Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168470 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mashita Anjani
"Metode utama IP dan resistivitas yang didukung dengan data magnetik dapat mendelineasi zona mineralisasi emas berdasarkan nilai chargeability dan resistivitasnya. Pengukuran metode IP menggunakan domain waktu dan konfigurasi dipole-dipole sebanyak 4 lintasan dengan spasi elektroda 25 m. Pengukuran dilakukan di daerah ‘X’ yang mempunyai kondisi geologi pembentukan mineralisasi emas sistem epitermal sulfida tinggi yang terbentuk dengan kedalaman dangkal 100-500 m. Pengukuran metode IP menggunakan instrumen Supersting R8/IP. Dan dari pengukuran didapatkan data yang berupa chargeability semu dan resistivitas semu yang selanjutnya diinversi menggunakan software Res2Dinv untuk mendapatkan nilai chargeability dan resistivitas yang sebenarnya. Hasil pengolahan data IP ditampilkan secara 2D dengan software Res2Dinv dan visualisasi 3D menggunakan software Geoslicer-X.
Dari integrasi data IP, resistivitas dan magnetik didapatkan korelasi hasil berupa 3 zona menarik yang diinterpretasikan sebagai mineralisasi vuggy quartz dengan nilai chargeability > 400 ms yang disertai dengan nilai resistivitas > 800 Ohm.m dan respon profil magnetik yang berundulasi pada lintasan 200. Dan adanya zona lemah berupa patahan terdeteksi dengan nilai chargeability yang rendah yaitu sekitar < 50 ms, nilai resistivitas < 20 Ohm.m dan profil intensitas magnetik yang drop, yang merupakan jalur bagi larutan hidrotermal naik ke permukaan.

The main methods of IP and resistivity, supported by magnetic data can delineate zones of gold mineralization based on their chargeability and resistivity values​​. Measurement using time domain IP and dipole-dipole configuration of resistivity along 4 profiles with electrode spacing of 25 m. Measurements were carried out in the area "X" which had gold mineralization geological conditions of formation of high sulphidation epithermal systems formed in shallow depth of 100-500 m. Measurement was done by using instruments Supersting R8/IP IP. The data obtained from measurements in the form of apparent chargeability and apparent resistivity were subsequently inverted using the Res2Dinv software to get the value of the true chargeability and resistivity. IP data processing results displayed in 2D view using Res2Dinv software and 3D visualization using Geoslicer-X software.
From the integration of IP, resistivity and magnetic data correlation, resulted 3 interesting zone interpreted as mineralization of vuggy quartz with chargeability values​​ > 500 ms, resistivity values​​> 600 Ohm.m and undulated magnetic’s response curve along the profile 200. The existence of zone in form of the fault was detected as a low chargeability, at values ​ about < 50 ms, low resistivity at value about < 50 Ohm.m and dropped magnetic intensity profiles, which is interpreted as the pathway for hydrothermal solutions up to the surface.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danu Ega
"Skripsi ini membahas mengenai perizinan dan pelaksanaan kegiatan pertambangan batu kapur di kawasan hutan oleh PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tipe penelitian yang digunakan menurut jenisnya adalah penelitian yuridis normatif, menurut tujuannya adalah penelitian problem solution, menurut penerapannya adalah penelitian berfokus masalah, dan menurut ilmu penerapannya adalah penelitian monodisipliner. Simpulan dari penelitian ini ialah kebijakan kegiatan pertambangan pada kawasan hutan Indonesia saat ini telah diatur oleh masing-masing sektor, yaitu pertambangan dan kehutanan, serta berdasarkan kewenangan pemerintah daerah dalam pemberian perizinan pertambangan legalitasnya sudah ada kepastian hukum yaitu Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah terkait desentralisasi dan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara terkait peran pemerintah daerah yang memberikan Izin Usaha Pertambangan. Akan tetapi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. pada prakteknya masih menghadapi beberapa kendala perizinan pertambangan terutama dalam perizinan dan pelaksanaan kegiatan pertambangan batu kapur di kawasan hutan Kabupaten Tuban, antara lain mengenai kompensasi lahan dan perbedaan prinsip di dalam penafsiran Bupati Kabupaten Tuban dalam pemberian izin. Hasil penelitian menyarankan kedepannya diharapkan penerapan pola perizinan sebagai pola pengusahaan pertambangan, seharusnya di tunjang oleh administrasi pemerintahan dan pelayanan publik yang baik dan lebih memberikan kepastian hukum. Dan diharapkan Pemerintah dapat menjalankan fungsi pemerintahan dengan baik dengan cara mengatur seluruh kegiatan pertambangan di Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan negara sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945, sehingga kekayaan alam di Indonesia dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia.

