Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hidayat
"Daerah Maranda, Kabupaten Poso, Propinsi Sulawesi Tengah telah menunjukkan manifestasi panas bumi seperti hot spring, batuan alterasi dan warm ground yang merupakan indikasi adanya kemungkinan sumber daya panas bumi. Pengolahan dari data yang diperoleh dimaksudkan untuk membuat sebuah model yang dapat memetakan sistem panasbumi pada daerah ini, sehingga dapat diketahui keberadaan hot rock dan reservoir panas buminya. Metode geofisika yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode AudioMagnetotelluric dan Magnetotelluric yang dapat memetakan komponen-komponen sistem panasbumi berdasarkan karakter tahanan jenisnya dan dapat menjangkau dari kedalaman yang dangkal hingga kedalaman yang dalam.
Dari pengolahan data magnetotelluric, diperolehlah hasil yang menyatakan bahwa batuan alterasi yang berperan sebagai seal terdapat di bagian timur daerah penyelidikan sedangkan reservoir panasbumi Maranda terdapat pada kedalaman 1400 m di bawah mean sea level. Potensi panasbumi Maranda dapat diperkirakan dengan melihat hasil inversi 2-D yang memperlihatkan ketebalan lapisan batuan. Suhu reservoir panasbumi Maranda yang merupakan sistem tektonik ini berada pada range low to moderate temperature suhu diperkirakan berkisar antara 100oC sampai 180oC, dan diperkirakan memiliki potensi listrik sebesar 12 Mwe. Dengan mengetahui sistem panasbumi Maranda yang merupakan sistem panas bumi dengan temperatur low to moderate , pemanfaatan yang dapat dimaksimalkan adalah menggunakan air panas Maranda untuk binary cycle dan direct uses.

Maranda, Poso District, Central Sulawesi Province have shown indication of geothermal such as hot spring, alterated rocks, and warm ground which are evidences of geothermal resources in this area. To get a general description of geothermal system in Maranda, we need to make a model which can map all the components of geothermal system, so we can define where the hot source and reservoir are. Geophysical method that can be used to make that kind of model is Audiomagnetotelluric and Magnetotelluric. Those two methods can map all components of geothermal system based on electrical properties of rock, and can also define each component from the shallow depth to the deep depth.
From Magnetotelluric data processing, inversion result states that geothermal reservoir exist at about 1400 m below mean sea level. Electric potential of Maranda geothermal can be estimated by considering 2-D inversion result which shows the thickness of reservoir layer. Reservoir temperature of this geothermal system which is considered as tectonic system is categorised as low to moderate temperature whose temperature is estimated between 100oC to 180oC, and estimation of electric potential is about 12 Mwe. By understanding geothermal system in Maranda, expected use of it is for binary cycle and direct uses.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifa Rahma Tsany
"Penelitian ini berfokus pada menganalisis potensi terhadap manifestasi panas bumi berupa mata air panas yang berada di permukaan dan dapat diasosiasikan pada suatu sumber panas bumi di kedalaman permukaan. Lapangan daerah Maranda – Kawende, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu, metode analisis geokimia air dan metode penginderaan jauh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fluida air panas serta menentukan temperatur yang berada di bawah permukaan pada wilayah panas bumi daerah Maranda - Kawende. Data yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu data sekunder salah satunya diambil oleh PSDMBP yang berfokus kepada data kation, anion serta pH. Terdapat persebaran manifestasi panas bumi berupa air panas dan air dingin yang terdiri dari dua mata air dingin, tiga air sungai, satu air laut dan dua puluh dua mata air panas. Pada analisis dari ke dua puluh tujuh manifestasi permukaan panas bumi berdasarkan analisis geokimia air didapatkan bahwa tipe air panas bumi menunjukan tipe air klorida dan klorida-bikarbonat. Sumber air panas bumi tidak bersumber dari satu reservoir yang sama serta kondisi air panas berada di fase immature waters dan partial equilibration diketahui juga air panas berasal dari air meteorik yang didominasi oleh air yang sudah mengalami pencampuran oleh air permukaan. Berdasarkan geoindikator didapatkan zona upflow berada di titik Ap.Maranda I. Pada metode penginderaan jauh mengintegrasikan beberapa data meliputi LST, NDVI, dan FFD serta data sekunder lainnya meliputi data geologi dan manifestasi permukaan. Melalui analisis tersebut, didapatkan hasil bahwa terdapat empat area potensi panas bumi. Area potensi A terletak pada daerah Maranda dengan koordinat UTM 227925 - 226909 mE dan UTM 9856819 - 9865793 mN serta memiliki luas 22 hektar. Area potensi B terletak pada Daerah Pantangolemba dengan koordinat 229991 - 233563 mE dan 9846449 - 9842678 mN serta memiliki luas 13 hektar. Area potensi C terletak pada daerah Pakareme dengan koordinat 220267 - 224571 mE dan 9878781 - 9875298 mN serta memiliki luas 14 hektar. Area potensi D terletak pada Daerah Pantangolemba dengan koordinat 216289 – 220800 mE dan 9866259 – 9863881 mN serta memiliki luas 10 hektar.

