Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209795 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jumiati
"Program Pemerintah mengenai Schistosomiasis yaitu menurunkan prevalensi Schistosomiasis sampai kurang dari 1 %, di Dataran Tinggi Napu pada tahun 2011, prevalensi Schistosomiasis sebesa r 2,15%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu, pengetahuan dan perilaku dengan kejadian Schistosomiasis di Dataran Tinggi Napu kabupaten Poso Sulawesi Tengah tahun 2013. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol dengan total sampel 278 yang terdiri dari 139 kasus dan kontrol 139. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat menggunakan uji statistik chi square (α=5%).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan, pengetahuan dan perilaku dengan kejadian schistosomiasis, dengan masing-masing OR, pekerjaan (3,3) pengetahuan (1,7) kontak dengan air(4,9), BAB disungai (2,1) penggunaan sepatu boot (7,8) mencuci disungai (1,8) dan mobilitas ke daerah endemis (1,9).

Schistosomiasis control programme target is to reduce the prevalence of schistosomiasis less than 1 %. In Napu Valley in 2011, showed that the prevalence schistosomiasis in human is 2,15 %. This study objective is to determine the relationship between individual characteristics, knowledge and behavior with Schistosomiasis episodes in Napu Valley in Poso District of Central Sulawesi. The study design is case control study, with total sample is 278, which contain 139 cases and 139 controls. Statistical analysis using univariate and bivariate analysis with chi square statistical test (α = 5%).
The results showed there is any significant relationship between individual characteristics, knowledge and behavior with Schistosomiasis episodes. The odd ratio of occupation (3,3), knowledge (1,7), contact with contaminated water (4,9), defecation behavior in river/ditch (2,1), wearing boots (7,8), laundering in river/ditch (1.8) and mobilization to endemic areas (1,9).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusna Hi. Dj. Labelo
"Schistosomiasis masih merupakan masalah kesehatan di Desa Maholo, disebabkan prevalensi kasusnya yang cenderung meningkat, serta masih rendahnya kepedulian masyarakat dalam mencegah penularan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karaktreristik individu (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pengetahuan) dan perilaku masyarakat usia produktif (penggunaan alat pelindung diri, pemanfaatan jamban, pemanfaatan air bersih dan pemanfaatan program kesehatan) terhadap kejadian penyakit Schistosomiasis.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain Kasus Kontrol. Besar sampel penelitian berjumlah 61 dengandengan perbandingan yang sama maka jumlah kasus 61 dan kontrol 61 sehingga sampel keseluruhan menjadi 122 responden. Hasil Analisis Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan alat pelindung diri dengan OR 15,49; (3,44 - 69,75), pemanfaatan jamban dengan OR 7,78; (3,26 - 18,58), pemanfaatan air bersih dengan OR 6,30; (2,79-14,21), terhadap kejadian Schistosomiasis.
Hasil analisis Regresi Logistik menunjukkan bahwa yang berhubungan secara bermakna adalah penggunaan alat pelindung diri dengan OR 8,43: (1,68-42,29), pemanfaatan jamban dengan OR 5,13; (1,81-14,55), jenis kelamin 4,96; (1,84-13,37) dan pemanfaatan air bersih dengan OR 3,67, (1,38-9,75). Analisis faktor risiko menunjukkan bahwa kelompok yang berisiko 16,33 kali berpeluang terinfeksi penyakit Schistosomiasis dibanding pada kelompok yang tidak berisiko.

