Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anindya Pradipta Susanto
"Meningkatnya MDR-TB menambah beban pada kontrol TB. Beberapa faktor resiko dihubungkan dengan insiden MDR-TB pada pasien yang pernah menjalani pengobatan TB, termasuk pemilihan kombinasi obat yang salah oleh dokter. Penilitian ini ditujukan untuk mengetahui pemilihan obat yang diberikan kepada MDR-TB pasien sewaktu pengobatan TB yang pertama kali. Di samping itu, hubungan dengan tempat pengobatan juga diteliti.
Penilitian ini menggunakan metode cross sectional dengan interview pada pasien MDR-TB di RS Persahabatan, Jakarta (n=50) pada periode Desember 2009 sampai Agustus 2010. Hasil menunjukkan mayoritas pasien diberi OAT-KDT/Kombipak (68%) dan regimen kategori 1 (78%). Pengobatan di institusi pemerintah atau swasta membuat perbedaan bermakna pada pemberian OAT-KDT/Kombipak.

The increase of MDR-TB has saddled the TB control. Various risk factors are identified to contribute the development of MDR-TB from previous TB treatment, including mistake in giving drug combination in initial phase (i.e. error in prescription by physician). This study aims to measure the frequency of drug combination given to the MDR-TB patients during their primary TB treatment. In addition, its association with primary treatment place is investigated.
This is a cross-sectional study by interview to MDR-TB patients in Persahabatan Hospital, Jakarta (n=50) from December 2009 to August 2010. Results show that majority of the patients are given FDC/Combipack (68%) and Category 1 (78%) drug. This study suggests that going to public or private treatment place make differences on whether FDC/Combipack is prescribed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Sedjahteraa
"Kemunculan MDR-TB menghambat program pemberantasan TB dan berakibat pada meningkatnya angka kematian dan beban control TB. Tempat pengobatan TB, termasuk riwayat pengobatan, sangat mungkin merupakan predictor MDR-TB yang kuat. Tujuan dari studi ini ada untuk mengidentifikasi dan menganalisis tempat pengobatan TB primer sebagai salah satu factor yang mungkin berkontribusi dalam perkembangan TB menjadi MDR-TB. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Desember 2009 hingga Agustus 2010. Mengguanakan metode cross-sectional, data didapatkan melaui wawancara mendalam dengan 50 pasien MDR-TB yang sedang mendapatkan pengobatan di klinik MDR-TB RS Persahabatan. Dalam jumlah besar pasien MDR-TB mendapatkan pengobatan di puskesmas (38%) dan dokter praktik pribadi (28%). Tidak ditemukan adanya assosiasi antara tempat pengobatan TB pertama dan kepatuhan pasien sedangkan assosiasi terlihat antara tempat pengobatan TB pertama dan peresepan obat gratis.

The emergence of MDR-TB hampers TB eradication program which resulted in high fatality rate and increase burden of TB control. TB treatment place, including history of treatment, might be a strong predictor of MDR-TB. The purpose of this study is to identify and analyze primary TB treatment place as the contributing factor that may lead to the development of TB towards MDR-TB. The data collection was done from December 2009 to August 2010 at Persahabatan Hospital. Using cross-sectional method, data is obtained through thorough interview of 50 MDR-TB patients undergoing treatment in MDR-TB Clinic in Persahabatan Hospital. Large proportion of MDR-TB patient received their primary TB treatment at puskesmas (38%) and private Practice (28%). It is found that there is no association between primary TB treatment place and patient compliance while association appears between primary TB treatment place and free drug prescription."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alberta Jesslyn Gunardi
"Kemunculan dari MDR-TB telah menjadi masalah kesehatan yang penting dan mengancam kontrol TB sedunia. Beberapa faktor resiko dihubungkan dengan perkembangan MDR-TB pada pasien yang pernah menjalani pengobatan TB, termasuk kepatuhan pasien meneruskan pengobatan. Penilitian ini ditujukan untuk mencari bagaimana kepatuhan pasien MDR-TB meneruskan pengobatan sewaktu pengobatan TB yang pertama kali. Selain itu hubungan dengan kepatuhan pasien makan obat sesuai jadwal juga diteliti. Penilitian ini menggunakan metode cross sectional dengan mewawancarai pasien MDR-TB di RS Persahabatan, Jakarta selama bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010 (n=50). Hasil menunjukan bahwa mayoritas pasien patuh meneruskan pengobatan terhadap pengobatan TB yang pertama kali. Penelitian ini menemukan bahwa tidak adanya hubungan antara kepatuhan pasien meneruskan pengobatan dan kepatuhan pasien makan obat sesuai jadwal sewaktu pengobatan TB yang pertama kali.

