Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213602 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Sesa Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh materialisme teradap compulsive buying pada kelas sosial ekonomi menengah dan atas di Indonesia. Materialisme merupakan sebuah keyakinan yang dianut seseorang tentang seberapa pentingnya kepemilikan di dalam kehidupan mereka (Richins dan Dawson, 1992). Compulsive buying dapat didefinisikan sebagai perilaku belanja yang abnormal dimana perilaku tersebut tidak terkontrol, berulang-ulang dan memiliki dorongan kuat untuk belanja yang dianggap sebagai cara untuk menghilangkan perasaan negatif seperti stres dan cemas (Edwards, 1993). Responden berjumlah 206 orang dengan karakteristik individu yang berusia antara 20-40 tahun, dengan sosial ekonomi status menengah dan atas, bertempat tinggal di wilayah Jabodetabek. Materialisme diukur dengan alat ukur MVS short form (Richins, 2004) yang merupakan versi modifikasi singkat dari alat ukur MVS (Material Value Scale) yang disusun oleh Richins dan Dawson (1992).
Compulsive Buying diukur dengan alat ukur Compulsive Buying Scale yang disusun oleh Edwards (1993). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa materialisme dapat mempengaruhi skor compulsive buying secara signifikan β = .545, t(206) = 9.296, p < .01 Selain itu, materialisme juga dapat secara signifikan menjelaskan proporsi varians skor compulsive buying R2 = .298, F(1,206) = 86.415. Berdasarkan hasil tersebut, penting adanya pengarahan terhadap kelas sosial ekonomi menengah dan atas agar dapat menjadi konsumen yang cerdas dan lebih selektif agar terhindar dari konsekuensi-konsekuensi negatif yang ditimbulkan dari nilai-nilai materialisme dan compulsive buying.

This research aims to find the influence of materialism on compulsive buying in middle & upper social economic class Indonesian. Materialism is a value about the importance of possessions in one's life (Richins & Dawson, 1992). Compulsive buying can be defined as abnormal form of shopping and spending in which the afflicted consumer has an overpowering, uncontrollable, chronic and repetitive urge to shop and spend (Edwards, 1993). Respondens of this research were individuals between the ages of 20-40 years old, with middle & upper social economy class, and live in Jabodetabek, with the amounts of 206 research participants. MVS Short Form made by Richins (2004) was used to measure materialism, as a short modified version of Material Values Scale (Richins & Dawson, 1992).
Compulsive buying was measured using Compulsive Buying Scale constructed by (Edwards, 1993) The main result of this research indicates that materialism is significantly predicted compulsive buying scores β = .545, t(206) = 9.296, p < .01. Furthermore, materialism also explained a significant proportion of variance in public compulsive buying scores, R2 = .298, F(1,206) = 86.415. Based on these results, it’s important to direct the middle and upper social economic class in Indonesia to become smarter and more selective consumer to prevent them from negative consequences from materialistic values and compulsive buying.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Zen
"Indonesia menjadi salah satu penyumbang populasi generasi milenial terbanyak di dunia. Dari 267 juta jiwa, sebanyak 130 juta jiwa merupakan wanita dan 68% diantaranya adalah generasi milenial dengan mayoritas berada di Jabodetabek. Hal tersebut menjadi peluang bagi Indonesia sebagai pasar yang potensial dalam halnya produk kecantikan, dimana telah terjadinya peningkatan yang signifikan dalam 3 tahun terakhir. Meningkatnya penjualan produk kecantikan ini didasari adanya motivasi belanja yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh mindset terhadap compulsive buying pada konsumen brand Somethinc di Jabodetabek dengan menggunakan shopping motivation sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan responden berupa pelanggan yang pernah membeli produk brand Somethinc lebih dari tiga kali selama enam terakhir kepada 100 responden dan menggunakan teknik non-probability sampling. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang cukup kuat antara mindset dan shopping motivation sehingga dibuktikan bahwa mindset merupakan faktor penting yang dapat memengaruhi pembentukan shopping motivation konsumen. Mindset konsumen merupakan kerangka penting bagi seorang pemasaran dalam memehami motivasi dan perilaku konsumen. Dalam hal ini, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik kepada brand Somethinc mengenai perilaku konsumen yang dilihat dari mindset konsumen serta berbagai motivasi yang mengarah pada compulsive buying

