Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Ayu
"HIV/AIDS merupakan sebuah permasalahan global yang tidak hanya dapat diatasi dengan menggunakan pendekatan kesehatan, namun juga harus mengikutsertakan pendekatan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Sejak pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1987, epidemi HIV di Indonesia telah mengalami feminisasi sehingga kini lebih banyak menyerang kelompok perempuan menikah dan ibu rumah tangga. Menurut Teori Dominasi Sosial (TDS), penindasan, diskriminasi, dan kekerasan bergender merupakan salah satu wujud sistem hierarki sosial berbasis kelompok. Dengan kecenderungan positif untuk memastikan kedalalaman pemahaman teori ini, maka keseluruhan proses pembentukan, pemeliharaaan, dan reproduksi nilai-nilai yang ada dapat dijelaskan sehingga pada akhirnya memberikan pencerahan tentang kerentanan perempuan menikah akan transmisi HIV pasangan intim dan kekerasan pasangan intim yang selain merupakan penindasan bergender juga turut meningkatkan kerentanan perempuan akan transmisi HIV dan perkembangannya menuju AIDS.

HIV/AIDS is a global issue that cannot be overcome by using medical approaches alone, but it also needs an integrated social, political, economic, and cultural approaches. Since first reported in Indonesia in 1987, the epidemic in Indonesia has been experiencing a feminization that the disease is currently more common amongst married women and housewives. According to the Social Dominance Theory (SDT), oppression, discrimination, and gender-based violence are some of the manifestations of group-based social hierarchy. With the positive intention to ensure a thorough understanding on the theory, the whole process of formation, maintenance, and reproduction of the existing values can be explained thus eventually shed light on the vulnerability of married woman towards intimate partner HIV transmission and intimate partner violence which besides a form of gender-based oppression, also helped increase women’s vulnerability towards HIV transmission and its progression towards AIDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Aisyah Nurramadhani
"Penelitian ini terfokus pada hubungan tingkat keseimbangan kontrol yang dibagi menjadi dua yaitu defisit kontrol dan surplus kontrol dengan kekerasan pasangan intim pada perempuan yang menikah dini, di mana angka pernikahan dini di negara berkembang sendiri masih tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel 70 responden perempuan yang menikah dini di desa X ditambah dengan data wawancara mendalam dengan 2 responden perempuan yang menikah dini.
Hasil penelitian dengan menggunakan tabulasi silang menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat keseimbangan kontrol maka semakin tinggi tingkat kekerasan terhadap pasangan intim, kemudian hasil uji jalur menunjukkan tingkat defisit kontrol dan surplus kontrol berpengaruh secara signifikan terhadap kekerasan terhadap pasangan intim, meskipun pada uji korelasi dan uji chi square tidak ditemukan adanya pengaruh tingkat keseimbangan kontrol terhadap tingkat kekerasan pasangan intim.

This research focuses on the relation of control balance, divided into two deficit control and surplus control, as an indicator of intimate partner violence causes happening to women in young marriages, in which the number of young marriages in developed country is also still high. This research employs quantitative method using sample of 70 young marriage women respondents from X Village coupled with intensive interview data with 2 respondents of women in young marriages.
