Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86696 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elisabet Lana Astari K.
"Hipoksia merupakan keadaan penurunan konsentrasi oksigen dan menyebabkan dampak yang merugikan bagi jaringan tersebut, misalnya pada jaringan paru. Karena itu, jaringan yang mengalami hipoksia perlu beradaptasi untuk dapat mempertahankan produksi ATP, salah satunya peningkatan proses glikolisis anaerob yang membutuhkan piruvat sebagai substrat utama. Salah satu sumber piruvat yaitu asam amino alanin yang diproses melalui reaksi transaminasi. Proses tersebut membutuhkan enzim alanin aminotransferase (ALT) sebagai katalisatornya.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh keadaan normoksia dan hipoksia pada aktivitas enzim ALT pada jaringan paru tikus. Keadaan normoksia (konsentrasi oksigen 21%) dan hipoksia (konsentrasi oksigen 10%) dikondisikan pada sejumlah tikus penelitian. Kelompok hipoksia dibedakan menjadi hipoksia 1 hari, 3 hari, 7 hari, dan 14 hari. Pada akhir masing-masing periode, tikus penelitian tersebut dilakukan euthanasia dan diambil jaringan parunya. Analisis yang dilakukan yaitu pengukuran kadar protein dan aktivitas spesifik enzim ALT.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara kadar protein jaringan paru dengan keadaan normoksia dan hipoksia. Namun, pada grafik, kadar protein cenderung menunjukkan peningkatan. Pada grafik aktivitas spesifik enzim ALT, terdapat kecenderungan penurunan aktivitas enzim sejalan dengan lamanya hipoksia. Namun, tidak terdapat perubahan yang bermakna pada aktivitas enzim tersebut terhadap keadaan normoksia dan hipoksia.

Hypoxia is a condition of lack of oxygen concentration and causes negative effects, including in lung tissue. The hypoxic tissue needs to adapt to the condition by anaerobic glycolysis reaction in order to maintain ATP production. The reaction needs pyruvate as the substrate. One of pyruvate?s source is alanine processed by transamination reaction that needs alanine aminotransferase (ALT) enzyme.
In this study, we described the effect of normoxic and hypoxic condition to ALT enzyme activity in the lung tissue of rats. The normoxic (21% oxygen concentration) and hypoxic (10% oxygen concentration) conditions were applied to the rats. The hypoxic condition was differentiated into 1 day, 3 days, 7 days, and 14 days of hypoxia. At the end of each periods, euthanasia was applied to the rats and their lung tissues were taken. The analysis of the tissues were protein content and specific ALT enzyme activity.
Based on the result, we found that there was no significant effect of lung tissue?s protein content to normoxic and hypoxic condition. Nevertheless, there was increase in most of the graphic. The graphic of ALT activity showed most decline, yet there was no significant change of ALT enzyme activity in normoxic and hypoxic condition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Ramadhani
"Hipoksia adalah defisiensi oksigen setingkat jaringan.Otak merupakan organ yang mutlak memerlukan oksigen. Hipoksia akan mengganggu integritas otak, dan bermanifestasi menjadi berbagai penyakit. Untuk itu, tubuh memiliki sistem penginderaan oksigen.Pada saat perfusi oksigen jaringan kurang, muncul mekanisme adaptasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas enzim alanin aminotransferase (ALT) pada jaringan otak saat keadaan hipoksia sistemik.Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang dilakukan kepada 25 tikus Sprague Dawley yang dibagi rata ke dalam 5 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol, dipelihara dalam keadaan normoksia. Sisanya dipelihara dalam keadaan hipoksia (10% O2 dan 90% N2) masing-masing selama 1, 3, 7, dan 14 hari.Otak tikus diambil, dan dijadikan homogenat. Dilakukan pengukuran kadar protein jaringan otak untuk setiap sampel. Kemudian, dilakukan pengukuran aktivitas ALT menggunakan spektrofotometer.
Hasilnya dibagi dengan kadar protein untuk mengetahui aktivitas spesifik. Data kadarprotein dianalisis menggunakan ujione-way ANOVA. Diperoleh nilai p>0,05, artinya kadar protein di jaringan otak normoksia dan hipoksia tidak berbeda bermakna. Hasilnya,nilai p>0,05 yang berarti aktivitas enzim ALT di jaringan otak tikus pada keadaan normoksia tidak berbeda bermakna dengan keadaan hipoksia sistemik semua kelompok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari kadar protein dan aktivitas ALT pada keadaan hipoksia.

