Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184877 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Hastuti
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dengan manifestasi ringan sampai berat (Pneumonia). Di dunia dperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena Pneumonia dari 9 juta total kematian balita. Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di wilayah Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah semua balita yang berada di wilayah Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo. Sampel penelitian berjumlah 323 balita yang diambil dengan cara Quota sampling.
Analisis data dan uji statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dan status imunisasi dengan Kejadian ISPA pada Balita (p=1.000, OR=1.579) dan (P=0.437, OR=1.439). Ada hubungan kejadian ISPA pada Balita dengan pencemaran asap rokok oleh anggota keluarga (p=0.006, OR=2.102), pemberian ASI Eklsklusif (p=0,19, OR=1.847) dan status ekonomi orang tua (p=0.34, OR=1,754).
Kesimpulan hasil penelitian: Status imunisasi dan status gizi tidak berhubungan dengan kejadian ISPA pada Balita, Pencemaran asap rokok oleh anggota keluarga, pemberian ASI Eksklusif dan status ekonomi orang tua mempunyai hubungan dengan kejadian ISPA pada Balita di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo.

Acute Respiratory Infection (ARI) is a common disease in children with mild to severe manifestations (Pneumonia). In the world is estimated at more than 2 million Under Five Years Children died of pneumonia than 9 million total under-five deaths. The research aimed to determine Factors Associated with Acute Respiratory Infection incidence in Under Five Years Children in Ngombol District Purworejo Regency. This research is a research survey with quantitative approach and cross sectional research design. Research population was all children Under Five Years Children located in Ngombol District, Purworejo Regency.Number of sample was 323 Under Five Years Children were taken by Quota sampling.
Data analysis and statistical test using chi square. The results showed that there was no relationship between nutritional status and immunization status of in Under Five Years Children with ARI incidence (p=1.000, OR=1,579) and (P=0.437, OR=1.439). No association ARI genesis in Under Five Years Children in with cigerette smoke pollution by family members (p=0.006, OR=2.102), Exclusive breastfeeding (p=0.19, OR=1,847) and parents' economic status (p=0:34, OR=1.754).
The conclusion of the research : immunization status and nutritional status was not associated with the incidence of ARI in Under Five Years Children, smoke pollution by family members, exclusive breastfeeding and economic status of the parents had a relationship with the incidence of ARI in Under Five Years Children in Ngombol District, Purworejo Regency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irwan Afandi
"Kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di Wonosobo meningkat dalam 3 tahun terakhir. Kejadian tertinggi adalah 348 per 1.000 balita pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik rumah terhadap ISPA, dengan menggunakan desain cross sectional analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah 2012. Sampel dipilih secara acak sederhana berdasarkan cluster mewakili perbedaan ketinggian di Wonosobo, selanjutnya pemilihan subjek penelitian menggunakan cara Propobability proportional to Size (N = 250).
Studi ini menemukan prevalens kejadian ISPA sebesar 60,80%, lingkungan fisik rumah berhubungan dengan kejadian ISPA setelah dikontrol dengan variabel pengetahuan ibu. Proporsi kejadian ISPA 68,47% dari balita yang tinggal pada kondisi rumah kurang, sedangkan 27,66% balita tinggal dalam kondisi baik (PR= 2,47, 95% CI: 1,545-3.967). Diperlukan upaya promosi kesehatan dan tindakan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan terutama kondisi rumah untuk mencegah ISPA.

The incidence of acute respiratory infections (ARI) on children under five in Wonosobo was increasing in the last 3 years. The highest was 348 per 1.000 children under five in 2010. The study aimed to determine the influence of house condition to ARI. This was an analytic cross sectional study. The population was all of under five In Wonosobo District, Central Java Province 2012. Sample was selected by cluster simple random sampling, the cluster was representing the altitude of Wonosobo, then the selection of subject study using propobabilty proportional to size (N=250).
