Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101810 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Nur Anggraini
"Penelitian ini membahas tentang gambaran SDN Cijantung 03 dalam mempersiapkan kesiapsiagaan terhadap situasi darurat bencana gempa bumi berdasarkan acuan standar NFPA 1600 Edisi 2010. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif dengan metode kualitatif. Berdasarkan Standar NFPA 1600 edisi 2010 tentang manajemen bencana terdapat 12 elemen yang sesuai untuk penelitian ini. Sesuai observasi yang dilakukan ditemukan bahwa SDN Cijantung 03 belum memiliki program tanggap darurat yang sesuai dengan standar NFPA 1600 edisi 2010.
Secara umum hasil penelitian ini menyarankan pihak sekolah dapat membuat program-program terkait tanggap darurat bencana gempa bumi dan memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah dengan membentuk manajemen, organisasi, dan pelatihan untuk membangun dan mengembangkan kesiapan warga sekolah dalam menghadapi bencana gempa bumi.

This study discusses the overview of SDN Cijantung 03 in preparation for emergency preparedness against earthquake disasters based on the reference standard NFPA 1600, 2010 Edition. This study uses a descriptive study with qualitative methods. Based on NFPA 1600, 2010 edition, there are 12 elements that related to this study. The observation found that 03 Cijantung SDN yet have an emergency response program that complies with NFPA 1600 2010 edition.
In general, the results of this study suggest that the school can make programs related earthquake emergency response and put it into the school curriculum by establishing management, organization, and training to build and develop school readiness of citizens in the face of the earthquake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Andhika
"Skripsi ini membahas gambaran kesiapan SDN Warakas 03-08 Jakarta dalam menghadapi keadaan darurat akibat bencana. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sekolah belum melakukan persiapan menghadapi keadaan darurat yang dapat disebabkan oleh bencana baik bencana alam, non alam, maupun bencana sosial. Sarana sekolah berupa pintu, tangga, dan lapangan untuk berkumpul sementara dalam keadaan darurat sudah memenuhi regulasi standar. Sarana lainnya berupa APAR dan kotak P3K sudah tersedia di sekolah walaupun belum memenuhi regulasi. Diharapkan kepada pihak penyelenggara di sekolah untuk dapat mempertimbangkan dan menerapkan manajemen keadaan darurat bencana di sekolah.

This thesis describes the readiness of SDN Warakas 03-08 Jakarta toward facing the emergency situation due to disaster. This research is a qualitative research using descriptive design. The result shows that the school was not conduct the preparation yet toward facing the disaster such as nature disaster, non nature disaster, as well as social disaster. The school facility such as doors, stairs, and also assembly point is already suitable with the standard regulation. Others facility such as fire extinguisher and first aid box are available at the school yet still not fulfill the regulation. It is expected that all stakeholder in school to consider and conduct the emergency and disaster management at shcool."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnelti
"ABSTRAK
Salah satu karakteristik kota adalah jumlah penduduk yang makin banyak dan tingginya kepadatan penduduk. Hal ini menimbulkan dampak terhadap daya dukung kota berupa ketidakseimbangan antara ruang yang dibutuhkan dan jumlah penduduk yang meningkat. Pertumbuhan penduduk kota, terutama dari arus pendatang tidak hanya menyebabkan kota menjadi berkembang, tetapi juga menimbulkan permasalahanpermasalahan baru. Umumnya di negara berkembang, kaum pendatang mempunyai tujuan untuk mencari pekerjaan.
Bertumpuknya penduduk di kota menimbulkan permasalahan yang cukup rumit, baik dari segi fisik maupun non fisik, serta mempunyai dampak negatif terhadap perkembangan daerah sekitarnya, dan merupakan salah satu sebab timbulnya kawasan-kawasan kumuh di perkotaan.
Secara umum, permukiman kumuh diartikan sebagai kawasan hunian yang tidak layak huni berkaitan dengan kesehatan masyarakat khususnya pada penyakit yang sering berjangkit selama di permukiman. Cermin dari permukiman kumuh diantaranya daerah yang tidak terencana, tidak teratur, dan bersifat informal, kepadatan permukiman yang tinggi serta kondisi lingkungan yang buruk.
