Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74058 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sendhi Leonita
"Sebuah metode estimasi persentase dan distribusi lemak tubuh pada anak-anak diperlukan untuk menjadi dasar dalam penentuan program penentuan asupan makan dan aktivitas fisik dalam mengatasi masalah obesitas demi meningkatkan produktivitas dan pencapaian keterampilan pada anak-anak. Analisis regresi berganda dilakukan untuk merancang model matematika persentase lemak tubuh berbasis antropometri. Penelitian cross-sectional yang dilakukan pada 155 anak laki-laki Indonesia berusia 7-12 tahun ini menghasilkan model regresi, yang dapat digunakan untuk mengestimasi persentase lemak tubuh serta memprediksi distribusi dominan pada anak laki-laki Indonesia.

A method of estimating percentage and distribution of body fat at boys is required to become a basic in designing dietary and physical activity program in order to overcome obesity problem which can increase children’s productivity and skill attainment. Multiple regression analysis was conducted to design mathematical model of body fat percentage based on anthropometry. This cross-sectional study which has a total of 155 boys aged 7 to 12 years old obtained regression model, that can be used to estimate body fat percentage and predict dominant distribution of body fat at Indonesian boys.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Adi Wira
"Lemak tubuh memiliki dampak negatif sekaligus fungsi positif terhadap tubuh wanita, sehingga wanita tidak boleh kekurangan atau kelebihan lemak tubuh. Belum ada cara yang dapat menghasilkan persentase lemak tubuh wanita yang dapat diandalkan, mudah untuk diterapkan, dapat diterapkan untuk berbagai ras wanita Indonesia di berbagai tempat, sehingga penelitian ini ingin menghasilkan model matematika persentase lemak tubuh wanita Indonesia untuk menjawab kebutuhan tersebut. Dengan 3D Full Body Scanner mengukur dimensi antropometri, Omron Full Body Sensor mengukur persentase lemak tubuh, metode statistik multiple regression, dihasilkan model matematika persentase lemak tubuh wanita Indonesia sebagai berikut. Y=392,331 - 0,756X2 - 61,531 lnX20 - 7,914 lnX50 - 0,265 X62 + 0,343 X65 + 0,305 X78 - 150,896/√X83 - 1404,895/√X112 - 1109,811/√121. Model matematika ini memiliki nilai adjusted R square 0,919 atau menggambarkan 91,9% keadaan sebenarnya, dan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil Omron Full Body Sensor, sehingga model matematika ini mampu memenuhi tujuan yang telah disebutkan sebelumnya.

Body fat has negative impact and also positive function for women?s body, so women can?t have less or more body fat. There is still no means to yield women?s body fat percentage which is reliable, easy to use, can be used for every Indonesian women?s race in every place, so this research wants to yield body fat percentage mathematical model for Indonesian women to answer that need. With 3D Full Body Scanner measuring anthropometric dimension, Omron Full Body Sensor measuring body fat percentage, statistical method of multiple regression, the result of body fat percentage mathematical model for Indonesian women is like this. Y=392,331 - 0,756X2 - 61,531 lnX20 - 7,914 lnX50 - 0,265 X62 + 0,343 X65 + 0,305 X78 - 150,896/√X83 - 1404,895/√X112 - 1109,811/√121. This mathematical model has adjusted R square value for 0,919 or describes 91,9% of the real situation, and the result is not much different with the result from Omron Full Body Sensor, so this mathematical model can fulfill the objective which has been mentioned before."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Satria Sumali
"ABSTRAK
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan parameter seorang anak kurus, normal, gemuk ataupun obese. Kegiatan anak mempengaruhi kadar lemak tubuh karena konsumsi karbohidrat yang berlebihan tanpa disertai aktivitas yang seimbang menyebabkan penumpukan lemak sebaliknya bila energi tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan maka lemak akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang mengakibatkan berkurangnya kadar lemak tubuh. Demikian juga dengan distribusi tekanan plantar karena anak obese dengan aktivitas rendah, tekanan plantar lebih tinggi dibandingkan anak obese dengan aktifitas tinggi sehingga aktifitas subyek penelitian harus dihomogenisasi untuk memperoleh hasil yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT (kurus, normal, gemuk dan obese) dengan lemak tubuh dan distribusi tekanan