This study found a prevalence of 60.80% of ARI, the house physical environment associated with the incidence of ARI home after the controlled of maternal knowledge variable. proportion of ARI incidence 68.47% of children who live on bad house conditions, while 27.66% children under five living in good conditions (PR = 2.47, 95% CI: 1.545 to 3967). Need a health promotion and an action to increasing the health environments especially the house conditions to prevent ARI.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30757
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Citra Padmita
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama penyakit akut di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi ISPA paling tinggi terjadi pada kelompok balita. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa barat dengan kasus ISPA yang tinggi. RW1 Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor merupakan lokasi pemukiman sekaligus lokasi industri pengolahan batu kapur. Keberadaan industri pengolahan batu kapur di sekitar area pemukiman merupakan sumber pencemaran udara yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciampea, ISPA merupakan penyakit dengan jumlah kasus terbanyak pada tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor lingkungan (PM10 udara ambien, jarak rumah ke pabrik pengolahan batu kapur, suhu dan kelembaban udara rumah, ventilasi rumah, kepadatan hunian rumah, ada atau tidak anggota keluarga serumah yang terkena ISPA, ada atau tidak anggota keluarga serumah yang merokok, penggunaan obat anti nyamuk, jenis bahan bakar memasak, dan letak dapur) dengan kejadian ISPA pada balita di RW1 Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data primer yang mana jumlah sampel sebanyak 106 orang balita.
Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa faktor lingkungan yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian ISPA pada balita adalah PM10 udara ambien (7,40; 2,02-27,10) dan kepadatan hunian rumah (3,39; 1,39-8,32). Adapun karakteristik individu balita yang memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian ISPA pada balita berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis bivariat adalah jenis kelamin (2,61; 1,08-6,34). Faktor yang paling dominan hubungannya dengan kejadian ISPA pada balita adalah PM10 udara ambien (9,62; 2,39-38,71). Kerjasama lintas sektoral diperlukan untuk menurunkan angka kejadian ISPA.

Acute Respiratory Infection (ARI) is a major cause of acute illness in the worldwide. In Indonesia, the prevalence of ARI is highest in the group of children under five years. Bogor district is one of region in West Java with high ARI case. Hamlet 1 of Ciampea Village is both settlement location and limestone processing industry location. The existence of limestone processing industry around the settlement area is source of air pollution that can affect people’s health. In the working area of Health Center of Ciampea Sub District, ARI is the disease with the highest case on 2012.
This study aims to determine the relationship between environmental factors (ambient PM10, distance from house to limestone processing plant, the temperature and the humidity of house, house ventilation, residential density of house, whether or not the family members at home who got acute respiratory infection, whether or not a family member at home who smoke, the use of mosquito repellent, type of cooking fuel, and the location of the kitchen) with the occurrence of ARI. This study uses cross-sectional study design and primary data with sample of 106 toddlers.
Result bivariate analysis shows that environmental factors which significantly associated with ARI among children under five years are ambient air PM10 (7.40; 2.02-27.10) and residential density of house (3.39; 1.39-8.32). The individual characteristic of a toddler who has a significant association with the occurrence of ARI among children under five years based on the results of statistical test with bivariate analysis is gender (2.61; 1.08-6.34). The most dominant factor associated with the occurrence of ARI among children under five years is ambient air PM10 (9,62; 2,39-38,71). Cross-sectoral cooperation is needed to reduce the number of ARI.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurussakinah
"Industri garmen P T X merupakan jenis industri yang bergerak di bidang pembuatan pakaian jadi untuk keperluan ekspor Proses produksi industri garmen melibatkan penggunaan kapas dan bahan baku tekstil dalam pembuatannya Berdasarkan data Poliklinik Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA merupakan penyakit tertinggi pada tahun 2010 2012 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko lingkungan fisik terhadap kejadian ISPA pada pekerja bagian material cutting dan sewing industri garmen P T X Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 102 pekerja Jumlah pekerja yang menderita ISPA sebanyak 39 38 2 dan besar rata rata suhu kelembaban dan pencahayaan di area kerja sebesar 29 7o C 69 dan 231 lux Faktor lingkungan fisik kerja karakteristik dan perilaku tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian ISPA pada pekerja garmen Himbauan penggunaan APD perlu diterapkan pada pekerja garmen.

