Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugiarto Sugani
"Skripsi ini membahas tentang komputerisasi dalam pengecekan bed availability status di RS Medika BSD pada tahun 2013. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitan menunjukkan bahwa proses pengecekan bed availability status di RS Medika BSD masih dilakukan dengan cara manual sehingga kurang optimal. Dikembangkanlah prototipe Bed Availability Status Information System (BASIS) untuk komputerisasi pengecekan bed availability status di RS Medika BSD. BASIS memiliki 3 (tiga) fungsi utama yaitu fungsi tampil, edit, dan input. Sedangkan implementasi prototipe BASIS dilakukan dalam 4 tahap yaitu input, sosialisasi, pemanfaatan, dan monitoring evaluasi.

This thesis discusses about bed availability status checking computerization at Medika BSD Hospital in 2013. This study uses descriptive qualitative design through in depth interview and observation. The result shows that bed availability status checking process at Medika BSD Hospital is still being done manually therefore it is unoptimal. Bed Availability Status Information System (BASIS) was developed for bed availability status checking computerization. BASIS has 3 (three) main function; show, edit, and input functions. Meanwhile the BASIS prototype implementation is done by four stages that are input, socialization, utilization, and monitoring-evaluation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Prita Vaudika
"Penilaian pelayanan rawat jalan secara menyeluruh dibutuhkan oleh pihak manajemen rumah sakit untuk mengetahui posisi layanan saat ini sebagai langkah awal untuk menentukan strategi peningkatan kualitas pelayanan rawat jalan di sebuah rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pelayanan rawat jalan di RS Karya Bhakti Bogor tahun 2013, bersifat kualitatif dengan menggunakan standar Matriks Penilaian Pelayanan Rawat Jalan. Kebijakan rawat jalan RS Karya Bhakti telah memperhatikan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah dan kebutuhan internal rumah sakit. Pelayanan rawat jalan RS Karya Bhakti termasuk ke dalam kategori transisi untuk indikator penjadwalan dokter, rencana strategis, struktur organisasi dan manajemen, kepuasan pasien, dokter, dan perawat rawat jalan serta tradisional-sangat berkembang untuk indikator pemanfaatan teknologi informasi. Evaluasi komitmen dokter terhadap jadwal praktik, pemanfaatan dan perincian aktivitas di rencana strategis, pengukuran kepuasan pasien, kepuasan kerja dokter dan perawat rawat jalan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rawat jalan rumah sakit.

An assessment of ambulatory care services is needed to determine current service position in order to improve the quality of ambulatory care in a hospital setting. This study was aimed to assess ambulatory care services in Karya Bhakti hospital on 2013. This is a qualitative study using Ambulatory Care Assessment Matrix as a standard. Ambulatory care policies in Karya Bhakti hospital have considered the Government and the internal needs of the hospital. Karya Bhakti hospital outpatient services assessed as trantition category for physician scheduling, strategic plans, organizational structure and management, patient-physician-nurses satisfaction and traditional-highly evolved category for information technology utilization. Evaluation of physician commitment to the practice schedule, utilization and activity details in the strategic plan, measuring patient, physicians and nurses satisfaction are needed to improve the quality of hospital ambulatory care services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reisty Ria Handayani
"Komplikasi maternal terjadi pada 15-20% kehamilan sehingga perlu ditolong di rumah sakit. Pelaporan SIRS data morbiditas pasien rawat inap (RL2A) masih rendah, yaitu 29,22% pada 2009 dan menurun menjadi 24,63% pada 2010 sehingga perlu dilakukan penelusuran keadaan pelaporannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran komplikasi maternal pada rumah sakit berdasarkan provinsi dan umur, serta keadaan pelaporannya melalui SIRS dengan membandingkannya pada Riskesdas tahun 2010.
Desain penelitian deskriptif digunakan untuk membandingkan jumlah kejadian pada SIRS dan Riskesdas. Dihasilkan under reported SIRS berdasarkan Riskesdas mencapai 70-99% lebih pada kejadian komplikasi maternal yang diteliti kecuali pada preeklampsia/eklampsia di Pulau Jawa dan Bali dengan under reported berkisar 5- 40% lebih. Terdapat 18 dari 33 provinsi dengan pelaporan SIRS ≤rata-rata nasional; 2 provinsi tidak melaporkan data melalui SIRS. Proporsi pelaporan SIRS ≤25,57% lebih tinggi pada provinsi yang memiliki kab/kota daerah tertinggal kategori agak tinggi (80%), tinggi (66,67%), dan sangat tinggi (75%).
