, 5 μm) dengan fase gerak asetonitril-KH2PO4 10 mM mengandung 0,5% trietilamin (37 : 63 v/v) dengan pH 6,5 untuk analisis di dalam plasma secara in vitro, dengan laju alir 1,0 mL/menit. Sampel dideteksi pada panjang gelombang 200 nm. Pada penelitian ini juga dilakukan pemilihan baku dalam yang sesuai yaitu irbesartan dan parasetamol. Proses ekstraksi plasma dilakukan dengan metode pengendapan protein menggunakan asetonitril dan semua kriteria memenuhi persyaratan yang diberikan oleh (EMEA, 2011). Metode valid pada rentang 0,204 μg/ml ? 20,0 μg/ml diperoleh nilai koefisien korelasi (r) 0,9995 . Metode ini memenuhi kriteria akurasi dengan %diff sebesar -14,64% - 14,91% serta presisi dengan koefisien variasi <9,6%.

Cyclophosphamide is a antineoplastic prodrug are often administered in high-dose chemotherapy regimens. The high toxicities from this regimens, analytical method is required to determine the concentration of cyclophosphamide in human plasma. In this research, a simple and reproducible high-performance liquid chromatography method was developed for simultaneous determination of cyclophosphamide in human plasma. Chromatography was performed on a Shimpack® C18 column (250 × 4.6 mm, 5 μm) under isocratic elution with acetonitrile ? potassium dihydrogen phosphate buffer containing 0,5% triethylamine (37 : 63 v/v) pH 6,5 for analytical in human plasma, and the flow- rate was 1.0 ml/min. Detection was made at 200 nm. In this research, also has done the selection of the appropriate for internal standard are irbesartan and paracetamol. Plasma extraction was done by deproteination with acetonitrile and all the parameters were fulfilled the criteria that were given by (EMEA, 2011). The method was valid over the range of 0,204 ? 20 μg/ml get correlation coefficient (r) values 0.9995. The method was validated with accuracies of (% diff) -14,64% - 14,45 % and precision < 9,6%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novendy
"ABSTRAK
Siklofosfamid adalah salah satu jenis obat kemoterapi yang oleh International
Agency for Research on Cancer (IARC) dinyatakan mempunyai sifat karsinogenik,
mutagenik, dan teratogenik bagi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
proporsi pekerja kesehatan yang terdeteksi kadar siklofosfamid dalam plasma dan
faktor yang berhubungan.
Penelitian ini dilakukan secara potong lintang. Data dikumpulkan dengan
kuesioner, wawancara, observasi dan pemeriksaan sampel darah untuk menilai kadar
siklofosfamid dalam plasma. Responden penelitian ini terdiri dari semua pekerja
farmasi yang terpajan siklofosfamid berjumlah 10 orang dan perawat yang terpajan
siklofosfamid diambil secara purposive 100 orang dari 187 orang.
Pemeriksaan kadar siklofosfamid dalam plasma menggunakan LCMSMS
dengan LOD sebesar 0.025ng/mL. Proporsi pekerja kesehatan yang terdeteksi kadar
siklofosfamid dalam plasma sebesar 38.2%. Pada analisis bivariat tidak didapatkan
hubungan bermakna antara faktor risiko yang diteliti dengan terdeteksi kadar
siklofosfamid dalam plasma (p>0,05). Dari pengamatan ditemukan bahwa sistem
pembuangan udara tidak baik dan alat pelindung diri yang tidak sesuai dengan
kebutuhan yaitu menggunakan masker bedah yang tidak memberi proteksi pada
pekerja. Pada penelitian ini tidak didapatkan adanya hubungan bermakna antara faktor
risiko dengan terdeteksi kadar siklofosfamid dalam plasma. Tingginya proporsi
pekerja kesehatan yang terdeteksi kadar siklofosfamid dalam plasma kemungkinan
disebabkan karena pengaruh sistem pembuangan udara dan penggunaan alat
pelindung diri yang tidak sesuai.

ABSTRACT
Cyclophosphamide is one of chemotherapy drug which has declared have
carcinogenic, mutagenic, and teratogenic to humans by the International Agency for
Research on Cancer (IARC). This study aimed to determine the proportion and
related factors of health workers who were detected with levels of cyclophosphamide
in plasma.
This study was conducted with cross-sectional method. Data were collected
by questionnaires, interviews, observation and examination of blood samples to
assess levels of cyclophosphamide in plasma. Respondents of this study consisted of
all workers which exposed to cyclophosphamide, pharmacists about 10 people and
nurses purposively drawn 100 people from 187 people.
The level of cyclophosphamide in plasma was examined using LCMSMS
with LOD of 0.025ng/mL. The proportion of health workers who were detected with
cyclophosphamide in their plasma are 38.2%. Bivariate analysis found no significant
association between the risk factors studied with detectable levels of
cyclophosphamide in plasma (p> 0.05). On the observation found the improper use of
exhaust system and the personal protective equipment that does not comply with the
requirement using the surgical masks that is not provide any protection to workers.
This study found no significant relationship between the risk factors with
detectable levels of cyclophosphamide in plasma. The high proportion of health
workers cyclophosphamide levels detected in plasma is probably due to the influence
of improper air exhaust system and the inappropriate use of personal protective
equipment."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madeline Melhan
"ABSTRACT
Siklofosfamid merupakan salah agen kemoterapi tertua yang masih banyak digunakan untuk pengobatan kanker payudara di Indonesia. Siklofosfamid diketahui dapat menimbulkan efek samping kerusakan kandung kemih dan memicu kanker kandung kemih sekunder. Dalam penelitian ini, dikembangkan metode untuk mengukur kadar Asam 3-Hidroksipropil Merkapturat (3-HPMA) dalam urin, penanda dari senyawa akrolein atau metabolit siklofosfamid yang bertanggung jawab menimbulkan toksisitas. Analisis dilakukan secara KCKUT-SM/SM fase terbalik dengan sistem deteksi spektrometri massa triple quadrupole ESI+. Fase gerak yang digunakan analisis adalah asam format 0,1% dalam air dan dalam asetonitril (90:10 v/v) dengan waktu analisis 7 menit. Nilai transisi dari MRM untuk 3-HPMA adalah 222,10>90,97 dan untuk baku dalam NAC adalah 164,10 > 122,02. Preparasi sampel urin dilakukan dengan mikrofiltrasi, pengasaman dan dilusi. Kurva kalibrasi untuk analisis dibuat pada rentang 40-10000 ng/ml. Metode divalidasi sesuai EMA 2011. Metode diaplikasikan kepada 17 pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi siklofosfamid dan hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan kadar 3-HPMA dalam urin pasien.