Garment Industry of P T X is an industry leading on making clothes for export Garment Industry production process involves cotton and textile raw materials usage According to Policlinic Data Acute Respiratory Infection is a number one disease in 2010 2012 This research aims to determine physical working environment risk factor toward acute respiratory infection to material cutting and sewing workers of P T X Garment Industry The research uses cross sectional study design with 100 samples of workers Number of workers infected acute respiratory infection is 39 workers 38 2 and average temperature humidity lightning at working area are 29 7o C 69 and 231 lux Working environment factor characteristic and behavior are not significantly related to acute respiratory infection case to material workers PPE usage's call has to be applied by garment workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Najar Mukti
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA pada balita masih menjadi masalah yang besar di Indonesia. ISPA balita menjadi penyebab kematian balita urutan kedua di Jawa Barat dan di kota Depok menempati urutan pertama dari 10 penyakit yang di rawat jalan di Puskesmas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh PM10 udara dalam rumah terhadap kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tapos Kota Depok tahun 2017.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan disain cross sectional. Jumlah sampel 100 balita dengan metode cluster sampling yang diambil secara acak pada 2 kelurahan. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ISPA pada balita tergolong tinggi 57,7 dan 66,7, Konsentrasi PM10 dalam rumah OR = 3,477; 1,077-11,229 , suhu ruangan OR = 2,333; 1,017-5,351, kelembaban ruangan OR = 1,119; 0,443-2,827, luas ventilasi ruangan OR = 1,233; 0,108-14,082, dan status imunisasi OR = 1,233; 0,108-14,082 menjadi faktor risiko penyebab kejadian ISPA balita.

Acute Respiratory Infection ARI rsquo s occurrence in infant remains a prominent problem in Indonesia. ARI are the second largest cause of death in West Java Province, and are the first cause of 10 diseases commonly occurred in patients coming to Community Health Clinic within Depok area. This research conducted aiming at observing PM10 factor in the air inside the house towards ARI rsquo s occurrence in infant within Tapos Community Health Clinic in Depok area in 2017.
This research conducted using quantitative methods with cross sectional design. The samples were randomly chosen in 2 districts using cluster sampling method, collected 100 infants in total. Chi square test applied to measure the statistical data.
The result suggests that ARI rsquo s occurrence in infant is utterly high 57,7 and 66,7, PM10 concentration OR 3,477 1,077 11,229 , temperature OR 2,333 1,017 5,351, humidity OR 1,119 0,443 2,827 , ventilation OR 1,233 0,108 14,082, and immunization status OR 1,233 0,108 14,082 be risk factors cause the ARI occurred in infant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan ketiga di kelurahan Utan Kayu Utara. Wilayah tersebut merupakan sentra industri tahu yang seluruhnya menggunakan bahan bakar kayu sehingga berisiko tinggi terhadap pencemaran udara dan pengaruhnya kepada kejadian ISPA.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional untuk mengetahui hubungan lingkungan fisik dan karakteristik pekerja terhadap hubungannya dengan kejadian ISPA. Jumlah pekerja yang mengalami ISPA 39 orang (39%).
Hasil penelitian menunjukkan pada atap, ventilasi, kelembaban, pencahayaan p=1,000, suhu p=0,999, umur p=0,307, kebiasaan merokok p=0,372 dan masa kerja p=0,254. Tidak terdapat hubungan antara lingkungan fisik dengan kejadian ISPA pada pekerja.

Acute respiratory tract infections (ARTI) is the third health problems in village Utan Kayu Utara. The region is the industrial centers of tahu who are all using fuel wood that high risk of air pollution and its effects to the occurrence of ARTI.