Dapat disimpulkan, persentase under reported SIRS tinggi berdasarkan Riskesdas. Under reported dapat disebabkan karena kejadian komplikasi maternal tersebut tidak terjadi di RS, atau terjadi di RS namun tidak dilaporkan melalui SIRS. Dengan demikian perlu dilakukan peningkatan pembinaan pelaporan SIRS bagi rumah sakit di Indonesia, terutama pada rumah sakit di provinsi dengan pelaporan SIRS yang rendah.

Maternal Complications occur in 15-20% of pregnancies that need to be helped in hospital. SIRS reporting on patient morbidity (RL2A) remained low at 29.22% in 2009 and decreased to 24.63% in 2010. It is necessary to search the state of SIRS reporting. The purpose of this research is to describe maternal complications in hospitals by province and age, and its reporting through SIRS by comparing to Riskesdas in 2010.
Descriptive observation is used by comparing absolute incidence of SIRS and Riskesdas. Under reporting SIRS by Riskesdas reach 70- 99% more on maternal complications that were observed, except preeclampsia/eclampsia in Java and Bali which are under reported between 5-40% more. There are 18 of 33 provinces with SIRS reporting ≤ national average; 2 provinces did not report data through SIRS. The proportion of SIRS reporting that ≤25,57%, is higher in provinces with district/town of disadvantaged areas with rather high (80%), high (66.67%), and very high (75%) category.
In conclusion, under reporting SIRS is high based on Riskesdas. Under reported can be caused by maternal complications do not occur in hospital or they occur in hospital but not reported through SIRS. Thus, it is necessary to improve the development of SIRS reporting for hospitals in Indonesia, particularly in hospitals in provinces with a low SIRS reporting.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapti Sri Wuryani
"Unit pelayanan rawat jalan merupakan bagian strategis dari suatu rumah sakit. Penampilan rumah sakit juga mencerminkan citra rumah sakit, sehingga keberhasilan pelayanan yang memenuhi tuntutan pasien sangat menentukan. Beberapa faktor penting yang menentukan adalah kelancaran alur pasien pada pelayanan rawat jalan. Hal ini dapat dicapai dengan memperhatikan penatalaksanaan baik bangunan fisik rawat jalan, maupun tenaga pelaksananya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas dan benar mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rawat jalan, dengan mengetahui analisa situasi, tatalaksana, serta mengidentifikasi permasalahan akhirnya mengembangkan usulan peningkatan efektifitas alur pasien rawat jalan.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan pemecahan selain dikarenakan tataletak bangunannya, juga karena kapasitas ruang yang tersedia kurang memadai.
Dengan melakukan wawancara pada petugas pelayanan rawat jalan, maka diketahui permasalahan yang ada di masing-masing unit, serta usulan pemecahan masalahnya. Dihubungkan dengan kepustakaan yang ada serta keinginan para pelaksana rawat jalan, maka dikembangkan usulan tataletak bangunan fasilitas rawat jalan dan diharapkan alur pasien yang terjadi menjadi lebih efektif.

Outpatient Department is one of the strategic units in a hospital, because its performance become one indicator of hospital performances and also acts a show window of the hospital. Several factors affecting Outpatient Department's effectiveness i.e. flow of outpatient services, design of outpatient facilities, and knowledge and skill of their personnel's.
The objective of this study is to develop a framework to improve the outpatient department services in Sumedang General Hospital. To achieve this objective, the researcher did three activities, i.e. mapping the design of outpatient facilities, charting the flow of outpatient services from the time of patient's arrival to their departure in all clinics; and finally interviewing personals at the outpatient department. Design of this study is a case study in one hospital utilizing a problem solving approach activities.
Result of the situational analysis showed that the design of outpatient facilities in Sumedang Hospital had an impact on the effectiveness of patent services. Using a hypothetical flow of services from patient from intemaland surgery units, the study shown a crisscrossing pattern and the accumulation of crowd In the waiting area. Interview of the outpatient personnel's shown that many problems had not been treated properly in the past, and several solutions was proposed by the outpatient personnel's.