Hypoxia is a deficiency of O2 at tissue level. Brain is an organ that absolutely requires O2. Hypoxia will disrupt brain's integrity, and manifests as various diseases. Therefore, the body has oxygen sensing system. When oxygen perfusion level decreases, there will be some adaptive mechanisms to cope with the situation.
This study intends to ascertain the activity of ALT in brain tissue induced by systemic hypoxia. This is an experimental based study. Twenty five rats were divided into 5 groups. First group was placed in the normoxic condition. Four other groups were placed in hypoxic chamber (O2 10% and N2 90%), each group were placed for 1, 3, 7, 14 days. Their brains were extracted. Tissues? protein level was measured for sample. Subsequently, the measurement of ALT activity was done by using reagent in assay kit.
The results were divided by tissues protein level. Data of tissues protein level were analyzed using one-way ANOVA parametric test. This test obtained p value > 0.05, meaning there were no significant difference between the control and hypoxic groups. Data of specific ALT activity were analyzed using Kruskal-Wallis non-parametric test.The test obtained p value > 0.05, meaning there were no significant difference between the control and the hypoxic groups. Hence, it can be concluded that there were no significant difference of protein level and ALT activity in hypoxic brain.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Rahmani Nursanti
"Adaptasi terhadap hipoksia kronik disebut memiliki efek protektif terhadap penyakit jantung koroner. Salah satu bentuk adaptasi terhadap hipoksia adalah pergeseran metabolisme energi dari jalur fosforilasi oksidatif menuju glikolisis anaerob. Laju glikolisis anaerob yang tinggi dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah energi setara dengan metabolisme aerobik. Akibatnya, kebutuhan glukosa meningkat pesat, terutama pada jaringan dengan kebutuhan energi besar seperti jantung. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diduga jalur glukoneogenesis, salah satunya dari prekursor alanin, teraktivasi.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa respon metabolik jaringan jantung terhadap hipoksia dengan menilai aktivitas spesifik alanin aminotransferase (ALT) pada jaringan jantung 25 tikus jantan Sprague Dawley yang diinduksi hipoksia sistemik (10% O2 dan 90% N2) selama 1, 3, 7, dan 14 hari dibandingkan kontrol normoksia. Distribusi data tidak normal sehingga analisis dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan uji post-hoc Mann-Whitney.
Hasilnya, aktivitas spesifik ALT menunjukkan tren yang cenderung meningkat seiring bertambahnya durasi hipoksia. Dibandingkan dengan kelompok normoksia, perbedaan bermakna hanya didapatkan pada kelompok tikus hipoksia 14 hari (p = 0.047). Dapat disimpulkan, aktivitas ALT jaringan jantung dipengaruhi kondisi hipoksia. Aktivitas ALT berperan mempertahankan laju glikolisis anaerob sehingga kebutuhan energi jantung dapat terpenuhi.

Adaptation to chronic hypoxia is said to provide protective effects against coronary artery disease. One of adaptation form is a shift in energy metabolism from oxidative phosphorylation towards anaerobic glycolysis. High rate anaerobic glycolysis is needed to obtain same amount of energy as aerobic metabolism. Therefore, glucose demands rapidly increased, especially in tissue with large energy demands such as cardiac tissue. To meet those needs, it is suspected that gluconeogenesis pathway is activated, one of which from alanine precursor.
This study is aimed to analyze metabolic responses of cardiac tissue towards hypoxia by evaluating alanine aminotransferase (ALT) specific activity in cardiac tissues of twenty five males Sprague Dawley induced by systemic hypoxia (10% O2 and 90% N2) for 1, 3, 7, and 14 days, compare with normoxic group. Because its abnormal distribution, data were analyzed using Kruskal-Wallis test, then post-hoc Mann-Whitney.