plantar saat berdiri dan berjalan pada anak usia 8-10 tahun. Metode : desain penelitian adalah observasional cross sectional / potong lintang dengan jumlah 33 anak sebagai subyek penelitian dengan lifestyle sedentary karena aktifitas mempengaruhi kadar lemak tubuh dan distribusi tekanan plantar. Penelitian dilakukan dengan mengukur kadar lemak tubuh menggunakan timbangan Tanita dan puncak tekanan (peak pressure) dengan menggunakan alat Matscan. Tekanan plantar diukur saat berdiri dan berjalan. Hasil :. Anak dengan IMT gemuk mempunyai korelasi yang kuat dengan lemak tubuh (r=0,6333) dan anak dengan IMT obese mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadap lemak tubuh (r=0,8) sedangkan anak dengan IMT kurus juga mempunyai korelasi terhadap lemak tubuh tetapi korelasinya lemah (r=0,2582). IMT juga berhubungan dengan distribusi tekanan plantar saat berdiri dan berjalan terutama daerah midfoot sedangkan untuk anak kurus ditemukan adanya peningkatan tekanan pada daerah hindfoot sewaktu heelstrike. Kesimpulan : IMT berhubungan dengan kadar lemak tubuh dan distribusi tekanan plantar terutama pada anak dengan IMT gemuk dan obese

ABSTRACT
Body Mass Index (BMI) is a parametric to know wheather a child is underweight, normal, overweight or obese. Children activity affects fat body percentage because consumption excessive carbohydrate with less activity will increase fat deposit. In other words if the energy cannot provide children activity then fat will be used as energy and this will decrease the fat deposit. And so with the plantar pressure distribution because obese children with lower activity , their plantar pressure are higher than obese children with high activity and therefore research subjects had to be homogenized to get an accurate result. This research aims are to know the relation between BMI (underweight, normal, overweight or obese) and plantar pressure distribution during standing and walking in children with age 8-10 years old. Methode: Design of this research is cross sectional with 33 children as research subjects with lifestyle sedentary. The research was done with Tanita’s weigher to measure fat body percentage and Matscan to meassure the peak pressure during standing and walking. Result : overweight children has a stong correlation with fat body (r=0.6333) and obese chidren has a very strong correlation with fat body (r=0.8). Underweight children also has a correlation with fat body but it’s a weak correlation (r=0.2582). BMI also has correlation with plantar pressure distribution during standing and walking expecially midfoot while underweight children has an increase peak pressure at the hindfoot while Conclussion : BMI influence both fat body and plantar pressure distribution expecially in overweight and obese children"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Santosa
"Kurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya gaya hidup sedenter meningkatkan risiko obesitas akibat kelebihan simpanan jaringan lemak. Gaya hidup sedenter salah satunya adalah akibat pekerjaan misalnya pada pekerja kantoran. Kebugaran kardiorespirasi yang rendah adalah prediktor yang kuat dan independen dari kesehatan metabolisme pada orang dewasa. melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan kebugaran kardiorespirasi sehingga menurunkan akumulasi simpanan jaringan lemak. persentase lemak tubuh dapat menggambarkan tingkat kebugaran kardiorespirasi seseorang. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan persentase massa lemak dengan kebugaran kardiorespirasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, subyek pada penelitian ini adalah pekerja kantoran laki-laki dan perempuan dengan usia 19-59 tahun. Persentase lemak tubuh dinilai menggunakan BIA dan kebugaran kardiorespirasi menggunakan YMCA step test. Jumlah subyek yang mengikuti penelitian 94 orang dengan nilai persentase lemak tubuh pada laki-laki dengan rerata 24,02 dan 39,45 pada subyek perempuan. Tingkat kebugaran kardiorespirasi yang paling banyak adalah tingkat kebugaran kardiorespirasi rata-rata yaitu sebesar 69,1% pada laki-laki dan tingkat kebugaran kardiorespirasi baik sebesar 84,6% pada perempuan. Korelasi persentase lemak tubuh dengan kebugaran kardiorespirasi didapatkan nilai r -0,44 (p<0,001). Terdapat multikolinearitas pada faktor IMT, lingkar pinggang dan lemak visceral. Setelah dilakukan analisis multivariat faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebugaran kardiorespirasi adalah jenis kelamin dan aktivitas fisik.