This mini thesis discusses about the licensing and implementation of limestone mining in forest areas by PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. This type of research is used by species normative research, according to the research purpose is problem solution, according to its application is the focus of research problems, and according to science is the application of research monodisipliner. The conclusion of this study is, mining policy in Indonesia's forest area has been regulated by each sector which is mining sector and forestry sector, and by the authority of the local government in granting mining licenses legally existing rule of law which is Article 1 paragraph (7) of Law Number 32 Year 2004 about Regional Government especially about Decentralization and Article 37 of Law Number 4 of 2009 about Mineral and Coal mining related role of local government that provides Mining Permit. However PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. in practice still faces some obstacles, especially in the mining permitting and licensing activities limestone mining in the forest area of Tuban, which is the principle of compensation for land and differences in the interpretation of the Tuban district Mayor in giving permission. The results suggest the future is expected adoption pattern as patterns mining business licenses, should be supported by public administration and better public services and more legal certainty. And the government is expected to run well the government functions by regulating all mining activities in Indonesia for the welfare state in accordance with the mandate of Article 33 paragraph (3) of the 1945 Constitution, so the benefit from natural resources in Indonesia can be felt by the people of Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S52495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrah Athirah
"Tambang Bawah Tanah Kucing Liar adalah salah satu tambang prospek yang sedang dikembangkan oleh PT Freeport Indonesia. Berbagai kajian mengenai kondisi batuan di area Tambang Bawah Tanah Kucing Liar sedang dilakukan sebelum kegiatan penambangan dengan metode block caving dimulai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi batuan di area Kucing Liar melalui metode klasifikasi massa batuan. Metode klasifikasi massa batuan yang digunakan ialah metode Rock Mass Rating (RMR) Bieniawski (1989) berdasarkan data geophysical borehole logging. Dari hasil pengolahan data pada empat lubang bor yang digunakan, pendekatan dengan metode geophysical borehole logging telah mampu mengidentifikasi dan mengkarakterisasi parameter RMR untuk setiap klasifikasi domain geologi. Dari hasil perhitungan dan analisis menunjukkan bahwa klasifikasi massa batuan (RMR) untuk setiap domain Formasi, Litologi, dan Alterasi tergolong ke dalam kelas baik (2) hingga sangat baik (1). Kondisi ini terindikasi akan berdampak pada proses block caving yang berpotensi menghasilkan blok-blok batuan berukuran besar sehingga mengakibatkan batuan tidak dapat runtuh dengan baik.

The Kucing Liar Underground Mine is one of the prospect mines being developed by PT Freeport Indonesia. Various studies on the rock conditions in the Kucing Liar Underground Mine area are being conducted before mining activities with the block caving method begin. This study aims to determine the rock conditions in the Kucing Liar area through the rock mass classification method. The rock mass classification method used is the Rock Mass Rating (RMR) method of Bieniawski (1989) based on geophysical borehole logging data. From the results of data processing on the four borehole used, the geophysical borehole logging approach has been able to identify and characterize the RMR parameters for each geological domain classification. The calculation and analysis results show that the rock mass classification (RMR) for each Formation, Lithology, and Alteration domain is classified as good (2) to very good (1). This condition is indicated to have an impact on the block caving process which has the potential to produce large rock blocks, causing the rocks not being able to collapse properly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Susanda
"Wilayah Provinsi Bangka Belitung terkenal sebagai penghasil timah. Kegiatan pertambangan hampir di seluruh wilayahnya, membuat rona muka tanah mengalami perubahan dan meninggalkan ratusan kolong atau lobang bekas tambang yang berisi air. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa peran Polri dalam mencegah dan menegakkan hukum dalam kegiatan pertambangan timah tanpa izin, menganalisa kegiatan pertambangan timah tanpa izin di lokasi penelitian, mengetahui kualitas tanah dan air di sekitar wilayah pertambangan timah, dan mengetahui peran Polri yang tepat dalam menjaga kualitas tanah dan air di sekitar wilayah pertambangan timah.Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodologi mix-method. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur, observasi, wawancara, Sistem Informasi Geografis dan pengujian di laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi konflik peran Polri dalam pencegahan dan penegakkan hukum pertambangan tanpa izin di wilayah Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah. Pertambangan tanpa izin di kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah bersifat masif. Kualitas tanah di sekitar wilayah pertambangan timah kurang subur, sedangkan kualitas air termasuk dalam kelas 3. Kesimpulan penelitian ini adalah diperlukan model pemolisian masyarakat berbasis lingkungan untuk Polri di wilayah kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah. Kegiatan pertambangan tanpa izin tidak akan memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan perlu dihentikan. Diperlukan reklamasi untuk memperbaiki kualitas tanah dan air di sekitar wilayah pertambangan.