Result acquired using cross tabulation method shows that the lower the control balance is within a marriage, the higher the probability of intimate partner violence gets, and this result shows that deficit control and surplus control have significant impact towards domestic violence against intimate partner, although on the correlation test and chi square test, no correlation is found between control balance level and domestic violence against intimate partner occurence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Wakhidaturrohmah
"ABSTRAK
Peningkatan jumlah perempuan menikah yang terinfeksi HIV/AIDS salah satunya disebabkan oleh hubungan heteroseksual dengan suami yang telah terineksi HIV akibat perilaku seksual suami yang suka berganti-ganti pasangan maupun suami sebagai pengguna narkoba. Penularan HIV/AIDS memalui bhubungan seksual merupakan factor risiko penularan tertinggi. Perempuan menikah dngan ststus ODHA rentan menularkan HIV/AIDS terhadap bayi apabila terjadi kehamilan yang tidak direncanakan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku seksual perempuan menikah dengan status ODHA. Sampel penelitian adalah perempuan menikah dengan status ODHA yang berkunjung ke Poli Melati RSPI Prof Dr Sulianti Saroso. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif kuantitattif menggunakan cross sectional dengan metode concecutive sampling yang melibatkan 107 responden. Hasil penelitian ini dianalisa secara univariat dan didapatkan hasil perempuan menikah dengan ststus ODHA memiliki sikap non permisif terhdap hubungan seksual sebagai kontrol kelahiran, hubungan yang erat dan sebagai alat serta kepuasan terhadap perilaku seksual senggama yang dilakukan masihkurang. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan mampu melakuan studi mengenai hubungan antara karakteristik dengan sikap dan perilaku seksual penderita HIV/AIDS.

ABSTRACT
The increase in the number of married women infected with HIV / AIDS is partly due to heterosexual relationships with husbands who have been infected with HIV due to the sexual behavior of husbands who like to have multiple partners and husbands as drug users. Transmission of HIV / AIDS through sexual intercourse is the highest risk factor for transmission. Women who are married with PLHIV status are prone to transmitting HIV / AIDS to their babies if there is an unplanned pregnancy. The aim of this study was to identify sexual attitudes and behavior of married women with PLWHA status. The research sample was married women with PLWHA status who visited Poli Melati RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. This research is a descriptive quantitative research using cross sectional method with concecutive sampling involving 107 respondents. The results of this study were analyzed univariately and it was found that women married to the status of PLWHA had non-permissive attitudes towards sexual relations as birth control, a close relationship and as a tool and satisfaction with sexual intercourse behavior was still lacking. This research is expected to be useful for the development of nursing science. In addition, further research is expected to be able to conduct studies on the relationship between characteristics and sexual attitudes and behavior of HIV / AIDS sufferers."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Overcrowding has always been common problem that happens in Indonesia?s prison. This leads to other problems such as being risk to HIV exposure while they are in the prison. Moreover the society and government has not keep attention on prison population healthy condition. The government had responsibility to fulfill their rights and
such as to get healthy services. But it is difficult to give them their rights while the condition of overcrowding exist. The problem then being analyzed using prison concept execution, overcrowding and its problem, women in prison, HIV/AIDS in prison, and sufficient health rights for inmates framework. This research use field research method
with depth interview and observation techniques in Lapas Bogor. Conclusion of this research is there that is little vulnerability condition in prison (Lapas Bogor) that has put the inmates in the vulnerable position to exposed with HIV while they are in the prison."
[Departemen Kriminologi. FISIP UI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabet Kartika Elysia
"Karya akhir ini membahas pengaruh partisipasi kerja ibu terhadap partisipasi kerja anak perempuannya setelah menikah, menggunakan data IFLS 3 dan 5. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode regresi logistik parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Indonesia terjadi transmisi intergenerasional mengenai partisipasi kerja dari ibu kepada anak perempuannya, yang memengaruhi keputusan anak perempuan tersebut untuk bekerja, bahkan setelah menikah. Umumnya keputusan kerja perempuan menikah dipengaruhi oleh pendidikan dan ekonomi keluarga, namun melalui penelitian ini penulis ingin menyajikan perspektif baru mengenai faktor pendorong partisipasi kerja perempuan menikah di Indonesia, yaitu faktor partisipasi kerja ibu kandung perempuan menikah dalam lapangan kerja.