The emergence of MDR-TB has become an important health issue and threatens TB control worldwide. Various risk factors are identified to contribute the development of MDR-TB from previous TB treatment, including patient adherence. This study aims to find out how the MDR-TB patient adherence during their primary TB treatment. In addition, the association with patient compliance is analyzed. This is a cross-sectional study by interview to MDR-TB patients in Persahabatan Hospital, Jakarta during December 2009 until August 2010 (n=50). Results show that majority of the patients adhere to their primary TB treatment. This study finds there is no association between patient adherence and compliance during primary TB treatment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Ayuputeri
"MDR-TB telah menjadi ancaman bagi masyarakat masa kini, dengan demikian, menambah beban akibat penyakit TB. Beberapa faktor resiko dapat menyebabkan kasus TB berkembang menjadi kasus MDR-TB, diantaranya adalah implementasi strategi (DOTS) yang buruk, terutama berkaitan dengan keberadaan Pengawas Minum Obat (PMO) dalam pengobatan TB pertama. Penelitian cross-sectional ini mengkaji 3 dari 5 komponen DOTS dalam pengobatan TB pertama yakni adanya pemeriksaan dahak, PMO, serta distribusi dan cakupan obat anti-TB dari program nasional penanggulangan TB. Penelitian ini membahas hubungan antara PMO dan kepatuhan pasien dalam meminum obat. Data untuk studi ini diambil dari hasil wawancara terhadap 50 pasien di Klinik MDR-TB, RS Persahabatan pada Desember 2009-Agustus 2010. Studi ini menunjukkan bahwa sebanyak 32% pasien mengetahui perlu adanya PMO selama pengobatan TB, namun sebanyak 40% pasien memiliki figur yang menjalankan fungsi sebagai PMO. Meskipun demikian, tidak ada perbedaan signifikan dalam kepatuhan minum obat diantara pasien yang memiliki PMO dan pasien yang tidak memiliki PMO.

MDR-TB poses as a growing threat to present society, further complicating the burden of TB. Various risk factors have been identified to contribute to the development towards MDR-TB from previous TB treatment, one of which is poor implementation of DOTS, especially in relation to the presence of DOTS observer (Pengawas Minum Obat or PMO). This cross sectional study assesses the implementation of 3 out of 5 components of DOTS during primary TB treatment; sputum check, PMO assistance, and coverage of free drug from NTP. Furthermore, this study investigates the association between the presence of PMO and patient compliance. Data is collected by deep interview with 50 patients in MDR-TB Clinic, Persabahatan Hospital during December 2009 to August 2010. This study shows that 62% subjects have their sputum check, and 52% subjects receive free drug. Only 32% subjects acquire the knowledge of PMO, yet 40% subjects are actually observed by PMO. There is no significant difference in patient compliance with the presence of PMO."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikri Arianda
"Kepatuhan pasien tuberkulosis menjadi faktor paling penting dalam mencapai keberhasilan pengobatan. Keberhasilan dalam mengidentifikasi pasien TB di Indonesia saat ini hanya mencapai 39% dan angka keberhasilan pengobatan mencapai 74%, sedangkan target kementerian kesehatan dalam mengidentifikasi dan keberhasilkan dalam pengobatan sebesar 90% dari total pasien. Tujuan tugas khusus ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien dalam pengobatan TB MDR di Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Pelaksanaan pengambilan data pasien TB-MDR dilakukan secara retrospektif dengan data berupa data medik pasien dan data terapi obat yang diperoleh dari sistem SITB Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Penilaian terhadap kepatuhan didasarkan pada jadwal penebusan resep. Jika pasien selalu menebus resep setiap bulan maka dikatakan patuh. Dari 18 pasien dalam pengobatan TB MDR 16 diantaranya merupakan pasien yang patuh dalam pengobatan. 2 Pasien tidak patuh dalam pengobatan sehingga dinyatakan sebagai pasien gagal dalam pengobatan. Regimen terapi yang diberikan untuk pasien TB-MDR di Puskesmas kecamatan Cengkareng sudah sesuai dengan pedoman nasional tatalaksana tuberkulosis yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan. Dari 18 pasien yang menjalani terapi TB-MDR terdapat 2 orang yang tidak patuh dalam pengobatan, sedangkan 16 orang masih menjalankan terapi, sehingga persentase pasien yang patuh dalam pengobatan adalah mencapai 89%.