Dalam era pembangunan dewasa ini, upaya perkembangan perumahan rakyat mendapat perhatian yang besar dari berbagai pihak pemerintah sebagai upaya mewujudkan salah satu kebutuhan dasar masyarakat yaitu papan.
Dalam perencanaan perkembangan hingga saat ini perkembangan ekonomi masih menonjol, sedangkan pertimbangan kesehatan, khususnya kesehatan masyarakat tampaknya masih belum mendapat perhatian.
Penelitian ini mencoba memberikan gambaran tentang kondisi permukiman kumuh dalam hubungannya terhadap kesehatan masyarakat dari segi lingkungan sosial, lingkungan fisik, sanitasi lingkungan dan pola penyakit yang sering terjangk`it di lingkungan permukiman kumuh. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1 Mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah permukiman kumuh.
2 Hubungan variabel-variabel permukiman kumuh terhadap variabel kesehatan masyarakat.
3 Berbagai upaya dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat di permukiman kumuh.
Lokasi penelitian adalah Kelurahan Penjaringan di Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, ditentukan berdasarkan purposive sampling. Dalam Kelurahan ini diambil 3 Rukun Warga (RW) yang merupakan wilayah yang paling padat penduduknya. Selanjutnya untuk menentukan banyak sampel tiap-tiap RW digunakan cara proposional random sampling yang seluruhnya berjumlah 130 responden.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara berdasarkan kuesioner, wawancara mendalam dengan masyarakat setempat, serta observasi langsung kelapangan. Sedangkan data sekunder di peroleh dari lapangan dan literatur penunjang yang didapat dari instansi terkait.
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan rumus Chi-square yang diteruskan dengan Uji Coefficient Contingency, disertai pula dengan analisis kualitatif.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel-variabel permukiman kumuh mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesehatan masyarakat
dilihat dari faktor lingkungan sosial, yaitu faktor jenis pekerjaan, crowding index dan jenis pelayanan kesehatan,akan tetapi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesehatan masyarakat dari faktor pendidikan dan pendapatan. Masyarakatnya mayoritas berpendidikan, pendapatan masih dalam taraf rendah yaitu pendidikan SD, sedangkan pendapatan masyarakat setiap bulan sebagian besar antara Rp 50.000,-sampai dengan Rp 100.000,-.
Variabel lingkungan fisik mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesehatan masyarakat dilihat dari faktor keadaan saluran/got air rumahtangga, kondisi lingkungan jalan, kelembaban udara, sinar matahari, jumlah ruangan.
Variabel sanitasi perumahan lingkungan mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesehatan masyarakat dilihat dari faktor, bau/aroma dari air saluran buangan rumahtangga, saluran pembuangan mandi, saluran pembuangan kakus, pembuangan sampah, dan sumber air minum dengan derajat hubungan cukup kuat: Sedangkan terhadap kesehatan masyarakat dari faktor, saluran pembuangan masak, saluran pembuangan air cucian tidak terdapat hubungan.
Dari hasil hubungan antara berbagai variabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa permukiman kumuh sangat erat hubungannya dengan kesehatan masyarakat.
Perlu dilakukan perlindungan dan peningkatan terhadap kesehatan masyarakat di permukiman kumuh ini, karena permukiman kumuh menurunkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan pencemaran lingkungan. Kurangnya diperhatikan lingkungan sosial, lingkungan fisik, dan sanitasi perumahan lingkungan oleh masyarakat serta kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan lingkungan di sekitar tempat tinggal akan menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.

ABSTRACT
One of the urban main characteristics is the fast growing number of population and its high density. This causes an impact on carrying capacity in terms of the imbalance between the needed space and the increasing population; particularly as rush of city's newcomers does not only imply city's development, but also generate new environmental problems. In most of developing countries, the main reason for people coming to the cities is seeking for employment. High concentration of people in the cities create complex environmental problems, either physically or non-physically, giving negative impact an the particular surroundings and constitutes one of the main causes for the existence of urban slums.