This thesis focuses on the effect of mother rsquo s work participation on her daughters work participation after marriage, using the IFLS 3 and 5 data. Quantitative method used in this research using logistic parametric regression. Results showed that in Indonesia, intergenerational transmission exists from working mother to her daughter, which affects daughtes decision to work, even after she has married. Commonly, a married womans decision to work is affected by her education attainment and familys economic condition, but through this study, author wanted to present another possible cause of married womens decision to work in Indonesia, that is her mothers work decision.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidian Andriani Yohanes
"ABSTRAK
Penghayat kepercayaan Sapta Darma Indonesia melakukan perkawinan dengan tata cara agama Islam. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni, identitas sebagai muslim yang tertera dalam KTP (Kartu Tanda Penduduk), sulitnya mengurus birokrasi perkawinan secara penghayat, dan juga kondisi politik saat dilaksanakannya perkawinan tersebut. Prosesi perkawinan secara agama Islam, dinilai tidak cukup bagi penghayat kepercayaan Sapta Darma Indonesia. Maka dari itu, mereka pun terdorong untuk melakukan perkawinan kembali atau bangun nikah sesuai dengan kepercayaan yang mereka anut. Penentuan hari yang dianggap baik untuk melakukan bangun nikah juga tidak terlepas dari petungan atau sistem perhitungan Jawa. Bangun nikah juga digunakan oleh penghayat kepercayaan Sapta Darma Indonesia untuk menguatkan identitas mereka sebagai penghayat, dilakukan agar mereka dapat dianggap eksis dalam kelompok penghayat kepercayaan. Pasangan penghayat kepercayaan, yang merupakan seorang muslim menyetujui adanya bangun nikah karena didasari oleh kontruksi budaya Jawa. Nilai-nilai taat dan patuh terhadap suami menjadi nilai utama dalam membina rumah tangga karena hal tersebut tidaklah terlepas dari budaya patriarki yang masih mengakar dalam keluarga Jawa. Data dalam skripsi ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipasi dan juga pengalaman hidup. Penelitian dilakukan pada masyarakat penghayat Sapta Darma Indonesia, Surabaya.

ABSTRACT
The chancellor of the trust of Sapta Darma Indonesia conducts marriage in the manner of Islam. This is influenced by several factors, namely, the identity as a Muslim listed on the KTP (Identity Card), the difficulty of managing the marriage bureaucracy in a way, and also the political conditions at the time of the marriage. Islamic marriage procession, it was considered insufficient for the trustees of the Sapta Darma Indonesia. Therefore, they are also encouraged to remarry or bangun nikah according to their beliefs. The determinination of the day that is considered good for bangun nikah is also inseparable from petungan or Javanese calculation system. In addition to being used as a reinforcer of marriage ties in a way, bangun nikah is also used by the trustees of Sapta Darma to strengthen their identity as mourners, so that they can be considered to exist in the group of belief groups. The partner of the belief group, who is a Muslim, agrees to the existence of bangun nikah because it is based on the construction of Javanese culture. The values ​​of obedience and obedience to the husband are the main values ​​in fostering a household because it is inseparable from the patriarchal culture that is still rooted in the Javanese family. The data in this paper are collected using in-depth interview techniques, participant observation, and life history. The research was conducted at the community of Sapta Darma Indonesia, Surabaya.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfadhilah
"ABSTRAK
Hak reproduksi merupakan bagian dari hak asasi setiap manusia. Bagi
pasangan menikah, hak reproduksi harus dipenuhi dalam kondisi dasar consent
(bebas, tidak ada paksaan), equality (tidak ada dominasi), respect (saling
menghormati), Jrust (saling percaya/jujur), and saftty (aman).
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk studi kasus untuk mendapatkan
gambaran tentang pemenuhan hak reproduksi perempuan muslim menikah pada
berbagai tahapan usia perkawinan. Desain penelitian yang digunakan adalah studi
kasus dengan menggunakan motoda pengumpulan data wawancara mendalam.
lnforman penelitlan melibatkan 6 (enam} muslimah dan suami serta beberapa
kerabat dan tetangga informan. Penelitian ini dilakukan sejak Nopember 2007
hingga Desember 2008.