The region of Bangka Belitung Province is well known as tin producer. Mining activities covers almost all of its entire territory, making soil surface texture change and leaving hundreds of ex-mining pits or holes containing water. The purpose of this study is to analyze the role of Polri (Indonesian State Police) in preventing and enforcing law in illegal tin mining activities, analyzing tin mining activities without license at research sites, to know the quality of soil and water around tin mining area, and to know the appropriate role of Polri in securing soil and water quality around the tin mining area. This research used qualitative approach with mix-method methodology. Data collection method being used is literature study, observation, interview, Geographic Information System, and laboratory testing.
Research's result indicate there is role conflict in Polri when preventing and law enforcing law regarding illegal mining in Lubuk Besar District, Central Bangka Regency City. Illegal (Unlicensed) mining in Lubuk Besar District of Central Bangka is massive. Soil quality surrounding the tin mining area is less fertile, while water quality is in the category of class 3. Conclusion of this study that it is necessary to apply community policing baseda on environment for Polri (Indonesian State Police) in Lubuk Besar District of Central Bangka Regency City. Illegal mining will not upgrading community welfare and shoul be stoped. Reclamation needed to improve soil and water quality around mining area.
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Januarista Amartya Dyasti
"Sukabumi merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi bijih timbal. Pada area penelitian terdapat endapan mineral skarn dengan host rock batugamping. Namun, karakteristik host rock batugamping dan tipe skarn belum diketahui. Kedua hal tersebut perlu diketahui untuk kepentingan penentuan zona prospek bijih. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik batugamping di sekitar endapan skarn sehingga dapat diketahui tipe endapan skarn daerah penelitian. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif pada analisis petrologi, petrografi, mineragrafi, pemodelan eksplisit, dan atomic absorption spectrometry (AAS). Karakteristik batugamping di sekitar endapan skarn terdiri dari parameter lithofasies, tingkat metamorfisme, jenis alterasi, jenis mineralisasi bijih, dan kadar bijih. Batuan yang ditemukan memiliki tiga kelompok, yaitu batugamping, metagamping, dan marmer. Lithofasies di sekitar endapan skarn terdiri dari wackestone, packestone, floatstone, rudstone, boundstone, litho-bioclastic limestone, dan marmer. Sementara itu, kelompok metagamping dan marmer mengalami metamorfisme dalam tiga tingkat, yaitu slighly metamorphed, moderately metamorphed, dan highly metamorphed. Batuan teralterasi progradasi dan retrogardasi. Mineral progradasi yang ditemukan didominasi klinopiroksen anggota aegirin, augit, hedenbergit, dan diopsid. Sementara alterasi retrogradasi menghasilkan mineral klorit, serpentin, epidot, amfibol, dan mineral bijih sulfida. Mineral bijih pada batuan terdiri dari pirit, pirhotit, sfalerit, dan galena dengan jenis mineralisasi fossil casted mineralization dan non-fossil casted mineralization dan kadar bijih didominasi unsur Pb dan Zn. Host rock mineralisasi bijih pada endapan skarn berupa boundstone dan unknown limestone facies yang paralel dengan boundstone. Mineralisasi pada fasies boundstone dikontrol oleh open space berupa moldic pore, sementara unknown limestone facies dikontrol oleh secondary pore. Endapan skarn daerah penelitian merupakan Pb-Zn skarn yang berada dalam posisi distal terhadap intrusi.