In general, slum settlement is understood as an urban settlement inappropriate to habitat in terms of the community's health, particularly the incidence rate of diseases. Slum settlement is mostly reflected in its involuntary existence, unorganized, informal by characteristics, highly dense, and bad condition. Even though slum settlement's lands are already determined their infrastructures are still inappropriate, with small alleys, muddy, far from appropriate latrines, bath and washing facilities, and lack of clean water.
In the development periods the Government has given much attentions to the development of public housing as one the Government's efforts in providing the community with shelter facilities.
Even in the national development planning the economic sector development constitutes the first priority, yet health sector, particularly community health development is still considered as insignificant.
The objective of the study is to identify and describe the conditions of slum settlement and its correlations with the community's health, in particular from the aspects of its social environment, physical environment, and environmental sanitation in terms of its disease frequency pattern. The specific objectives are:
Identify the social-economic condition of the community of slum settlement;
The correlations between slum settlement's variable to the community's health.
To provide solution efforts in increasing the community health status in slum settlement.
The areas studied are located in the Penjaringan Subdistrict, Northern part of Jakarta, which for this purpose was purposively taken, in which tree "Kelurahan" were determined as samples in terms of the densest population. Further, sample members were drawn proportional-randomly from each "Kelurahan", numbering 130 respondents.
Primary data collection was conducted by interviews using questionnaires as instrument, depth interviews with selected local respondents, and direct observation in the field. While secondary data were collected from related government agencies.
Data analysis was conducted quantitatively based on non-parametric statistic means, i.e. Chi-square, followed with coefficient contingency test and qualitative analysis.
From the analysis it? was identified that slum settlement's variables significantly correlate with those of the community's health viewed from their social environmental factors, i.e. kinds job, crowding index, and health service, but not significantly correlation with the community's health in terms of education, income, and number of family members. But field data eduction, people income majority education degree is SD (63,9%), indregree income Rp 100.000,- (37,7%).
correlate with the conmunity's health in terms of its factors, i.e. household's sewerage, neighbour hood's streets condition, air humidity, sunlight, and number of rooms with strong correlation, under lining the air humidity as the strongest factor; whereas ventilation received the weakest influence.
Settlement's environmental santitation has significant correlation with the community's health in terms of its factors, i.e. household's sewerage odour, bathroom's sewerage, waste disposal, and drinking water source, showing rather strong correlation. However, when correlated with cooking and washing waste water sewerages, there isn't any correlation to be found. In terms of latrine variable, strong correlation with the community's health has been observed as being exist.
From the variables relationship it was evident that slum settlement strongly correlate with the community's health. Further, there should be improvements in the field of community health in the slum areas, as slum conditions can degrade the community's health status and generate environmental pollution. Lack of attention in the fields of physical, social and sanitary environment could by all means decrease the quality of the community's health and the community's health status itself.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraito Muhardi Sumrahadi
"Interaksi antara penduduk desa Obesi sebagai pihak yang menerima bantuan dengan pihak perencana melalui petugas yang membawa inovasi untuk mengadakan perubahan terencana yang dibahas dalam skripsi ini, terbatas pada interaksi yang terjadi selama penulis berada di lapangan, ditambah dengan data interaksi yang berlangsung sebelum penulis melakukan penelitian. Oleh karena sifat suatu penelitian itu terbatas W3ktunya, maka interaksi yang terjadi sekembalinya penulis dari lapangan, di luar jangkauan penulis.