Indonesia is one of the largest contributors to the millennial generation in the world. Of 267 million people, 130 million people of them are women and 68% of them are millennials in Jabodetabek. This is an opportunity for Indonesia as a potential market in terms of beauty products that has been facing a significant increase in the last 3 years. The increase in sales of beauty products is based on a high shopping motivation. This study aims to analyze the influence of mindset on compulsive buying on Somethinc brand consumers in Jabodetabek through shopping motivation as a mediating variable. This study uses a quantitative with a non-probability sampling technique by distributing questionnaires to 100 customers who have purchased something brand products more than three times during the last six months as the respondents. The findings in this study indicate that there is a fairly strong correlation between mindset and shopping motivation, so that it is proven that mindset is an important factor that can influence consumers shopping motivation. The consumer mindset is an important framework for a marketer in understanding consumer motivation and behavior. In this case, this research provides a better understanding of the something brand regarding consumer behavior seen from the consumers mindset and motivations that lead to compulsive buying."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reyhan Frediyanto
"Dalam satu dekade terakhir, sisi gelap dari permasalahan perilaku konsumen mulai bermunculan, salah satunya adalah perilaku compulsive buying. Self-congruence dan brand attachment merupakan salah satu pendorong timbulnya perilaku konsumen tersebut. Fenomena ini juga terjadi pada salah satu merek fashion ternama, yakni Uniqlo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh self-congruence terhadap compulsive buying melalui brand attachment sebagai mediasi pada konsumen Uniqlo di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi target dalam penelitian ini adalah konsumen Uniqlo yang berdomisili di Jabodetabek. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner yang disebarkan secara daring. Ukuran sampel yang ditentukan untuk penelitian ini adalah 130 sampel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana dan regresi berganda dengan software SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh self- congruence terhadap compulsive buying melalui brand attachment sebagai mediasi pada konsumen Uniqlo di Jabodetabek. Persepsi konsumen tentang kesesuaian antara konsep diri (aktual atau ideal) berdampak positif pada keterikatan merek, yang mengarah pada perilaku pembelian kompulsif.

In the last decade, the dark side of consumer behavior problems began to emerge, such as compulsive buying behavior. Self-congruence and brand attachment are the drivers of this consumer behavior. This phenomenon also occurs in one of the well-known fashion brands, namely Uniqlo. The purpose of this study is to analyze the effect of self-congruence towards compulsive buying through brand attachment as mediation on Uniqlo consumers in Jabodetabek. This study uses a quantitative approach. The target population of this study is Uniqlo consumers who live in Jabodetabek. Data collection was carried out using a questionnaire instrument which was distributed online. The sample size determined for this study was 130 samples. Simple regression analysis and multiple regression analysis with SPSS software are used for data analysis. The results showed that there is an effect of self-congruence towards compulsive buying through brand attachment on Uniqlo consumers in Jabodetabek. Consumers' perceptions about the fit between self-concepts (actual or ideal) positively impacted brand attachment, which led to compulsive buying behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viena Rachmania Priyono