This research focuses on analyzing the potential for geothermal manifestations in the form of hot springs that are on the surface and can be associated with a geothermal source in the depths of the surface. The Maranda – Kawende Regional Field, Poso Regency, Central Sulawesi Province, is one of the areas in Indonesia that has geothermal potential. This study uses two methods, namely, the method of water geochemical analysis and remote sensing methods. This study aims to determine the characteristics of the hot water fluid and determine the temperatur below the surface in the geothermal area of ??Maranda - Kawende. The data used in this research is secondary data, one of which was taken by PSDMBP which focuses on cation, anion and pH data. There is a distribution of geothermal manifestations in the form of hot water and cold water consisting of two cold springs, three rivers, one seawater and twenty-two hot springs. In the analysis of the twenty-seven geothermal surface manifestations based on water geochemistry analysis, it was found that the type of geothermal water shows the type of chloride and chloride-bicarbonate water. Geothermal water sources are not sourced from the same reservoir and the condition of the hot water is in the immature waters and partial equilibration phases. It is also known that hot water comes from meteoric water which is dominated by water that has experienced mixing with surface water. Based on the geoindicator, the upflow zone is located at Ap.Maranda I point. The remote sensing method integrates several data including LST, NDVI, and FFD as well as other secondary data including geological data and surface manifestations. Through this analysis, the results show that there are four geothermal potential areas. First, Potential area A is located in the Maranda Region with coordinates UTM 227925 - 226909 mE and UTM 9856819 - 9865793 mN and has an area of ??22 hectares. Second, potential area B is located in the Pantangolemba Region with coordinates 229991 - 233563 mE and 9846449 - 9842678 mN and has an area of ??13 hectares. Third, potential area C is located in the Pakareme Region with coordinates 220267 - 224571 mE and 9878781 - 9875298 mN and has an area of ??14 hectares. Potential area D is located in the Pantangolemba Region with coordinates 216289 – 220800 mE and 9866259 – 9863881 mN and has an area of ??10 hectares."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Lastriany
"Metode magnetotellurik (MT) merupakan salah satu tools dalam geofisika yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik natural. Salah satu aplikasi metode ini yang optimal adalah untuk mendelineasi sistem geothermal yang memiliki kontras resistivitas, dalam penelitian tugas akhir ini yaitu sistem geothermal daerah "X". Parameter yang diukur yaitu fluktuasi medan listrik dan medan magnet terhadap waktu dan parameter yang dianalisis yaitu resistivitas semu dan fase. Beberapa langkah dalam pengolahan data magnetotellurik antara lain : pemilihan data time series, transformasi Fourier, robust processing, rotasi, seleksi crosspower, koreksi static shift serta inversi 2-D. Inversi 2-D yang dilakukan pada empat lintasan mampu menggambarkan sebaran resistivitas bawah permukaan sehingga pemodelan sistem geothermal secara utuh dapat digambarkan. Diintegrasikan dengan data geologi dan geokimia, sistem geothermal daerah "X" dapat dimodelkan terpusat pada bagian tenggara daerah penelitian dengan zona upflow ditandai oleh manifestasi "4 munir" serta zona outflow mengarah ke barat laut dan selatan daerah penelit ian. Sistem yang terdapat pada daerah "X" ini merupakan sistem dengan tipe hydrothermal volcanic system dengan high temperature system. Hasil model sistem geothermal menunjukkan bahwa luasan reservoir sekitar 21 km2 dan perkiraan potensi sistem geothermal daerah "X" ini untuk dijadikan pembangkit listrik sebesar 204 MWe.