A new design of the outpatient facilities is proposed to reduce the crowding of patients in the waiting area, and improved the effectiveness of patent services in the outpatient department.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemala Chairunnisa Puteri
"Mengantisipasi persaingan yang semakin tinggi, Rumah Sakit Umum Zahirah berupaya mengadakan kerja sama dengan perusahaan. Indikator keberhasilannya tiga perusahaan per bulan atau 36 perusahaan per tahun, belum dapat terpenuhi. Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini bertujuan mengetahui penyebab masalah dari sisi input maupun bauran pemasaran. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, kuantitas dan kesediaan anggaran, sarana dan prasarana yang ada, belum mencukupi. Program kerja yang tidak rutin dilakukan, kebijakan dan prosedur yang tidak didahului dengan identifikasi kebutuhan perusahaan yang akan diajak bekerjasama, merupakan penyebabnya. Selain itu, produk yang diminta perusahaan tidak dapat disediakan oleh rumah sakit dan tarif tidak sesuai plafon perusahaan. Lokasi juga dianggap kurang strategis. Promosi yang dilakukan masih terbatas di sekitar rumah sakit. Disarankan untuk mengupayakan perbaikan terhadap input dan bauran pemasaran, fokus kerja sama dengan pihak-pihak lainnya yang memberikan peluang lebih besar dalam peningkatan jumlah pasien dan pendapatan rumah sakit.

To anticipate increased competition, Zahirah hospital tries to increased number of company as client. Indicator of success is at least three companies per month or 36 companies per year, have not been met. This qualitative research aims to find the cause of the problem in terms of inputs and the marketing mix. Quantity and quality of human resources, quantity and availability of budget, facilities and infrastructure, were found inadequate. Other challenges were the program was not routinely performed, policy and procedure were not based on client’s need. In addition, the requested product could not be provided and exceeded company’s affordability. Location was also considered as less strategic. Promotion was limitedly done around the hospital area. It is advised to improve its input and marketing mix, as well as focusing on potential client to increase demand and revenue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wibowo Kurniadi
"ABSTRAK
Perubahan yang terjadi pada pasar pelayanan kesehatan merubah cara para penyelenggara pelayanan kesehatan mengelola pasien. Biaya, mutu, dan etisiensi pelayanan kini makin menjadi pusat pertimbangan. Penerapan formularium rumah sakit diyakini menjadikan pengelolaan obat menjadi lebih sederhana dan mereduksi biaya obat rumah sakit.
Penelitian ini adalah suatu studi kasus untuk mengevaluasi dampak penerapan formularium rumah sakit, terutama pada aspek perubahan perilaku penulisan resep, jumlah macam obat dalam persediaan, persediaan dan penggunaan obat generik, serta biaya obat.
Data sekunder yang dipilih dikumpulkan dari laporan tahunan IFRS dan bagian keuangan tahun 1990 - 1996. Data primer didapat dan wawancara dengan kepala dan staf IFRS serta ketua dan anggota KFT. Data kemudian di analisa untuk melihat perkembangan selama penerapan formularium rumah sakit.
Penetian diadakan di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan permintaan obat di luar FRS oleh dokter paruh, terjadi penununan jumlah macam obat persediaan, peningkatan macam dan penggunaan obat generik, serta penurunan biaya farmasi.
Disimpulkan bahwa fungsi KFT belum optimal, FRS masih merupakan daftar obat, dan tujuan penerapan FRS telah tercapai, yaitu meredusir jumlah macam obat, meningkatkan penggunaan obat generik dan menurunkan biaya obat.
Untuk meningkatkan keberhasilan penerapan FRS, disarankan meningkatkan fungsi KFT sesuai tugas dan tanggung jawabnya, memperbaharui FRS, memilih suatu kombinasi strategi educative, re-educative, persuasive dan facilitative yang berkelanjutan daripada pendekatan confroniatitianal untuk meningkatkan kepatuhan para dokter paruh waktu.

ABSTRACT
Evaluation Hospital Formularium Intervention in Panti Wilasa Citarum Hospital Semarang Tahun 1993 - 1996Changes occurring in the health care market place are changing the way health providers are managing patients. Cost, quality, and efficiency of care are increasingly being focused upon. The use of a hospital formulary is believed to provide easier drug management and drug cost reduction.