The results showed relative increasing trend of median ALT specific activity as hypoxia duration increased. But, comparing to the normoxic group, significant difference only found in group induced by systemic hypoxia for 14 days (p=0.047). In conclusion, ALT activity of cardiac tissue is affected by hypoxic conditions. ALT activity plays a role in maintaining anaerobic glycolysis rate to meet energy demands.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naela Himayati Afifah
"Pada kondisi hipoksia, untuk tetap mencukupi jumlah adenosine trifosfat (ATP), sel akan melakukan adaptasi dengan mengubah metabolisme dari proses aerob menjadi anaerob. Sebagai enzim glikolisis anaerob, jumlah laktat dehidrogenase (LDH) pun akan meningkat di dalam sel. Paru, sebagai organ vital penyedia oksigenasi adekuat bagi tubuh, juga memiliki respon terhadap kondisi hipoksia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran adaptasi metabolisme jaringan paru melalui aktivitas spesifik LDH, pada tikus yang telah diinduksi hipoksia sistemik dibandingkan dengan normoksia (kontrol). Sejumlah tikus ditempatkan pada kandang hipoksia (kandungan O2 10%) selama 1, 3, 7, dan 14 hari. Pada akhir periode, bersama dengan kelompok tikus normoksia, semua tikus percobaan dieuthanasia, dan organ parunya dianalisis untuk pengukuran aktivitas spesifik LDH.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas LDH paru menurun pada kondisi hipoksia dibandingkan dengan normoksia. Penurunan glikolisis anaerob pada sel paru menggambarkan kegagalan mekanisme adaptasi sel yang berujung pada apoptosis. Perhitungan One-Way ANOVA menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok normoksia dan kelompok-kelompok hipoksia (p=0,015). Pada Uji Post-Hoc diketahui bahwa aktivits LDH pada kelompok hipoksia 1 hari, 7 hari, dan 14 hari, berbeda bermakna dibandingkan normoksia.
Disimpulkan bahwa pada jaringan paru tikus hipoksia sistemik terdapat penurunan bermakna aktivitas spesifik LDH dibandingkan kontrol normoksia.

In hypoxia, to maintain adenosine triphosphate (ATP) production, cell conducts an adaptation mechanism by shifting metabolism from aerobic into anaerobic. As an anaerobic glycolytic enzyme, the amount of lactate dehydrogenase (LDH) is increasing intracellularly regarding hypoxia condition. Lung, as a vital organ regulating adequate oxygenation to systemic, has a response to hypoxia.
This research aims to get a display of metabolism adaptation on lung tissue in systemic hypoxia induced rats compared to normoxia. Some amount of rats are divided into groups and placed inside hypoxic cage (O2 10%) in 1, 3, 7, and 14 days. In the end, together with normoxia group, they were euthanized, and the lung organ was analyzed for specific LDH activity.
The result shows a declining on LDH activity in hypoxia compared to normoxia. The decreasing of anaerobic glycolytic process in lung tissue portrays a failure of lung cell adaptation mechanism, and this condicition leads to cell apoptosis. One-way ANOVA test shows significant difference on LDH specific activity between normoxia and hypoxia groups (p=0,015). Post-Hoc test then shows the significant difference is between 1 day, 7 days, and 14 days hypoxia compared to normoxia.
In conclusion, there is significant decreasing of specific LDH activity on hypoxia compared to normoxia in lung tissue.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rineke Twistixa Arandita
"Hipoksia merupakan keadaan dimana kadar oksigen berada dibawah kadar 20-21%. Otak merupakan salah satu organ yang rentan mengalami kematian sel akibat hipoksia disebabkan oleh kebutuhan energi yang lebih banyak untuk melakukan fungsinya. Aktivitas Enzim Laktat Dehidrogenase (LDH) memiliki peran dalam keadaan hipoksia untuk menghasilkan energi melalui reaksi glikolisis anaerob. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan mempelajari adaptasi jaringan otak dengan melihat aktivitas enzim LDH di jaringan otak tikus normoksia dibandingkan dengan hipoksia.
Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang dilaksanakan sejak Maret 2011. Dilakukan pengkondisian hipoksia dalam hypoxic chamber (oksigen 10% dan nitrogen 90%) selama 1 hari, 3 hari, 7 hari, dan 14 hari kepada 20 tikus galur Sprague Dawley, sedangkan 5 ekor tikus akan berperan sebagai kontrol. Pasca perlakuan, otak tikus diambil melalui proses bedah dengan melakukan eutanasia dengan eter terlebih dahulu, otak ditimbang hingga batas 100 mg, dan diubah menjadi supernatan yang akan diperiksa absorbansinya dengan menggunakan elektrofotometer untuk menentukan aktivitas enzim LDH.