Interaksi yang lahir dari proses perubahan terencana itu sebenarnya belum merupakan proses interaksi yang sudah selesai. Selama pemerintah masih memandang perlu melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf kesehatan lingkungan maayarakat pedesaan, maka selama itu pulalah perubahan-perubahan akan datang. Hal yang demikian itu tentunya berlaku pula di desa Obesi.Perubahan terencana yang datang ke maayarakat pada dasarnya bukan sekedar merupakan penetrasi fisik belaka, tetapi lebih tepat digambarkan sebagai penetrasi nilai, kepercayaan, pengetahuan, dan praktek, seperti ukuran tentang air bersih, rumah sehat, dan jamban sehat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S12699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Victor Samodra
"Banjir yang kerap terjadi di sekitar Sungai Cikeas telah menyebabkan banyak kerugian bagi warga. Selain itu, banjir juga menyebabkan erosi tebing sungai. Wilayah Kabupaten Bogor yang kerap terdampak banjir Sungai Cikeas, salah satunya Perumahan Vila Nusa Indah 3. Ada pula belasan perumahan di Kota Bekasi yang juga terdampak kenaikan tinggi muka air Sungai Cikeas. Masyarakat Desa Bojongkulur meminta bantuan penanganan erosi di Sungai Cikeas tersebut kepada pemerintah khususnya pada Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung - Cisadane untuk segera melakukan penanganan tanggap darurat dengan pembangunan tebing sungai dengan konstruksi bronjong di beberapa lokasi Sepanjang Sungai Cikeas.
Saat ini pada pelaksanaan kegiatan tanggap darurat Sungai Cikeas belum menerapkan K3 dalam pelaksanaannya, salah satu alasannya yakni kegiatan tanggap darurat merupakan kegiatan yang harus cepat dan segera dilaksanakan sehingga dalam pelaksanaannya sering kali mengesampingkan penerapan K3. Dengan penerapan K3 dalam pelaksanaan konstruksi baik untuk kegiatan tanggap darurat maupun kegiatan  konstruksi pada umumnya yakni untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja baik para pekerja konstruksi, masyarakat yang terkena dampak secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut dan juga lingkungan sekitar.

Frequent flooding around the Cikeas River has caused many losses to residents. In addition, flooding also causes erosion of riverbanks. Areas of Bogor Regency that are often affected by Cikeas River flooding include Nusa Indah 3 Villa Housing. There are also dozens of housing estates in Bekasi City that are also affected by the rising water level of the Cikeas River. The Bojongkulur Village community requested assistance in handling erosion in the Cikeas River to the government, especially the Ciliwung - Cisadane River Basin Authority to immediately carry out emergency response handling by building riverbanks with gabion construction in several locations along the Cikeas River.
Currently, the implementation of emergency response activities on the Cikeas River has not implemented OHS in its implementation, one of the reasons is that emergency response activities are activities that must be carried out quickly and immediately so that in their implementation they often override the application of OHS. With the application of OHS in the implementation of construction both for emergency response activities and construction activities in general, namely to reduce the risk of work accidents both for construction workers, people who are directly affected by the implementation of these activities and also the surrounding environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Ulla Amaliah
"Tesis ini membahas tentang kesiapsiagaan rumah sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta dalam menghadapi bencana alam gempa bumi. Penelitian kesiapsiagaan rumah sakit ini mengacu pada Hospital Safety Index yang disusun oleh Pan American Health Organization (PAHO). Penelitian ini dilakukan dengan pengisian cheklist, wawancara, dan observasi terhadap sarana dan fasilitas di rumah sakit. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jumlah Safety Index RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I dalah 0,63. Dengan demikian maka RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I termasuk dalam klasifikasi B, dengan implementasi bahwa rumah sakit dapat bertahan dalam situasi bencana, tetapi masih berpotensi risiko mengalami kegagalan dalam menghadapi bencana.