Dengan menggunakan Theory af Reasoned Action, hasil temuan dari
penelitian ini dapat menjelaskan bahwa, tidak satupun infonnan benar-benar
terpenuhi hak reproduksinya dalam kondisi CERTS. Niat untuk memenuhi hak
reprodoksi sangat dipengaruhi oleh sikap sebagai faktor internal dan norma
subjektif, yaitu persepsi terhada.p orang lain sebagai fak:tor eksternal. Banyaknya
orang yang mempengaruhi nonna subjektlf informan kemudian diseleksi,
sehlngga hanya orang tertentu yang dipatuhi. Ancaman tetjadinya pemikahan
tanpalkurang hubungan seks dapat terjadi setelah lahirnya anak pertama.
Temuan lain adalah, kedudukan dan keputusan suami selalu mendominasi
dalam berbagai hal pemenuhan hak reproduksi. Sedangkan ternan dan petugas
kesehatan dapat memperbesar pengarutmya terhadap norma subjek.tif istri jika ia
sendiri aktif dan kritis mencari informasi dan mengupayakan tercapainya kondisi
kesehatan reproduksi. Dalam hal penggunaun alat kontrasepsi pada pasangan yang
belum/tidak lagl menginginkan anak dalarn waktu dekat, hanya dilakukan oleh
pihak istri. Suami umumnya pemah mencoha menggunakan kondom, tetapi
m_erasa tidak nyaman. Pihak istri menggunakan alkon {pH. spiral. atau implan)
dengan risiko mengalami etek samping tidak menyenangkan.
Untuk mengantisipasi masalah yang terjadi dalam pemenuhan hak
reproduksi pasangan rnenikah. pendidikan untuk menurnbuhkan kesadaran tentang
hak reproduksi sangat diperlukan. Suami dan istri rnerniliki peran dan tanggung
jawab yang sama dalam rurnah tangga, sehingga tidak bisa diserahkan hanya
kepada satu pihak untuk menyelesaikan masaiah keluarga. Mereka harus
menyadari dan mempersiapkan diri untuk menghadapi rnasalah pemenuhan hak
reproduksi sejak dini. Hak reproduksi penting bagi setiap individu deml
terwujudnya kesehatan individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun
rohani sesuai dengan norma-norma hidup sehat.

Abstract
Reproductive right is an important part of holistic human right. Between
spouses1 reproductive right have to be fulfilled in at least five based condition,
these are <:consent, equality, respect, trust, and safety.
This study was conducted io get description about reproductive right
fulfilling among moslem women in different ages of marriage. The study design
used in this research is qualitative by using in depth interview methods of data
collection. This case study carried out with 6 (six) ·women as infonauts
interviewed, and also their families or neighbors. The study was started in
November 2007 until December 2008.
By using the Theory of Reasoned Action, it <;could be explained that none
of the informants are really fulfilled their reproductive right Attitude as internal
factor and subjective norm that influenced by other people's perception as
external factor was considered to their intention. Not all of other people's belief
accepted by informant, they selected specific people to obey. lnformans in early
age of marriage relatively had less problems in reproductive right fulfilling than
those are in middle and advance age of marriage.
Researcher also found that status, position. and decision of men always
dominate all kind of reproductive right fulfilling. While friends and health officers
could have more chance to change her subjective none if only she had good effort
to find out any information and gain reproductive health condition herself actively
and critically. For avoiding having next baby in recent time, women use
contraceptive methods, Their husband tried condom, but soon they did not feel
comfortable, The wives keep using contraceptive methods (pills, IUDs, or
implants) eventually they could have unpleasant side effect.
Premarital and marital counseling are really needed to anticipate
reproductive right fulfilling problems between spouse. Husbands and wives have
their own role and responsibility, not only one himself/herself to solve the family
problem. They have to aware of and get ready to face reproductive right fullfil
problems in different ages of marriage."