"Fenomena perilaku compulsive buying di Indonesia menjadi latar belakang penelitian ini. Motivasi compulsive buyer pun beragam dalam berbelanja. Kehadiran daily deals website yang menawarkan diskon dengan tinggi dengan waktu yang terbatas, diyakini dapat meningkatkan perilaku compulsive buyer di konsumen Indonesia. Penelitian ini ingin melihat pengaruh compulsive buying terhadap shopping motivation dan meneliti pengaruh compulsive buying terhadap response to contextual element yang dimediasi oleh shopping motivation. Penelitian ini dilakukan pada konsumen daily deals website di Indonesia yakni Groupon Disdus yang pernah berbelanja dalam enam bulan terakhir. Metode pengelolahan data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap shopping motivations, dan terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap response to contextual elements yang dimediasi oleh shopping motivations

Fenomena perilaku compulsive buying di Indonesia menjadi latar belakang penelitian ini. Motivasi compulsive buyer pun beragam dalam berbelanja. Kehadiran daily deals website yang menawarkan diskon dengan tinggi dengan waktu yang terbatas, diyakini dapat meningkatkan perilaku compulsive buyer di konsumen Indonesia. Penelitian ini ingin melihat pengaruh compulsive buying terhadap shopping motivation dan meneliti pengaruh compulsive buying terhadap response to contextual element yang dimediasi oleh shopping motivation. Penelitian ini dilakukan pada konsumen daily deals website di Indonesia yakni Groupon Disdus yang pernah berbelanja dalam enam bulan terakhir. Metode pengelolahan data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap shopping motivations, dan terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap response to contextual elements yang dimediasi oleh shopping motivations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sintia
"ABSTRACT
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh stres yang berasal dari stresor dalam keluarga dan stresor luar keluarga terhadap pembelian kompulsif pada remaja yang dimoderasi oleh jenis kelamin. Selanjutnya peneliti juga meneliti bagaimana pengaruh perilaku belanja kompulsif terhadap timbulnya perasaan bersalah setelah pembelian. Sampel yang digunakan pada penelitin ini merupakan remaja yang berusia 18-21 tahun yang berdomisili di pulau Jawa. Data yang diperoleh dari sampel diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling SEM. Hasil olahan data tersebut menunjukkan bahwa remaja memiliki kecenderungan yang tinggi untuk melakukan CB sebagai upaya untuk mengatasi tingginya tingkat stres yang dialaminya karena faktor keluarga dan non-keluarga. Stresor dalam keluarga dan luar keluarga berpengaruh terhadap tingkat stres yang dialami remaja. Jenis kelamin ditemukan tidak memoderasi pengaruh stres terhadap perilaku belanja kompulsif. Belanja kompulsif merupakan cara umum yang digunakan untuk mengatasi stres baik remaja laki-laki dan perempuan.

ABSTRACT
This research aims to discover the impact of stress from family stressors and non family stressors to the compulsive buying with moderation on gender among adolescents. Next, the authors investigate the relationship between compulsive buying and post purchase regret. The research sample are adolescents 15 18 year old in Pulau Jawa. The data gained from the sample were processed using the Structural Equation Modelling method. The results showed that adolescents increasingly turn to CB in an attempt to cope with heightened levels of stress due to familial and non familial factors. Family stressors and non family stressors affect the level of stress. Gender was not found to moderate stress CB relationship. CB behaviour is a common coping strategy for adolescents from both genders."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Frans Hendra Suryanta
"Peritel dalam beberapa tahun yang lalu telah menggunakan beberapa dorongan dari lingkungan makro yang telah mengubah landscape dari psalm yang mereka jalankan. Termasuk di dalamnya penyebaran departement store, berkembangnya pusat kota dan munculnya ritel dengan format yang sesuai dengan lifestyle dari konsumen dan munculnya ritel online sebagai platform bare dari ritel yang memberikan kenyamanan iersendiri bagi konsumennya. Sehingga seat ini operasionai ritel secara konvensional tidak lagi menjadi faktor utama dalam mencapai kesuksesan usaha ritel, karena scat ini aspek hiburan dari ritel lebih menjadi kunci sukses dui persaingan di bisnis ritel. Perubahan ini diakibatkan perubahan perilaku konsumen yang Iebih mencerminkan kebutuhan akan hedonic values daripada utility values dari aktifitas berbelanja yang mereka lakukan.