Magnetotelluric (MT) method is one of the tools in geophysics that have captured electromagnetic waves from subsurface by the response of natural electromagnetic waves as the source. One of the most useful application MT method is used to delineate geothermal system that presented by resistivity contrast. In this work, we have delineated the geothermal system in "X" area. Firstly, we have analyzed time series data from good time series data selection. Time domain data was transformed by FFT into frequency domain. Then we have also perform robust processing, rotation, crosspower selection and 2-D inversion respect to FFT result‟s. The four profiles of area were obtained by 2-D inversion in subsurface resistivity distribution. Interestingly, the results showed a whole geothermal system model. With integrated geology and geochemistry data, geothermal system at "X" area can be modeled centralized on southeast research area, with upflow zone is characterized by "4 munir" surface manifestation and outflow zone leads to northwest so do south research area. Geothermal system at this "X" area is hydrothermal volcanic system type with high temperature system. As a result from geothermal system model shows that reservoir is about 21 km2 wide and estimated potential reserve up to 204 MWe."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Karim
"Area prospek panasbumi Suwawa terletak di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Secara umum penyebaran batuan di daerah panasbumi Suwawa di bagian Utara disusun oleh batuan plutonik seperti granit dan diorit. Sedangkan di bagian Selatan didominasi batuan produk Bilungala dan batuan vulkanik Pinogoe berumur Tersier Atas-Kuarter Bawah. Manifestasi panasbumi di daerah Suwawa berupa air panas Libungo dan Pangi yang memiliki tipe air klorida-sulfat, dan air panas Lombongo yang memiliki tipe air sulfat. Pemetaan struktur geologi bawah permukaan dan perkiraan potensi panasbumi di daerah Suwawa telah dilakukan dengan menggunakan metode gayaberat. Didapatkan rata-rata densitas di daerah survei sebesar 2.70 gr/cc.
Berdasarkan hasil pemodelan gayaberat 2-dimensi yang dikorelasikan dengan data geologi, geokimia, dan geofisika (metode magnetotellurik) mengidentifikasikan adanya sistem panasbumi yang berasosiasi dengan struktur graben. Struktur graben tersebut disebabkan oleh sesar Libungo di bagian Selatan dan sesar Lombongo di sebelah Utara. Sistem panasbumi di daerah Suwawa ini merupakan tipe sistem vulkanik tua. Sumber panas sistem panasbumi Suwawa ini diperkirakan berasal dari tubuh batuan vulkanik Pinogoe yang sudah tua dan aktif karena proses tektonik. Temperatur reservoir diperkirakan memiliki suhu sekitar 188°C. Berdasarkan temperatur reservoirnya, sistem panasbumi Suwawa ini merupakan sistem dengan tipe moderate temperature.

Suwawa geothermal prospect area is situated in Bone Bolango regency, Gorontalo Province. In general deployment of geothermal Suwawa formations, in the Northern area the geological formation is composed of plutonic rocks such as granite and diorite. However, in the Southern area the formation is dominated by products of Bilungala and Upper Tertiary-Lower Quaternary Pinogoe volcanic formation. Geothermal manifestations in Suwawa area are hot water of Libungo and Pangi with sulfate chloride water type, and hot water of Lombongo with sulfate water type. Mapping of subsurface geological structures and estimating the geothermal potential in Suwawa area are achieved using gravity method. The average of density in this survey area was obtained to be 2.70 g/cc.