The study design used is cross sectional to know the relationship of the physical environment and the characteristics of the workers against the association with ARTI. The number of workers who are having ARTI 39 people (39%).
The results showed on the roof, ventilation, humidity, lighting p = 1.000, temperature p=0.999, aged p=0,307, smoking p=0,372 and working period p=0,254. There is no relationship between the physical environment with the occurrence of ARTI on workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Ardiansyah
"ISPA menjadi salah satu penyebab kematian pada balita di dunia khususnya negara berkembang seperti di Indonesia. ISPA dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan rumah, perilaku hidup bersih dan sehat yang buruk. Tingginya mortalitas ISPA di Kota Depok pada balita menjadikannya perlu dilakukan penelitian terkait kondisi lingkungan rumah dan perilaku dengan kejadian ISPA pada balita di Kota Depok. Tujuannya untuk mengetahui hubungan faktor-faktor serta faktor apa yang paling dominan terkait kondisi lingkungan rumah dan perilaku yang berhubungan dengan kejadian ISPA. Penelitian ini berdesain croos sectional dengan populasi penelitian seluruh balita di Kota Depok. Sampel penelitian ini adalah balita berdomisili di Kecamatan Sawangan, Bojong Sari dan Cipayung. Teknik Sampling dalam penelitian ini adalah multistage sampling dengan jumlah 110 anak balita per kecamatannya secara acak. Total sampel 330 balita. Hasilnya variabel dengan nilai p <0,05 yaitu pencahayaan alami p=0,033 (OR=2,474, 95% CI 1,120-5,469), luas ventilasi p=0,005 (OR=2,987, 95% CI 1,804-4,946) dan memasak sambil menggendong anak p=0,002 (OR=2,459, 95% CI 1,426-4,240). Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan pencahayaan alami yang tidak masuk kedalam rumah, ukuran ventilasi <10% luas lantai dan kebiasaan memasak sambil menggendong anak dengan kejadian ISPA di Kota Depok tahun 2019. Luas ventilasi <10% luas lantai merupakan faktor dominan.

ARI is one of the leading causes of death in children in the world, especially developing countries like Indonesia. Factors causing ARI are a problem of the house environment, poor hygiene, and healthy behavior. Mortality rate of ARI in Depok is hight, specifically for cildren under-fives years old, requires research about house environment and behavior associated with ARI in children under five years old. This study aimed to determine the associated of the house environment and behavior with ARI and find the dominant factor. This study used cross-sectional design. The population were children under five years old in Depok. The sample were children under five years old at the Bojongsari, Cipayung, and Sawangan District. Sampling technique was multistage sampling with 110 children/district with a random system. The total sample was 330 children. Result is natural lighting p=0,003 (OR=2,474, 95% CI 1,120-5,469), ventilation area p=0,005 (OR=2,987, 95% CI 1,804-4,946), and cooking while holding the children p=0,002 (OR=2,459, 95% CI 1,426-4,240) have p value <0,05. The conclusion is natural lighting, ventilation size, and cooking while holding the children asociated with ARI in Depok 2019. Ventilation size is the dominant factor for the incidence of ARI in Depok."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T55337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Infeksi saluran pemapasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang paling sering menyerang anak. Sekitar 29,5 % kematian anak dikarenakan ISPA yang tidak ditangani dengan baik sehingga menjadi pneumonia. Baik ISPA maupun pneumonia sebenarnya dapat dicegah dengan jalan gizi yang, baik, imunisasi, mencegah kedinginan, menghindari polusi, dan obat-obatan. Untuk dapai melakukan pencegahan dan penanganan tersebut, keluarga khususnya ibu harus mempunyai pemahaman yang baik dan benar tentang ISPA dan pneumonia, hal ini yang menyebabkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada hubungan antara pemahaman ibu tentang pencegahan dan penanganan ISPA dengan kejadian pneunlonia. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 17 orang dan desain penelitian menggunakan metode deskripsi korelasi. Hasil penelitian menunjukan ada korelasi yang kuat antara pemahaman ibu tentang pencegahan dan penanganan ISPA dengan kejadian pneumonia pada bayi/balita."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5055
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Puspitaning Pramayu
"ISPA merupakan penyakit terbesar yang menyerang balita dan anakanak. dan sering menyebabkan kematian. ISPA muncul bukan hanya dari satu faktor tetapi dari multi faktor, seperti kondisi lingkungan, ketersediaan dan efektivitas pelayanan dan sarana kesehatan, pencegahan infeksi, faktor pejamu dan karakteristik patogen. Kondisi lingkungan seperti kualitas udara dan faktor sanitasi fisik menyebabkan ISPA menjadi lebih rentan terjadi pada individu yang juga memang rentan karena status gizinya.