Sukabumi is one of the areas that has lead ore potential. In research area, there is skarn mineral deposit with limestone as host rock. However, the characteristics of the limestone host rock and the type of skarn are not yet known. These two things need to be known for the purpose of determining the ore prospect zone. This research aims to identify the characteristics of limestone around the skarn deposits so that the type of skarn deposits in the study area can be identified. The research uses quantitative and qualitative methods in petrological, petrography, mineragraphy, explicit modeling, and atomic absorption spectrometry (AAS). The characteristics of limestone around skarn deposits consist of lithofacies, metamorphism level, alteration type, ore mineralization type, and ore grade. The rocks found have three groups, namely limestone, meta-limestone, and marble. Lithofacies around skarn deposits consist of wackestone, packestone, floatstone, rudstone, boundstone, litho-bioclastic limestone, and marble. Meanwhile, the metalimestone and marble groups have three levels of metamorphism, there are slighly metamorphed, moderately metamorphed, and highly metamorphed. The limestone is impacted by prograde and retrograde altered rock. The prograde minerals found were dominated by clinopyroxene members of aegirin, augite, hedenbergite, and diopsid. While retrogradation alteration produces chlorite, serpentine, epidote, amphibole, and sulfide ore minerals. The ore minerals in the rock consist of pyrite, pyrrhotite, sphalerite, and galena with the type of mineralization fossil casted mineralization and non-fossil casted mineralization and the ore grade is dominated by Pb and Zn elements. The host rock of ore mineralization in skarn deposits is boundstone and unknown limestone facies that is parallel to the boundstone. Mineralization in the boundstone facies is controlled by open space in the form of a moldic pore, while the unknown limestone facies is controlled by a secondary pore. The skarn deposit in the study area is a Pb-Zn skarn which is in a position distal to the intrusion."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Eka Rahayu Sawitri
"Tesis ini membahas kebijakan clean and clear yang merupakan instrumen dalam menata izin usaha pertambangan mineral dan batubara yang sudah diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota. Dalam rangka menata izin usaha pertambangan pemerintah melaksanakan kegiatan Rekonsiliasi Nasional Data Izin Usaha Pertambangan yang terdiri dari inventarisasi, verifikasi dan klasifikasi. Output dari inventarisasi adalah tersedianya data KP/SIPD/SIPR yang sudah disesuaikan legalitas usaha pertambangannya menjadi IUP atau IPR. Sedangkan output dari verifikasi adalah klasifikasi IUP yang mendapat status Clean and Clean (dinyatakan tidak bermasalah atau tumpang tindih). Upaya Pemerintah dalam mengevaluasi IUP melalui kebijakan clean and clear harus diapresiasi dan didukung oleh semua pihak. Mengingat implikasi sertifikasi Clean and Clear berpengaruh terhadap kegiatan usaha pertambangan lainnya maka legalitas kebijakan Clean and Clear mutlak diperlukan. Keberadaan dasar hukum bagi tindakan pemerintah berguna untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang. Oleh sebab itu kebijakan Clean and Clear perlu untuk dievaluasi dan diberi format hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

This thesis describes about the clean and clear policy that is an instrument in managing the mining and coal license that has been issued by Provincial Government, District/City. In order to manage the mineral mining lisence the government commits National Reconciliation Data Mining License consists of inventarization, verification and classification.The inventarization's output is the availability of KP/SIPD/SIPR data that legality mining license has been adjusted into IUP or IPR. Meanwhile the verification's output is IUP classification that has been granted clean and clear status (declared has no problem or overlapping). The government's effort to evaluate IUP through clean and clear policy must be appreciated and supported from all of the parties. Considering the implication of clean and clear certification has an influence to the other mining activity, the legality of clean and clear policy is absolutely needed. Therefore clean and clear policies need to be evaluated and given a legal format in accordance with the provisions of the legislation."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T32604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sely Charolina Sari
"Proyek eksplorasi dan eksploitasi minyak yang dilakukan India sebagai bentuk kerjasama dengan Vietnam di Laut Cina Selatan menimbulkan sikap oposisi dari Cina, hingga kemudian untuk menghargai sikap Cina tersebut, India memutuskan untuk menunda proses eksplorasi di tahun 2011. Kemudian di tahun 2012, setelah Vietnam melakukan renegosiasi India berkenan untuk melanjutkan eksplorasi kembali. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui motivasi yang India kejar lewat proyek eksplorasi dan eksploitasi minyak tersebut dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang mengacu pada paradigma struktural realisme dalam memfokuskan objek penelitian menurut kerangka pemikiran Foreign Policy Behaviour milik Frederic S. Pearson dan J. Martin Rochester. Hasil temuan yang penelitian yang penulis dapatkan adalah bahwa kebijakan India untuk melanjutkan eksplorasi dan eksploitasi minyak di wilayah sengketa Laut Cina Selatan adalah bentuk dari implementasi “Look East Policy” sekarang yang mendorong India untuk lebih proaktif dalam menanggapi isu yang berkembang di kawasan Asia Tenggara dan upaya India untuk dapat mengimbangi pengaruh Cina di kawasan.