Based on 2- dimensional gravity modeling results which was correlated with geological data, geochemical data, and geophysical data (magnetotelluric method) identified the presence of geothermal system associated with graben structure. The graben structure was formed by Libungo fault in the South and Lombongo fault in the North. The origin of the heat source is estimated from the body of old Pinogoe volcanic formation which was activated by tectonic process. The temperature of the reservoir was estimated about 188°C. Based on reservoir temperature, Suwawa geothermal system belongs to moderate temperature type.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armstead, H. Christopher H.
London: E&FN Spon, 1978
333.792 ARM g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ibni Sabil A`Ifa Zaenal Manan
"Emas merupakan bahan galian tambang kelas B yang banyak diminati masyarakat karena memiliki nilai tinggi. Dalam kegiatan eksplorasi emas, penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk menunjang analisis bidang geologi dan mineral dalam mengefektifkan kegiatan ini. Pada penelitian ini, penginderaan jauh dimanfaatkan untuk meneliti sebaran potensi deposit emas epitermal dengan asosiasi mineral yang berhubungan serta variabel geologi dan mengintegrasikannya dalam sistem informasi geografis. Tujuan penelitian ini mencoba untuk mendapatkan sebaran potensi deposit emas epitermal di daerah penelitian. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah defoliant technique dan Fuzzy Logic dengan analisis spasial deskriptif.
Hasil penelitian dianalisis berdasarkan luas sebaran pada tiga Izin Usaha Pertambangan (IUP) di area eksplorasi PT. Intan Prima Metalindo di mana hasilnya menyimpulkan sebaran potensi deposit emas epitermal menyebar pada dua IUP, yaitu IUP 3 (bagian utara) dan IUP 1 (bagian selatan). Sebaran potensi pada IUP 3 seluas 819 Ha, sedangkan sebaran pada IUP 1 hanya seluas 229 Ha. Kemudian IUP 2 (bagian barat) berdasarkan hasil pengolahan data, tidak menghasilkan potensi yang signifikan atau tidak memiliki luasan wilayah sebaran potensi sesuai yang telah dikategorikan. Penyebaran ini juga mengikuti arah sebaran struktur geologi (yang menyebar merata seluruh lokasi IUP), sebaran litologi potensial (berasal dari formasi Ultrabasa, Kompleks Mutis, Maubisse), dan zona alterasi (terutama alterasi propilitik dan alterasi argilik lanjut). Validasi hasil potensi sebaran diukur berdasarkan 43 titik sampel dan dihasilkan nilai ketelitian 84%.

Gold is a mining class B which attracted many people because it has a high value. In gold exploration, remote sensing can be used to analyze geological and mineral sector. In this research, remote sensing has used to identify the distribution of epithermal gold deposits associated with mineral associations and geological variables and integrate them in geographic information systems. The aim of this research is trying to get the distribution of epithermal gold deposits in the experimental zone. The method is using defoliant technique and fuzzy logic with spatial analytical description.
The research has analyzed by distribution area in three Mining Exertion License (IUP) in the exploration area of Intan Prima Metalindo Company where the result concludes that the potential distribution of epithermal gold deposits in the area of exploration is spread at two IUP, those are 3th IUP (at north) and 1st IUP (at south). The distribution in 3th IUP locations covering 819 hectares, whereas distribution in 1st IUP covering of 229 hectares. Then 2nd IUP (at west) based on the results of data processing, does not produce a significant potential or does not have a corresponding potential distribution area of the region that have been categorized. This distributions also following the geological structure in the direction distribution (which is spread evenly throughout the location of all IUP), the distribution of potential lithology (derived from Ultramafic Formations, Mutis Complex, Maubisse Formations), and alteration zones (mainly propylitic alteration and advanced argillic alteration). The validation of potential has measured by 43 sample points and resulted carefulness value 84%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Al Anshory
"Geothermal System Modeling has been illustrates Using Magnetotelluric Method. This method utilize a natural source Waves which are come from solar Wind, or the other Electromagnetic Waves in an ionosphere. Earlier data has been process with frequency sorting for gets the right signal points and remove noises. Then the Cokriging method utilized to remove the distortion effect With Static shift correction. After Data processing phases are finished, 2D Inversion, and 3D visualization of MT data are needed. And then for illustrates good geothermal system modeling, We must integrated MT and the others data, like geology or geochemistry data.