Lack of physical activity and an increasingly sedentary lifestyle increase the risk of obesity due to excess fat tissue stores. One of them is a sedentary lifestyle due to work, for example in office workers. Low cardiorespiratory fitness is a strong and independent predictor of metabolic health in adults. doing regular physical activity can improve cardiorespiratory fitness thereby reducing the accumulation of fat tissue stores. Body fat percentage can describe a person's cardiorespiratory fitness level. This study was to determine the relationship between fat mass percentage and cardiorespiratory fitness and the influencing factors. This study used a cross-sectional design, the subjects in this study were male and female office workers aged 19-59 years. Body fat percentage was assessed using BIA and cardiorespiratory fitness using the YMCA step test. The number of subjects participating in the study was 94 people with a body fat percentage value in men with an average of 24.02 and 39.45 in female subjects. The highest level of cardiorespiratory fitness was the average level of cardiorespiratory fitness, which was 69.1% for men and the level of good cardiorespiratory fitness was 84.6% for women. The correlation between body fat percentage and cardiorespiratory fitness was obtained with a value of -0.44 (p<0.001). There is multicollinearity in BMI, waist circumference and visceral fat. After multivariate analysis, other factors that influence cardiorespiratory fitness are gender and physical activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Sandhi Pramesti
"Latar Belakang: Obesitas adalah masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia terutama di negara berkembang. Obesitas dapat mempengaruhi status vitamin D, salah satunya dikarenakan adanya peningkatan penyimpanan vitamin D di jaringan adiposa sehingga mengakibatkan rendahnya bioavailabilitas vitamin D. Selain itu, banyaknya jaringan lemak berkaitan dengan  inflamasi kronis tingkat rendah yang menyebabkan peningkatan penggunaan vitamin D pada sel imun sehingga menyebabkan rendahnya kadar vitamin D pada kasus obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara persentase massa lemak dengan kadar vitamin D serum pada populasi dewasa dengan penyandang obesitas.
Metode: Studi potong lintang ini dilakukan pada subjek dewasa dengan obesitas di Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo, Pengukuran persentase massa lemak menggunakan bioelectrical impedance analysis (BIA) SECA mBCA 525. Pemeriksaan kadar vitamin D serum menggunakan kalsidiol serum dengan metode chemiluminescence immunoassay (CLIA).
Hasil: Sebanyak 90 subjek penelitian memiliki rerata usia 41 tahun dengan jumlah subjek terbanyak adalah perempuan (59%). Sebagian besar subjek tergolong status gizi obesitas derajat II. Median kadar vitamin D serum adalah 13,4 ng/dL dengan sebagian besar subjek tergolong defisiensi vitamin D. Rerata persentase massa lemak subjek adalah 37,2 ± 8,2. Terdapat korelasi negatif antara kadar vitamin D serum dengan persentase lemak tubuh pada pada dewasa penyandang obesitas (r=-0,378, p=0,000).
Kesimpulan: Terdapat korelasi bermakna berkekuatan sedang antara persentase massa lemak dengan kadar vitamin D serum pada subjek dewasa penyandang obesitas.

Background: Obesity is a global public health issue, especially in developing countries. Obesity can affect vitamin D status due to increased storage of vitamin D in adipose tissue. In addition, low bioavailability of vitamin D. Low levels of chronic inflammation is strongly associated with a large number of adipose tissue, which causes increased use of vitamin D in immune cells and causes low levels of vitamin D in obesity population. This study aims to see the correlation between the percentage of fat mass and serum vitamin D levels in the adult population with obesity.