This thesis discusses about hospital preparedness PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I in the face of natural disasters earthquakes. Hospital preparedness research refers to the Hospital Safety Index compiled by the Pan American Health Organization (PAHO). The research was conducted by charging checklist, interviews, and observations of the equipment and facilities at the hospital. The study design is a qualitative descriptive study. The results showed that the number of PKU Muhammadiyah Hospital Safety Index Yogyakarta Unit I is 0.63. Thus, the RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I is included in the classification of B, with implementations that hospitals can survive in a disaster, but it still has the potential risk of a failure in the face of disaster."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Argihta Marettia
"ABSTRAK
Program STOP merupakan program penanaman nilai keselamatan pada
karyawan. Yang dilakukan dengan cara mengobservasi perilaku yang aman dan
tidak aman. Penelitian ini didasarkan pada persepsi karyawan mengenai
pelaksanaan STOP dengan metode kuesioner, observasi, dan wawancara. Dalam
penelitian ini, dilakukan analisis deskriptif maupun analitik mengenai
pengetahuan, persepsi bahaya, prosedur, komunikasi, sosialisasi, pelatihan,
reward/punishment, pengawasan, dan komitmen. Hasil penelitian didapatkan ada
hubungan antara pengetahuan, persepsi, komunikasi, pelatihan, dan komitmen
terhadap perilaku dalam pelaksanaan STOP. Program ini secara umum sudah
berjalan dengan baik, tetapi belum optimal dan harus ditingkatkan. Program ini
dapat menumbuhkan kesadaran akan keselamatan yang akan menuju pada
terciptanya budaya keselamatan.

ABSTRACT
STOP Program is a program for internalized a safety value of employees.
The program is conducted by observing the behavior of safe and unsafe. The
study was based on the perceptions of employees regarding the implementation of
the STOP. The method used was a questionnaire, observation, and interviews. In
this study, an analysis of descriptive and analytical knowledge, perception of
danger, procedures, communication, socialization, training, reward / punishment,
supervision, and commitment. From the survey results revealed that there is a
relationship between knowledge, perception, communication, training, and
commitment to the behavior in the execution of STOP. The program generally has
been running well, but not optimal. This program can raise awareness of safety
that will lead to the creation of a safety culture."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ovvyasa Wayka Putri
"Perilaku aman seseorang didasarkan pada persepsinya terhadap risiko keselamatan kerja. Maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi persepsi risiko keselamatan kerja di PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset, variabel yang diteliti berupa pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan pengalaman.
Penelitian ini menggunakan metode survai dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner, wawancara terstruktur, dan observasi. Analisis univariat menujukkan pengetahuan, keterampilan, dan persepsi pekerja tergolong kurang baik, motivasi pekerja berimbang, dan sebagian besar pekerja mempunyai pengalaman ≤ 5 tahun. Analisis bivariat menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi mempunyai hubungan yang bermakna dengan persepsi risiko keselamatan kerja.

Safe acts are based on someone?s safety risk perception. So, it needs research to know the factors that influence the safety risk perception at PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset, the variable being researched are knowledge, skill, motivation, and experience.
This research used survey method with cross sectional and using questionnaire, structured interview, and observation to get the data. Univariate analysis indicates that the workers have an adequate knowledge, skill, and perception, balance level of motivation, and majority experienced ≤ 5 years. Bivariate analysis indicates that knowledge, skill, and motivation have significant relation with safety risk perception.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swastika Ayu Harini
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri di pabrik PT Asahimas Chemical tahun 2011 dengan pendekatan perilaku. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain case study yang menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara mendalam informan dan observasi langsung ke area kerja, sedangkan data sekunder didapatkan dari data perusahaan dan studi literatur terdahulu. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan APD seluruh informan sudah baik, sikap dan persepsi mayoritas informan cukup baik, pelatihan dan pengawasan mengenai APD di perusahaan masih kurang. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat mendorong perilaku lebih selamat bagi pekerja dan pihak perusahaan.

ABSTRACT
This thesis discusses factors associated with compliance use of personal protective equipment at PT Asahimas Chemical in 2001 with behavioral approach. This study is a qualitative with case study design that uses primary and secondary data. Primary data were collected by in-depth interview informants and direct observation at work area, while secondary data obtained from company data and previous literature studies. This study shows that informants knowledge of PPE are well, attitudes and perception of majority informants is quite good, training and supervision of PPE in company still poorly. Therefore, this sudy is expected encourage to behave safely for workers and employers."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jurisman Nazara
"Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami. Lebih dari 600.000 orang menderita bencana di Indonesia setiap tahun. Menurut WHO, 67 persen dari sekitar 18.000 rumah sakit berada di daerah yang memiliki bahaya bencana alam. Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli di Pulau Nias adalah salah satu rumah sakit yang rentan dan perlu dipersiapkan untuk menghadapi bencana alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kesiapsiagaan petugas kesehatan rumah sakit dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional dengan metode Kualitatif dan Semi Kuantitatif (Mix-method). Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen pengukuran dalam pelaksanaan penilaian seperti kuesioner, observasi, dan wawancara mendalam. Ada beberapa aspek yang telah dinilai termasuk pengetahuan dan sikap, kebijakan, perencanaan rumah sakit bencana, sistem peringatan, mobilisasi sumber daya, dan kelangsungan bisnis.