Dilakukan pemodelan sistem geothermal dengan menggunakan metode Magnetotelluric (MT). Metode ini menggunakan sumber alami gelombang (natural Source) yang berasal dari solar Wind, ataupun gelombang elektromagnetik lainnya yang ada di ionosfer. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan pemilahan frekuensi yang tepat untuk mendapatkan sinyal yang dapat merepresentasikan keadaan subsurface serta untuk menghilangkan noise. Dilakukan pula koreksi pergeseran static menggunkan metode cokriging untuk menghilangkan efek distorsi. Setelah tahap pengolahan data selesai dilakukan proses inversi data MT, Visualisasi 3-Dimensi, serta dilakukan integrasi terpadu terhadap data-data yang lain, baik geologi ataupun geokimia guna mendapatkan pemodelan dari suatu system geothermal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29413
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahastra Ridho
"Daerah panas bumi Limbong, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu lapangan panas bumi yang belum dilakukan eksplorasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekomendasikan wilayah prospek panas bumi guna dilakukan kegiatan eksplorasi. Metode analisis penginderaan jauh dan geokimia air digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Terdapat 12 manifestasi air panas bumi yang dianalisis, terdiri dari 11 air panas dan 1 air dingin. Analisis penginderaan jauh menunjukkan pola kelurusan pada daerah penelitian berorientasi utara – selatan dan timurlaut – baratdaya, dengan tingkat densitas kelurusan dari sangat rendah hingga sangat tinggi. Pola dan densitas kelurusan tersebut diinterpretasikan sebagai zona permeabel yang mengontrol kemunculan manifestasi panas bumi. Selain pola kelurusan, analisis penginderaan jauh juga menunjukkan tingkat kerapatan vegetasi di daerah penelitian tersebar dari vegetasi tinggi hingga tidak bervegetasi, dengan suhu permukaan berkisar antara 12˚C hingga 26˚C. Berdasarkan analisis geokimia air, tipe air panas bumi pada daerah penelitian adalah klorida – bikarbonat. Sumber air panas bumi dari satu reservoir dengan kondisi full equilibrium dan immature waters yang telah mengalami pengenceran oleh air meteorik. Analisis geoindikator menunjukkan zona outflow dari daerah penelitian berada pada mata air APKD-5. Berdasarkan analisis data penginderaan jauh dan geokimia air, dapat direkomendasikan dua area prospek panas bumi di daerah penelitian. Area rekomendasi prospek panas bumi A terletak pada daerah Kanan Dede dengan luas sekitar 6.9 km2 di koordinat 120.012132, -2.557325 dan 120.045600, -2.573257. Area rekomendasi prospek panas bumi B terletak pada daerah Salu Rassasisi dengan luas sekitar 6.8 km2 di koordinat 119.964534, -2.552284 dan 120.000229, -2.567610.