Fokus dari penelitian ini adalah emosi positif yang dialami saat berbelanja dan pengaruhnya pads kepuasan dan intensi berbelanja ulang. Dalam penelitian ini diuji bagaimana orientasi internal pembelanja (enduring involvement dan motif berbelanja) dan tingkat variabel eksternal (image toko) mengakibatkan kegairahan berbelanja konsumen saat di departement store serta menguji per-an variabel kegairahan berbelanja tersebut sebagai mediator orientasi internal dan eksternal terhadap kepuasan pelanggan dan intensi berbelanja ulang.
Responden yang dipilih adalah pare karyawan karena merekalah yang menjadi konsumen utama departement store di Jakarta. Tempat penelitian kami adalah PERTAMINA, ASTRA HONDA MOTOR, dan RCTL Jumlah total respondennya adalah 281 orang, dan kuesioner dibentuk berdasarkan multi skala basil penelitian sebelunmya.
Seluruh hipotesa yang menghubungkan konstruk model struktural diuji dengan LISREL versi 8.30, dan dari hasilnya diperoleh bahwa seluruh hipotesa diterima. Jadi penelitian ini memberikan dukungan pads pengetahuan bahwa kegairahan berbelanja dapat menjadi mediator bagi pembentukan kepuasan berbelanja dan keinginan berbelanja ulang pads departement store di Jakarta.

Over the years, retailers have been buffeted by a number of macro-environmental forces that have changed the landscape of the industry. These include the spread of department stores, the proliferation of suburban power centers and the lifestyle retailing formats, and the recent arrival of the Internet as an alternative retail platform offering consumers unparalleled convenience. In this environment it is no longer enough for a retailer to operate in a conventional manner by enticiting consumers with broad assortments, low pricing, and extended store hour. The entertainment aspect of retailing or "entartailing," is increasingly being recognized as a key competitive tool.
The focus of this research is on the positive emotional experience of shopping that influences on satisfaction and the intention to repatronage behavior. This research examined how a shopper's internal orientation (i.e. enduring involvement and shopping motives) and store level external variable (i.e. store images) affect the excitement of shopping at department stores. A conceptual model of excitement as a mediating variable between selected internal and external factors and shopping outcomes (i.e. satisfaction and repatronage intentions) was build and tested in the context of the Jakarta apparel department store retail industry.
Workers were chosen as respondents since they are the primary shoppers at department stores in Jakarta. Our research sites are PERTAMINA, ASTRA HONDA MOTOR, and RCTI. The total respondent are 280 workers, and the questionary develops base on multi-item scales of prior research studies.
All hypotheses in the model were tested by using LISREL v.8.30, and from the print out and path diagram were found that all hypotheses are not rejected. So this study provides an encouraging start in understanding the mediating role of shopping excitement for departement store retailing in Jakarta markets.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angellita Buulolo
"Selama beberapa tahun terakhir, penelitian terkait dengan perilaku konsumen menjadi topik yang hangat. Salah satu yang menjadi perhatian penelitian dalam beberapa tahun terakhir adalah faktor yang dapat memengaruhi terbentuknya compulsive buying behavior. Dalam penelitian ini akan membahas faktor baik secara eksternal seperti materialisme, dan internal seperti mindset dan consumer anxiety. Penelitian ini mengambil sudut pandang kelompok penggema dari dua grup K-POP besar Super Junior (E.L.F) dan NCT (NCTzen) di Indonesia berusia dewasa muda, yang melakukan pembelian produk terkait K-POP dalam sebulan terakhir. Metode yang dilakukan untuk penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM). Hasil penemuan dari penelitian ini sendiri menunjukkan jika faktor eksternal seperti materialisme masih menjadi faktor terkuat terbentuknya compulsive buying behavior dengan faktor yang memengaruhi materialisme seperti celebrity endorsement, peer group, dan television advertisement. Selain itu terdapat penemuan jika mindset tidak dapat berpengaruh langsung terhadap compulsive buying behavior.