Patient adherence to tuberculosis treatment is a pivotal factor in achieving treatment success. Currently, the success rate in identifying tuberculosis patients in Indonesia stands at only 39%, and the treatment success rate reaches 74%, while the Ministry of Health's target for both identification and treatment success is set at 90% of the total patient population. The purpose of this specialized task is to ascertain the level of patient adherence to multidrug-resistant tuberculosis (TB MDR) treatment at the Community Health Center (Puskesmas) of Cengkareng Subdistrict. Retrospective data collection for TB-MDR patients was conducted utilizing medical records and drug therapy data obtained from the SITB (Tuberculosis Information System) of the Cengkareng Subdistrict Community Health Center. Assessment of adherence was based on prescription redemption schedules, whereby patients who consistently redeemed prescriptions each month were classified as adherent. Among the 18 patients undergoing TB MDR treatment, 16 exhibited adherence to their treatment regimen, whereas 2 patients were non-adherent, resulting in treatment failure. The therapeutic regimen provided to TB-MDR patients at the Cengkareng Subdistrict Community Health Center adhered to the national tuberculosis management guidelines issued by the Ministry of Health. Out of the 18 patients undergoing TB-MDR therapy, 2 individuals demonstrated non-adherence, while 16 continued their treatment, leading to a commendable 89% adherence rate."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Ayuningsih
"Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Hasil akhir pengobatan TB pada pasien berupa kematian saat melakukan pengobatan merupakan permasalahan terkini yang perlu diselesaikan. Penyebab pasti terjadinya kematian pada pasien yang sedang menjalani pengobatan TB masih belum banyak di ketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian pasien tuberkulosis pada penderita TB MDR dan TB Sensitif Obat di Indonesia tahun 2015-2017. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari aplikasi eTB manager dan SITT di Subdit Tuberkulosis, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) - Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan RI. Desain penelitian adalah cohort retrospective. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 1.150 pasien TB MDR dan 12.296 pasien TB SO. Insiden rate kematian kasus TB MDR adalah 4,7 per 1000 orang-bulan, sementara itu insiden rate kematian kasus TB SO adalah 8,4 per 1000 orang-bulan. Dari penelitian ini diketahui bahwa pada kasus TB MDR variabel umur pada titik potog waktu <24 bulan diperoleh HR 1,72 (IK95% 1,18 - 2,52), sedangkan variabel umur pada titik potong waktu ≥24 bulan diperoleh HR 1,28 (IK95% 0,18 - 9,17). Pada kasus TB SO, umur diperoleh HR 1,88 (IK95% 1,57 – 2,27). Status HIV pada titik potog waktu <13 bulan diperoleh HR 4,20 (IK95% 3,43 – 5,14), sedangkan titik potog waktu ≥13 bulan diperoleh HR 9,03 (IK95% 2,58 – 31,61). Diperlukan penanganan secara intensif pada pasien TB MDR dan TB SO di Indonesia dengan HIV positif. Kata kunci: Tuberkulosis, resisten ganda, kematian.

Tuberculosis is still a public health problem in the world. The final outcome of TB treatment in patients consisting of death while taking treatment is a consideration that needs to be addressed. The exact cause of death in patients who are undergoing TB treatment is not much approved. The purpose of this study was to study the differences in factors associated with the death of tuberculosis patients in patients with drug sensitive and multidrug resistant tuberculosis in Indonesia in 2015-2017. The study was conducted using secondary data from the application of eTB managers and SITT in the Tuberculosis Subdistrict, Directorate of Direct Transmission Prevention and Control - Directorate General of Disease Prevention and Control, Ministry of Health of the Republic of Indonesia. The study design was a retrospective cohort. The number of samples in this study were 1,150 MDR TB patients and 12,296 drug sensitive patients. The mortality rate from MDR-TB is 4.7 per 1000 person-months, while the mortality rate from MDR-TB is 8.4 per 1,000 person-months. From this study, it was found that in the MDR TB case the age variable at the time point of <24 months was obtained by HR 1.72 (IK95% 1.18 - 2.52), while the age variable at the intersection time waktu24 months was obtained by HR 1.28 ( IK95% 0.18 - 9.17). In drug sensitive TB cases, HR 1.88 (IK95% 1.57 - 2.27) was obtained. HIV status at the time point <13 months was obtained by HR 4.20 (IK95% 3.43 - 5.14), while the point of interest at ≥13 months was HR 9.03 (CI 95% 2.58 - 31.61). MDR and drug sensitive TB in Indonesia are HIV positive. Keywords: Tuberculosis, multiple resistance, death."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicolaus Novian Wahjoepramono
"MDR-TB menjadi masalah yang penting di Indonesia karena besarnya angka kematian dan morbiditas. Dengan mencari tahu alasan perkembangan tuberculosis menjadi MDR-TB, insidensi dari penyakit mematikan ini dapat dikurangi. Pengumpulan data dilakukan di RS Persahabatan dalam jangka waktu dari Desember 2009 sampai Agustus 2010 dan bertujuan untuk mengukur angka kepatuhan dalam pengobatan tuberculosis primer dan efek dari pembagian OAT secara gratis terhadap kepatuhan pasien. Pasien MDR-TB akan diwawancara secara retrospektif untuk mencari tahu derajat kepatuhan mereka saat pengobatan primer dulu. Hasil wawancara menunjukkan bahwa 46% dari pasien MDR-TB tidak mematuhi regimen pengobatan primer dulu. Angka ini jauh lebih buruk dari data tuberculosis pada umumnya. Hasil juga menyimpulkan bahwa hubungan antara pembagian obat secara gratis dan kepatuhan pasien sebagai non-signifikan.