The Limbong geothermal area, North Luwu Regency, South Sulawesi Province is one of the geothermal fields that has yet to be explored. The purpose of this study is to recommend geothermal prospect areas for further exploration activities. Remote sensing and geochemical methods were used to gain this purpose. There are 12 geothermal water manifestations analyzed, consisting of 11 hot springs and 1 spring. The results of remote sensing analysis show a lineament in the study area with an N-S and NE-SE orientation, with lineament density levels from very low to very high. The lineament orientation and density are interpreted as a permeable zone that controls the appearance of geothermal manifestations. Remote sensing analysis also shows the level of vegetation density in the study area is spread from high to non-vegetated vegetation index with surface temperatures ranging from 12˚C to 26˚C. Based on Ternary Diagram, shows that the water manifestations in this area were classified as chloride – bicarbonate water types. The water source for the geothermal systems from a reservoir with full equilibrium and immature water conditions. Geoindicator analysis shows outflow zone from the research area is in the APKD-5 hot spring. Based on the remote sensing data analysis and water geochemistry, two geothermal prospect areas can be recommended. The recommended area for geothermal prospect A is around Kanan Dede with an area covers 6.9 km2 at coordinates 120.012132, -2.557325 and 120.045600, -2.573257. The recommended area for geothermal prospect B is around Salu Rassasisi area with an area covers 6.8 km2 at coordinates 119.964534, -2.552284 and 120.000229, -2.567610."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Oktobiyanti
"Lapangan geothermal Sibayak terletak di kawasan utara Great Sumatra Fault Zone (GSFZ) yang memiliki topografi yang tinggi di dalam kaldera Singkut. Ditinjau dari kondisi geologinya, lapangan ini memiliki prospek geothermal yang ditandai dengan keberadaan manifestasi panas berupa solfatara, fumarole, chloride springs dan silica sinters. Untuk menginvestigasi struktur bawah permukaan secara lebih detail, maka dilakukan reinterpretasi data magnetotellurik dan gravitasi. Dari pemodelan 2-Dimensi MT yang menggunakan software MT2Dinv dan 3-Dimensi MT menggunakan software GeoSlicer-X maka dapat diketahui clay cap mempunyai nilai resistivitas 5-10 Ωm. Zona reservoir diindikasikan dengan harga resistivitas 50- 200 Ωm yang terdapat di bawah zona clay cap dan berada pada kedalaman sekitar 1600m. Pusat reservoir terdapat pada daerah yang meliputi Gunung Sibayak dan Gunung Pratektekan dengan luas yang diperkirakan sekitar 4 km². Pemodelan data gravitasi mendukung gambaran stuktur utama yang berupa kaldera Singkut dan sesarsesar yang berarah barat laut-tenggara. Berdasarkan studi ini dapat direkomendasikan sumur produksi diarahkan pada pusat reservoir, sedangkan reinjeksi ditempatkan di daerah dekat reservoir tetapi yang diduga memiliki hubungan permeabilitas, yaitu di sekitar batas kaldera sebelah selatan.

Sibayak geothermal field is situated in the northern Great Sumatra Fault Zone (GSFZ), which has high topography inside Singkut caldera. From the geological point of view, Sibayak field is a potential geothermal area supported by the occurrence of surface manifestations such as solfataras, fumaroles, chloride springs and silica sinters. To investigate subsurface geological structure, reinterpretation of the Magnetotelluric and gravity data were carried out. Two-dimensional modeling of MT data using MT2Dinv software and 3-D visualization of the MT data using GeoSlicer-X have delineated clay cap with resistivity of 5-10 ohm. Reservoir zone is indicated by slightly higher resistivity (50 - 200 ohm-m) below the clay cap located in the depth of about 1600m. Center of reservoir is probably located in the area between Mt Sibayak and Mt Pratektekan covering about 4 km². The gravity data modeling supports the existence of main structures, those are Singkut caldera and faults zone oriented in the northwest - southeast direction. Based on this study, it is recommended that the production wells shoud be located to the central of reservoir and reinjection wells should be sited to the area close to the main reservoir which has permeability connection, that is in the southern caldera boundary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29441
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Al Dhiyaa Mazaya Zhafira