Schistosomiasis is still become a public health problem in the village of Maholo, because the cases tend to increase and the lack of community awareness to prevent the transmission of the disease. The purpose of this study was to determine the relationship between individual characteristics (age, sex, education level, occupation, and level of knowledge) and The community behavior of Productive Age (the use of personal protective equipment, use of latrines, the utilization of water safety and the utilization of health programs) on the incidence of the Schistosomiasis.
This study was a quantitative study which used a case control study design. The samples consisted of 122 subjects ( 61 cases ; 61 control ). The Chi Square analysis test showed that there was a significant relationship between the use of personal protective equipment OR 15.49 (3.44 to 69.75), the use of latrines OR 7.78 (3.26 to 18.58), the utilization of water safety OR 6.30 (2.79 to 14.21) with the incidence of Schistosomiasis.
The logistic regression analysis showed there was a significant relation between the use of personal protective equipment with OR 8.43 (1.682 - 42.287), the use of latrines with OR 5.13 (1.805 - 14.548), sex and Schistosomiasis with OR 4.96 (1.840 - 13.374), and the utilization of safety water of 3.67, (1.381 - 9.747). The analysis risk factor showed that risk group had risk 16,33 times to be infected of Schistosomiasis compared with the group which not risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurma Harlianti
"Perilaku sehat dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku diantaranya faktor predisposisi yang mencakup usia, jenis kelamin, suku, dan pendapatan serta faktor pemungkin yang meliputi akses pelayanan kesehatan dan akses informasi kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan faktor predisposisi dan faktor pemungkin dengan perilaku sehat mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan tahun 2012 dan 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan proportional stratified random sampling dilakukan terhadap 319 mahasiswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku sehat mahasiswa 54,5% masuk dalam kategori baik dan faktor pemungkin yang berhubungan dengan perilaku sehat adalah penggunaan dalam mengakses pelayanan kesehatan (p=0,002). Hasil penelitian ini menyarankan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik terutama dalam memberikan edukasi dan informasi kesehatan agar menunjang perilaku sehat mahasiswa menjadi lebih optimal.

Health behavior is influenced by various behavioral factors such as predisposing factor which includes age, sex, ethnicity, and income as well as enabling factor including access to health care services and access to health information. The purpose of this research was to identify the relationship between two factors (predisposing and enabling factors) to health behavior of University of Indonesia Health Science Cluster class of 2012 and 2013. This research was conducted using a quantitative research methodology with a cross-sectional design. The sampling method used was the proportional stratified random sampling which was taken from 319 students.
The result indicates that 54,5% of the students? health behavior classified as good and the enabling factor related to health behavior is the use of access to health care services (p=0,002). The result suggests health care workers to provide better services particularly in providing education and health information for students in order to optimize students health behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purnama Rezeki
"Meningkatnya AKI serta adanya kesenjangan cakupan pelayanan kesehatan ibu antar puskesmas, diasumsikan terkait dengan kinerja bidan puskesmas yang dipengaruhi lingkungan tempat bekerja (puskesmas). Penelitian berdesain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif ini, bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komponen Quality of Work Life (QWL) dengan kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan kesehatan ibu. Dilaksanakan di 11 puskesmas wilayah kerja Kabupaten Bintan pada bulan Februari-Maret 2013. Menggunakan kuesioner pada 67 responden dan wawancara pada 10 informan.
Berdasarkan hasil penelitian, hanya 35,8% bidan puskesmas mempunyai skor kinerja di atas rata-rata, beberapa puskesmas mempunyai skor komponen QWL di bawah rata-rata, terdapat hubungan signifikan antara komponen keterlibatan karyawan (p=0,005) dan rasa bangga terhadap institusi (p=0,039) dengan kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan kesehatan ibu.

Increasing MMR and also gaps of the maternal health services scope among community health centers, assumed related to the performance of midwife clinics who is affected by the environment in which working (community health centers). This cross sectional study with quantitative and qualitative approaches, aims to determine the relationship between Quality of Work Life (QWL) component with the midwives clinics performance in maternal health services. Implemented in 11 community health centers in working area Bintan Regency in February-March 2013. Using questionnaires with 67 respondents and interview with 10 informants.
Based on the study results, only 35.8% midwives clinics having performance scores above average, some community health center having component QWL scores below average, and there is relationship between employee engagement (p=0,005) and sense of pride to the institution (p=0,039) with midwives clinics performance in maternal health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malonda Maksud
"Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu, perilaku, kondisi rumah dan lingkungan dengan kejadian malaria di Provinsi Sulawesi Tengah. Data diperoleh dari riset kesehatan dasar tahun 2010 dengan sampel sebanyak 3116 orang. Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi malaria sebesar 4.4%. Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian malaria adalah umur (p=0,009), plafon (p=0,008), perindukan nyamuk (p=0,004) dan keberadaan ternak (p=0,040)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana
"Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang dan merupakan dasar terhadap hasil kerja/prestasi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kompetensi bidan dalam melakukan Asuhan Persalinan Normal diwilayah kerja Kabupaten Bireuen tahun 2013 yang mencakup karakteristik individu (Lama Kerja, Tingkat Pendidikan, Pelatihan), faktor Psikologis (Motivasi) dan faktor Organisasi (Supervisi).
Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan cara menyebarkan kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bidan yang melakukan pertolongan persalinan dengan mengajukan Klaim Jampersal dengan total sampel 128 bidan. Analisis menggunakan Chi Square pada 5 variabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara: tingkat pendidikan (3.58; 1,36-9.39), Pelatihan (2.914; 1.26-6.72), Motivasi (2.75; 1.23-6.11) dengan Kompetensi Bidan dalam Melakukan Asuhan Persalinan Normal.