Several studies have been conducted in recent years to investigate consumer behavior. One of the research topics that researchers are interested in is the factors that can influence the development of compulsive buying behavior. This study will look at external factors like materialism as well as internal factors like mindset and consumer anxiety. This study focuses on fans of the two major K-POP groups Super Junior (E.L.F) and NCT (NCTzen) in Indonesia, as well as young people who purchased K-POP-related merchandise in the previous month. This study was carried out using the Structural Equation Model (SEM). According to the findings of this study, external factors such as materialism, as well as variables that influence materialism such as celebrity endorsements, peer groups, and television advertisement, are still the most significant indicators in the establishment of compulsive buying behavior. Furthermore, it was discovered that mindset has no direct influence on compulsive buying behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raya Jayawati Ratnawilis Amanah Notonegoro
"Live streaming commerce merupakan salah satu kanal penjualan yang saat ini kerap digunakan oleh para pebisnis untuk memasarkan dan menjualkan produk yang mereka miliki, seperti halnya produk fashion. TikTok merupakan salah satu platformce live streaming commerce yang paling banyak digunakan di Indonesia. Hingga saat ini, produk fashion merupakan jenis produk yang memiliki jumlah live streamer dengan ranking yang tinggi pada Fitur live Shopping yang terdapat pada platform TikTok. Melihat persaingan yang ketat di antara live streamer, peneliti melakukan penelusuran dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi parasocial relationship, purchase intention, dan behavioral loyalty konsumen pada konteks live streaming shopping. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari 350 responden yang merupakan pengguna aktif TikTok dan pernah menonton live streaming shopping pada TikTok. Data diperoleh menggunakan metode non-probability sampling dengan menyebarkan survei secara online. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa semua hipotesis didukung oleh data yang diperoleh, kecuali terkait dengan pengaruh attractiveness dan expertise terhadap hubungan parasocial atau hubungan sepihak yang dirasakan oleh konsumen terhadap live streamer pada live streaming commerce TikTok. Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dan praktikal untuk para pebisnis dan live streamer, khususnya terkait dengan menumbuhkan parasocial relationship, purchase intention, dan behavioral loyalty konsumen TikTok Live.

Live streaming commerce is a sales channel that is currently often used by business people to market and sell their products, such as fashion products. TikTok is one of the most used live streaming commerce platforms in Indonesia. Until now, fashion products are a type of product that has a high number of live streamers with high rankings in the live Shopping feature found on the TikTok platform. Seeing the intense competition among live streamers, researchers conducted a search with the aim of knowing the factors that can influence parasocial relationships, purchase intentions, and consumer behavioral loyalty in the context of live streaming shopping. This research was conducted using data obtained from 350 respondents who are active users of TikTok and have watched live streaming shopping on TikTok. Data was obtained using the non-probability sampling method by distributing online surveys. The results of the tests carried out show that all hypotheses are supported by the data obtained, except those related to the influence of attractiveness and expertise on parasocial relationships or unilateral relationships felt by consumers towards live streamers in live streaming commerce TikTok. This research provides theoretical and practical contributions for business people and live streamers, especially related to growing parasocial relationships, purchase intentions, and behavioral loyalty of TikTok Live consumers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfy Andruskha
"ABSTRACT