"Indonesia memiliki potensi panasbumi terbesar di dunia karena letak Indonesia yang berada pada jalur gunungapi aktif atau disebut juga sebagai zona ring of fire. Salah satu lapangan panasbumi yang berada di Indonesia adalah lapangan panasbumi Ulubelu, yang terletak di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Kegiatan eksplorasi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memanfaatkan sumberdaya panasbumi. Penelitian ini dilakukan untuk memetakan zona yang memiliki potensi panasbumi menggunakan metode penginderaan jauh yang berfokus pada analisis terhadap temperatur permukaan (LST) dan densitas kelurusan (FFD). Metode penginderaan jauh tersebut kemudian akan diintegrasikan menggunakan metode geokimia berupa data manifestasi daerah penelitian. emperatur permukaan tertinggi pada daerah penelitian sebesar 35.55˚C dan arah kelurusan dominan berorientasi baratlaut – tenggara (NW – SE) dengan nilai densitas kelurusan tertinggi sebesar 2,016.02 kilometer. Aliran fluida mengalir dari zona uplow yaitu dari arah utara daerah penelitian menuju zona outflow yang berada di bagian selatan. Arah aliran fluida dilakukan dengan melihat tipe air, jenis manifestasi, dan elevasi daerah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan tiga (3) zona yang memiliki potensi panasbumi, yaitu zona UBL-1, UBL-2, dan UBL-3. Zona UBL-1 merupakan area yang memiliki potensi panasbumi terbesar, sedangkan Zona UBL-3 merupakan zona dengan potensi panasbumi terkecil. Hal tersebut dilihat berdasarkan karakteristik temperatur permukaan, kerapatan struktur, keberadaan manifestasi, arah aliran fluida, serta luas area yang dimiliki. Indonesia memiliki potensi panasbumi terbesar di dunia karena letak Indonesia yang berada pada jalur gunungapi aktif atau disebut juga sebagai zona ring of fire. Salah satu lapangan panasbumi yang berada di Indonesia adalah lapangan panasbumi Ulubelu, yang terletak di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Kegiatan eksplorasi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memanfaatkan sumberdaya panasbumi. Penelitian ini dilakukan untuk memetakan zona yang memiliki potensi panasbumi menggunakan metode penginderaan jauh yang berfokus pada analisis terhadap temperatur permukaan (LST) dan densitas kelurusan (FFD). Metode penginderaan jauh tersebut kemudian akan diintegrasikan menggunakan metode geokimia berupa data manifestasi daerah penelitian. emperatur permukaan tertinggi pada daerah penelitian sebesar 35.55˚C dan arah kelurusan dominan berorientasi baratlaut – tenggara (NW – SE) dengan nilai densitas kelurusan tertinggi sebesar 2,016.02 kilometer. Aliran fluida mengalir dari zona uplow yaitu dari arah utara daerah penelitian menuju zona outflow yang berada di bagian selatan. Arah aliran fluida dilakukan dengan melihat tipe air, jenis manifestasi, dan elevasi daerah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan tiga (3) zona yang memiliki potensi panasbumi, yaitu zona UBL-1, UBL-2, dan UBL-3. Zona UBL-1 merupakan area yang memiliki potensi panasbumi terbesar, sedangkan Zona UBL-3 merupakan zona dengan potensi panasbumi terkecil. Hal tersebut dilihat berdasarkan karakteristik temperatur permukaan, kerapatan struktur, keberadaan manifestasi, arah aliran fluida, serta luas area yang dimiliki.

Indonesia has the largest geothermal potential in the world due to its location in the active volcanic belt or also known as the ring of fire zone. One of the geothermal fields in Indonesia is the Ulubelu geothermal field, located in Tanggamus Regency, Lampung Province. Exploration activities are one of the ways to utilize geothermal resources. This research is conducted to map the zones that have geothermal potential using remote sensing methods that focus on the analysis of surface temperature (LST) and straightness density (FFD). The remote sensing method will then be integrated using geochemical methods in the form of manifestation data of the research area. The highest surface temperature in the research area is 35.55˚C and the dominant alignment direction is oriented northwest - southeast (NW - SE) with the highest alignment density value of 2,016.02 kilometers. The fluid flow flows from the upflow zone in the north of the study area to the outflow zone in the south. The direction of fluid flow is done by looking at the type of water, the type of manifestation, and the elevation of the research area. Based on the results of the research, three (3) zones were found to have geothermal potential, namely zones UBL-1, UBL-2, and UBL-3. Zone UBL-1 is the area with the largest geothermal potential, while Zone UBL-3 is the zone with the smallest geothermal potential. This is based on the characteristics of surface temperature, structure density, manifestation presence, fluid flow direction, and area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>