Hasil menunujukkan peningkatan aktivitas pada 1 dan 3 hari hipoksia, dan menurun pada 7 dan 14 hari hipoksia. Analisis dengan uji nonparametrik Kruskal-Wallis didapatkan nilai p > 0.05 sehingga tidak ada perbedaan bermakna antara aktivitas LDH pada kelompok kontrol dengan kelompok yang diberi perlakuan hipoksia.

Hypoxia is a term to a condition which oxygen level below 20-21%. The brain is an organ which is susceptible to cell death due to hypoxia caused by the need of more energy to perform its function. Lactate Dehydrogenase (LDH)?s activity has role in hypoxic condition to produce energy through anaerob glycolisis. This research aimed to observe and study about the adaptation of brain through LDH's activity in the tissue of normoxic rat brain compared to the hypoxic rat.
This is an experimental study which held from March 2011. 20 rats were placed in the hypoxic chamber (10% Oxygen, 90% Nitrogen) for 1, 3, 7, and 14 days; while 5 normoxic rats will be served as control. The brain were taken by a surgery with a process of eutanaschia before it. The brain weighed up to the limit of 100 mg, then converted to supernatant. Absorbance of the supernatant examined by electrophotometer as the activity of the enzymes.
There were increased activity in the 1, and 3-day hipoxia, and decreased in 7, and 14-day hipoxia. analyzed by Kruskal-Wallis nonparametric test obtained p > 0.05 which means there is no significant difference between LDH?s activity in the normoxic and hypoxic tissue.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faathimah Mahmudi Isma`il
"Hipoksia merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau ketidakmampuan dalam menggunakan oksigen. Keadaan ini telah dikaitkan dengan patologi dari penyebab utama kematian, termasuk penyakit kardiovaskuler. Agar tetap dapat menghasilkan ATP meskipun oksigen terbatas, sel memiliki kemampuan untuk mengubah glikolisis aerob menjadi glikolisis anaerob. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati aktivitas spesifik enzim laktat dehidrogenase (LDH) pada jaringan jantung tikus yang diinduksi hipoksia sistemik. Penelitian ini merupakan studi eksperimental pada 25 ekor tikus Sprague-Dawley yang secara acak dibagi kedalam satu kelompok tikus normoksia sebagai kontrol dan empat kelompok tikus yang diinduksi hipoksia (10% O2 dan 90% N2) selama 1 hari, 3 hari, 7 hari, dan 14 hari, sehingga tiap kelompok terdiri lima ekor tikus. Pengukuran aktivitas spesifik LDH menggunakan kit LDH QuantiChromTM (DLDH-100). Aktivitas spesifik LDH jantung tikus hipoksia cenderung menurun selama perlakuan hipoksia dibandingkan dengan tikus normoksia. Analisis dengan Kruskal Wallis menunjukkan aktivitas spesifik LDH pada jaringan jantung tidak berbeda bermakna antara tikus normoksia dengan tikus hipoksia (p = 0,391). Disimpulkan bahwa tidak ditemukan perbedaan aktivitas LDH antara jantung tikus normoksia dan tikus yang diinduksi hipoksia sistemik.

Hypoxia is a state of oxygen deficiency in tissues or inability to use oxygen. This condition has been associated with the pathology of the leading causes of death, including cardiovascular disease. In order to maintain the ability to produce ATP although oxygen is limited, the cell has an ability to change from aerobic to anaerobic glycolysis. This research aims to evaluate the lactate dehydrogenase (LDH) spesific activity during systemic hypoxia in the heart. This research is an experimental study on 25 Sprague-Dawley rats that randomly divided into one group of normoxic rats as control and four groups of hypoxia induced rats (10% O2 and 90% N2) for 1 day, 3 day, 7 day, and 14 day, so that each group consisted of 5 rats. Measurement of LDH specific activity was done using LDH QuantiChromTM (DLDH-100) kit. Cardiac LDH specific activity of hypoxia induced rat tend to decrease during hypoxia compared with normoxic rat. Analysis with Kruskal-Wallis shows that there is no significant difference of cardiac LDH specific activity between groups (p = 0.391). So, it can be concluded that there is no difference of cardiac LDH activity between normoxic and systemic hypoxia induced rats."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenny Augusto
"Pam adalah organ yang berfungsi untuk memfasilitasi
pemlkaran oksigen dari lingkungan ke dalam tubuh. Oksigeo yang digunakan
untuk proses metabolism rentan terhadap reduksi menjadi spesies oksigen reaktif
(SOR) yang dapat merusak makromolekul di dalam sel seperti lipid, protein, dan
DNA. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, diperlukan antioksidan. Katalase
adalah salah satu antioksidan enzimatik yang terdapat di dalam tubuh. Pada
kondisi hipoksia, jumlah oksigen yang dapat digunakan tubuh menurun,
sehingga fentan terbentuk SOR dalam jumlah banyak. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menilai aktivitas spesifik katalase pada kondisi hipoksia yang
berkeianjutan. Metode: Sarnpei paru diambil dan tikus Sprague-Dawley jantan
berusia 6-8 minggu dengan berat badan 150-200 g, yang dibagi menjadi lima
gmp yaitu, kontrol dan perlakuan (10% 02, 90% N z) selama I, 3, 5, dan 7 hari.