Competensy is the ability to be prossessed by a person and is the basic for the work/achievements someone. This study aims to determine the factors associated with midwifery competence in performing Normal Delivery Care District bireuen working area of 2013 which include indivual caracteristic (Old Work, Education level, training), psychological factors (motivation), and the Organization factors (supervisi on).
This study uses cross sectional design by distributing questionnaires. The population in this study ware all midwives who help born an with a Jampersal Cleams is total sampling of 128 midwives. Analysis using Chi Square on 5 variabels.
The results showed no significans association between education level (3.58; 1.36-9.39), training (2.91; 1.26-6.72), Motivation (2.75; 1.23-6.11) with midwives competence in counducting Normal Delivery Care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanty Arliana
"ABSTRAK
Penyakit TB paru masih menjadi masalah kesehatan utama dan menjadi
salah satu penyebab kematian di dunia. NTT merupakan salah satu propinsi
dengan prevalensi TB paru BTA (+) di atas angka nasional. Prevalensi TB paru
BTA (+) di Kabupaten Ende tahun 2012 sebesar 74,07 per 100.000 penduduk atau
189 kasus dengan persentase rumah sehat sebesar 22,24%. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan antara kondisi fisik rumah, perilaku, pengetahuan
dan karakteristik individu dengan kejadian penyakit TB paru BTA (+) di
Kabupaten Ende tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
desain case control. Sampel untuk kasus adalah orang dengan hasil pemeriksaan
dahak positif dan kontrol adalah orang dengan hasil pemeriksaan dahak negatif
yang berusia ≥15 tahun dan tinggal di wilayah kerja 5 puskesmas dalam
Kabupaten Ende. Ditemukan variabel yang berhubungan dengan TB paru BTA
(+) adalah pencahayaan (OR=4,512; 95% CI: 1,888-10,787), kelembaban
(OR=6,833; 95% CI: 2,732-17,093), kepadatan hunian (OR=1,461-8,057),
perilaku (OR=3,5; 95% CI: 1,529-8,012), jenis kelamin (OR=2,263; 95% CI:
1,013-5,052) dan status gizi (OR=7,211; 95% CI: 2,724-19,087). Variabel yang
paling dominan mempengaruhi kejadian TB paru BTA (+) di Kabupaten Ende
adalah status gizi yang kurang dan kelembaban yang tidak memenuhi syarat.

ABSTRACT
Tuberculosis still represents the primary problem of society health and
become as one of death cause in the world. NTT is one of provinces with lung
tuberculosis prevalence above national average. Prevalence of lung tuberculosis in
Ende District 2012 equal to 74,07 per 100.000 people or 189 cases with
percentage of 22,24 % healthy house. The objective of this study was to
understand the relationship between the house physical condition, behavior,
knowledge and individual characteristics with lung tuberculosis in Ende district
2013. This research was a quantitative study with case-control design. The cases
are people with positive sputum test and controls are people with negative sputum
test were aged ≥15 years and lived in the region of 5 health centers in Ende
district. The result was the variable associated with lung tuberculosis are
illumination (OR=4,512; 95% CI: 1,888-10,787), humidity (OR=6,833; 95% CI:
2,732-17,093), house density (OR=1,461-8,057), behavior (OR=3,5; 95% CI:
1,529-8,012), sex (OR=2,263; 95% CI: 1,013-5,052) and nutrition (OR=7,211;
95% CI: 2,724-19,087). The most dominant variable effect of incidence lung
tuberculosis in Ende district are the lack of nutrition and not eligible humidity."
Universitas Indonesia, 2014
S53934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Yulistika Handayani
"Perilaku Hidup bersih dan sehat rumah tangga pada tahun 2010 di Indonesia masih rendah. Tatanan keluarga seharusnya menjadi tempat penanaman perilaku dan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kelurahan Cisalak Pasar Kota Depok. Metode penelitian menggunakan rancangan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional dan jumlah sampel sebanyak 105. Analisis data menggunakan chi square dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara dukungan emosional, instrumental, informasional dan penghargaan dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga, (p< 0,05). Analisis lebih lanjut dengan regresi logistik menunjukan bahwa hubungan instrumental paling dominan dalam penerapan PHBS keluarga. Dukungan intrumental perlu ditingkatkan dalam meningkatkan penerapan PHBS. Dukungan keluarga direkomendasikan untuk perawat komunitas dapat menfasilitasi dan memberikan dukungan keluarga untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS).