This study evaluates outcomes related to hospital formulary system, especially concerning prescribing habits/behaviors, stock level, generic drug increases and drug cost reduction.
The preferred secondary data were collected from the pharmacy and finance reports for the 1990 to 1996 hospital annual years. Primary data were interviewed with the chairmen and members/staff of the Pharmacy & Therapy Committee, and Hospital's Pharmacy. Data was analyzed to see changes during the hospital formulary intervention.
Setting took place in Panti Wilasa Citarum Hospital, Semarang Result of the study show an increase in non formulary drug requested by part-timers physician, a decrease in the number of drug line items, increase generic drug items and request, and drug cost reduction.
It is concluded that the P & T Committee was not optimally functioned, Hospital Formulary was just a drug list, and hospital formulary had achieved its objectives.
Optimizing P & T Committee function, renewing the hospital formulary and a combination of ongoing educative, re-educative, persuasive and facilitative strategies rather than confrontational approach are suggested to promote its objectives achievement."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairulsjah Sjahruddin
"Rumah sakit merupakan organisasi yang kompleks karena mempunyai ciri-ciri yang khas berupa banyaknya manusia dari berbagai latar belakang pendidikan, status sosial, dan ekonomi yang berbeda. Proporsi sumberdaya terbanyak pada rumah sakit adalah manusia. Akibat hal ini maka pengelola rumah sakit harus mempunyai perhatian yang lebih pada sumberdaya manusia ini.
Rumah sakit yang tadinya hanya bersifat memberikan pengobatan dan pemulihan saja, saat ini berubah dengan tambahan fungsi peningkatan dan pencegahan kesehatan pula. Juga yang tadinya bersifat sosio-medik akibat penambahan fasilitas kesehatan yang diperlukan dalam mengantisipasi perubahan tersebut maka sifatnya menjadi sosio-ekonomi.
Menuju era globalisasi diabad 21 maka organisasi dan manajemen rumah sakit di Indonesia juga harus mengadakan perubahan-perubahan terutama dalam mengelola sumberdaya manusianya. Seluruh perubahan-perubahan ini menimbulkan juga perubahan pada perilaku karyawan rumah sakit.
Berbagai fenomena yang berkembang dalam penyelenggaraan rumah sakit saat ini di Jakarta dapat dilihat, yang semuanya bila tidak diantisipasi akan menyebabkan turunnya mutu pelayanan pada rumah sakit. Fenomena-fenomena tersebut dapat berupa adanya unjuk rasa karyawan atau perawat pada rumah sakit, adanya angka keluar masuk perawat yang tinggi, semuanya ini menandakan adanya keresahan perawat atau karyawan rumah sakit terhadap kebijakan manajemen rumah sakit.
Dari literatur diketahui perlunya budaya organisasi dalam mengelola manajemen rumah sakit. Budaya organisasi rumah sakit telah banyak diteliti di luar negeri. Kepustakaan di Indonesia belum banyak dilaporkan mengenai budaya organisasi di rumah sakit.
Dilakukan analisis beberapa budaya organisasi secara konseptual dengan melihat elemen dasar Serta karakteristik dari budaya organisasi tersebut. Dilakukan pengamatan budaya organisasi pada 4 rumah sakit di Jakarta yaitu:RSIA Hermina, RS Persahabatan, RS MMC dan RS Pondok Indah. Analisis konsep budaya secara konseptual kemudian dibandingkan dengan hasil pengamatan budaya di keernpat rumah sakit tersebut. Setelah dilakukan analisis maka disusun suatu model budaya organisasi yang sesuai dimana adanya keselarasan antara elemen dasar budaya organisasi dengan penerapannya pada kegiatan organisasi yang dijalankan berupa ; pola manajemen, struktur organisasi, tim kerja, dan proses (kompensasi dan komunikasi) untuk rumah sakit di Indonesia.
Hasil penelitian diperoleh kesimpulan berupa perlunya budaya organisasi bagi organisasi rumah sakit dan disarankan agar pimpinan rumah sakit menyesuaikan antara budaya organisasi yang dianut dengan proses kegiatan organisasi dan manajemennya."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Untung S. Satrio
Jakarta: Yayasan Profesor dr.Satrio, 1998
362.11 UNT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
J. Guwandi
Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 1991
613.793 GUW d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chairuni. B. Prajitno
"Telah dilakukan penelitian tentang Rencana Strategik Kemandirian RSBA Tanjung Enim Sumatera Selatan Tahun 2000 - 2003, dengan tujuan utama analisis mengenai kelayakan kemandirian dan rencana strategik kemandirian RSBA Tanjung Enim Sumatera Selatan tahun 2000 - 2003. Ruang lingkup penelitian meliputi Analisa lingkungan Eksternal, Analisa lingkungan Internal, Analisa Misi dan Visi, membuat alternatif strategik dan penetapan strategik kemandirian RSBA tahun 2003.