ABSTRACT
Cyclophopshamide is one of the oldest chemotherapeutic agents that are still actively being used to date for breast cancer treatment in Indonesia. Cyclophosphamide is known to cause bladder toxicity and may trigger secondary bladder cancer growth due to its metabolite called acrolein. In this study, we developed a method to quantify 3-Hydroxypropyl Mercapturic Acid (3-HPMA) as surrogate marker of acrolein level in urine sample. Analysis was performed by reversed phase UPLC-MS/MS triple quadrupole (+) ESI mode. The mobile phase used were 0.1% formic acid in water and in acetonitrile (90:10 v/v) with 7 minutes run time for each sample. The MRM was set at m/z 222,10>90,97 for 3-HPMA and 164,10 > 122,02 for internal standard. Sample preparation was done by microfiltration, acidification and simple dilution. The calibration curve ranged from range 40 ng/ml to 10.000 ng/ml. The method developed was validated in accordance to EMA Bioanalysis Guideline 2011. The method was successfully applied to 17 breast cancer patients with cyclophosphamide chemotherapy and the result showed that 3-HPMA concentration was distinctive among each patient."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Samuel
"Siklofosfamid merupakan senyawa pengalkilasi golongan oksazafosforin, berkhasiat sebagai antineoplastik yang mengalkilasi DNA sehingga sel kanker gagal bereplikasi. Siklofosfamid dapat memberikan efek terapi apabila sudah termetabolisme menjadi 4-hidroksisiklofosfamid (4-OHCP). Analisis 4-OHCP dilakukan pada 26 orang pasien kanker Rumah Sakit Kanker ?Dharmais? yang mendapatkan regimen siklofosfamid. Darah yang digunakan sebagai sampel diambil pada 0,5 dan 1 jam setelah pemberian kemoterapi masing-masing sebanyak 3 ml. Analisis 4-OHCP dilakukan setelah plasma diderivatisasi dengan semikarbazid HCl menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi ? tandem spektrometer massa. Metode ini telah divalidasi pada penelitian sebelumnya, Hasil validasi metode secara parsial menghasilkan akurasi dan presisi intra hari dengan % diff dan koefisien variasi (KV) tidak lebih dari 15% dan tidak lebih dari 20% pada konsentrasi LLOQ. Kurva kalibrasi yang linear didapat pada rentang 50 ? 15.000 ng/ml untuk siklofosfamid dan 5 ? 1.000 ng/ml untuk 4-OHCP. Metode ini telah memenuhi syarat akurasi dan presisi intra hari sesuai EMEA Guidelines. Hasil analisis kadar 4-OHCP pada 26 pasien kanker menunjukkan kadar 4-OHCP yang terukur berada pada rentang 5,25 ng/ml hingga 832,44 ng/ml. Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan dengan siklofosfamid pada 26 pasien kanker tersebut sudah tepat dan diharapkan dapat menyembuhkan kanker.
Cyclophosphamide is an alkylating agent from oxazaphosphorine compound, used as antineoplastic which alkylate the DNA cause the cancer cell fail to replicate. Cyclophosphamide is able to give therapeutic effect if it has been metabolized into 4-hydroxycyclophosphamide (4-OHCP). 4-OHCP analysis performed on 26 cancer patients in ?Dharmais? Cancer Hospital who get cyclophosphamide. Blood used as samples taken at 0,5 and 1 hour after administration of chemotherapy respectively 3 ml. Analysis of 4-OHCP done after plasma was derivatized with semicarbazide HCl by Ultra High Performance Liquid Chromatography ? Tandem Mass Spectrometry. This method has been validated in the previous research. Results of partial method validation produced intra-day accuracy and precision which % diff and coefficient of variation (CV) not more than 15% and not more than 20% at LLOQ concentration. A linear calibration curve produced in the range of 50 ? 15.000 ng/ml for cyclophosphamide and 5 ? 1.000 ng/ml for 4-OHCP. This method has been qualified for intra-day accuracy in accordance to EMEA Guidelines. Results of the analysis of 4-OHCP in 26 cancer patients showed the measured value of 4-OHCP are in the range of 5,25 ng/ml to 832,44 ng/ml. This suggests that treatment with cyclophosphamide in 26 cancer patients were appropriate and is expected to cure the cancer."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>