A clean and healthy behavior of households in Indonesia in 2010 is still low. Family structure should be a place of investment behavior and healthy living habits. Family support have predicted important role in living clean and healthy behaviors in household. The purpose of this study was exploring the relation between the family support and healthy behaviour ( PHBS) in Cisalak Pasar, Depok. The method applied was correlational descriptive design with cross sectional approach, the sample 105 housewives representing their family randomly selection. The data analiysis was conducted using chi square and logistic regression.
The result of analysis shows that there is a significant relation between the emotional, informational, instrumental, and appreciation support of the family and healthy behaviour in family, (p<0,05). A further analiysis proves that the instrumental support was the most important factor for clean and health behavior in family. In conclusion that, the instrumental support of the family members has an important role in improving health behavior in family. Family support As recommended to the community health nurse who responsibility to implement PHBS need to facilities and provide instrumental support to increase clear and healthy behaviour.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"PHBS pada anak sekolah penting karena usia anak sekolah merupakan usia yang rentan untuk terkena penyakit. Peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan anak usia sekolah terhadap PHBS di wilayah perkotaan Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan melalui angket pada 100 responden anak usia sekolah di wilayah Pondok Cina yang termasuk ke dalam wilayah perkotaan Kota Depok. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana. Penelitian pada anak usia 7 - 12 tahun ini menghasilkan data 51% anak usia sekolah memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai PHBS. Sementara itu 36% memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 13% memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai PHBS. Meskipun demikian, pada salah satu poin tentang pengetahuan mengenai mencuci tangan hanya 7% dari total responden anak usia sekolah yang mengetahui Iama waktu mencuci tangan. Perawat memiliki peran dalam upaya peningkatan pengetahuan PHBS pada anak usia sekolah dengan turut berkolaborasi dalam promosi kesehatan contohnya dengan melakukan penyuluhan PHBS di sekolah-sekolah dasar.

PHBS on school-age children is important because school-age is the vulnerable age of children to get the diseases. The researchers wanted to know the level of PHBS knowledge of school-age children in urban areas of Depok City. This research was carried out by collecting data through questionnaires on 100 respondents of school-aged children in the territory of Pondok Cina which is include to the urban areas in Depok City. The research design was conducted using a simple descriptive method. Study in children aged 7 - 12 years old showed that 51% of school-age children have a high-level of knowledge about PHBS. Meanwhile, 36% had medium-level of knowledge and 13% had a lower-level of knowledge about PHBS. However, at one point of knowledge about hand washing, only 7% of total school-age respondents who know the appropriate length time of washing hands. Nurses have role in improving PHBS knowledge of school-age children by doing collaboration for health promotion, for example by giving the information about PHBS in the elementary schools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA5942
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati Kasiman
"Penelitian deskriptif kuantitatif dengan disain Cross Sectional Survey mengenai Studi Persepsi tentang Penyakit Kardiovaskular dan Upaya Pencegahannya pada karyawan XY, menggunakan konsep Health Belief Model, meneliti persepsi kerentanan (perceived susceptibility), persepsi keparahan (perceived severity), persepsi manfaat (perceived benefit), persepsi hambatan (perceived barrier) dan pengetahuan sebagai salah satu modifying factor. Rendahnya persepsi kerentanan karyawan dapat menjadi alasan ketidak aktifannya dalam berolahraga. Dari perhitungan statistik dengan korelasi spearman,terdapat korelasi yang bermakna antara persepsi hambatan dengan perilaku karyawan untuk berolahraga dengan p = 0.002 dan r = -0.297.

Quantitative descriptive study with cross-sectional survey design of the study and the Perception of the Cardiovascular Disease Prevention Efforts in XY employees, using the concept of Health belief model, examines perceived susceptibilit), perceived severity , perceived benefits ,perceived barriers and knowledge as a modifying factor. The low perception of susceptibility of employees can be a reason for the lack of exercise ( Physical Inactive ). Of statistical calculations with Spearman correlation, there is a significant correlation between perceived barrier to exercise behavior of employees with p = 0.002 and r = -0297."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>