Metode yang digunakan, penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan analisa kualitatif dan kuantitatif; dengan mengunakan data selama 5 tahun sebelumnya 1994 - 1998 dan diolah dengan menggunakan time series QSB. Analisa data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1. Mendapatkan data sekunder, lingkungan eksternal dan Iingkungan internal kemudian diolah dengan menggunakan time series QSB.
2. Mendapatkan data primer dengan menampilkan data sekunder.
3. Melakukan CDM untuk mendapatkan analisa SWOT.
4. Pembobotan faktor eksternal dan internal dengan EFAS dan IFAS Matriks.
5. Memasukkan hasil EFAS dan IFAS dalam Matriks IE.
6. Melakukan evaluasi alternatif strategik dengan TOWS dan BCG Matriks.
7. Mengambil keputusan dengan menggunakan QSPM.
Dari hasil penelitian yang diperoleh memberikan informasi bahwa matriks IE dalam sel ke IV yang isinya pada posisi strategik grow and build yang penjabarannya adalah, Market Penetration, Market Development dan Product Development. Dari TOWS menghasilkan strategik SO dan dari BCG menghasilkan kuadran Question Mark, yang artinya Market Penetration, Market Development dan Product Development. Sehingga strategik yang terpilih adalah strategik grow and build.
Dalam penelitian ini kesimpulan yang diperoleh adalah : didapatkan mengenai kelayan kemandirian RSBA saat ini belum Iayak untuk mandiri karena saat ini RSBA dalam kondisi subsidi penuh, strategik yang dihasilkan untuk kemandirian ialah strategik grow and build serta dihasilkan Misi dan Visi yang disepakati oleh CDM. Sedangkan saran yang diajukan ialah secepatnya mengusulkan misi dan Visi yang dihasilkan kepada manajemen korporat PTBA untuk segera disyahkan. Strategik yang terpilih segera diimplementasikan mulai tahun 2000 - 2003 sehingga apapun bentuknya badan usaha RSBA tersebut mulai saat ini sudah memulai paradigma barunya.

A research has been done on the strategic plan of self reliance of RSBA at Tanjung Enim of South Sumatera in the periode 2000 - 2003 with the main aim of analyzing the feasibility of self reliance and strrategic plan on self reliance of RSBA in the periode 2000 - 2003. The scope of research includes analyses of the external environment, internal environment mission and vision, compilation of strategic alternatives and strategic application of RSBA self-reliance in the year 2003.
The methode used in this research is descriptive analytical with qualitative and quantitative analyses using data of the previous 5 years, 1994-1998, which is processed using time series QSB. Data analysis is done with the following steps :
1. Seeking secondary data on external and intemal environments which are then processed using time series QSB.
2. Seeking primaiy data by showing secondary data.
3. Doing CDM to accomplish a SWOT analysis.
4. Weighing of external and internal factors using EFAS and IFAS matrices.
5. Putting the results of EFAS and IFAS into IE Matrix.
6. Making strategic altemative evaluation using TOWS and BCG matrices.
7. Taking decisions using QSPM.
The research results show that IE matrix in 4th cell whose content in the strategic position of grow and build has pointed to market penetration, market development and product development. The TOWS results in SO and the BCG results in Question Mark quadrant denoting market penetration, market development and product developmet. So the strategy of choice is the strategy of grow and build.
The conclusion of the present research is that the hope for self-reliance of RSBA for the present time is not yet feasible since at present RSBA is under full subsidy, the srtategy for self-reliance is a strategy of grow and build and a mission and vision agreed upon by CDM. While it is advised that the resulted mission and vision immediately submitted to the eorporateangement PTBA to be endrorsed as soon as possible. The selected strategy is implemented immediately during the periode 2000 - 2003 so that whatever form of business unit approved for RSBA it has started its new paradigm from now on.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>