Kemudian, aktivitas spesifik kata1ase diukur dan dihitung dari janngan paru
tersebut. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan bennakna
antara grup kontrol dan grup I han dan 3 han perlakuan hipoksia (p=0.014 dan
p=O.OOl). Namun, perbandingan antara grup 3 han perlakuan hipoksia dengan 7
hari perlakuan hipoksia juga menghasilkan perbedaan hasil yang signifikan
(p=O .028). Kesimpulan: Hipoksia sistemik berkelanjutan menunmkan aktifitas
spesifik di jaringan pam pada tikus diikuti dengan kenaikan mendekati level
normal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Eulis Pujiastuti Nahdiyat
"ABSTRAK
Pendahuluan: Hipoksia adalah kondisi dimana jaringan tubuh mengalami kekurangan oksigen. Hal ini dapat memicu pembentukan radikal bebas dan menyebabkan kerusakan jaringan. Antioksidan, contohnya enzim katalase diketahui memiliki kemampuan untuk menanggulangi radikal bebas. Enzim katalase berperan untuk mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aktivitas spesifik enzim katalase pada jaringan otak tikus yang mengalami hipoksia sistemik berkelanjutan. Metodologi: Penelitian ini menggunakan 15 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kontrol dan 4 kelompok perlakuan yang dipaparkan pada kondisi hipoksia sistemik selama 1, 3, 5, dan 7 hari. Aktivitas spesifik katalase pada jaringan otak tikus kemudian diukur menggunakan spektorofotometer. Data dianalisis secara statistik dengan uji one way ANOVA. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa aktivitas spesifik katalase menurun pada 3 hari pertama secara bertahap dan meningkat secara bertahap pula pada hari selanjutnya, ke 5 dan 7. Akan tetapi tidak ditemukan perbedaan yang bermakna (p > 0.05, p= 0.293) diantara semua kelompok. Kesimpulan: aktivitas spesifik katalase jaringan otak pada penelitian ini tidak menunjukkan perubahan secara signifikan pada keadaan hipoksia sistemik berkelanjutkan.

ABSTRACT
Introduction: Hypoxia is a condition of deprivation oxygen supply to the tissue. This condition leads to the formation of free radical and further lead to the tissue damage. Antioxidant, such as catalase enzyme, was known for its ability counter the free radical. Catalase enzyme works by converting hydrogen peroxide into water and oxygen. The aim of this study is to observe the specific activity of catalase enzyme in brain tissue of rats exposed to continuous systemic hypoxia. Methods: This study used 15 rats that was divided into 5 groups: the control, and 4 experimental groups that were exposed with hypoxia for 1, 3, 5, and 7 days. The specific activity of catalase in brain tissue was then measured with spectrophotometer. The data were statistically analyzed by one way ANOVA test. Result: A steady decreased of specific activity of catalase in the first 3 days of exposure and then increase in the 5th and 7th days.. There were no significance differences between all groups (p>0.05, p=0.293 ). Conclusion: It is concluded that the specific activity of catalase in brain tissue of rats showed no significant changes during continuous systemic hypoxia.