Terjadinya peningkatan kasus ISPA di Depok, disusul dengan adanya beberapa bangunan sekolah yang berada dalam kondisi tidak memenuhi syarat, baik lokasi maupun sanitasi fisiknya, kemudian kerentanan siswa SD yang tergolong anak-anak terhadap suatu pajanan, menjadi suatu hal yang berujung sebagai sebuah pengaruh terhadap munculnya Gangguan ISPA pada siswa SD. Penelitian menggunakan Desain Cross-sectional, dengan sampel sebanyak 120 siswa, teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Sampling, serta cara pengukuran dengan menggunakan bantuan dari pihak ke tiga untuk pengukuran kualitas udara, dan tenaga kesehatan (dokter) untuk diagnosis ISPA.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM10 setelah dikontrol oleh Suhu dan Kelembaban serta Status Gizi. Siswa SD yang berada di ruang kelas dengan konsentrasi PM10 tidak memenuhi syarat (> 70 μg/m3) akan mengalami Gangguan ISPA 5,68 kali lebih tinggi dibandingkan siswa SD yang berada di ruang kelas dengan konsentrasi PM10 memenuhi syarat (≤ 70 μg/m3).

Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the largest disease which caused death to children. ARI is not caused by one single factor, but multiple factors, such as environmental, avalaibility and effectiveness of health care facility, prevention of infection, host, and pathogenic character. Environmental things and physical sanitation lead to ARI. And it happens to vulnerable person easily caused of their nutritional status.
Any increasing of ARI in Depok, and followed by unqualified school building, both physical sanitation and its location, then many vulnerable primary school children whom easily exposed, comes to something that might leads to ARI in primary school children. This research was using Cross-Sectional design, with 120 samples. Cluster sampling is a best technique that was chosen to do this research. The measurement was helped by third party for indoor air quality, and helped by doctor for diagnosing ARI to primary school children.
The conclusion is there was any association between indoor PM10 concentrations in classrooms with ARI, after being controlled with temperature, humidity and nutritional status. The primary school children who studied in classroom which had PM10 concentrations exceed the threshold limit value would be risky about 5,68 times higher that primary school children who studied in classrooms which had PM10 concentrations below threshold limit value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30750
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Infeksi saluran pernapasan merupakan salah satu faktor yang paling sering
menimbulkan serangan asma. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa
faktor infeksi saluran pernapasan rnempengaruhi timbulnya serangan asma pada
penderita status asmatikus di Poliklinik Paru dan Asma RSU Kota Bekasi. Desain
penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif untuk melihat pengaruh infeksi
saluran pernapasan terhadap terjadinya asma pada penderita status asmatikus. Uji
statistik terhadap data menggunakan uji Fisher Exact den gan tingkat kemaknaan
0,05. Hasil penelitian yang diperoleh adalah p = 13994466e-30 dimana nilai p > alpha
yang artinya ada hubungan antara infeksi saluran pernapasan dengan timbulnya
serangan asma pada penderita status asmatikus . Rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya adalah menganalisa lebih dalam hubungan antara faktor-faktor demografi
terhadap terjadinya asma pada penderita status asmatikus."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>