Methods: This cross-sectional study was conducted on obese adult subjects at Cipto Mangunkusumo Hospital. First, the fat mass percentage was measured using bioelectrical impedance analysis (BIA) SECA mBCA 525. In addition, serum vitamin D levels were examined using serum calcidiol using the chemiluminescence immunoassay (CLIA) method.
Results: A total of 90 research subjects had an average age of 41; most were female. Most of the subjects were classified as obesity class II. The average serum vitamin D level was 13.4 ng/dL, with most of the subjects classified as deficient in vitamin D. The mean proportion of subjects in fat mass was 37.2 ± 8.2. There was a negative correlation between serum vitamin D levels and the proportion of body fat in obese adults (r=-0.378, p=0.000).
Conclusion: There was a significant medium correlation between fat mass percentage with serum vitamin D in the adult with obesity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gilman, Sander L.
Cambridge, UK: Polity Press, 2008
616.398 GIL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fildzah Badzlina
"Saat remaja, terjadi perubahan komposisi tubuh berupa penurunan lemak tubuh dan kecepatan penambahan tinggi badan dan lebar bahu pada laki-laki. Sementara pada perempuan akan mengalami peningkatan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase lemak tubuh yang tinggi dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan, khususnya penyakit kardiovaskular. Di Indonesia, masih belum ada nilai rata-rata persentase lemak tubuh remaja secara nasional. Selain itu, penelitian mengenai persentase lemak tubuh pada remaja di perkotaan, khususnya di Depok, masih jarang ditemui. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian mengenai persentase lemak tubuh pada remaja di perkotaan, khususnya Kota Depok.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor dominan terhadap persentase lemak tubuh pada siswa-siswi di SMA Sejahtera 1 Depok. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah persentase lemak tubuh sementara variabel independen dalam penelitian ini ialah jenis kelamin, IMT/U, aktivitas fisik, durasi tidur, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, konsumsi buah dan sayur, frekuensi konsumsi makanan cepat saji, frekuensi konsumsi makanan selingan, frekuensi konsumsi susu dan produk olahannya, serta frekuensi konsumsi minuman berpemanis.
Instrument penelitian ini ialah Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), microtoice dan kuesioner. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2019 kepada siswa-siswi kelas 10 dan 11 sesuai jadwal yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 267 siswa. Uji korelasi dan independen T-test dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel dependen dengan independen. Uji regresi linear dilakukan untuk mengetahui faktor dominan persentase lemak tubuh.
Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel IMT/U (p = 0,000; r = 0,715), aktifitas fisik (p = 0,004; r = -0,176), asupan karbohidrat (p = 0,012; r = -0,153) dan jenis kelamin (p = 0,000) berhubungan dengan persentase lemak tubuh. Faktor dominan persentase lemak tubuh ialah IMT/U dengan nilai standardized coefficients beta sebesar 0,739. Para siswa SMA Sejahtera 1 Depok dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari. Jenis aktivitas fisik yang paling mudah dilakukan setiap harinya adalah jalan kaki minimal 10 menit atau melakukan jogging.

During adolescence, changes in body composition occur differently in boys and girls, decreasing body fat and increasing height and shoulder width in boys. While in girls increasing body fat. High body fat percentages are commonly associated with several health problems, especially cardiovascular disease. In Indonesia, the average description of national body fat percentage in adolescents is not available. The research on body fat percentage in adolescents in urban areas is still limited. Therefore, it is important to do research on body fat percentage in adolescents in urban areas, especially Depok City.
This research aims to determine the dominant factors on body fat percentage in students in SMA Sejahtera 1 Depok. This research was a cross-sectional study. The dependent variable in this study was body fat percentage while independent variables in this study were gender, BAZ, physical activity, sleep duration, energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake, fruit and vegetable consumption, frequency of fast-food consumption, frequency of snack consumption, frequency of dairy products consumption, and frequency of sweetened beverages consumption.