The problem of Multi-Drug Resistant Tuberculosis in Indonesia is of high importance due to its high mortality and morbidity rate. Finding clues as to how MDR-TB develops from susceptible strains of TB will help Indonesia in eliminating the menace that is MDR-TB. Data collection is done in RS Persahabatan, Jakarta during the period of December 2009 until August 2010, and aims to measure the rate of compliance in the primary TB treatment of confirmed MDR-TB patients. The study also looks at the effect of free medication on patient compliance. Interview sessions will be set for MDR-TB patients to look in retrospect towards their primary TB treatment. Results show that 46% of patients did not comply in their primary treatment, a lot higher than normal. It also proves of the relationship between compliance and the accessibility of free drugs to be non-significant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afianti Hasanah
"Indonesia masuk kedalam Negara dengan tiga beban TB tertinggi, salah satunya adalah TB-MDR. Persentase kematian pada pasien TB-MDR selama masa pengobatan di Indonesia melebihi batasan target WHO yaitu 10. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian pada pasien Tuberkulosis Multi Drug Resistance TB-MDR selama masa pengobatan di Indonesia tahun 2010-2014. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional menggunakan data sekunder registrasi kohort e-TB Manager Surveilans TB Resistan Obat 2010-2014.
Variabel independen pada penelitian ini meliputi faktor kerentanan individu usia, jenis kelamin, komorbid diabetes mellitus, jumlah resistansi OAT, hasil pemeriksaan sputum di awal pengobatan, faktor kerentanan sistem kesehatan riwayat pengobatan TB sebelumnya dan interval inisiasi pengobatan, dan faktor kerentanan sosial wilayah tempat tinggal. Variabel dependen pada penelitian ini adalah hasil akhir kematian pada pasien TB-MDR. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia dengan kematian pada pasien TB-MDR selama masa pengobatan.

Indonesia is one of the countries in three high burden country list, partially MDR TB. The presentation of mortality among MDR TB patients during treatment in Indonesia is above WHO target which is 10. This study aimed to describe the epidemiological and factors associated with mortality among MDR TB patients during treatment in Indonesia from 2010 through 2014. The study was conducted with cross sectional using secondary data cohort registration e TB Manager Surveillance of TB Drugs Resistance 2010 2014.
Independent variables of this study were individual vulnerability age, sex, diabetes mellitus comorbidities, number of drugs resistance, initial sputum test, programmatic or institutional vulnerability previous history of TB treatment and interval of treatment, and social vulnerability living status. Dependent variable of this study was the end of treatment result for mortality among MDR TB patients. The results indicated that age associated with mortality among MDR TB patients during treatment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tissy Fabiola
"Penyakit tuberculosis (TB) telah dinyatakan sebagai salah satu permasalahan kesehatan dunia oleh WHO semenjak tahun 1993, danjumlahpenderita tuberkulosis kian meningkat setiap tahunnya. Mycobacterium tuberculosis, agen penyebab dari penyakit tuberkulosis telah bermutasi menjadi strain resistant erhadap lebih dari satu obat antituberkulosis, yang melahirkan sebuah penyakit yang disebut Multidrug-resistant Tuberculosis (MDR-TB). Studi ini bermaksud mengetahui pengaruh usia dan status pekerjaan pada pasien MDR-TB selama pengobatan inisial TB terhadap kepatuhan pasien dalam pengobatan. Data diambil di RS Persahabatan Jakarta (n=50), pada bulan Desember 2009 hingga Agustus 2010 dengan metode cross sectional. Sample diperoleh dengan metode convenient sampling method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 34% pasien berusia 16-20 tahun dan 70% pasien memiliki pekerjaan saat pengobatan TB pertama, serta baik usia pasien maupun status pekerjaan pasien tidak ada hubungan yang signifikan dengan kepatuhan pasien.