Oil exploration and exploitation projects is one of cooperation between India and Vietnam in the South China Sea that raises opposition gesture from China. To show some respect with China‟s oposition toward the project, India halt the project in 2011. Then in 2012, Vietnam offered new proposal and new offering in this project, after some negotiation between two countries, India agreed to continue the exploration project. This thesis aimed to study the motivation of India‟s pursue through exploration and exploitation of oil projects by using a qualitative approach. Structural realism paradigm used to focus Foreign Policy Behaviour‟s Frederic S. Pearson and J. Martin Rochester as framework. The finding in this study shows that India‟s policy to continue the exploration and exploitation of oil in the contested area South China Sea as a form of new Look East Policy that encouraging India to be more proactive towards developing issue that raises in Southeast Asia Region and India‟s intention to balance China‟s influence in the region.;"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit Indriyana
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh lama proses milling dan penggunaan jenis
hardener yang berbeda pada distribusi konduktivitas listrik dan sifat mekanis komposit
pelat bipolar Grafit/Epoksi untuk aplikasi PEMFC. Komposisi material yaitu 75 wt%
grafit sintetis (Merck®) dan 5 wt% carbon black (CB) hasil karbonisasi serat kelapa dan
20 wt% epoksi resin (bisphenol A ® + Polyamino Amide dan bisphenol A ® +
Cycloaliphatic amine) sebagai binder. Pelat bipolar dipreparasi menggunakan milling
dengan media air menggunakan ball mill lalu dicetak menggunakan proses cetak panas.
Proses milling dilakukan selama 1, 2, 3 dan 4 hari. Proses pencetakan dilakukan
menggunakan mesin single stroke compression molding. Tekanan, suhu proses, dan
waktu berturut-turut ialah 55 MPa, 100oC, dan 4 jam. Hasil menunjukkan kekuatan
fleksural tertinggi terdapat pada sampel hasil milling 4 hari sebesar 44.8 MPa sementara densitas dan prositasnya ialah 3.012 gr/cm3 dan 0.665 %. Konduktivitas listrik material tertinggi terdapat pada formula F4 (milling 4 hari) yaitu sebesar 8.13 S/cm. Proses milling diketahui merupakan faktor utama yang mempengaruhi sifat pelat bipolar. Hal ini dikarenakan air meningkatkan distribusi grafit dan CB serta mampu mencegah terbentuknya aglomerasi. Pengaruh penggunaan hardener yang berbeda viskositasnya diketahui mampu meningkatkan konduktivitas listrik material pelat bipolar sebesar 15 S/cm pada sampel FX5 (100% hardener viskositas rendah). Sebaliknya, penambahan hardener viskositas rendah pada sistem komposit pelat bipolar menurunkan kekuatan mekanis material dari 44.75 MPa (0% hardener viskositas rendah) menjadi 29.5 MPa (100% hardener viskositas rendah) sementara densitas dan porositasnya ialah 2.962 g/cm3 dan 0.670 % untuk formula 0% hardener viskositas rendah, 2.548 g/cm3 dan 0.988 % untuk formula 100% hardener viskositas rendah.

ABSTRACT
An investigation is made of influences of milling time and different types of hardener to
the distribution of electrical and mechanical properties of Carbon/Epoxy composites as
bipolar plate in proton-exchange membrane fuel cells (PEMFC). The material
composition of bipolar plate was 75 wt% synthetic graphite (Merck®) and 5 wt% carbon
black (CB) from carbonization of palm oil fibers with epoxy resin (bisphenol A ® +
Polyamino Amide and bisphenol A ® + Cycloaliphatic amine) as binder in the amount of
20 wt%. Bipolar plate were prepared by compounding using water as grinding media in
ball mill and followed by compression molding. Ball milling is performed both for
mixing and milling process, this process was carried out for 1, 2, 3 and 4 days. The
compounding method was conducted using single stroke compression molding machine.