The instrument of this research was Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), microtoice and questionnaire. This study was performed on 10th and 11th grade students at SMA Sejahtera 1 Depok, which was conducted in April-May 2019 according to the schedule set by the school. Samples in this study were 267 students. Correlation test and independent T-test were carried out to determine the association of the dependent variable with independent, while the linear regression test was performed to determine the dominant factors of body fat percentage.
The results showed that BAZ (p=0.000; r=0.715), physical activity (p=0.004; r=-0.176), carbohydrate intake (p=0.012; r=-0.153) and gender (p=0.000) were related to body fat percentage. The dominant factor in body fat percentage was BAZ (r=0.739). The students of SMA Sejahtera 1 Depok are recommended to do physical activities, such as walking or jogging, for at least 30 minutes a day.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faiz Amirullah Nurhadi
"Obesitas di Indonesia merupakan beban ganda dari malnutrisi. Obesitas yang sebanding dengan peningkatan persentase lemak tubuh akan berdampak pada kesehatan fisik, sosial, emosional anak pada umumnya. Persentase lemak yang tinggi menyebabkan VO2 puncak yang rendah relatif terhadap massa tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa persentase lemak tubuh yang tinggi dapat menurunkan kebugaran kardiorespirasi. Persentase lemak dan kebugaran kardiorespirasi merupakan parameter yang berkaitan erat satu sama lain. Obesitas dan kebugaran kardiorespirasi telah terbukti menjadi prediktor untuk hasil kesehatan di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase lemak tubuh terhadap kebugaran kardiorespirasi pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross-sectional dengan data sekunder diperoleh dari South-East Asian Nutrition Survey 2.0 (SEANUTS 2.0). Subjek dalam penelitian ini adalah 102 anak usia 6-12 tahun yang terdiri dari 62 anak perempuan dan 40 anak laki-laki. Analisis bivariat menunjukkan bahwa persentase lemak tubuh memang memiliki hubungan yang signifikan dengan kebugaran kardiorespirasi (p=0,000) sedangkan variabel lain yaitu usia (p=0,000), aktivitas fisik (p=0,006), dan indeks massa tubuh (p=0,00) memiliki hubungan yang signifikan dengan kebugaran kardiorespirasi (p=0,003). hubungan yang signifikan juga. Variabel lain seperti jenis kelamin (p=0,043) juga memiliki hubungan yang signifikan. Hasil analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap nilai prediksi kebugaran kardiorespirasi adalah umur (p=0,000), indeks massa tubuh (p=0,01) dan aktivitas fisik (p=0,018) sedangkan persentase lemak tubuh (p= 0,986) tidak memiliki hubungan yang signifikan. Kesimpulannya, persentase lemak tubuh mempengaruhi nilai prediksi kebugaran kardiorespirasi khususnya pada anak Provinsi DKI Jakarta. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyimpulkan faktor-faktor lain yang mendasari yang mempengaruhi nilai prediksi kebugaran kardiorespirasi pada anak-anak khususnya di DKI Jakarta.