Tuberculosis (TB) disease has been declared as a global emergency according to WHO since 1993 and the number of the people who become infected with this disease keeps increasing throughout the year. Mycobacterium tuberculosis, the causative agent of tuberculosis disease has mutated to be resistant to more than one antituberculosis drug, leading to a disease called Multidrug-resistant Tuberculosis (MDR-TB). This study aims to measure the influence between age and employment status during primary TB treatment and the development towards MDR-TB in relation to patient compliance. Data is collected in Persahabatan Hospital, Jakarta (n=50) on December 2009 until August 2010, using cross sectional method. Samples are obtained using convenient sampling method. The result shows that 34% patients were 16-20 years old and 70% patients were employed during their primary TB treatment, and neither age nor employment status has a significant association with patient compliance."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Seno Aji
"Berdasarkan data SITB per 2 Februari 2022, terdapat 8306 kasus TB-RR/MDR terkonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium. Keberhasilan pengobatan TB MDR di Indonesia tahun 2021 belum mencapai target dan termasuk rendah dibandingkan dengan global yaitu sebesar 45%. Penelitian bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pengobatan pasien TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif. Penelitian menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien TB MDR yang berobat di RSUP Persahabatan tahun 2019 yang dilihat sejak awal pengobatan hingga didapatkan hasil akhir pengobatan. Terdapat 273 sampel yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan uji chi-square, dengan RR untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel dan dan p < 0,05 sebagai batas kemaknaan. Pada hasil analisis diketahui umur (p=0,000; RR=1,603 95CI% 1,251–2,055), jenis kelamin (p=0,749; RR=1,045 95CI% 0,798–1,369), pendidikan (p=0,165; RR=1,228 95CI% 0,929–1.634), pekerjaan (p=0,298; RR=0,893 95CI% 0,8723–1,103), status pernikahan (p=0,000; RR=1,932 95%CI 1,318–2,833), wilayah tempat tinggal (p=0,092, RR=1,288 95%CI 0,933–1,779), hasil pemeriksaan sputum awal (p=0,272; RR=1,126 95%CI 0,911–1,191), interval inisiasi pengobatan (p=0,021; RR=0,698 95%CI 0,494–0,986). Faktor yang memiliki hubungan signifikan secara statistik dengan keberhasilan pengobatan adalah umur, status pernikahan, dan interval inisiasi pengobatan.Based on SITB data as of February 2, 2022, there were 8306 confirmed cases of RR/MDR TB through laboratory tests. The success of MDR TB treatment in Indonesia in 2021 has not reached the target and is low compared to global, which is 45%. This study aims to identify factors associated with successful treatment of MDR TB patients at Persahabatan Hospital in 2019. This study used a retrospective cohort study design. The study used secondary data from the medical records of MDR TB patients who were treated at the Friendship Hospital in 2019 which were seen from the beginning of treatment until the final results of treatment were obtained. There were 273 samples that met the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed using IBM SPSS Statistics 25 with chi-square test, with RR to determine the degree of relationship between variables and p < 0.05 as the limit of significance. The results of the analysis showed that age (p=0.000; RR=1.603 95CI% 1.251–2.055), gender (p=0.749; RR=1.045 95CI% 0.798–1.369), education (p=0.165; RR=1.228 95CI% 0.929– 1.634), occupation (p=0.298; RR=0.893 95CI% 0.8723–1.103), marital status (p=0.000; RR=1.932 95%CI 1.318–2.833), area of ​​residence (p=0.092, RR=1.288 95%CI 0.933–1.779), results of initial sputum examination (p=0.272; RR=1.126 95%CI 0.911–1.191), treatment initiation interval (p=0.021; RR=0.698 95%CI 0.494–0.986). Factors that had a statistically significant relationship with treatment success were age, marital status, and treatment initiation interval."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>