Hasil: Hasil penelitian mendapatkan sebagian besar responden (51.6%) berpengetahuan Cukup Baik mengenai pengetahuan umum terkait bencana gempa bumi dan tsunami, 62.3% responden berpengetahuan Baik dalam sistem peringatan dan evakuasi, dan 60.2% responden berpengetahuan Cukup Baik mengenai mobilisasi sumber daya dan respons bencana. 50.5% responden mempunyai sikap baik mengenai rekognisi bahaya, 50.5% responden mempunyai sikap baik pada sistem peringatan bahaya, dan 50.5% responden bersikap baik dalam mobilisasi sumber daya dan sistem evakuasi terkait sikap kesiapsiagaan bencana. Seluruh sampel tenaga kesehatan yang dipilih hanya mampu untuk memenuhi 40% hingga 65% keterampilan mengenai triage dan 25% hingga 33% keterampilan mengenai basic first aid. Sebanyak 51.6% sampel tenaga kesehatan menyatakan bahwa rencana kegiatan bencana rumah sakit berjalan Baik, sebanyak 49.64% sampel tenaga kesehatan menyatakan bahwa implementasi mobilisasi sumber daya tergolong Kurang Baik, dan sebanyak lebih dari 70% sampel tenaga kesehatan menyatakan bahwa implementasi tiga komponen lainnya tergolong Kurang Baik. Hasil Hospital Safety Index sebesar 0 tidak memenuhi standar. Disimpulkan secara keseluruhan, kesiapsiagaan tenaga kesehatan RSUD Gunungsitoli tergolong kurang baik.

Indonesia is one of the most vulnerable countries to natural disasters, especially earthquakes and tsunamis. More than 600,000 people suffer from disasters in Indonesia every year. According to WHO, 67 percent of the approximately 18,000 hospitals are located at natural disaster hazards areas. The Gunungsitoli Regional General Hospital on Nias Island is one of the hospital that is vulnerable and needs to be prepared to deal with natural disasters. The purpose of this study was to assess the preparedness of hospital health workers to face earthquakes and tsunamis disasters.
Method: This research was observational with Qualitative and Semi-Quantitative methods (Mix-method). This study used several measurement instruments in conducting assessments such as questionnaires, observations, and in-depth interviews. There were several aspects that have been assessed including knowledge and attitudes, policies, disaster hospital planning, warning systems, resource mobilization, and business continuity.
Results: The results of the study found that most of the respondents (51,61%) had fair levels of knowledge related to earthquake and tsunami disasters, 62,37% of respondents had well levels of knowledge about the warning and evacuation system, and 60,21% of respondents had well levels of knowledge about the mobilization of resources and disaster response. 50.5% of respondents have good attitudes regarding hazard recognition, 58,5% of respondents have a good attitude on the hazard warning system and 50.5% of respondents are good at mobilizing resources and evacuation systems related to disaster preparedness attitudes. All selected health workers were only able to fulfill 40% to 65% of skills regarding triage and 25% to 33% of skills regarding basic first aid. As many as 51.61% of the sample of health workers stated that the planned hospital disaster activity went well, as many as 49.64% of the sample of health workers stated that the implementation of resource mobilization was classified as Poor, and more than 70% of the sample health workers stated that the implementation of the other three components was classified as Poor. The Hospital Safety Index result fulfilled 0 standard compliance. In conclusion, overall, the preparedness of health workers at the Gunungsitoli General Hospital was inadequate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>