This purpose of this research is to determine the effect of the seven Shopping Dimensions identified by Bloch et al 1994 on consumers rsquo motives for visiting and shopping at malls specifically in Supermal Karawaci, while simultaneously study the strategies needed for Supermal Karawaci to compete with its competitors in terms of consumer behavior and how it gives them a competitive advantage over other malls. The multiple regression statistical technique for data analysis is used in this research to determine the significance of 1 Aesthetics dimension 2 convenience dimension 3 escape dimension 4 exploration dimension 5 role enactment dimension 6 flow dimension and 7 social dimension towards the consumers rsquo motivation for shopping at malls specifically at Supermal Karawaci. A structured questionnaire was distributed to the consumers of Supermal Karawaci, with a total of 200 respondents based on the sample size calculated through non probability purposive sampling. This research found all of the seven dimensions are positively related to consumers rsquo motivation to shop, indicating that all hypotheses were accepted, with escape dimension being the strongest motivator amongst the others. A cluster analysis showed that the respondents could generally be clustered into 3 groups 1 moderately motivated respondents, 2 highly motivated respondents and 3 lowly motivated respondents. This research, however, was limited to Supermal Karawaci only, with a non probability sampling method that may predispose the results to selection bias. In addition, the sample frame of 200 respondents does not sufficiently represent the consumers of shopping malls in general.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari ketujuh dimensi belanja yang diidentifikasi oleh Bloch et al 1994 tentang motif konsumen untuk berkunjung dan berbelanja di mal khususnya di Supermal Karawaci, sambil mempelajari strategi yang dibutuhkan Supermal Karawaci untuk bersaing dengan para pesaingnya dalam hal perilaku konsumen dan bagaimana hal itu memberi mereka keunggulan kompetitif atas mal lain. Teknik statistik regresi berganda untuk analisis data digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan signifikansi: 1 Dimensi estetika; 2 dimensi kenyamanan; 3 dimensi Escape; 4 dimensi eksplorasi; 5 dimensi Role Enactment; 6 dimensi Flow; dan 7 dimensi sosial terhadap motivasi konsumen untuk berbelanja di mal khususnya di Supermal Karawaci. Kuesioner terstruktur disebarkan kepada konsumen Supermal Karawaci, dengan total 200 responden berdasarkan jumlah sampel populasi penelitian yang dihitung menggunakan teknik sampling purposive sampling non-probabilitas . Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketujuh dimensi belanja memiliki pengaruh positif terhadap motivasi konsumen dalam berbelanja, dengan dimensi escape sebagai dimensi yang memiliki pengaruh paling tinggi diantara dimensi-dimensi lain. Analisis cluster yang dilakukan menunjukkan bahwa responden penelitian dapat di kelompokkan menjadi 3 kelompok; 1 cukup termotivasi, 2 sangat termotivasi dan 3 kurang termotivasi. Beberapa hal yang menjadi kekurangan dari penelitian ini adalah; penelitian ini hanya terbatas pada Supermal Karawaci saja, dengan penggunaan teknik sampling non-probabilitas yang dapat memberi kecenderungan terhadap selection bias. Selain itu, jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini tidak cukup untuk merepresentasikan konsumen pusat perbelanjaan secara general. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Gusfiarni
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh motivasi belanja hedonis (gratification seeking, idea shopping, adventure shopping, social shopping, role play, dan value shopping) pada perilaku pembelian kompulsif produk fashion secara online selama pandemi COVID-19.Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 278 responden. Data diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gratification seeking, idea shopping, adventure shopping, dan social shopping berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian kompulsif produk fashion secara online selama pandemi COVID-19. Selanjutnya, value shopping memiliki pengaruh negatif terhadap perilaku pembelian kompulsif produk fashion secara online selama pandemi COVID-19. Sedangkan role play tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pembelian kompulsif produk fashion secara online selama pandemi COVID-19.

This study aims to understand the effect of hedonic shopping motivation (gratification seeking, idea shopping, adventure shopping, social shopping, role play, and value shopping) on the compulsive buying behavior of online fashion products during the COVID-19 pandemic. This quantitative study uses the purposive sampling method with a sample of 278 respondents. The data was processed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results showed that gratification seeking, idea shopping, adventure shopping, and social shopping had a positive effect on the compulsive buying behavior of online fashion products during the COVID-19 pandemic. Furthermore, value shopping has a negative influence on the compulsive buying behavior of online fashion products during the COVID-19 pandemic. Meanwhile, role play does not have a significant influence on the compulsive buying behavior of online fashion products during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>