Obesity in Indonesia is a double-burden of malnutrition alongside. Obesity is proportional to the increase in body fat percentage will have an impact on the physical, social, emotional health of children in general. A high fat percentage cause a low peak VO2 relative to body mass. This indicates that a high percentage of body fat may reduce cardiorespiratory fitness. Fat percentage and cardiorespiratory fitness are parameters that closely related to each other. Both obesity and cardiorespiratory fitness have been shown to be predictor for future health outcomes. This study aims to determine the effect of body fat percentage to caradiorespiratory fitness in school-aged children in DKI Jakarta Province, as the capital city of Indonesia. The design utilized in this study was a cross-secitonal design with secondary data obtained from the South-East Asian Nutrition Survey 2.0 (SEANUTS 2.0). The subjects in this study were 102 children aged 6--12 years old, consisting of 62 girls and 40 boys. Bivariate analysis showed that body fat percentage do have a significant relationship with cardiorespiratory fitness (p=0.000) while other variables which is age (p=0.000), physical activity (p=0.006), and body mass index (p=0.00) have significant relationship too. Other variabels such as gender (p=0.043) do have significant relationship too. Results of multiple linear regression analysis conclude that variable with the most influence for prediction value of cardiorespiratory fitness are age (p=0.000), body mass index (p=0.01) and physical activity (p=0.018) while body fat percentage (p=0.986) do not have significant relationship. In conclusion, body fat percentage affect prediction value of cardiorespiratory fitness especially in DKI Jakarta Province’s children. More research is needed to conclude other underlying factors that affect prediction value of cardiorespiratory fitness in children especially in DKI Jakarta."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Asmarani
"Pengukuran persen lemak tubuh yang akurat seperti Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, dan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) mahal dan sulit digunakan oleh masyarakat, sehingga dibutuhkan pengukuran yang lebih sederhana.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengukuran antropometri yang akurat untuk menentukan gizi lebih dengan menggunakan golden standard BIA. Penelitian ini merupakan studi validasi yang dilakukan pada anak kelas 4 dan 5 (9-11 tahun) SDIT Nurul Fikri Depok dengan jumlah sampel 115 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa IMT/U memiliki koefisien korelasi paling tinggi (r=0,934) dibandingkan dengan pengukuran lainnya. Selain itu, IMT/U juga memiliki validitas paling baik (AUC 0,849; Se 82.69%; Sp 69.84%; NPP 69.35%; NPN 83.02%; LR+ 2.7; LR- 0.2) dengan cut off +0,5 SD.

Accurate measurement of body fat percentage as Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, and Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) is expensive and difficult to used by society. Anthropometric measurement is more simple and easy to use for evaluation of nutritional status.
This study aims to obtaine an accurate anthropometric measurement to determine overnutrition with BIA as a golden standard. This study is a validation study conducted on elementary school children grades 4 and 5 (9-11 years old) in Elementary School Nurul Fikri Depok.
The results showed that the BMI for age has the highest correlation coefficient (r=0.934) compared with other measurements. In addition, BMI for age also has the best validity (AUC 0.849; Se 82.69%; Sp 69.84%; 69.35% PPV; NPV 83.02%; LR + 2.7; LR- 0.2) with a cut-off +0.5 SD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyasuci
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui ukuran pengganti yang memiliki validitas optimum dan mudah diaplikasikan untuk mendeteksi prehipertensi pada siswa/i kelas 10 dan 11 SMA Insan Cendekia Madani Tahun 2017. Design penelitian adalah cross sectional dengan total sampling. Penelitian menyimpulkan bahwa pada laki-laki, RLPP cut off 0,88 (sensitivitas 66,7%, spesifisitas 66,3% ) baik sebagai ukuran pengganti mendeteksi resiko prehipertensi sistolik, persen lemak BIA cut off 21,9% (sensitivitas 64,3%, spesifisitas 60,8%) cukup baik untuk prehipertensi diastolik, dan BIA cut off 21,9% (sensitivitas 63,6%, spesifisitas 62,2%) cukup baik untuk prehipertensi. Pada perempuan, RLPTB cut off 0,46 (sensitivitas 64,3%, spesifisitas 53,2%) cukup baik untuk mendeteksi resiko prehipertensi diastolik dan prehipertensi.

This study aims to determine the validity of measurements that has optimum validity in detecting prehypertension. The study design was cross sectional with total sampling of 10th and 11th grade students SMA Insan Cendekia Madani Year 2017. This study concluded that in boys, waist to hip ratio (WHR) cut off 0.88 (sensitivity 66.7%, specificity 66.3%) is a good alternative measurement for detecting systolic prehypertension, while BIA fat percentage cut off 21.9% (sensitivity 64.3%, specificity 60.8%) is fair for diastolic prehypertension, BIA cut off 21.9% (sensitivity 63.6%, specificity 62.2%) is fair for prehypertension. In girls, waist to height ratio (WHtR) cut off 0.46 (64.3% sensitivity, specificity 53.2%) is fair for detecting diastolic prehypertension and prehypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>