2009
T32464
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sapta Dwi Putri
"Studi ini menggambarkan makna perkawinan oleh informan remaja perempuan yang sudah menikah dan yang belum menikah. Menggunakan pendekatan interaksionisme simbolik, untuk melihat konstruksi nilai dan norma melalui proses sosialisasi dari significant others kepada remaja perempuan. Makna perkawinan bagi informan sudah menikah yakni membuat hidup menjadi bahagia, telah dapat memiliki anak, dan membuat hidup lebih mandiri. Sedangkan makna perkawinan bagi informan belum menikah yakni dapat memiliki keturunan, perkawinan dianggap sakral dan merupakan ibadah, pelegalan hubungan seks, tempat penyaluran kasih sayang, dan dapat membangun keluarga harmonis. Makna perkawinan yang dikonstruksikan pada informan belum menikah dan sudah menikah berbeda. Makna perkawinan pada informan sudah menikah merupakan penggabungan makna normatif dan hasil pengalaman subjektif. Sedangkan Informan belum menikah, dihasilkan melalui proses internalisasi dari significant others melalui interaksi dan sosialisasi.

This study describes the meaning of marriage by informants adolescent women are married and unmarried. Using symbolic interactionism approach, to see the construction of values and norms through the socialization process of women's significant others to adolescents. The meaning of marriage from married informant that make life happier, have been able to have children, and make life more independently. While, the meaning of marriage for unmarried informants that can have children, marriage is considered sacred and was worship, legalized sex, the distribution affection, and can build a harmonious family. The meaning of marriage which is constructed on the married and married informant is different. Meaning of marriage on married informant which is combination of normative meaning and subjective experience. While, for unmarried informants, the meaning is produced through a process of internalization of significant others through interaction and socialization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joula Timisela
"Dukungan sosial diperlukan perempuan positif HIV untuk menghadapi stigma HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan stigma HIV pada perempuan positif HIV. Desain penelitian ini yaitu potong lintang analitik. Sampel penelitian berjumlah 106 perempuan positif HIV, berusia 15-60 tahun. Penilaian dukungan sosial menggunakan kuesioner MOS-SS yang telah dimodifikasi, sedangkan penilaian terhadap stigma HIV menggunakan kuesioner Berger Stigma Scale versi bahasa Indonesia.
Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan stigma HIV (p=0,024, α:0,05). Dari kelima bentuk dukungan sosial, ditemukan dukungan instrumental (p =0,043), dukungan informasional (p˂ 0,0001), dukungan integritas sosial (p=0,011) berhubungan dengan stigma HIV. Dukungan emosional (p=0,061) dan dukungan penghargaan (p=0,881) tidak berhubungan dengan stigma HIV. Dukungan informasional merupakan bentuk dukungan sosial yang paling memengaruhi stigma HIV (OR 11,64). Dukungan sosial dapat direkomendasikan sebagai salah satu intervensi untuk mengurangi stigma HIV, dengan prioritas utama pada dukungan informasional.

Social support is needed by HIV-positive women to face the HIV stigma. This study aimed to identify the correlation between the social support and the HIV stigma in HIV-positive women. This research applied a cross sectional analytic design. The sample were 106 HIV-positive women, aged 15-60 years. The social support assessment used a modified MOS-SS questionnaire, while the assessment of the HIV stigma used the Indonesian version of Berger Stigma Scale questionnaire.
The results showed that there was a correlation between the social support and the HIV stigma (p=0,24 α: 0.05). Among five forms of social support, the instrumental support (p=0.043), informational support (p˂ 0.0001), and support for social integrity (p=0.011) were correlated to the HIV stigma. While emotional support (p=0.061) and rewarding support (p=0.881) were not correlated to the HIV stigma. The informational support was the most influencing factor of the HIV stigma (OR 11,64). Giving social support can be recommended as one of the interventions to minimize the HIV stigma, with the informational support as the priority.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T44818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix, Chia
Singapore: Times Books International, 1980
305.895 FEL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>