The process parameters, such as pressure and temperature, were set respectively 55 MPa
for 4 hours at 100oC. The results indicate that there is an optimum range of milling time
(3-4 days) with respect to the distribution profile of electrical conductivity and
mechanical properties of bipolar plate. The highest flexural strength was 44.8 MPa whilst
the density and porosity of the bipolar plate respectively were measured 3.012 gr/cm3 and
0.665 %. Bipolar plate have resulted relatively low electrical conductivity up to 8.13
S.cm−1 but it shows good distribution in all area along the plate. The grinding process was
found as one major factor affecting the properties of bipolar plate. Since water acts as
grinding media to increase uniformity and distribution of graphite and CB during
grinding process and also act as an agent to prevent agglomeration. The effect of using
different types of hardener was found can improve the conductivity up to 15 S/cm. On the
other hand, the flexural strength and % deflection were reduced in the presence of low
viscosity hardener, from 44.75 MPa (0%wt low viscosity hardener) to 29.5 MPa (100%wt
low viscosity hardener) whilst the density and porosity of the bipolar plate respectively
were measure 2.962 g/cm3 and 0.670 % for formula 0%wt low viscosity hardener, 2.548
g/cm3 and 0.988 % formula 100%wt low viscosity hardener."
2013
T34820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Thoby Hakim
"Nikel adalah unsur yang paling berlimpah keberadaanya di inti bumi setelah besi. Mineralisasi nikel laterit sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam kebutuhan industri. Daerah Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara menjadi salah satu daerah dengan prospek nikel laterit. Endapan nikel laterit Pomalaa terbentuk dari pelapukan batuan asal ultramafik yang umumnya telah mengalami serpentinisasi dengan tingkat yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona nikel laterit menggunakan metode geolistrik induced polarization, resistivitas dan metal factor untuk memperkirakan volume zona nikel laterit dari hasil identifikasi. Metode IP digunakan untuk melihat polarisasi yang terjadi pada medium yang mengandung mineral logam, sedangkan metode resistivitas dilakukan untuk mencari nilai resistivitas batuan. Penelitian ini akan menghasilkan gambaran persebaran endapan nikel berdasarkan nilai chargebilitas dan resistivitas, serta divalidasi oleh nilai metal faktor untuk mengestimasi potensi endapan nikel laterit pada lokasi penelitian berupa persebaran volume cadangan endapan nikel laterit. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode inversi 2-D untuk menampilkan penampang 2-D dan menggunakan metode inversi 3-D untuk menampilkan model 3-D. Untuk penampang IP difokuskan mencari nilai chargeabilitas yang tinggi untuk menunjukkan daerah mineralisasi logam dengan divalidasi oleh penampang metal faktor yang juga tinggi. Sedangkan penampang resistivitas untuk menunjukkan zona dari nikel laterit yang terbagi menjadi tiga, yaitu zona limonit (resistivitas menengah – tinggi), zona saprolit (rendah – menengah), dan zona bedrock (resistivitas tinggi). Dengan perkiraan volume endapan nikel laterit berdasarkan model 3-D sebesar1.270.122,224 ton.

Nickel is the most abundant element in the Earth's core after iron. Nickel laterite mineralization has the potential to be utilized in industrial needs. The Pomalaa area, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi Province is one of the areas with nickel laterite prospects. Nickel laterite deposits of Pomalaa are formed from weathering of rocks of ultramafic origin which generally have been serpentinized to different degrees. This study aims to identify laterite nickel zones using geoelectrical induced polarization, resistivity, and metal factor methods to estimate the volume of laterite nickel zones from the identification results. The IP method is used to see the polarization that occurs in the medium containing metallic minerals, while the resistivity method is used to find the rock resistivity value. This study will produce an overview of the distribution of nickel deposits based on chargeability and resistivity values, and validated by metal factor values to estimate the potential for nickel laterite deposits at the research site in the form of volume distribution of laterite nickel deposits. Data processing is carried out using the 2-D inversion method to display the 2-D cross section and using the 3-D inversion method to display the 3-D model. For the IP cross-section, the focus is on finding high chargeability values to show areas of metal mineralization validated by high metal cross-sections. The resistivity cross section shows the zone of nickel laterite which is divided into three, namely the limonite zone (medium – high resistivity), the saprolite zone (low – medium), and the bedrock zone (high resistivity). With an estimated volume of laterite nickel deposits based on a 3-D model of 1.270.122,224 tons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>