"
2016
S70424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masagus Zainuri
"Penelitian ini bertujuan menganalisis aktivitas spesifik enzim MnSOD, katalase dan OPT pada sel hati tikus yang diinduksi hipoksia sistemik dan hubungannya dangan stres oksidatif. Sampel penelitian ini adalah jaringan had tikus jantan strain Sprague Dawley (Rattus novergieus L), yang diinduksi hipoksia sistemik kmnik 1,7,14 dan 21 hari. Pada homogenat hati tikus dilakuksn beberapa pomeriksaan, yaitu pemeriksaan aktivitas spesifik MnSOD, aktivitas spesifik katalase, aktivitas spesifik enzim OPT, kadar MDA dan pemeriksaan senyawa karbonil.
Dari penelitian ini didapatkan hasil tidak adanya perubahan bennakna pada aktivitas spesifik MnSOD, OPT, dan kadar karbonil. Pada hipoksia 7 dan 21 hari terjadi penurunan bermakna aktivitas spesifik katalase, dan kadar MDA menurun bertuakna peda bipoksia 21 hati.
Dari hasil analisis didapat bubungan negatif antara MnSOD dan katalase dengan kerusakan oksidatif, disimpulkan bahwa MnSOD dan kstalase berperan dalam mencegah kerusakan oksidatif. Analisis hubungan aktivitas spesifik OPT dengan kerusakan oksidatif didapat hubungan negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan OPT di hati dapat dipaksi sebagai indikator kerusakan oksidatif.
Dari basil penelitian ini disimpulkan bahwa jaringan hari memiliki sistem pertahanan antioksidan yang adekuat, sehingga sel hati cukup tahan terhadap terjadinya kerusaknn oksidalif.

The aim of this study was to analyze the specific activities of MoSOD, catalase and GPT in rat liver cells induced by systemic hypoxia related to oxidative stress. The samples were obtained from liver tissue of Spmgue Dawley rats at days I, 7, 14, and 21 of citronic systemic hypoxia and were used to measure specific activity ofMnSOD, catalase, GPT, and the levels ofMDA, and protein carbonyis.
Results showed that there were not significant alteration of specific activity ofMnSOD, ofGPT, and levels of carbonyls. At days 7 and 21 of hypoxic induction there were significant decrease of catalase specific activity. Levels of MDA significant decreased at days 21.
Based on correlation analyzing it can be concluded that MnSOD and catalase had a role in prevent oxidative damage. Correlation analyzing of OPT specific activity and oxidative damage showed negative correlation. This means that decreased of GPT specfic activity in liver could be used as oxidative damage indicator.
It is concluded that liver tissue provided with adequate antioxidant defense mechanism which makes Uver cells survive during hypoxic oxidative insult.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32819
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdah Binti Muhammad Amin
"ABSTRACT
Hypoxia is described as a condition of decreased oxygen supply to the tissue and leads to the formation of free radicals. This phenomenon induces cell damage and initiates the pathogenesis of degenerative diseases. An enzyme known as catalase physiologically scavenges the free radicals at a cellular level. This research aims to observe the catalase specific activity in the rat heart following exposure to systemic continuous hypoxia for 1, 3, 5, and 7 days. Groups were divided according to the duration of hypoxia exposure. Catalase specific activity is calculated between groups and was measured using a spectrophotometer. Results showed catalase specific activity was relatively lower on day 1, however, it increased on day 3 and reached the peak on day 5, followed by a dramatic decrease on day 7. ANOVA test revealed significant difference within groups.

ABSTRAK
Hipoksia adalah kondisi berkurangnya suplai oksigen yang merangsang pembentukan radikal bebas di dalam sel. Enzim katalase adalah salah satu enzim yang berperan untuk mengatasi radikal bebas di dalam sel. Radikal bebas yang terbentuk dapat menyebabkan kerusakan sel dan berperan dalam patogenesis berbagai penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati aktivitas spesifik enzim katalase pada organ jantung tikus setelah perlakuan hipoksia sistemik kontinu selama 1, 3, 5, dan 7 hari. Kelompok eksperimen dibagi sesuai lama perlakuan hipoksia. Parameter yang diukur adalah aktivitas spesifik katalase dengan menggunakan spektrofotometer. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas spesifik katalase menurun setelah hari 1, namun meningkat pada hari 3 dan mencapai puncak pada hari 5, kemudian sedikit berkurang pada hari 7, menyerupai aktivitas katalase kelompok kontrol kelompok yang tidak terpapar hipoksia . Data diuji dengan menggunakan tes ANOVA. Secara statistik, terdapat perbedaan bermakna antara grup."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>